Posted by : Zusli zuSaeng Triple'S Tuesday, April 22, 2014


Details:
-         Title          : Red World (Dunia Vampire)
-         Genre       : Brothership, Fantasy, Romance
-         Category   : 15+
-         Author      : Zusli a.k.a Shin Sung Young
-         Casts :
·        Heo Young Saeng
·        Shin Sung Young
·        Kim Kyu Jong
·        Kim Hyun Jun
·        Park Jung Min
·        Kim Hyun Joong
And others…..

Thanks to God, casts, and readers^_^
Happy reading…..

©2011 zuSaeng501



*501*

 Prolog

Annyeong hasseyo. Na neun Heo Young Saeng imnida. Seorang namja berumur 501 tahun. 501? Kalian pasti heran dengan umurku. Eits, tapi walaupun umurku 501 tahun, wajahku masih seperti layaknya namja berusia 25 tahun. Tentu masih sangat tampan dan imut-imut gimana gitu :D hahaha. Kenapa bisa begitu? Yah, karena aku sebenarnya bukan manusia melainkan vampire. Engg lebih tepatnya Day Walker Vampire. Itu, loh, vampire yang bisa beraktivitas di siang hari, berbeda dengan vampire-vampire biasa yang takut pada matahari. Hiiy serem, ya. Eh, eh, hajiman jebal…Don’t scary. Aku vampire yang baik, kok. Percaya,deh^^. Aku sudah berniat hanya akan meminum darah binatang. Bagaimana dengan manusia? Ah, lebih baik tidak. Karena manusia banyak dosanya *LOL*. Jadi sekali lagi jangan takut kecuali yaaa…kalau kalian binatang. Kekekekeke!^o^v

Aku akan menceritakan pengalamanku saat pertama kalinya menjadi vampire. Oh…Itu benar-benar pengalaman yang sangat buruk. Noumu nappeun><”.

*501*


Start

Pagi ini begitu sempurna. Langit cerah tak berawan. Hawanya pun tidak terlalu dingin atau panas. Ah, cocok sekali. Hari ini aku akan berkencan seharian dengan tunanganku, Shin Sung Young. Dia itu yeoja yang sangat aku cintai. Yeoja yang sangat baik, pintar, dan memiliki wajah aegyo membuatku selalu gemas padanya. Tak lebih dari waktu 24 jam lagi dia akan menjadi milikku seutuhnya. Betapa senang hati ini. ^_^

Setelah aku bersiap, segera kupacu mobilku menuju rumahnya. Tak sabar rasanya melihat Sung Young yang tersenyum senang melihat kedatanganku. Langsung saja ku ketuk pintu bercat biru itu setelah sampai di tempat tujuan. Lima detik kemudian seorang bidadari membukanan pintu, Aaaa…bukan-bukan, itu Sung Young, hehehe. Begitu tahu aku yang datang, dia langsung menghambur di pelukanku seraya mencium pipi chubbyku.
“Jhagiya? Kita berangkat sekarang?”
“Anni, tahun depan saja. Ha yaiyalah sekarang, kkaja!” Tanpa menunggunya bicara lagi, langsung kutarik dia menuju mobil.

*501*


Tidak terasa matahari sudah condong ke Barat a.k..a sudah sore. Berbagai kegiatan sudah kami lakukan, seperti: makan, nonton, belanja, dan lain sebagainya. Walaupun sudah beraktivitas macam-macam kami tidak merasa lelah. Justru kebahagiaan terus menyelubungi kami. Akhirnya kami memutuskan pulang dan beristirahat untuk keesokan harinya. Hari ini mungkin akan menjadi hari terakhir kami berkencan sebelum menuju ke pelaminan. Benar-benar tak sabar menanti hari esok. Sang waktu serasa berjalan begitu lambatnya.

“Oppa…Gamsahamnida. Hari ini sangat menyenangkan. Ah, tapi aku sudah tidak sabar untuk besok. Hihihi.” Ucap Sung Young setelah sampai di depan rumahnya.
“Nado jhagiya.”Jawabku singkat sambil tersenyum.”Baiklah, aku pulang dulu. Jangan lupa istirahat, kau harus tidur cukup nanti malam. Jangan memikirkanku terus, ne?” Sung Young hanya mencibir karena kugoda.  Aku terkikik senang berhasil menggodanya. 
Sebelum ke mobil, ku kecup sekilas kening Sung Young dengan segenap perasaanku.

Saat aku sudah di dalam mobil, kurasakan ada seseorang yang melewati mobilku dengan sangat cepat. Aku pastikan dengan menengok keluar, ternyata tidak ada siapa-siapa. Jalanan begitu sepi. Aku tak ambil pusing, langsung ku tancap gas menuju rumah. Saat di jalan aku merasa aneh. Seperti ada seseorang yang mengikutiku. Hal serupa juga kurasakan tadi saat berkencan dengan Sung Young. Entah mengapa darahku berdesir dan jantungku berpacu. Apa aku takut? Ooooh, tidak bisa.

Sesampainya di rumah keadaan masih sama. Seperti ada seseorang yang mengikuti dan mengintaiku. Aku mencoba tetap berpikir positif. Mungkin hanya perasaanku saja. Rumah masih dalam keadaan sepi ternyata. Sama seperti saat kutinggalkan tadi. Appa dan eomma belum pulang dari rumah saudara. Segera kulangkahkan kaki ke kamar mandi yang berada di kamarku. Tak sabar untuk mandi karena badan sudah sangat lengket oleh keringat. Saat sedang asyik mandi, dapat kudengar langkah kaki di kamarku. Aneh, dirumah aku hanya tinggal bertiga dengan appa dan eomma. Atau mereka sudah pulang? Tapi toh walau mereka pulang tetap saja tidak bisa masuk ke kamarku karena kukunci.

Tiba-tiba PRANK!!! Aku tersentak. Kaget mendengar suara seperti benda pecah di kamarku. Ku percepat mandiku yang tanggung lalu segera melihat apa yang terjadi di kamarku. Heran aku dibuatnya, ternyata sebuah gelas kosong yang semula di meja sudah berpindah tempat di lantai menjadi serpihan kecil. Kulihat juga jendela kamar yang terbuka lebar. Hah? Padahal aku tadi sudah menutupnya rapat. Ataukah ada angin kencang? Atau pencuri? Ckck berbagai pikiran melintas di benakku. Segera kututup jendela rapat-rapat dan membersihkan pecahan gelas lalu tidur, deh.^^

Kejadian aneh terjadi saat aku setengah sadar. Kira-kira tengah malam mengingat suasana sangat sepi. Hanya jangkrik-jangkrik bernyanyi yang terdengar. Juga detak jam dinding di kamarku. Hawa kamarku yang semula hangat berubah menjadi dingin. Dingin yang mencekam. Lalu entah antara sadar dan tidak dapat kurasakan kehadiran seseorang di sampingku.. Mataku masih terpejam rapat, malas rasanya untuk melek. Semakin orang itu mendekat, semakin dingin saja aura di sekitarku. Entah sudah seberapa dekat orang itu sampai dapat kurasakan hembusan nafasnya yang berat di telingaku. Ish.., bikin geli saja -_-“ Tapi aku tetap diam tak berkutik. Tangan orang itu tak tinggal diam, ditelusurinya leherku dengan tangannya yang sedingin es batu. Aku jadi merinding dibuatnya. Tiba-tiba CUP! OMMO? Orang ini mencium leherku. Mataku menjadi sedikit terbuka. Dapat kulihat ternyata itu adalah seorang namja. Yaahhh, kirain yeoja*PLAK*abaikan* Ommona, mata itu. Menatapku dengan tajam bagai silet. Berwarna merah menyala. Aku sangat kaget dan menjadi takut. Belum sempat menghindar tiba-tiba CRASH! Orang ini menggigit leherku dengan taringnya yang dingin dan tajam.

“AAAAAARRRRRRGGGHHH!!!!!!” Aku langsung terbelalak selebar mungkin. Ommo! Leher ini bagaikan tertusuk besi yang sangat panas. Agh! Noumu appo! Ingin sekali aku berteriak minta tolong. Tapi rasa sakit ini seolah manahannya. Ingin kusingkirkan orang ini. Tapi dia mencengkramku erat. Ah, bukan orang. Ini vampire. Aku tahu, karena aku pernah membaca sebuah artikel tentang vampire. Yah, memang seperti inilah wujudnya. Tubuhku menengang menahan rasa sakit luar biasa ini. Dapat kurasakan darahku dengan cepat naik dan berkumpul di satu titik. Vampire ini sangat rakus. Dengan lahapnya menghisap leherku yang mengeluarkan banyak darah dari tubuhku. Aku sadar, hidupku tidak akan lama lagi. OUGH! Sakitnya semakin menjadi. Inikah yang dinamakan ajal? Aku hanya bisa menunggu sambil menahan rasa sakit ini. Lemas. Tubuhku melemas karena kekurangan darah. Perlahan mataku terpejam. Tapi, tiba-tiba…

BRAKK!! (pintu kamar dibuka paksa)
“AHA! Itu Hyun Joong hyung!” Teriak seseorang entah siapa. Mataku sudah terpejam tapi aku masih sadar. Vampire yang sedang menikmatiku(?) langsung melepaskan mulutnya. Pasti dileherku saat ini terdapat dua lubang sebagai tanda gigitan.
“HAH! Bagaimana kalian tahu aku disini!” Sepertinya ini suara vampire itu. Aku menebak yang barusan datang itu 2 orang. Aku yakin.
“Itu tidak penting! Kkaja Hyung Jun-ah!”
“Ne, Hyung! Yaaaak!”
“Hueh kalian tidak akan bisa mengenaiku!”

TRANG!!TRANG!!!
Dapat kudengar cukup jelas suara besi yang sedang beradu. Sepertinya sedang ada pertempuran seru di depanku. Sayang, tidak kuat mata ini untuk menyaksikannya, heuh. Aku sedang sibuk menahan rasa sakit ini.
Eh, jamkkanman! Leherku semakin membara saja. ARRGHH! Dengan sekejap langsung menjalar ke seluruh tubuh. PANAS!! Hueee tolong! Very HOT, hot hot summer*plak*. Jeongmal! Rasanya bagaikan di rebus dalam air panas yang setelah itu ditusuk-tusuk dengan besi panas. HUAAGH! Aku hanya bisa mengerang dan merintih untuk mengekspresikan rasa sakit ini.

Author P.O.V

“Haaarrrggh….Aghh!!” Erang Young Saeng semakin menjadi.
“Sial! Gara-gara kalian pekerjaanku jadi belum selesai.” Ucap vampire yang menggigit Young Saeng sambil terus mengayunkan pedangnya melawan 2 sosok di depannya.

TRANGG!! TRANGG!!
Tak bisa mengelak lagi. Dengan satu hentakan kuat, sebuah pedang menancap di jantung si vampire yang tadi sudah diketahui bernama Hyun Joong.
 “AGH! Ka….kalian….” BLARR! Vampire yang tertusuk pedang langsung meledak dan menjadi abu. Terbang terbawa angin malam yang dingin mencekam. Malam yang menjadi saksi serentet peristiwa di rumah ini.

Autor P.O.V end

Di tengah rasa sakit ini aku masih dapat mendengar sebuah ledakan cukup keras. Apa itu? Entahlah. Tapi sepertinya itu suara vampire yang meledak karena aku tidak mendengar suaranya lagi. Hahaha…Rasain, deh. Tapi walaupun begitu aku masih tersiksa dengan rasa sakit ini. Lalu dapat kudengar 2 orang tadi menghampiriku yang terbaring lemas di ranjang. Aku masih saja terpejam sambil mengerang kesakitan.

“Hyung, dia sedang bertransformasi, yah?” Kata seseorang yang sepertinya tadi di panggil Hyung Jun.
“Toloonghh…appoo…enggh…!” Entah kenapa kata-kata itu keluar dari mulutku. Aku merasa dua orang ini dapat menolongku mengatasi ini. Aish! Aku sudah tidak tahan dengan sakit ini. UGH!
“Eh, ne. Kau yang sabar. Ne, Jun. Dia sedang transformasi. Kkaja bawa dia pulang. Kasihan namja ini.”
“Hah? Dibawa pulang?”
“Tentu saja. Memangnya kau tega melihatnya? Seperti belum pernah merasakannya saja. Aku juga takut nanti dia menyerang orang saat selesai. Kau tahu, kan?”
“Ne, Hyung. Arraseo! Kkaja  kita bawa!”
Begitulah sekiranya percakapan dua orang asing itu. Aku mengambil kesimpulan kalau mereka adalah vampire juga. Dari auranya sepertinya mereka baik. Tapi adakah vampire baik? o.Oa

Dapat kurasakan tubuhku di angkat dan diletakkan di punggung salah satu vampire. Aku hanya diam menurut, tak dapat menolak, tak dapat berkutik. Yah, karena kondisiku saat ini benar-benar parah. Mengerang, merintih. Hanya itu yang dapat kulakukan. Bukannya aku lemah, tapi. Ah, jeongmal. Noumu appo!
Kemudian kami melesat keluar dari rumahku menembus malam yang dingin. Walaupun dingin aku tidak merasakannya. Yang kurasa hanya rasik sakit dan panas yang terus memberontak di tubuhku tanpa ampun. Ommo, aku benar-benar tidak tahan. Rasanya ingin mati saja daripada seperti ini. Agh, tapi aku harus tetap bersabar. Entah saat ini aku akan di bawa kemana.

Sambil digendong dan menahan rasa sakit, aku sempat membuka mata. Kulihat kami sedang melewati hutan karena banyaknya pohon-pohonan yang tinggi dan rimbun. Aigoo! Baru kusadari kalau kami ternyata tidak berjalan. Tapi dua vampire ini berloncatan dari satu pohon ke pohon lain. Hah? Seperti ninja saja.
BRUKK!! Satu hentakan keras yang kompak berhasil diciptakan saat kami mendarat. Kami memasuki sebuah gua yang sangat besar dan gelap. Begitu obor-obor dinyalakan. WOW! Ruangan ini begitu mewah. Seperti berada di dalam kastil yang pernah aku tonton di televisi. Tak terlihat kesan kalau ini sebenarnya gua.

“Hyung? Kita taruh dimana namja ini? Berat, nih.”
“Hmm…kita taruh di ruang bawah tanah dulu sementara sampai masa transformasinya berakhir.”

Ruang bawah tanah? Seperti aku ini tahanan saja. ARRGGH! Mendadak rasa panas dan sakit ini semakin kuat. Aku berteriak sekerasnya seperti orang kesurupan. Tanpa sadar aku mencengkram sangat erat pundak vampire yang menggendongku. Sehingga membuatnya ikut berteriak.
“AAA~ Hyung, toloong! Appo…hiks.”
“Wae? Ah~ayo segera kita bawa dia.”
Langkah 2 vampire ini semakin cepat. Aku tidak peduli, hanya rasa sakit ini yang kupedulikan. HUAGH! Sakit sekali! PANAS! Keringat dingin terus mengalir tanpa henti. Setelah sampai diruangan yang lebih gelap aku diturunkan. Lalu mereka memborgol tanganku yang tersambung pada rantai di tembok. Sehingga kini kedua tanganku terangkat. Aku masih mengerang dan berteriak tak karuan. Sakitnya tiada tara. Mau coba?

“Kamu yang sabar, ya. Kau akan begini selama 3 hari. Kami akan selalu merawatmu agar transformasimu tidak teralu sakit. Mian, aku harus merantaimu, demi keamanan. Don’t worry.”
Walaupun sulit menangkap kata-katanya dalam keadaan seperti ini, aku cukup mengerti.
“Panaaashh…sakiittthh..!”
“Ne, aku tahu. Kau harus tahan. Aku tahu kau bisa.”
Vampire ini, sangat baik. Dia terus menyemangatiku. Gamsahamnida~

“Hyung, pantas Hyun Joong hyung memilihnya. Dia terlihat sangat lezat.” Komentar vampire Hyung Jun sambil menjilat bibir atasnya.
BLETAKK! Satu pukulan tepat mengenai vampire itu.
“Huueeee! Hyung! Appo!! T_T”
“Pikir dulu kalau ngomong. Awas kalau kau memakannya. Hm… mending kau ambilkan obat untuknya.” Hyung Jun tidak menjawab. Dia langsung pergi sambil mengusap kepalanya.
“Maafkan anak kurang ajar itu.”



*501*


“Oppa! Eoddiya? Kenapa oppa tiba-tiba menghilang, hiks. Padahal oppa, kan sudah janji akan menikah denganku. Tapi… WAE? Heo Young Saeng oppaaaa……noumu saranghaeyo!!”
“sung young! ! !~” Aku terduduk. Hah? Dimana ini? Ini bukan kamarku. Ouh…mimpi itu.
“Sung Young-ah T.T” Aku pegang dadaku tepat di jantung. Hoh? Kenapa jantungku? Tidak berdetak. Tapi…raga ini kenapa bisa bergerak. Apa aku masih tertidur? Apa ini masih bagian dari mimpiku?. Kulitku. Benar-benar pucat. Kukuku. Sejak kapan panjang seperti ini. Aku heran sendiri dengan keadaanku. Tapi, aku menyadari satu hal. Ini bukan mimpi.

Ah! Aku ingat. Aku bukanlah Young Saeng yang biasanya. Sekarang aku bukan manusia. Sudah bertransformasi sempurna menjadi. VAMPIRE? Ommona…entah kenapa mataku menjadi panas. Menangis. Yah, aku menangisi keadaanku. HUEE E E E…!
“Hei, kenapa menangis?” Wajah itu. Aku ingat. Dia salah satu penolongku. Penolong saat aku menagalami yang terburuk. Yang selalu mensupportku kala aku bertarung melawan sakit. Yang selalu ada di saat kata tolong terucap dari mulutku. Yang selalu disisiku saat aku bertransformasi. Bertransformasi dari manusia menjadi vampire.
“Aku tahu, kau pasti sangat terkejut dengan keadaanmu sekarang.”
“Aku tak menyangka…. Aku… sekarang, vampire..hhh sama seperti dirimu.”
“Ne, kau hebat. Baru kali ini kulihat transformasi yang tenang. Kau hanya sesekali berteriak. Selanjutnya kau hanya merintih pelan. Tak seperti pada vampire lain yang sangat histeris.” Aku hanya menanggapinya dengan senyum tipis.
“Kkaja! Kita mengobrol di ruang tengah saja. Kau pasti sangat lapar saat ini.” Benar sekali. Perutku langsung melilit. Lapar. Dan tenggorokanku sangat kering.
“Hei, Kim Kyu Jong imnida. Kau?”
“Na neun Heo Young Saeng imnida. Oh, ya. Gamsahamnida telah menolongku.Jeongmal.” Kyu Jong hanya mengangguk sambil tersenyum lebar.

Sesampainya di sebuah ruangan besar yang berisi meja, kursi, dan perabot lain, aku langsung disambut oleh seorang namja. Namja tinggi berkulit sangat putih. Yaa, walaupun kami semua putih tapi dia terlihat lebih putih.
“Hei! Kau sudah bangun. Ayo duduk. Aishh, aku sudah sangat lapar, nih.” Aku hanya tersenyum sambil melirik Kyu Jong. Kyu Jong sepertinya mengerti.
“Young Saeng, dia itu namdongaengku. Whoy, bocah! Dimana sopan santunmu!?”
“Hah? Aaa~arra. Mian aku lupa. Joneun Kim Hyung Jun imnida. Kau?
“Heo Young Saeng imnida, bangapseumnida. Eumm, sebenarnya aku sudah tahu namamu dari awal.”

Kyu Jong segera mempersilakanku duduk. Di meja sudah terhidang aneka makanan yang, euh, sedikit aneh menurutku. Pandanganku langsung tersita pada minuman di tengah meja. Sluurp.. menggiurkan. Sangat menggoda. Merah pekat. Tiba-tiba aku merasa aneh dengan gigiku. Seperti tumbuh panjang dengan cepat sampai menusuk bibirku.
“Enggh…boleh aku minum itu?”
“Woo tentu saja. Mian mian. Ini silakan! Kau memang harus minum banyak setelah transformasi.”
Tanpa babibu lagi langsung kuserbu minuman itu. HUAH…sangat segar rasanya. Manis. Tak henti aku meminumnya sampai menetes ke leher dan bajuku.
“Pelan-pelan, Young Saeng. Kau benar-benar sangat haus, ya.” Komentar Kyu Jong sambil tersenyum. Aku tidak peduli. Terus ku minum minuman ini.”Setelah itu makanlah yang banyak agar tenagamu cepat pulih.”
“Young Saeng-ah. Jangan habiskan. Aku susah-susah menangkap dan memotong ayamnya.” Ucap Hyung Jun sedih. Ayam? Apa hubungannya dengan ini. Terpaksa kuhentikan acara minumku untuk bertanya.
“Maksudmu apa?”
“Neee, jangan habiskan darah ayam itu. Aku yang mengolahnya seharian tadi. Kami tidak pernah memasak makanan sebanyak ini. Karena ada kau, ini special.”
“Hahaha gwaenchana Young saeng. Santai saja. Husst! Hyung Jun-ya. Kalau kurang nanti aku ambilkan lagi darahnya.
Aku tertegun sambil mengamati minuman ditanganku. Jadi ini “Da…Darah?? O.O”
HOEK…Langsung kucoba untuk memuntahkan darah yang sudah terlanjur masuk ke tenggorokanku. Perutku mual mendengarnya. Kenapa harus darah.
“Yaa! Young Saeng-ah! Gwaenchanayo?”
“Gwaenchana? Yang kuminum ini darah. Huek! Hyaa..kenapa kalian tidak bilang?!”
“Wae? Tapi enak, kan?haha kau tadi lahap sekali. Aku tidak enak menghentikanmu. Kekeke. Ingatlah kau ini vampire. Darah adalah santapanmu. Jadi biasakanlah minum darah.” Apa-apaan ini, Hyung Jun malah cekikikan.
“Yak, Hyung Jun-ah. Kau? Aishi~” Eh, tapi ada benarnya juga kata-kata Hyung Jun. Yah, aku vampire. Santapanku adalah darah. Heuh, aku harus ganti hobi, nih. Yang awalnya suka makan ayam goreng, sekarang harus suka darah ayam segar-.-“
“Hei, bayi?! Kau tidak sopan, yah. Kau harus memanggilku Hyung!”
“Mwo? Tapi aku terlihat lebih tua darimu!”
“Hah? Kau lupa? Baru hari ini kau lahir sudah mengaku lebih tua dariku? Hei dengar, aku__”
“CUKUP, arraseo. Saeng, dia memang lebih muda darimu jika menjadi manusia. Tapi kita bukan manusia lagi. Umurnya sudah 125 tahun. Hhh, tapi kau benar. Dia tidak pantas jadi Hyung. Sifatnya tak jauh berbeda dari bayi.”
“KYU HY__ummh.” Kelihatannya Hyung Jun ingin berteriak, tapi buru-buru di bekap oleh Hyungnya. Apa tadi? Jun Hyung berumur 125 tahun?
“Kenapa bisa begitu, hyung?” Tanyaku penasaran.
“Kita vampire adalah makhluk abadi. Walau umur sudah sangat banyak, tapi kita akan tetap seperti ini. Umur kita dihitung saat pergantian fase bulan. Dan kau Young Saeng. Karena masih bayi tidak boleh keluar rumah, heheh.” Mwo? Jadi aku dikurung disini?
“Ta…tapi Hyung… Aku harus pulang.” Kyu Hyung dan Jun Hyung saling bertatapan.
“Pulang? Disinilah rumahmu sekarang, Saeng. Kau sebenarnya sudah kami anggap sebagai keluarga. Kau bisa tinggal disini kalau kau mau.”
“Anni, aku punya rumah diluar sana.”
“Andwae, Saeng! Mereka tidak akan mengenalimu.” Kata Kyu Hyung tegas.
Anni! Aku harus pulang. Aku rindu keluargaku, aku rindu sahabat-sahabatku, Aku rindu…SUNG YOUNG! Ommo Sung Young. Beberapa detik ini aku sempat melupakannya.
“Hyung, sekarang tanggal berapa?”
“Entahlah, tapi setelah digigit kau mengalami transformasi selama 3 hari dan setelah itu kau tertidur selama kurang lebih 3 hari juga. Yah jadi sekitar 1 mingguan setelah incident itu.”
“MWO? 1 Minggu O_O”
Aigooo, benarkah itu. Berarti aku telah meninggalkan Sung Young selama 1 Minggu. Itu berarti juga aku sudah mengecewakan Sung Young. Ya, karena seharusnya saat ini aku dan dia sudah sah menjadi suami istri.. Ommona! Jeongmal mianhae Sung Young-ah. Hueeee! Noumu saranghaeyo. Dia pasti sanat kecewa dan sedih karena calon suaminya ini tiba-tiba menghilang tepat di hari pernikahan.

Tidak terasa air mataku mengalir. Lagi. Aku menangisi banyak hal hari ini.
“Young Saeng-ah, kau kenapa?” Kurasakan dinginnya tangan Kyu Hyung menyentuh pundakku. Aku tak peduli. Aku tetap asyik dengan pikiranku sambil terus menangis.
“Uljima Young Saeng-ah! Coba ceritakan pada kami apa yang terjadi.” Tangan dingin Jun Hyung ikut menyentuh pundakku yang sama dinginnya.
“Aku telah mengecewakan dan membuat sedih banyak orang. Hhhu T.T”
“Nuguya? Waeyo?”
“Tentu saja orang tuaku dan terutama Shin Sung Young. Tahukah kalian? Dia adalah calon istriku dan…dan malam itu adalah malam pernikahanku. Tapi…gara-gara iblis itu aku jadi…jadi… Hueeeee!! Eommaaa Saeng gagal nikah*LOL*”
“Ah, arraseo Saeng. Tapi mau bagaimana lagi, toh kita juga tidak bisa mengembalikanmu menjadi manusia, dan tak bisa memundurkan waktu. Kau hanya bisa bersabar dan ikhlas menerima takdirmu.” Kyu Hyung sangat bijak dengan kata-katanya. Kyu hyung dan Jun hyung sepertinya ikut larut dalam kesedihanku.
“Aku tidak mau tahu, aku harus pergi! Aku akan menemui Sung Young!” Aku langsung bangkit dan berlari menuju pintu utama tanpa mempedulikan 2 vampire yang terkejut menatapku. Tapi, dapat kurasakan sesuatu menahan langkahku. Kyu Jong Hyung!. Aishh~menghalangi saja.
“Jamkkanman Saeng-ah! Kau belum boleh keluar ini demi kebaikanmu.”
“WAEYO HYUNG!?” Aku menjadi emosi karena sedari tadi dilarang oleh vampire yang baru beberapa saat lalu kukenal.
“Kau masih labil. Listen, aku tidak ingin kau memangsa manusia pertama yang kau temui.”
“Kenapa aku harus memangsa manusia? Toh, aku bukan kanibal.”
“Hahahaha, kau lupa? Atau tidak tahu? Kau ini vampire, Saeng. Memangsa manusia bukan hal yang tabu. Dengan keadaanmu yang saat ini kau tidak akan tahan dengan aroma manusia, hmm…mereka sangat lezat.” Kyu hyung menjilat bibirnya membayangkan manusia. Memangnya aroma manusia seperti apa di hidung vampire? Aku malah jadi penasaran.
“Lah, ya berarti aku boleh, dong makan manusia. Aishi hyung, lepaskan! Ppali!”
“Andwae, Saeng. Kau tahu kita vampire. Tapi, kita juga harus berusaha untuk tidak mencelakai generasi manusia. Coba bayangkan, apa kau tega membunuh manusia-manusia? Makhluk dimana kau pernah menjadi mereka. Kau tidak kasihan dengan mereka?” Mendengar kata-kata itu, membuatku teringat lagi dengan kejadian seminggu lalu. Malam itu. Aish, jinja!
“Lalu bagaimana denganku, hah?! Apakah vampire itu kasihan padakau? Hyung! Lepaaasss!!”
“Ah, Saeng. Kau benar-benar tidak boleh keluar.” Kyu hyung langsung mengangkatku dengan cara diletakkan dalam pundaknya (bisa bayangin, kan?) Mwo??tenaganya extra sekali. Kalau dilihat aneh juga. Fisikku lebih besar darinya. Tapi….ah…Aku dibuat seolah tidak berdaya.
“HYUUNG!!” Kupukul-pukul punggungnya yang sekeras batu. Aku berusaha turun, tapi dia mencengkramku begitu kuat. Lagi-lagi aku tidak berdaya melawannya.  Mungkin ini disebabkan oleh kondisiku yang memang belum begitu fit setelah kejadian itu.
“Ckck, dasar bayi :p” Celoteh Jun hyung yang berpapasan dengan kami. Kesal. Tentu aku kesal dengan omongannya. Bayi? Hah, yang benar saja.
“Hyaaa!Hyung! Awas kau!” Teriakku sambil mengepalkan tangan dan kuarahkan padanya. Jun hyung hanya melet. Ish, vampire itu!

Ternyata aku dibawa ke kamar. Diturunkannya tubuhku perlahan di atas kasur yang empuk. Aku berusaha lari lagi tapi Kyu hyung dengan cepat mencegahku.
“Ssstt, sudah, saeng. Sepertinya istirahatmu belum cukup. Tenang saja kau akan diperbolehkan keluar setelah, ya berhasil menahan hasratmu untuk memakan manusia. Beristirahatlah lagi. Kau akan sehat besok.” Kyu hyung berjalan menuju pintu, bersiap meninggalkanku. Tapi sebelum keluar…
“Ingat satu hal, Saeng. “ Dia sengaja menghentikan kalimatnya membuatku mengernyitkan dahi. Bingung. Kemudai dia melanjutkan.”Kau ini berat sekali, jadi jangan mencoba membuatku terpaksa menggendongmu, arra? HAHAHA.” Pintu tertutup. Kyu hyung masih tergelak. Tawanya yang khas masih bisa kudengar. Apa-apaan tadi? HYUNG! Jeongmal. Menyebalkan! Kirain mau bilang apa. Ternyata.
“Huueeh dasar hyung!”

*501*


Perlahan. Kubuka mataku. Sudah pagikah sekarang? Aku tidak tahu karena memang disini tidak ada jendelanya. Keadaan masih sama seperti saat aku mulai terlelap. Ouh, kepalaku sedikit nyut-nyutan. Dan mataku sepertinya agak bengkak karena menangis (emang vampire bisa gitu?). Cermin. Aku tidak menemukan satu pun diruangan ini. Heuu, payah.

Aku berpapasan dengan Kyu Hyung begitu keluar dari kamar.
“Hyung, kau punya cermin?”
“Hah?! Cermin? Hahaha untuk apa?” Lah, kenapa menanyakan hal seperti itu. Sambil tertawa pula.
“Ya, untuk bercermin, lah. Masa untuk dimakan-.-“
“Haha baiklah. Ayo, ikut aku!”
Aku menurut saja mengikuti Kyu hyung. Kami berjalan memasuki sebuah ruangan yang cukup luas dan remang-remang. Ku picingkan mata untuk menyesuaikan keadaan di ruangan ini. Dapat kulihat sebuah cermin yang besar di sudut ruangan.
“Ini satu-satunya cermin dirumah ini. Silakan bercermin, saeng. Hihihi :D”
Aku sebenarnya heran dengan tingkah Kyu hyung. Ah, tapi sudahlah. Tujuanku, kan untuk bercermin. Hajiman….
“Loh, loh??”
“Eottoke? Sudah puas bercerminnya? Kekeke.”
“Hy..yung…bagaimana ini..bisa..”
Kutepuk jidatku. AH! Aku baru mengerti sekarang. Vampire. Yah, vampire adalah salah satu jenis makhluk ghaib. Pantas saja di rumah ini hanya ada satu cermin. Toh, itu juga tidak ada gunanya. Tentu, karena bayangan vampire tidak bisa ditangkap oleh cermin. Itu berarti aku tidak bisa bercermin. Yahhh…
“Kau sudah menyadarinya, kan. Ayo, keluar!” Aku serasa seperti orang babo di depan hyungku ini. Huh!

“Oiya, Jun hyung dimana?” Kulontarkan pertanyaan itu karena sedari tadi aku tidak melihat hyungku yang satunya.
“Oh, dia sedang menangkap ayam. Sana, lebih baik kau bantu dia.”
Setelah ditunjuk ke tempat mereka memelihara ayam, aku segera kesana. Tempatnya berada di belakang rumah. Aku mengerjap sebentar begitu pintu belakang dibuka untuk membiasakan cahaya terang. Ya, karena memang di dalam keadaannya jauh lebih gelap.
Wow! Tempat ini benar-benar penuh dengan binatang berkaki dua yang sedang berlari-larian. Ommo! Ada satu yang sangat besar O.O eh, bukan! Itu Jun hyung. Hehehe^^v. Tampak disini dia sedang kualahan mengejar ayam-ayam itu.

“Hei, ayam babo! Kemarilah! Aku hanya ingin mengambil darahmu!” Sebenarnya siapa yang babo, sih. Hehhe. Aku hanya cekikikan melihat  Jun hyung yang ngedumel, memaki-maki ayam yang tentu saja tidak mengerti bahasanya.
“Annyeong, hyung. Bisa kubantu?”
“AHA, kebetulan kau, saeng. Ppali bantu aku. Tangkap ayam-ayam babo ini. Pilih yang gemuk, arra?” Aku mengangguk tanda mengerti.
Hup! Langsung kusergap ayam yang melintas di depanku. Tapi ayam itu masih bisa lepas dariku. Aish, sangat sulit. Ternyata tidak semudah memakannya-,-‘. Ayam itu terus berlarian menjauhi ajal.

“Hyaa! Kena!!” Seru jun hyung seraya memelukku dari belakang. Apa-apaan ini.
“YAAAK! HYUNG! Kau pikir aku ayam, hah?!” Aku berusaha melepaskan tangannya yang kekar dan keras . Risih benar diperlakukan seperti ini.
“Hehehe, mian. Aku hanya bercanda. Dongsaengku.” Dia mengacak-acak rambutku seperti anak kecil. Tentu langsung kutepis tangannya.
“Hyung, jangan bilang kau ingin memakanku seperti waktu itu.” Selidikku. Dia hanya menyeringai. Mengerikan-_-'
“Anni, kau sudah menjadi vampire. Aku tidak akan memakanmu-o- Sudahlah, ayo lanjutkan. Waktu makan sudah dekat.” Aku hanya mencibir. Siapa juga yang menyebabkan pekerjaan ini terhenti. Ck.

Tanpa buang waktu lagi kami mulai mengejar dan menangkap binatang merepotkan ini. Baru kusadari. Bau ini. Ah, begitu menggoda iman(?). Kurasakan ada yang aneh dengan gigiku. Ya, persis waktu makan malam itu. Baunya juga persis. Bau darah yang boleh kuakui sebenarnya sangat sedap. Ayam! Ne! datangnya dari ayam-ayam ini. Kutatap tajam ayam yang sedang kukejar penuh nafsu. Entah mengapa dari dalam diriku muncul dorongan untuk segera menerkam ayam itu dan menghisap darah segarnya. Hmm, pasti sangat nikmat. Aku sudah tidak peduli lagi walaupun itu darah yang menurut manusia sangat menjijikan. Tapi aku sekarang sudah bisa menerima keadaan. Aku adalah vampire. Makananku adalah darah.
Jun hyung, sepertinya tahu perubahan dalam diriku.
“Saeng, gwaenchanayo?” Kuacuhkan begitu saja perkataan Jun hyung. Yang kufokuskan sekarang adalah ayam yang berlarian menghindariku.
BRUKK!! Tubuhku membentur tanah yang keras. Sakit, sih sebenarnya-_-‘ Tapi tidak apa-apa. Tanganku berhasil menangkap si ayam yang ngeyel. Dengan tidak sabar kukeluarkan taringku bersiap menancapkan di bagian tubuh ayam yang banyak darahnya.
“A a a, tidak sekarang, saeng!” Aku sangat marah saat tangan Jun hyung tiba-tiba merebut ayam dari tanganku.
“Yaa! HYUNG! Berikan padaku!!” Dengan tenaga yang tersisa aku berusaha merebut hasil kerja kerasku. Tapi Jun hyung tetap bersikeras tidak memberikan ayam itu padaku. Membuatku semakin kesal saja.
“Saeng, jangan seperti ini. Kau harus menahannya. Kalau menahan ayam saja tidak bisa, bagaimana dengan manusia??” Ne, Jun hyung benar. Aku harus tahan untuk tidak terlalu bernafsu memakan ayam itu. Tapi,, sangat sulit. Baunya. Hmmm…enak sekali.
“Kalau begitu bantu aku, hyung.”
“Tentu.”

Waktu makan siang sudah semakin dekat. Akhirnya kami berhasil mengumpulkan binatang merepotkan ini dan baru saja selesai di olah. Tidak sabar untuk segera mencicipinya. Perutku sudah sangat melilit. Dan, ah ya. Aku berhasil menahan rasa itu. Walaupun tadi aku sering mencuri-curi kesempatan tapi berhasil digagalkan oleh Jun hyung. Dengan segala kerja kerasku akhirnya aku bisa menahannya^^ Jun hyung terus memujiku karena perkembanganku yang pesat dalam menahan diri. Senang sekali, mungkin tidak lama lagi aku akan diperbolehkan keluar rumah. Orang pertama yang sangat ingin kulihat adalah….Shin Sung Young.

“Saeng! Kenapa melamun? Ayo cepat habiskan makananmu.” Aku langsung tersentak begitu Kyu hyung menegurku. Ternyata dari tadi aku hanya melamun. Membiarkan daging ayam mentahku dingin.
“Hehe, emm..,hyung. Kapan aku diperbolehkan keluar?”
“Ne? aa..kan sudah kubilang kau akan diperbolehkan jika berhasil menahan hasratmu untuk tidak segera memangsa seseorang.”
“Yaa hyung, tau tidak? Tadi saeng berhasil, kok. Saat kami menangkap ayam tadi. Ya, walaupun hanya binatang. Tapi perkembangannya luar biasa.” Kyu hyung hanya manggut-manggut mendengar cerita Jun hyung tentang tadi pagi. Sesekali aku juga tersipu saat Jun hyung melontarkan pujian padaku.
“Oooh, arraseo. Baiklah, saeng. Kita coba keluar nanti malam.”
“Jinjayo, hyung?” Mataku berbinar-binar mendengar itu. Senang sekali. Aku sudah tidak sabar menantinya. Ingin rasanya segera melihat dunia luar dalam keadaanku yang seperti ini. Juga sudah tidak sabar untuk segera menemui Sung Young. Ne, Sung Young jeongmal bogoshipoyo…T.T

*501*


Akhirnya dewi bulan sudah menampakkan diri. Bulan yang bulat dengan cahaya terang. Begitu indah dengan background hitam bertabur bintang. Itulah bulan purnama. Jamkkanman! Itu berarti fase bulan sudah berganti. Ah, jadi sekarang aku sudah 1 tahun. Hmm, lucu membayangkannya. Umurku 1 tahun tapi, sebesar ini. Hahaha.

“Sudah siap, Saeng?!” Tiba-tiba Kyu hyung muncul dari pintu di belakangku. Membuat kaget saja.
“Aku sudah menunggu di luar dari setengah jam yang lalu. Apa itu namanya belum siap, ha?”
“Hahaha, mian ne. :D Kalau begitu kkaja!” Aku langsung bangkit dari duduk dan segera berjalan beriringan dengan kyu hyung. Aish, baju yang kupakai ini. Tidak nyaman-_-“ ya, karena ini sebenarnya baju Jun hyung. Ah, terlalu sempit. Aku belum punya baju selain yang aku pakai kemarin. Semua bajuku masih di rumah.

“Kau tidak nyaman, ya? Haha, seharusnya tadi kau pakai bajuku saja.” Kyu hyung ini sepertinya bisa membaca pikiranku.
“Hehe, gwaenchana^^ Oiya, Jun hyung kok tidak ikut?”
“Dia sudah berangkat ke club tadi.”
“Club?”
“Ne, dia bekerja menjadi bartender di club DESTINATION.” Ho? Jadi vampire bisa bekerja juga. Apa orang-orang tidak takut, yah. “Tenang, itu club malam khusus yang pengunjungnya 99% vampire.” Tuh,kan. Kyu hyung membaca pikiranku lagi.
“Aa, arraseo. Kalau Kyu hyung? Bekerja tidak?”
“Tentu saja, walaupun kita vampire tapi harus tetap bekerja agar bisa dapat uang untuk membeli kebutuhan seperti pakaian. Aku bekerja sebagai vampire hunter.”
“Mwo? Vampire hunter..itu..itu..” Vampire hunter berarti pemburu vampire, dong. Huaa, aku malah jadi ngeri berjalan bersama Kyu hyung.
“Haha, Tenang saja Saeng, aku hanya memburu vampire-vampire jahat, eumm, seperti vampire yang menggigitmu, kau ingat?” Tentu saja, aku sangat ingat itu dan tidak akan pernah melupakan. Aku menjadi teringat lagi di malam saat aku tergigit. Vampire itu, agh!!
“Dia sudah mati kan, hyung? Haha. Gamsha.” Aku hanya tersenyum sinis mengingat vampire menyebalkan itu.
“Engg, mian. Tapi dia tidak mati. Hanya meledak tapi nanti bisa kembali lagi ke wujudnya beberapa minggu setelahnya. Yang bisa membunuh vampire hanyalah orang-orang suci. Jadi berhati-hatilah kepada mereka.” Mwo? Tidak mati. Yaa! Berarti vampire terkutuk itu masih berkeliaran di dunia ini. >,< Aku ingin mengatakan sesuatu tapi Kyu hyung keburu berkata, “Kau tidak capek? Bagaimana kalau kita meloncat, seperti aku dan jun waktu itu. Tidak sulit, kok.”
Betul sekali, aku cukup capek berjalan terus. Lagipula masih jauh perjalanannya. Aku mengiyakan usul Kyu hyung walaupun sedikit ragu.

Hup! Hup! Kami berloncatan dari satu pohon ke pohon lain dengan cepat. Wow, ini sangat mudah dan menyenangkan. Ternyata segala sesuatu menjadi lebih mudah saat menjadi vampire. Emm, kecuali hal-hal tertentu, sih :D
Tidak terasa kami sudah hampir tiba di rumah Sung Young.

Itu dia, rumah Sung Young sudah terlihat dari kejauhan. Kenapa aku malah menjadi ragu, ya. Apakah aku harus menemuinya, atau tidak. Kalau dipikir aneh juga. Aku yang sudah pasti dikabarkan menghilang tiba-tiba muncul dihadapannya. Pasti dia sangat terkejut. Jamkkanman, aku punya pemikiran lain, jangan-jangan dia sudah memiliki penggantiku T_T. Agh! Aku jadi bingung sendiri.
“Stop! Hyung!.” Kyu hyung yang sudah beberapa meter di depanku tiba-tiba mengerem langkahnya.
“Wae?”
“Aku, aku jadi ragu.”
“Loh, aku kira kamu sudah yakin ingin menemuinya.”
“Eh, anni hyung.”
“Lalu? Kita pulang?”
“Eh, jangan dulu..Aku..Ingin melihatnya barang sebentar saja, ne?”
“Kalau begitu, kkaja!”

Akhirnya kami hanya berhenti di sebuah pohon besar di pekarangan rumah Sung Young. Pohon ini. Aku jadi teringat kejadian kira-kira 3 bulan yang lalu. Dimana aku pernah terjatuh dari ketinggian ini karena mengambil kok yang tersangkut. Membuat badanku sakit semua dan tanganku lecet-lecet. Tapi untung saja segera di tolong dan di obati oleh Sung Young :,)
“Hei, jangan melamun!” Aku tersadar dari duniaku sendiri. Kyu hyung ini mengagetkan saja.

Ternyata dari sini cukup strategis. Kami bisa melihat kamar Sung Young yang berada di lantai 2 dan kebetulan jendelanya terbuka. Mungkin dia lupa menutup, atau malah sengaja-.-a Tapi orangnya kemana, yah. Aku tidak melihatnya di kamar.
“Mana calon istrimu yang cantik itu?” Tanya Kyu hyung. Aku hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu. Sambil menunggu aku ingin menanyakan sesuatu pada vampire di sampingku ini.

“Hyung, kau dan Jun hyung benar-benar saudara kandung? Emm…maksudku saat jadi manusia.” Kyu hyung menatapku dengan matanya yang kemerahan. Aku tidak bisa menafsirkan tatapan macam apa itu.
“Ne, dia benar-benar dongsaengku. Dan asal kau tahu saja. Kim Hyun Joong, kau ingat? Vampire yang menggigitmu itu adalah hyungku. Kandung. Kami bertiga keluarga Kim.” OMMONA! Aku terperanjat mendengar pernyataannya. Hampir aku terjatuh, lagi. Tidak disangka vampire terkutuk itu kakak dari Kyu hyung dan Jun hyung. Ckck. Belum sempat aku berkomentar Kyu hyung sudah menyela.
“Maafkan dia, Saeng. Jebal. Dia…emm aku tidak tahu dia jadi seperti itu. Jeongmal mianhae atas nama kakakku.” Kyu hyung menatapku sendu. Kenapa kyu hyung yang minta maaf, toh yang salah bukan dia. Tapi entah ada dorongan dari mana aku mengangguk begitu saja menyetujui permintaan maaf itu.
“Gamsahamnida, Saeng.”
 “Ne, hyung.. Oh,ya. Apakah setiap orang akan menjadi vampire jika digigit?”
“Oo, tidak semua. Hanya jika darahmu tidak habis dihisap vampire, maka kau akan jadi vampire. Sama seperti yang kau alami. Tapi, jika darahmu habis terhisap, yaa maka kau akan mati.” Aku hanya manggut-manggut mengerti.

“Hei, look! Itukah Sung Young? Dia baru saja muncul dari kamar mandi, kurasa. Sepertinya habis mandi.” Aku langsung melihat ke jendela. Dimana dapat melihat kamar Sung Young sebagian besar. Yaa! Sepertinya benar dia habis mandi. Karena dia hanya memakai baju handuk. Aish, Sung Young-ah. Kenapa kamu tidak menutup jendelanya O.O.
“Kyu hyung! Kau jangan melihat!” Tanganku berusaha menutup mata Kyu hyung. Tapi dia terus mengelak.
“Yaa! Saeng, kau menghalangi pemandangan. Hihi*LOL*”
“Kyu hyuuuung…eh..” Kulihat Sung Young berjalan menuju jendela. Aku takut dia melihat kami. Akhirnya, kuajak Kyu hyung pulang. Yah, walau sebenarnya aku belum puas melihatnya T_T

“Tidak usah sedih, besok kita kesini lagi.” Hibur Kyu hyung sambil menepuk pundakku.

*501*

BRUKK! Akhirnya kami sampai juga di rumah. Rumahku yang sekarang. Dimana aku tinggal bersama dua makhluk sejenisku.
“Ayo masuk, Saeng!”
Aku masih enggan untuk masuk. Masih terngiang-ngiang di benakku wajah Sung Young. Ahh, Sung Young. Apakah dia merindukanku? Apa dia masih mencintaiku? Entahlah…

Tiba-tiba dari kegelapan dapat kulihat bayang-bayang yang mendekat ke arahku. Apa itu? Bayangan itu semakin mendekat tapi aku belum bisa melihat wujudnya karena memang keadaan sangat gelap. Benar-benar gelap. Sepertinya jalan bayangan itu tergesa-gesa. Aku jadi was-was. Apa itu manusia? Apakah itu vampire? Emm, ataukah binatang? Hah, jangan-jangan itu vampire hunter a.k.a orang-orang suci. Yaa!
“Aku bilang, ayo masuk sae….eh? siapa itu?” Kyu hyung yang muncul dari pintu utama dibelakangku juga melihat bayang-bayang itu.

“Hyung! Young Saeng!! Tolong aku!” Begitu teriak bayangan itu. Sepertinya aku mengenal suaranya. Semakin mendekat bayangan itu, semakin terlihat wujudnya. Benar tebakanku. Itu Jun hyung…Eh, tapi siapa itu yang bersamanya?

“Hyaaa! Hyung Jun-ah! Apa yang kau lakukan!!? Teriak Kyu hyung tepat di samping telingaku sehingga membuat telingaku berdengung. “Kau yang menggigitnya??”
“Mianhae Kyu hyung, ahh nanti aku ceritakan. Sekarang tolong bantu aku.” Begini. Saat ini Jun hyung sedang menggendong seorang namja di punggungnya. Eh, namja bukan, ya? Menurutku, sih namja tapi pakaiannya kok seperti yeoja-_-“a. Bodo ah, yang aku yakin itu namja. Kulihat namja itu terus meronta di atas punggung Jun hyung. Seperti orang kesurupan. Kulihat juga ada 2 lubang di lehernya. Ah, ya karena tadi katanya Jun hyung yang menggigit. Sepertinya namja itu sedang engg, istilahnya bertransformasi menjadi vampire. Ya, ya, seperti aku dulu itu. Tapi sepertinya lebih parah. Dia sangat kesakitan sekali. Yah, walaupun rasanya memang sakit seklai.

Kyu hyung bergegas menghampiri namja di punggung Jun hyung yang sempat mencekik leher Jun hyung. Langsung di gendongnya namja itu oleh Kyu hyung ala bridal style. Melesatlah mereka berdua ke dalam. Sepertinya menuju ruang bawah tanah. Tempatku bertransformasi dulu.

Jun hyung terlihat seperti frustasi. Ada apa, sih. Aku ingin sekali menanyakan itu.
“Hyung, sebenarnya apa….”
“Ssst, sudahlah, Saeng. Aku pusing…huaa! Sial sekali aku hari ini!” Aku jadi kasian dengan Jun hyung. Dia bersandar putus asa di tembok batu lalu melorot ke lantai sambil memegangi kepalanya. Yang kuyakin pasti sedang pening.
“A, sepertinya hyung butuh istirahat. Ayo ke kamar saja. Mungkin aku dan Kyu hyung saja yang merawat orang itu.” Jun hyung menatapku. Apa aku salah bicara sehingga ditatap seperti itu-.-‘ mengerikan. “Eh, sepertinya di kulkas masih ada darah segar. Kau mau, hyung :D?” Aku segera meralat kata-kataku yang tadi. Dapat kulihat tatapan Jun hyung melunak dan dia tersenyum tipis sambil mengangguk. Fyuh, kukira aku akan diterkamnya-__-‘

“Ini. Hyung.” Kuletakkan segelas darah segar di atas meja, yang langsung diteguk habis oleh Jun hyung dalam waktu beberapa detik. Aku hanya melongo melihatnya.
“Emm, mau lagi?”
“Anni, gamsha~”
Selama beberapa saat kami tenggelam dalam kesunyian. Tidak ada yang berani memulai pembicaraan. Yang dapat kulakukan hanya menatap Jun hyung yang tertunduk. Entah apa yang dipikirkannya. Perlahan pikiranku mulai terbang kemana-mana. Mencoba mengingat-ingat yang aku lakukan hari ini. Tetapi kedatangan seseorang menyadarkanku. Oh, ternyata Kyu hyung. Dia duduk di sebelah Jun hyung.

“Hm, eottoke, Jun?” Ucap Kyu hyung, memecah kesunyian di ruang makan ini.
“Enggh, dia.” Jun hyung melirikku. Aku menjadi tidak mengerti. Berbeda dengan Kyu hyung yang sepertinya mengerti. Lalu dia tersenyum padaku sambil berkata.
“Saeng, bisakah kau ke kamarmu sekarang?” Aku hanya mengangguk menurut. Ah, aku mengerti sekarang. Ternyata secara tidak langsung aku diusir agar tidak mendengarkan pembicaraan mereka-___-‘Yah, apa boleh buat. Padahal aku sangat penasaran, huhu.

Tadi kyu hyung menyuruhku ke kamar. Tapi tidak, aku malah melangkahkan kakiku ke suatu tempat di rumah ini yang belum pernah aku kunjungi. Dan aku sangat ingin mengunjunginya. Sekarang lah saatnya. Menurut Kyu hyung tempatnya sangat enak. Ku naiki satu per satu anak tangga yang entah berapa jumlahnya. Gelap sekali di sini. Tapi semakin aku naik semakin terang dan dingin. Oh, ternyata itu sinar bulang purnama. Sampailah aku di tempat ini. Tempat terbuka dimana aku dapat melihat keadaan di luar.Em, tepatnya keadaan di bawah sana. Sekarang ini sepertinya aku berada di atap gua. Baru kusadari betapa tingginya gua ini. Tiba-tiba dikejauhan aku melihat sesuatu yang hitam berdiri di samping pohon. Saat dia sadar aku memperhatikan, sosok itu pergi. Aneh sekali. Tapi aku tidak ambil pusing. Aku berpikir itu hanya binatang yang berkeliaran.

Ternyata benar kata Kyu hyung. Tempat ini sangat enak. Sejuk. Kututup mata mencoba merasakan angin malam yang menerpa wajah pucatku. Pikiranku menjadi melayang lagi. Ikut terbawa angin. Bermacam kejadian hari ini berputar-putar di benakku. Sung Young, yah, yeoja itu yang paling jelas di pikiranku. Masih kuingat betul wajah segarnya setelah mandi. Kapan aku bisa bertemu dengannya? Tidak hanya sekedar melihat. Tapi benar-benar bertatap muka dengannya. Entahlah...Kenapa aku jadi pemalu dan penakut seperti ini.

*501*


Sekarang aku menjadi runtin ke rumah Sung Young setiap malam. Tapi hanya sekedar melihatnya saja. Entah kenapa sampai saat ini aku masih belum berani bertemu dengannya. Young Saeng-ah! Noumu babo>,< Terserah lah..

Malam ini aku baru saja pulang dari rumah Sung Young, tepatnya dari pohon di pekarangan Sung Young. Begitu masuk, aroma darah segar langsung tercium. Baunya, membuat haus. Kali ini gigiku tidak panjang lagi saat mencium bau-bauan darah. Aku sudah benar-benar berhasil mengontol hasratku. Walaupun memakan waktu cukup lama dan perjuangan keras akhirnya membuahkan hasil juga. Kyu hyung dan Jun hyung tidak hentinya memuji perkembanganku yang begitu pesat.

Kulihat di meja makan sudah tersedia aneka macam makanan dan banyak sekali darah. Ah, aku tahu. Ini pasti untuk si pendatang baru. Yee! Aku punya dongsaeng^^wkk. Aku jadi ingat lagi saat pertama kali aku disini. Aku melihat Kyu hyung masih berkutat di dapur. Menghias makanan yang baru saja selesai di olahnya. Walaupun di olah, makanan itu tetap saja mentah-__-Tentu saja, karena vampire agak tidak suka makanan yang terlalu matang.
“Kau sudah pulang, Saeng? Cuci tanganmu, setelah itu kita makan.” Kyu hyung, tidak pernah berubah. Dia sudah seperti eommaku saja, hihi. Anehnya sejak dulu aku menurut saja apa yang diperintahkannya. Mungkin karena aku berhutang banyak padanya.

Selesainya cuci tangan, kursi di ruang makan ini sudah berpenghuni. Ada Kyu hyung, Jun hyung, dan….vampire baru itu. Benar, kan. Dia memang namja. Pakaian yeojanya sudah diganti dengan t-shirt hijau, jaket hitam, dan celana jeans hitam juga. Cukup tampan vampire itu. Dia menatapku yang masih berdiri di ambang pintu. Ternyata dia sadar aku mengamatinya. Aku langsung duduk di samping Kyu hyung untuk menutupi rasa malu ku. Kulihat wajah Jun hyung dan vampire baru ini seperti pakaian yang tidak pernah diseterika*plak*. Suasana menjadi sedikit canggung disini. Yang kulakukan hanya diam saja.
“Hei, Young Saeng. Namja ini sekarang dongsaengmu, hehe. Namanya Park Jung Min.” Kyu hyung tiba-tiba berseru memecah keheningan dan langsung memperkenalkan vampire baru itu. Oh, ternyata namanya Park Jung Min. Aku tersenyum padanya sambil mengulurkan tanganku. Dibalasnya tanganku sambil tersenyum pula. Walau menurutku sedikit dipaksakan.
“Heo Young Saeng imnida, Jung Min-ssi.”
“Nah, sekarang ayo kita makan. Aku tahu kalian semua sudah sangat lapar. Terutama kau Jung Min. Silakan. Ambil darah sebanyaknya.”
“Ya ya, aku tahu apa yang harus kulakukan.” Kata Jung Min tak acuh sambil meneguk darah yang terhidang di meja banyak-banyak.

*501*


Awalnya hubungan Jun hyung dan Jung Min benar-benar seperti minyak dan air. Jung Min tidak jarang marah-marah dan menangis tapi ujung-ujungnya selalu dikaitkan dengan Jun hyung. Aku menebak ini semua karena Jun hyung menggigitnya. Tapi semakin hari tingkah keduanya semakin aneh. Aku ingin bertanya tapi rasanya tidak enak. Dan Kyu hyung saat kutanya pasti jawabannya sama. “Suatu saat kau akan tahu, bersabarlah.” Aku mulai bosan dengan kalimat itu>,< Kalau boleh jujur, Jung Min lebih mendingan. Jun hyung, vampire yang menggigitnya dengan segenap hati meminta maaf. Sering aku mendengar kalimat seperti “mianhae” terlontar dari mulut Jun hyung yang ditujukan pada Jung Min. Dan, Jun hyung pun bertanggung jawab atas tindakannya. Dia mau membawa pulang Jung Min dan merawatnya. Daripada aku, vampire yang menggigitku tidak bertanggung jawab merawatku. Bahkan mengucapkan “Mianhae” belum pernah sekalipun.

Namun akhir-akhir ini keduanya mulai terlihat akur. Sudah tidak terdengar lagi  amarah Jung Min yang menggema di seluruh runagan gua ini. Aku lega dan senang melihat mereka akur. Bahkan tidak jarang aku melihat mereka bercanda dan pergi bersama-sama. Jung Min yang dulunya sangat dingin denganku dan Kyu hyung. Sekarang menjadi hangat dan menyenangkan. Sesekali aku menghabiskan waktu seharian di kandang ayam untuk bermain-main dengan binatang berkaki dua itu bersamanya. Setelah mengenal Jung Min, ternyata dia vampire yang sangat jahil. Bahkan melebihi Jun hyung>,< Aku sering sekali menjadi korban. Huff…

*501*


Malam ini langit sedang tidak begitu baik. Langit sedang bersedih sehingga menangis tiada henti sedari tadi. Walau hujan menghadang aku akan tetap pergi ke rumah Sung Young. Yah, aku masih melakukan rutinitas ini. Dan info yang kutahu belum lama ini, Sung Young belum mempunyai penggantiku. Setiap malam kulihat dia menangis sambil menatap fotoku sebelum tidur. Terenyuh aku melihatnya. Hati ini terasa begitu perih. Ouh, Sung Young-ah. Mianhae, aku tidak bisa melakukan apa-apa selain merasakan kesedihan yang kau derita. Ya, karena kita sama-sama kehilangan.

Tidak terasa ternyata aku sudah sampai di pohon yang biasanya aku mengintai. Hujan yang lebat membuat pohon ini licin dan tidak nyaman. Lalu kuputuskan untuk pindah ke balkon kamar Sung Young sambil melihat kedalam karena jendelanya tertutup.

Sunyi. Sung Young sudah tergeletak di atas ranjang empuknya. Ommo! Sambil tidur dia memeluk fotoku. Huhu…Sung Young T_T. Entah aku mendapat keberanian darimana. Kuputuskan untuk masuk ke kamar Sung Young. Kali ini saja, aku ingin melihat wajahya dari dekat. Kugeser pelan jendela Sung Young agar tidak menimbulkan suara. Beruntung jendelanya tidak dikunci. Kudekati sosok yeoja yang sedang berkelana ke dunia mimpi itu. Yeoja yang sampai detik ini masih kucintai. Wajahnya terlihat begitu damai saat sedang tidur. Walaupun terlihat sedikit pucat. Mungkin habis menangis. Ah, aku tahu itu.



“Sung Young.” Ku ucapkan kata itu lirih. Bahkan seperti desahan karena saking lirihnya. Kuberanikan untuk membelai pipinya yang mulus nan hangat. Melakukannya membuat mataku panas. Tanpa sadar sebutir air menetes dari mataku. Aku seperti dapat merasakan kekecewaan dan sedihan Sung Young saat mendapati diriku menghilang tepat di hari pernikahan kami.

“Mianhae, Sung Young-ah. Jhagi…”  Kukecup pelan kening Sung Young. Dulu aku sering melakukannya. Tapi…sekarang sudah tidak bisa lagi. Mungkin ini yang terakhir kalinya. Oh, aku benar-benar sudah tidak kuat berlama-lama disini. Rasanya seperti air mataku akan keluar semua. Aku berbalik bersiap meninggalkan Sung Young yang sedang tertidur pulas.

“Young Saeng oppa?! Jamkkanman!” Suara itu. Ommo! Sung Young? Aku berbalik. Kulihat Sung Young berdiri di samping ranjang. Itu dia, yeoja yang sampai detik ini kucintai. Memasang ekspresi yang entah aku tidak dapat mendiskripsikannya.
“Sung…Young-ah…” Oh, ini tidak bisa. Andwae! Sung Young tidak boleh tahu aku sekarang vampire. Yang bisa terjangkau oleh pikiranku saat ini adalah pergi secepat mungkin dari hadapan Sung Young. Bukannya pengecut, tapi aku tidak mau Sung Young tahu keadaanku dan membuatnya sedih.

Tergesa aku berjalan menuju jendela kamar yang setengah terbuka. Tapi…tiba-tiba kurasakan sepasang tangan yang hangat melingkar di pinggangku. Sangat erat. Seolah aku tidak boleh pergi. Sung Young?. Dia memelukku dari belakang. Membuatku dapat merasakan degup jantungnya. Dapat kurasa punggungku bergetar. Itu dikarenakan guncangan Sung Young. Apa dia menangis?

“Oppaaa…Apa kau mau pergi lagi? Tidak puaskah membuatku sedih? Oppa tidak merindukanku? Tidak mencintaiku?” Ku genggam erat tangan Sung Young yang bertemu di perutku. Hangat. Pertanyaan beruntut tadi benar-benar membuat sayatan di hatiku semakin dalam.
“Bu…bukan begitu. Kau salah paham.” Aku berbalik menghadapnya sambil melepaskan lingkaran tangannya yang erat. Benar saja, dia menangis. Wajahnya basah dipenuhi air mata.”Aku masih sangat mencintaimu Sung Young-ah. Noumu saranghae.” Setelah kuucapkan itu, Sung Young sempat menyunggingkan senyum manisnya di tengah kesedihan. Serta merta dia memelukku erat. Aku hanya diam saja. Mencoba merasakan aroma Sung Young. Ah, tapi hanya bau darahnya yang menusuk hidungku. Aromanya sangat kuat membuat rasa haus menyerangku. Andwae Young Saeng! Jangan berpikiran kau akan menyantapnya. Sepertinya berhasil. Rasa cinta dan sayangku pada Sung Young mengalahkan rasa hausku.

Kurasakan bahu Sung Young berguncang lagi. Menangis. Ya, dia menangis lagi.
“Noumu bogshipoyo wa saranghaeyo Heo Young Saeng oppa!”
“Nado saranghaeyo wa bogoshipoyo, Shin Sung Young.” Kami masih bertahan dengan posisi seperti ini. Mencoba melepaskan rindu yang sudah lama dipendam. Sedikit demi sedikit aku merasa lega. Tapi tidak sepenuhnya.
“Mi..mianhae Sung Young-ah.” Kataku, dan Sung Young langsung melepaskan pelukannya.
“Oppa, kau sangat dingin. Ayo kemari. Duduklah Oppa.” Begitukah respon Sung Young? Kupikir dia akan marah atau mengamuk atau apalah. Aku hanya menurut saja. Kuhempaskan pantatku di ranjang empuk Sung Young. Dia ikut duduk di sampingku.
“Mi..mianhae telah meninggalkanmu. Jujur aku tidak menginginkannya. Tapi takdir berkata lain Sung Young-ah, aku tidak bisa mengelak. Mian.” Kulihat Sung Young malah tersenyum.
“Tapi sekarang oppa sudah disini. Aku sangat senang oppa. Setiap malam aku selalu berharap agar oppa kembali. Mudah-mudahan ini bukan mimpi seperti yang kualami setiap harinya.” Aku tertegun mendengar perkataannya. Haruskah aku jujur kalau aku adalah…vampire. Karena itu kita tidak bisa bersama.  Aku takut membuatnya sedih lagi.
“Aku juga senang bertemu denganmu, jhagi. Tapi…ini tidak akan lama.”
“Loh, wae?”
“Karena…aku….” Aku benar-benar ragu. Haruskah mengatakannya?.”Itu karena aku_”
“VAMPIRE, benar kan? Oppa sekarang bukan manusia, tetapi vampire.” Jawab Sung Young cepat. Itu membuatku sangat terkejut. Bagaimana dia bisa tahu kalau aku adalah vampire. Tidak mungkin.
“Ba..bagaimana kau tahu?”
“Oppa mengintaiku tiap malam sudah cukup memberikan jawaban, hehe.” MWOYA? Jadi selama ini dia sadar aku mengintainya. Ommona…kenapa aku tdak menyadarinya. Babo!>,<
“Nah, itu kau tahu. Jadi kita tidak bisa bersama. Mian…”
“Bisa saja.” Bisa? Oo, jangan bilang Sung Young ingin menjadi vampire juga. ANNIO!
“Eottoke?”
“Sebentar, aku ingin bertanya. Apakah oppa ingin kita hidup bersama?”
“Tentu saja, jhagi. Tapi bagaimana? Tidak mungkin, kan aku menjadi manusia lagi..kecuali..”
“BINGO! Rubahlah aku menjadi vampire.” DEG! Benar dugaanku. Sung Young!? Michyeoseo. Tentu aku tidak mau melakukan itu. Kau tidak tahu apa yang kualami.
“SHIREO! Itu sangat menyakitkan, Sung Young. Andwae!”  Seruku sambil mengguncangkan badannya. Mungkin dengan begitu pikiran gilanya bisa rontok, hhe.
“Aku akan tahan. Demi oppa.” Aku tertegun lagi. Sung Young-ah. Kau ini yeoja yang sangat baik. Aku tidak mungkin melakukan itu padamu. Jebal. Sebenarnya aku ingin kita bersama. Tapi tidak begitu caranya. Andwae, aku tidak akan tahan melihatmu kesakitan.
“Anni, ini akan sakit jhagi. Lagipula kalau menjadi vampire sudah tentu akan bersama?”
“Oppa tidak tahu?”
“Mwo?”
“Tidak tahukah oppa kisah vampire yang menggigit seseorang sampai menjadi vampire. Bahwa keduanya dengan otomatis akan menjadi pasangan abadi di dunianya, baik itu lawan jenis atau bukan. Kecuali jika vampire yang menggigit itu mati.” Jinjayo? Aku tidak pernah mendengar penuturan seperti itu. Ternyata aku benar-benar masih jauh dari dunia vampire. Yeojaku ini malah lebih tahu. Itu saja dia belum menjadi vampire.
“Bagaimana kau tahu semua itu?” Lagi-lagi Sung Young memperlihatkan senyum manisnya.
“Setelah aku menyadari bahwa oppa mengintaiku, aku menyimpulkan bahwa oppa itu vampire karena sekarang ini beredar banyak berita tentang vampire yang berkeliaran di Korea. Lalu kuputuskan untuk mencari info yang banyak seputar vampire. Nah, begitulah sekiranya.” Aigoo, yeoja ini benar-benar cerdik.

Eh, jamkkanman. Aku baru menyadari suatu hal. Sekarang aku tahu alasan kemurungan Jung Min dan Jun hyung. Mungkin Jung Min sudah tahu bahwa dia akan menjadi pasangan abadi Jun hyung. Dan Jun hyung terlihat sangat kecewa. Tapi kenapa dia mau menggigit Jung Min, yah? Mungkin saat di club sedang mabuk,,atau…entahlah. Berbagai kesimpulan melintas di benakku.

“Oppaaa, kenapa melamun? Kkaja! Gigit aku sekarang! Aku hanya ingin oppa, tidak vampire yang lain.” Aku tidak bergeming. Masih terus menatap matanya mencoba mencari keyakinan di sana. Dan sepertinya Sung Young sangat yakin dengan ucapannya. Dia pasti sudah menunggu saat-saat ini. “Oppaa…”
“Mianhae…Aku benar-benar tidak bisa. Aku tidak mau kau menderita.”
“Selama oppa disisiku aku yakin akan kuat menjalani masa transformasiku. Jebal.” Lagi-lagi aku diam. Haruskah kumelakukannya?

“Sekarang begini. Oppa pilih salah satu. Gigit aku atau bilang kalau tidak mencintaiku. Ppali..” Hah! Pilihan macam apa itu. Dasar. Aku takut menggigitmu dan tentu aku tidak bisa bilang bahwa aku tidak mencintaimu. Sung Young-ah, jeongmal-___-“
“Ppali oppa, tinggal pilih salah satu.” Baiklah. Sekarang kubulatkan tekadku. Kukumpulkan keberanianku. Aku menghela nafas singkat, dan…CHU~ Aku mencium bibir Sung Young tiba-tiba membuatnya kaget sehingga terjatuh di ranjang. Tapi aku masih belum melepaskan kontak. Kucium dia lembut. Lalu kuarahkan bibirku ke telinganya sambil berbisik “Saranghae, Sung Young-ah.” Kulihat dia hanya memejamkan mata. Menanti sesuatu yang akan kulakukan sebentar lagi. Aku terus turun dan Stop! Bibirku tepat di leher jenjangnya yang putih. Bau darah segar yang memabukkan langsung menyeruak ke hidungku. Membuat taringku mau tak mau keluar. Apakah ini saatnya?
“Jhagi, Ini akan sangat sakit.” Sung Young hanya mengangguk pelan. Baiklah sekaranglah saatnya!
CRASHH! Aku langsung menancapkan taringku cepat. Tubuh Sung Young menegang merasakan sakit yang menyergapnya. Dia mencengkram pundakku untuk menahan rasa sakit itu. Kuhisap cairan merah Sung Young. Rasanya…emm 3x lebih enak dari ayam. Aku baru kali ini merasakannya. Tapi aku merasa tidak senang melakukan ini. Justru sangat sedih. Itu terbukti karena butiran kristal air menetes dari mataku. Sama seperti bumi yang sedang menangis di luar sana.

Kuhentikan kegiatanku saat kurasa masih tersisa darah di tubuhnya. Matanya terpejam rapat. Karena aku belum berpengalaman, jadinya sedikit belepotan darah dimana-mana. Sekarang tinggal menunggu masa transformasi yang akan di alami Sung Young. Apakah aku kuat melihatnya? Ini dia, kulihat Sung Young bergerak-gerak. Wajahnya berubah pucat pasi. Kugenggam tangannya erat. Keringat dingin mengalir dari tangannya yang semula hangat menjadi dingin. Beberapa saat kemudian rintihan kesakitan sudah terdengar di telingaku.
“Op..paagh..noumu…appooo..”
“Sudah kubilang, jhagi. Bertahanlah! Kau pasti bisa!” Ommona! Aku benar-benar tidak tega melihatnya seperti ini.
Apa yang harus kulakukan sekarang? Lalu kuputuskan untuk membawanya pergi dari sini. Segera kugendong ala bridal style. Eh, anni. Mending aku gendong di punggung saja. Nah, sekarang kemanakah kami harus pergi? Ke gua, kah? Tentu, itu rumahku sekarang. Oke! Berangkat. Aku berloncatan dari pohon ke pohon secepatnya karena hujan masih saja mengguyur Korea. Sung Young mengalungkan tangannya di leherku erat sekali. Ohok! Aku jadi sulit bernafas. Mungkin ini refleknya untuk menahan rasa sakit yang saat ini menguasai tubuhnya. Tak henti bibirnya mengeluarkan erangan seperti “appo” atau “panas”. Sung Young-ah, sudah kubilang itu akan sangat menyiksa. Tapi kau pasti bisa melewati massa transformasimu dengan baik. HWAITING! Aku akan terus berada di sisimu, jhagiya.


Nah, akhirnya kami sampai di rumah tercinta, emm.bukan. Gua tercinta maksudnya.  Segera kami masuk takut semakin basah jika berlama-lama di luar.
“Dari mana saja kamu Saeng hyung? Ini sudah jam…yak! Siapa itu? Apa yang kau lakukan, hah? Kau menggigit orang itu? Dia yeoja, yah? Bagaimana bisa kau melakukannya? Wa….”
“Cukup bicaranya!” Jun hyung langsung membekap mulut Jung Min yang tidak bisa diam.
Ah, ternyata semua di sini. Di ruang tamu. Belum pada tidur, yah. Aku pikir sudah karena ini sudah larut.
“Saeng, ituu…” Sebelum Kyu hyung meneruskan aku sudah tau apa yang akan dia katakan.
“Ne, hyung! Nanti aku ceritakan. Bolehkah…” Kali ini Kyu hyung yang memotong, seperti sudah mengerti kemana arah pembicaraanku.
“Ne, silakan bawa dia ke bawah.” Tanpa banyak cakap langsung kubawa Sung Young ke bawah. Ke bawah tentu saja ke ruang bawah tanah. Tempat paling aman untuk bertransformasi.”Hei, Saeng! Jangan lupa….” Mwo? Apa yang Kyu hyung katakan? Kata-katanya tidak begitu jelas. Samar-samar. Ya, karena memang aku sudah agak jauh darinya.

Sesampainya, segera kuletakkan tubuh lemah Sung Young di satu-satunya kursi yang berada di ruang bawah tanah. Lihatlah, wajahya benar-benar pucat. Tubuhnya sedingin es batu. Tapi anehnya Sung Young justru merasakan panas yang amat sangat. Yah, begitulah bertransformasi.
“Jhagi, aku ambil obat sebentar, ne?” Aku meniggalkan Sung Young yang tengah memeluk tubuhnya sendiri menahan rasa sakit. Begitu aku keluar, Kyu hyung sudah berada di situ.
“Ah, kebetulan hyung. Dimana hyung menyimpan obat agar tidak merasa begitu sakit saat bertransformasi?”
“Di toilet, haha ya tentu saja di kotak P3K.” Aku hanya mengerucutkan bibir mendengar lelucon Kyu hyung yang sama garingnya dengan daun di musim gugur(?) XD.

Baru saja kubuka kotak P3K, Sangat jelas kudengar teriakan Kyu hyung.
“YOUNG SAENG!! Kemarilah, PPALI!” Terburu-buru aku mencari obat yang kubutuhkan, begitu mendapatkan langsung melesat ke ruang bawah tanah yang aku yakin Kyu hyung masih di sana.
“Waeo, hyung?”
“Lihatlah yeojamu, hihi.” Loh, memang kenapa? Apakah terjadi sesuatu dengan Sung Young? Tapi kenapa Kyu hyung malah cekikikan. Begitu aku masuk ketempat Sung Young berada. Yakk! OMMO! O,O
“Sung Young-ah! Apa yang kau lakukan!?” Kaget aku melihatnya. Bagaimana, ya? Aku tidak akan menceritakannya dengan detail-__- Yang jelas saat ini baju tidur Sung Young sudah berada di lantai dalam keadaan tidak karuan bentuknya. Seperti habis dicabik-cabik dengan buas.
“Sepertinya peringatanku tadi tidak kau dengar. Aku tadi ingin mengingatkanmu agar jangan lupa untuk merantainya.” Entah kapan masuknya, Kyu hyung tiba-tiba sudah berada di belakangku sambil bersedekap. Dan cengar-cengir pula.
“Yaa! Hyung! Keluar sana!”
“Kekeke..” Sambil terkekeh Kyu hyung meninggalkan ruang bawah tanah ini. Huh.

Sekarang aku mengerti kenapa seseorang harus dirantai saat mengalami teransformasi. Tentu agar orang itu tidak menanggalkan pakaiannya. Mereka pikir dengan begitu rasa panas di tubuh akan berkurang? Tentu tidak bisa, karena panas itu berasal dari dalam tubuh yang paling dalam(?)

Segera aku angkat Sung Young yang akan melanjutkan aksinya(!) menuju dinding tempat di mana rantai yang dimaksud berada. Tapi sebelumnya aku pakaikan jaketku pada tubuh Sung Young.

*501*


Beberapa hari telah berlalu. Sung Young sudah selesai dengan masa transformasinya. Saat ini dia sedang istirahat memulihkan tenaga setelah masa-masa perjuangannya itu. Entah berapa lama dia akan istirahat. Aku akan terus menunggunya, menjaganya, berada di sisinya sampai yeoja yang kucintai ini terbangun.

Tiba-tiba dapat kurasakan sesuatu yang dingin tetapi lembut menyentuh pipi chubbyku dan membelainya. Aku mengerjap. Mencoba sadar dari duniaku sendiri. Ah, ternyata aku tertidur dalam posisi duduk. Membuat punggungku pegal sekali. Begitu sadar sepenuhnya, dapat kulihat dengan jelas wajah yang tidak asing lagi bagiku tepat di depanku.
“Oppaa..kau sudah bangun?”
“Hei, aku yang harusnya menanyakan hal itu kepadamu.” Yeoja di depanku ini hanya tertawa renyah. Aku hanya tersenyum. Senang. Saat ini aku sangat senang. Dapat melihat yeoja yang aku cintai lagi. Dapat mendengar tawanya. Dapat melihat senyum manisnya. Dapat mendengar suaranya yang khas. Pokoknya aku tidak mau kehilangan dia lagi.

“Oppa! Kok melamun? Oppa tersepona, eh terpesona denganku, ya.hihi.”
“Hah? Terpesona? Hahaha..lihat dirimu ini. Jelek! Kusut! seperti pakaian yan tidak di seterika 5 bulan! Kekeke..”
“Yaa OPPA! Jahat!” Dia memukul dadaku pelan sambil menggembungkan pipinya. Kubalas dengan cubitan kecil di pipinya membuat sang empu menjerit kesakitan.

“Ehem! Maaf mengganggu, tapi kalian berdua sudah ditunggu di ruang makan. Hehe.” Kulihat kepala Jung Min nongol di pintu kamarku. Ya, ini kamarku. Selama Sung Young istirahat dia ku tidurkan di kamarku. Selama itu pula aku tidur di kursi samping ranjang. Hanya dengan begitu aku bisa tetap berada di sisi Sung Young.
Kami berdua serempak melihat ke arah Jung Min yang cengar-cengir seperti kuda. Dan kami hanya mengangguk mengiyakan.
“Oh, iya. Sung Young-ah kau boleh memakai ini.” Jung Min melemparkan pakaian yang sepertinya itu pakaian yeoja. Dan memang benar. Eh, jamkkanman. Ini kan pakaian yang dipakai Jung Min saat pertama datang ke sini.
“Ohh, gamsahamnida…em…oppa..”
“Jung Min oppa. Nah, bergegaslah.” Dengan masih menyunggingkan senyum seperti kuda, Jung Min berbalik meninggalkan kami.

“Kok dia tahu namaku?”
“Sung Young-ah, banyak hal yang kau lewatkan saat tidur, hehe. Mandilah sana. Kita sudah ditunggu.”

*501*


Aku tertegun melihat yeoja di depanku ini. Begitu cantik dengan dress biru yang melekat di tubuhnya. Walau agak kebesaran sedikit. Yeoja ini terlihat begitu segar berbeda dengan saat belum mandi tadi. Meski dulu aku sering melihatnya seperti ini, aku merasa ini berbeda. Entahlah kenapa setelah menjadi vampire dia terlihat lebih..lebih..berbeda.
“Nah, sekarang aku tidak salah lagi. Oppa terpesona padaku, kan? Hehe.” Aish~yeoja ini kenapa berkata seperti itu dengan PDnya. Tapi memang benar katanya tadi.
“Sudahlah kau jangan banyak omong, kkaja kita sudah ditunggu.”


Seperti sebelum-sebelumnya. Saat di sini kedatangan anggota keluarga baru, pasti akan di jamu dengan aneka makanan yang pastinya sangat menggiurkan. Hmm, sudah tidak sabar untuk menyantapnya. Aku sudah sangat lapar. Karena memang beberapa hari ini perutku tidak di isi makanan.
“Ah, akhirnya kalian datang juga.Wow, Sung Young-shi. Kau cantik sekali.” Puji Kyu hyung yang berhasil membuat semburat merah di pipi Sung Young.
“Hehe, gamsahamnida.”

“Jhagi duduklah. Aku perkenalkan anggota keluarga barumu. Ini Kim Kyu Jong hyung, dia vampire tertua di sini. Kyu hyung ini vampire yang luar biasa. Kau bisa menganggapnya sebagai eomma kamu hehe…..” Bletakk! Jitakan yang cukup keras tepat mengenai kepalaku.  Sung Young malah tertawa melihatku dijitak Kyu hyung T_T “Nah, ini adik kandung Kyu hyung, namanya Kim Hyung Jun hyung. Dia ini vampire yang sangat koplak…” Eits, hampir saja aku mendapat jitakan dari Jun hyung. Tapi untung saja aku cepat menghindar. “Eh, tapi Jun hyung ini sangat baik. Dan yang terakhir kau tadi sudah tahu. Namanya Park Jung Min, vampire yang jahilnya luar biasa, hehe. Tapi dia juga sangat baik. Jung Min adalah…emm…dia…” Haruskah aku mengatakannya? Tapi aku tidak enak dengan Jun hyung dan Jung Min. Sebelum aku melenjutkan, Jung Min sudah menyela.

“Aku adalah pasangan abadi Hyung Jun. Dia menggigitku..ckck.” Sung Young menutup mulutnya. Terkejut dengan pernyataan Jung Min. Tapi Jung Min dan Hyung Jun malah cengar cengir gaje. Kyu hyung malah ngakak.
“Eh, tapi aku tidak homo, lho.” Tambah Jung Min yang behasil membuatku dan Kyu hyung ngakak dengan kerasnya.

*501*


Piring yang semula penuh dengan aneka makanan lezat dalam sekejap sudah bersih dari  noda. Itu semua karena kerakusan Jung Min dan Hyung Jun dalam hal makan. Sung Young sebenarnya juga. Tapi aku tahu ini efek dari transformasinya. Dia pastinya sangat lapar setelah 3 hari berjuang, tanpa makan. Tapi kami berlima belum beranjak dari tempat duduk. Masih asik mengobrol di ruang makan ini.

“Emm..selama aku makan tadi aku sempat berpikir. Bolehkah aku bertanya sesuatu pada kalian semua?” Aku, Kyu hyung, Jun hyung, dan Jung Min saling pandang mempertimbangkan permintaan Sung Young.
“Tentu saja boleh, silakan Sung Young-ah.”
“Bagaimana awalnya kalian semua menjadi vampire?” Kami ber4 cukup terkejut dengan pertanyaan Sung Young. Tapi aku akui. Itu pertanyaan yang sangat bagus. Kenapa, ya dulu aku tidak bertanya hal itu?
“Ne..” Jawab Kyu hyung.
“Assa! Waktunya dongeng, nih. Hehe.” Timpal Jung Min.
“Kau mau mulai dari siapa, jhagi?”
“Dari….emm Kyu Jong oppa.” Sung Young menunjuk Kyu hyung yang berada di sebelah kananya. Sepertinya ini akan berurutan. Mulai dari Kyu hyung, lalu Jun hyung, Jung Min, dan terakhir aku. Haruskah aku menceritakannya?  Ya, sepertinya harus.

“Pertama kalinya aku menjadi vampire adalah hari yang sangat kelam bagiku. Nasibku hampir sama dengan Young Saeng tapi yang kualami lebih buruk.” Menghela nafas panjang. “Begini ceritanya……”

~Flashback start~


Kyu’s P.O.V

“Ini kembaliannya, agasshi. Gamsahamnida. Jangan lupa kembali kesini lagi. Hati-hati di jalan!” Yeoja itu tersenyum ramah dan bergegas meninggalkanku dengan menenteng 2 kantong plastik berisi bermacam barang.

Kupandang berkeliling. Sudah tidak ada orang lagi selain aku di sini. Aku bangkit dari balik kasir dan berjalan menuju pintu. Kubalik papan di pintu yang semula OPEN menjadi CLOSED. Itu artinya toko ini sudah tutup.
Ya, toko kecil ini adalah tempat kerjaku. Lebih tepatnya aku bekerja sebagai penjaga kasir. Sekarang ternyata sudah pukul setengah 11. Saatnya pulaaaaang.
“Hyung! Aku pulang dulu!” Teriakku pada pemilik toko ini yang orangnya entah dimana. Kudengar suara berat menyahutku.
“Ne! Hati-hati!” Pemilik toko ini orang yang baik. Orang-orang yang pertama melihatnya pasti mengira namja ini jahat. Karena memang penampilannya yang menyeramkan. Tubuh gempal, kumis lebat, rambut gondrong, ah pokoknya menyeramkan. Tapi sebenarnya dia sangaaat baik. Bahkan sudah kuanggap sebagai hyungku.

Kunaiki motor butut kesayanganku yang selama 3 tahun ini sudah menemaniku. Walaupun aku sangat sayang, tapi aku ingin menggantinya dengan kendaraan yang lebih layak-___-“*jah*
Saat ini aku tinggal di jalan Daesung nomor berapa, yah. Lupa-__-a. Jika ingin mencariku datangi saja jalan itu dan cari rumah yang paling bagus bertingkat 2. Nah, itu bukan rumahku. Rumahku tepat di samping kanannya*LOL*. Sebenarnya aku mempunyai hyung dan dongsaeng. Tapi dongsaengku lebih suka tinggal bersama appa yang kaya raya. Sedih sekali. Orang tuaku sudah bercerai. Tapi yang paling disayangkan, eommaku meninggal hanya berselang 1 minggu stelah perceraian itu. Sementara hyungku. Aish! Aku tidak ingin berurusan dengan nappeun namja seperti dia. Rumah eomma beserta isinya dirampas olehnya. Sehingga aku hanya disisakan beberapa uang dan motor butut ini. Uang itu hanya cukup untuk membeli sebuah rumah kecil dan kebutuhan sehari-hari selama 3 bulan. Untuk itu aku bekerja sebagai penjaga kasir yang gajinya lumayan untuk menghidupi diriku seorang. Walau begitu aku sangat menyayangi semua anggota keluargaku. Terutama dongsaeng dan eommaku.^_^

CIITTT….
Mendadak kuhentikan laju motorku karena hampir saja menabrak sesuatu yang besar tergeletak di tengah jalan. Apa itu? Hah! Itu manusia. Ommo! Itu Hyun Joong hyung. Hyung kandung yang aku ceritakan tadi. Kenapa dia? Apa dia mati?
“Hyung! Hyung!? Ireona!” Kubalikkan tubuhnya yang tengkurap. Aigoo! Dari leher sampai dadanya berlumuran darah segar. HYUUUNG! APA YANG TERJADI PADAMU?! Eh, jamkkanman. Dia masih hidup. Syukurlah. Kemana aku harus membawanya? Aku tidak punya uang untuk membawanya ke RS. Baiklah, aku bawa saja ke gubuk kecilku.


Kubaringkan tubuh lemasnya di kasur tanpa ranjang satu-satunya di rumahku. Wajah Hyun hyung sangat pucat. Kulitnya begitu dingin. Seperti mayat tetapi masih bernafas. Oh, GOD! Selamatkan hyungku. Kubuka kemeja yang membalut tubuh berototnya. Lalu aku membersihkan semua darah yang mengotorinya. Hei, apa ini? Ada 2 luka dalam di lehernya. Ternyata di sinilah sumber darah itu. Mungkin hyung digigit binatang atau apalah. Malam itu aku begadang merawat Hyun hyung yang entah sekarat atau apa, yang jelas dia selalu mengeluh kesakitan dan kepanasan. Hyung, bersabarlah. Semua pikiran burukku tentang Hyun hyung kubuang jauh-jauh. Yang kupikirkan saat ini adalah kesehatan dan keselamatan Hyung yang aku sanyangi.

Sudah 3 hari ini dia seperti itu. Selalu melenguh dan merintih. Di hari ke3 benar-benar puncaknya. Aku sampai bergidik ngeri. Tidak hentinya Hyun hyung menjerit seperti kesurupan. Baru keesokan harinya Hyun hyung sudah tenang. Benar-benar diam. Apa dia mati? Anni, dia masih bernafas. Huh, sungguh melelahkan. Tidak makan, tidak tidur, ckk. Tiba-tiba mataku berkunang-kunang dan…..gelap.


Aku mulai sadar saat kurasakan sesuatu yang dingin meraba leherku. Membuat merinding. Aku benar-benar masih malas untuk membuka mata. Sampai tiba-tiba sesuatu yang tajam merobek kulit leherku.
“AAARRRGGHH!!!”

~Flashback end~
Kyu P.O.V end

“Hyung! Hyung! Gwaenchanayo?” Aku panik melihat Kyu hyung yang berteriak sambil meraba lehernya yang mempunyai 2 titik gelap.
“Hehe, mian. Terlalu menghayati.”
“Ayo lanjutkan, oppa!”
“Oke, oke….” Kyu hyung menghela nafas panjang dan melanjutkan cerita yang sempat terpotong tadi.

~Flashback start~
Kyu P.O.V

Kurasakan sesuatu menghisap-hisap leherku dengan buas. Mencoba menguras semua darah di tubuhku. Loh, ini kan Hyun hyung.
“Hyung!? Apa yang kau lakukan?!” Reflek kudorong dia agar menjauh dariku. Menghentikan aktifitas yang sangat…mengerikan. Otakku memerintahkan untuk bangkit, menghindar. Tapi tubuhku menolak. Terlalu lemas untuk bangkit. Argh~sepertinya darahku sudah terkuras banyak.

Ommo! Ini bukan Hyun hyung! Makhluk di depanku ini bukan Hyun hyung! Anniaa! Lihatlah mata itu. Merah menyala mengerikan seperti ingin menerkam. Mulutnya sedikit terbuka memamerkan 2 taring yang panjang dan runcing. Darah segar menetes dari mulutnya yang kuyakin itu darahku. Ada apa ini sebenarnya? Ada apa dengan Hyun hyung?
“Aigooo, apa yang kulakukan. Kyu Jong-ah mian..mianhae. Aku tidak sadar melakukan semua ini. Mian.” Setelah mengucapkan itu Hyung hyung menghampiri lemariku, mengambil dan memakai bajuku lalu melesat pergi. Cepat sekali seperti terbang.

Bagaimana denganku? Hah, aku ditinggal sendiri seperti ini. Tergeletak tak berdaya di lantai yang keras dan dingin. Ommo, ommo, ommo…! Leherku semakin membara. Panas itu dengan cepat menjalar ke tubuhku. AAARRRGGGH!! Noumu appoooo! Yang bisa kulakukan hanya berteriak dan menggeliat di lantai kamar yang keras dan dingin ini. EOMMAAA! Ini benar-benar sakit! T_T
“Kyu Jong… bersabarlah jhagi. Kau pasti bisa bertahan.” Suara samar seorang yeoja berdengung di kepalaku. Apakah itu eomma?

Selama 3 hari aku mengalami penyiksaan itu. Mungkin itu juga yang dialami Hyun hyung. Raga dan batinku benar-benar tersiksa. Kesakitan, antara hidup dan mati. Sendirian, tidak ada yang menemani dan merawatku. Mungkin dengan adanya seseorang di sini rasa sakit yang kuderita tidak begitu kuat. Yah, tapi mau bagaimana lagi. Semua keluargaku jauh dari sini. Teman-teman. Ah, mereka semua menghindar saat tahu aku jatuh miskin. God! Kuatkanlah hambamu ini.

Setelah itu entah aku pingsan berapa lama. Tiba-tiba rasa haus yang sangat kuat menyergapku. Aku berlari mengambil air. Kuteguk dalam jumlah banyak tapi rasa haus itu belum juga hilang. Benar-benar haus. Leherku serasa seperti terbakar saking hausnya. Karena sudah tidak tahan, aku berlarian di luar. Mencoba mencari sesuatu unuk menghilangkan rasa haus ini. Orang-orang menatapku heran. Tapi aku tidak peduli. Yang kulakukan tetap berlari entah kemana tujuannya. Sampai-sampai aku menyadari sesuatu. Orang-orang. Yah, mereka semua mempunyai aroma yang…..sedap. Hmm…Naluriku menyuruh untuk memangsa manuisa-manusia itu. Eits, tapi akal sehatku masih bekerja. Mana mungkin aku membunuh orang-orang yang bahkan tidak mempunyai salah padaku. Aigoo!

Lari…lari…lari… Tidak terasa aku sampai di hutan. Gelap. Sudah berapa jauh aku berlari? Sampai aku tidak tahu arah pulang. Tidak tahu jalan keluar. Aku tersesat O_O. Saking paniknya aku tidak tahu kalau di depanku ada seseorang dan…BRUUKK! Aku dan orang asing itu terjengkang akibat bertabrakan.

~Flashback end~
Kyu’s P.O.V end

“Sudah, ya. Aku tidak kuat lagi, hehe. Rahangku seperti mau copot. Pegal, tau.”
“Yahh, tanggung hyung.” Protes Jung Min.
“Siapa orang yang oppa tabrak?”
“Dia ternyata adalah salah satu dari anggota perkumpulan vampire hunter. Tapi mereka juga vampire. Bertugas memburu vampire-vampire jahat. Tak disangka mereka telah memantau gerak-gerikku. Entah mendapat angin darimana mereka mengajakku bergabung dengan perkumuplan mereka karena yakin aku vampire yang baik. Sebagai imbalannya aku diberi rumah ini. Itulah ceritaku, apa ceritamu? Hehehe.”

Prokk…prok..prok..
Suara tepuk tangan menggema di ruang makan. Membuat Kyu hyung terkekeh malu.
“Joasseo oppa! Daebak^_^b. Pengalaman yang sangat…mengesankan.”
“Jadi…kita sama karena hyung juga digigit oleh vampire Hyun Joong?” Kyu hyung mengangguk. Ckck, aku benar-benar tidak menyangka. Hyun Joong sangat tega memangsa dongsaengnya sendiri yang bahkan dengan ikhlas mau merawatnya saat transformasi. Ternyata benar, pengalaman Kyu hyung lebih ngenes dariku. Aku sangat salut. Dia masih bisa tersenyum dan tentunya sifat baiknya tidak pernah pudar. Dan yang terpenting dia tetap menyayangi hyungnya. DAEBAK!

“Lalu, siapa pasangan abadi Hyun Joong?” Aku masih belum sudi memanggilnya hyung.
“Aku pernah dengar vampire yang menggigitnya sudah mati. Jadi pasangannya adalah vampire pertama yang ia ciptakan.” Bo? Itu berarti Kyu hyung pasangan abadi Hyun Joong. Wow!
“Jadi, aku bukan pasangannya?”
“Untung saja bukan, Saeng. Kau bukan vampire pertamanya. Dan untung saat Hyun hyung selesai menggigitmu dia langsung terbunuh.”
“Katanya dia belum mati.”
“Memang, tapi pedang itu sudah cukup menghapus kutukan.”
“KUTUKAN?!” Teriakku, Sung Young, dan Jung Min bersamaan. Kutukan macam apa yang menimpa vampire?
“Ha, kalian tidak tahu, ya. Jangan coba-coba berani bilang pada manusia, ne. Saat vampire terlahir, maka dalam dirinya sudah tertanam kutukan. Yaitu kutukan tentang pasangan abadi. Barang siapa sudah memiliki pasangan tetapi mencari pasangan lagi, maka akan terkena kutukan yang entah apa wujudnya karena aku belum pernah mencoba, hehe.” Jelas Jun hyung panjang kali lebar kali tinggi. Itulah rumus volume*PLAK*
“Yang jelas kutukan itu sangat buruk.” Tambah Kyu hyung dengan aksen mengerikan. Kami ber3 hanya manggut-manggut mengerti.
“Oppa, jadi kalau begitu oppa juga sudah terbebas dari Hyun oppa.”
“Annia sayang *langsung dilirik Young Saeng* Eh, maksudku anni Sung Young-shi ^_^’ Hyun hyung masih bisa hidup lagi dan selama aku masih hidup juga maka kami ber2 tetap pasangan abadi.” Entah karena apa, tiba-tiba Jun hyung ngakak.
“Hahaha, hyung. Pantas saja selama ini kau ogah mencari pasangan. Olalah ternyata eh ternyata, hahaha…” Kyu hyung langsung menyiapkan kepalan tangannya untuk menjitak saengnya.
CTAKK!
“Ouch, pasti sakit, hihihi.” Sung Young terkikik geli.
“Fyuhh~ Aku kira hanya aku vampire yang mempunyai pasangan namja. Ternyata eh ternyata…”
CTAKK! CTAKK! Dua jitakan mendarat di kepala Jung Min sebagai peringatan tutup mulut. Aku dan Sung Young sontan tertawa terbahak-bahak melihat 3 vampire yang saling menyiksa.

“Geumanhae!! Sekarang giliran Jun oppa yang cerita. Ppali!” Jun hyung terlihat terkejut.
“Na? Ah~bisakah ditunda dulu?”
“Anni! Ayolah opaa…Ppali-ya!”
“Hajima…jebal. Aku malu…”
“Wae?” Tanya Sung Young bebarengan dengan Jung Min. Aku juga heran kenapa Jun hyung tidak mau. Tidak adil ah. Ku lihat Kyu hyung membungkuk sambil memegangi perutnya. Kenapa dia? Apa dia sakit? Oooh, anni…ternyara dia tertawa.
“Hahahaha…..Hyung Jun malu karena dia…hahaha aku geli untuk mengatakannya.” Ah, Kyu hyung ini bikin penasaran saja.
“Wae oppa? Tanya Sung Young tak sabaran.
“Hyung Jun di gigit vampire banci bin homo! Ahahaha.” Whatz?? Apa katanya tadi? Vampire banci bin homo? Kami ber3 tercengang mendengarnya. Tak lama kemudian gelak tawa menggema di ruangan ini. Terpingkal-pingkal. Jung Min sampai terguling dari kursinya. Tawaku langsung terhenti saat melihat Jun hyung yang hanya menunduk. Dia pasti sangat malu dan sedih.
“Engg, sudahlah. Kalau begini terus kapan Jun hyung akan cerita.” Jung Min dan Sung Young langsung tutup mulut dipaksakan. Jun hyung menghela nafas dalam. Seperti tidak yakin akan menceritakan semuanya atau tidak kepada kami.
“Gwaenchana Jun, pengalamanku juga memalukan, hehe.” Hibur Jung Min. Perkataan Jung Min malah membuat Jun hyung tambah malu dan sedih. Terbukti karena blushing menghiasai pipinya yang putih.
“Hei!! tapi itu salahku juga tau!>,< Huaaa~”
“Uljima Hyung Jun-ah. Cepat ceritakan. Yah, walaupun aku sudah pernah mendengarnya tapi aku ingin mendengarnya lagi. Hehehe.” Ucap Kyu hyung yang membuat Jun hyung mengerucutkan bibirnya.
“OKE..OKE…”

~flashback start~


Jun’s P.O.V

Kupukul setir mobil dengan kesal. Aishi~Ada apa dengan mobil baruku ini, hah. Baru ku pakai seminggu sudah busuk, CK. Mian, maksudnya kenapa mobil ini sudah mogok, payah. Bagaimana aku pulang coba kalau begini. Aku tidak mau menginap di universitas. Atau aku telpon appa saja untuk menjemput. Anni, appa sedang di luar kota. Huaaa, eottoke?

Kulirik jam yang melingkar di tanganku. Sudah pukul 5 sore. Aku harus segera pulang. Kalau tidak aku akan tertinggal film kesukaanku. Baiklah, aku akan naik bis saja.
“Ahjussi, aku titip mobilku, ne? Mogok, tuh.” Pintaku pada satpam yang setiap harinya menjaga unversitasku dengan baik.
“Ne, dijamin aman, deh.”
“Ok, aku mau pulang naik bis. Gamsahamnida.” Kataku sambil berlari menuju halte terdekat. Beuh, walaupun halte terdekat tapi jaraknya 1km-____-“huhu.

Ah, syukurlah. Ternyata haltenya tidak penuh sehingga masih tersisa tempat duduk. Untung hari ini tidak sial-sial banget. 1 menit, 5 menit, 10 menit aku menunggu tapi tak satu pun bis melintas di sini. Huaaah ini sudah 30 menit! Kenapa kendaraan sialan itu tidak kunjung datang. Aku mulai frustasi. Emm, dulu dalam keadaan seperti ini ada seseorang yang selalu menyemangati. Yang selalu memberitahuku agar bersabar. Hhh..Sayang. Orang itu sudah tiada. Eh, bukan. Aku tidak tahu dia sudah meninggal atau belum. Yang jelas dia pergi entah kemana. Mollayo. Dulu aku suka pergi bersama-sama dengannya. Yah, dia adalah Kim Kyu Jong hyung. Kakak kandungku yang selalu mengerti diriku. Tapi kenapa ya aku tega meninggalkannya. Membiarkannya hidup sendirian. Babo! Ah, apa boleh buat. Sudah terlambat T_T

Sedang asyik-asyiknya melamun. Tiba-tiba pandanganku tersita oleh seseorang yang berjalan kearah halte. Namja itu, menggunakan jubah hitam, topi hitam yang menutupi sebagian kepalanya, dan kacamata hitam pula. Woow! Serba hitam men. Tapi untung saja kulitnya tidak hitam, heheh. Dalam diam dia duduk di kursi sampingku yang kebetulan kosong. Aku memperhatikannya heran. Penampilannya ini, ck. Apa dia teroris?hiiiy.. Dia menengok kearahku, ternyata sadar kalau aku sedari tadi mengamatinya. Langsung kuedarkan pandanganku kearah yang berlawanan. Waa, aku jadi salah tingkah.

Tiiinnn..tiiinnn…
Aha! Akhirnya datang juga, tuh bisnya. Horee! Aku bergegas masuk agar kebagian tempat duduk. Ommo, ternyata sudah penuh-__-“. Jamkkanman, ternyata masih ada satu yang kosong. Hahaha, ini memang keberuntunganku. Tapi tiba-tiba seseorang menyerobotku dan menduduki kursi yang kosong satu-satunya di bis ini. Mwo?! Tidak bisa!! Aku yang melihatnya duluan! HAH, ternyata orang hitam-hitam tadi. Aishi~ Tidak ada pilihan lain. Berdiri, deh akhirnya T_T

Jujur, ini pertama kalinya aku naik bis. Entah apa aku akan berhasil sampai di rumah. Pasrah.
CIIITTT…
Bis berhenti mendadak membuatku hampir terjungkal. Ommo!! Ini sopirnya bisa nyetir nggak, sih. Pintu bis terbuka. Masuk 3 orang penumpang lagi. Dih, makin sesak bisnya. Aigooo..Pemandangan di depanku lebih membuatku sesak. Yang benar saja. Seorang namja berpakaian sangat norak bin lebay, iuuuhh.. Ternyata ada ya yang seperti ini, ckck.

Lagi-lagi orang yang aku perhatikan sadar. Dia balas menatapku tajam.
“Apa liat-liat? Suka ya sama saya?” CUIH, mending suka sama kebo daripada suka sama yang beginian, hii.
“Sorry, ya noona! Aku nggak doyan yang begini.” Dia tambah melotot. Hahaha, lucu. Kalau begitu jadi kayak badut di festival.
“Saya namja, tahu.” Emang aku pikirin. Mau namja atau yeoja, terserah laaah.

Kuedarkan pandanganku keluar. Mencoba tidak memperhatikan orang aneh di depanku. Tapi, ternyata dia balik memperhatikanku. Dapat kurasakan matanya menjelajahi tubuhku dari ujung rambut ke ujung kaki dan balik lagi ke atas. Dia menatap wajahku lama. Hahaha, pasti aku sangat tampan sampai-sampai namja saja terpesona. Lama-lama risih juga ditatap begitu.
“Apa lihat-lihat, ha?” Tegurku.
“Ih, galak, deh. Kamu cakep banget, sih.” Katanya sambil mengerling genit. HUAAA! Apa itu tadi. Suatu serangan yang sangat menusuk. 501% membuatku ilfil pada orang ini. Ayolah bis! Ppali! Aku bisa muntah jika berlama-lama disini. Muntah bukan karena mabuk naik bis, tapi muntah karena berlama-lama berada di dekat michyeo saram ini.

Aku merasa bis ini berjalan sangaaat lambat. Ommo, aku sudah sangat eneg di sini. Kenapa aku sangat sial hari ini, heuh!
“Jhagi, apa kau sudah punya pacar?” APAAA!! DIA TADI MEMANGGILKU APA?! JHAGI?? YANG BENAR SAJA!
“Kau…memanggilku apa, hah?!” Kutarik kerah kemeja polkadotnya. Kalau bukan berada di kendaraan umum, pasti sudah kuhabisi namja ini. Orang-orang langsung memperhatikan kami ber2.
“E…eh…tenang baby. Ja..jangan kasar padaku.” CUKUP! Ingin kurobek benar mulutnya.

“Ahjussi! Tolong berhenti di sini!” Setelah kubayar dengan uang yang terselip di saku, tergesa-gesa aku turun dari bis pengangkut banci ini. Walau masih cukup jauh, aku nekat turun di sini. Akhirnya kuteruskan perjalananku dengan jalan kaki T_T Ini lebih baik daripada aku bertemu dengan hantu norak bin lebay itu, hiiy.
Aigoo…sudah pukul 6 ternyata. Pantas langit sudah sangat gelap. Hei, bukan. Ini juga efek dari mendung. Oh, GOD! Semoga aku tidak kehujanan. Cukup lama aku berjalan membuat tenggorokanku kering. Untung saja tidak jauh di depanku terlihat box minuman kaleng. Syukur, syukur. Kurogoh saku. Yaa! kenapa tidak ada uang. Eh, jamkkanman. DIMANA DOMPETKU?!
“Ommo1 dompetku dimana?” Aku sibuk merogoh semua sakuku. Tapi hasilnya nihil. Kucoba melihatnya di tas. Tidak ada juga. Duh, lalu dimana. Aku benar-benar panik tingkat kabupaten(?)

“Kau mencari ini?” Suara yang belakangan ini membuatku eneg terdengar lagi. BENARKAN! Banci itu. Aishi>,< Ternyata dia mengikutiku. Dia tersenyum-senyum genit sambil membawa benda kotak yang sangat kukenal.
“HYAA~! Kembalikan dompetku!!” benar-benar gusar tingkat ujian nasional(?). Ingin kucekik michyeo saram ini sampai mati.
 “A a a, ambil ini baby!” Dia mencolek daguku lalu kabur.
“WHOYY!!! KUBUNUH KAMU!!!!!” Mau tak mau aku harus mengejarnya. Aku harus menyelamatkan benda kotak yang dibawanya karena berisi uang yang tidak sedikit dan surat-surat berharga. Syukur kalau tertangkap benar-benar akan ku bunuh namja itu.

“HEH! MICHYEO!! KEMBALIKAN!!” Terus ku kejar banci kaleng sarden(?) itu. Aih, tapi larinya kencang juga. Berhasil membuatku terengah-engah. Huff….

Aksi kejar-kejaran terus terjadi di sepanjang jalan. Akhirnya namja itu menuju ke sebuah gedung tua yang sepertinya sudah tidak berpenghuni. Dapat dilihat dari kondisinya yang parah. Cat mengelupas, kayu banyak yang lepas, genteng bertebaran, dan penjabaran lainnya tentang bangunan yang seperti habis terkena gempa. Aneh. Sepertinya aku belum pernah melihat tempat ini. Aku bergidik ngeri saat memasuki gedung itu. Di dalam benar-benar luas. Itu karena tidak ada apa-apa di sana. Merinding. Perasaanku tiba-tiba menjadi tidak enak. Hawa dingin yang luar biasa menyergap tubuhku.
Ctarr! Petir menyambar. Dapat kulihat kilat yang merajalela di langit gelap lewat jendela di sampingku. OMMO! Aku tidak mau kehujanan gara-gara mengejar orang lebay tak penting ini. Eh, btw…dimana dia? Suasana yang remang-remang menjadikanku sulit melihat. Kuedarkan pandanganku kesekeliling. Dan…WAAAA! Aku terlonjak. Huah, mengagetkan. Namja tadi berdiri tepat di depanku sambil menggoyang-goyangkan dompetku di tangannya.

“SINI!! KEMBALIKAN!!” Aku berusaha merebut dompetku. Tapi dengan gesit dia menghindarkan dompet dari jangkauan tanganku.
“Eits, Slow aja baby…”
“Awas, ya!! Sekali lagi memanggilku dengan sebutan BABY! Maka habis kau!” Ancamku. Tapi dia tetap tenang-tenang saja.
“Bagaimana kalau JHAGI? Berarti aku boleh dong memanggilmu jhagi.” Ucapnya sambil tersenyum manis dibuat-buat yang membuatku ingin muntah.
“APA LAGI YANG ITU!! SHIREO! PPALI-YA! KEMBALIKAN DOMPETKU! AKU HARUS PULANG!!”
“Bagaimana kalau kau menciumku dulu, jhagi?” IGE MWOYA!! Ucapan gila apa itu! Dasar maho!
BUGGGHH!! Kepalan tanganku telak mengenai pipinya. Kerasnya pukulanku membuatnya terjatuh. Tapi kulihat dia malah tersenyum menghina. Membuatku ingin menghabisinya saja>,<

“Ayo pukul lagi, jhagi. Jika itu membuatmu senang. Tapi nanti gantian aku yang akan bersenang-senang. Hahaha!” Apa maksudnya? Eh, tapi kenapa ucapannya membuatku merinding.
Kulemaskan tanganku yang mengepal sedari tadi. Kuurungkan niatku. Setelah merebut domputku, kuputuskan untuk segera pulang saja. Ah, sial. Diluar hujan sudah mulai turun. HUH, gara-gara banci rese ini aku harus pulang hujan-hujan.
“Mau kemana, jhagi?” Aku tidak peduli. Terus kulangkahkan kakiku menuju pintu utama. Sepertinya banci itu mengikuti. Kupercepat langkahku seakan berlari. Entah kenapa rasa takut tiba-tiba menyergapku semakin kuat.
Sialnya….
“HYAA! Kenapa pintunya tidak mau terbuka!!” Kugedor-gedor pintu itu berharap menjadi rubuh dan aku bisa bebas dari tempat mengerikan ini.
“Hahaha, itu artinya kau tidak boleh pergi, yeobo.” Suara laknat itu terdengar tepat di belakangku. Tapi kali ini terdengar sangat…..mengerikan. Tiba-tiba sepasang tangan memeluk pinggangku. MWORAGO! DIa memelukku.
“LEPAAASS!!” Aku meronta dalam pelukannya. Persis seperti yeoja yang akan di perkosa(!?!). HAH O.O! Jangan-jangan……HUAAA!!

BRUKK!
Tubuhku yang membelakanginya dengan paksa dibalik sehingga menghadapnya. Aww! Punggungku membentur pintu yang keras T.T. Tangannya berada di sisi kanan dan kiriku. Dia menghimpitku di pintu. Entah kenapa tenaganya 5x lebih besar. Aku tidak bisa melawan. 501% Aku takut sekarang.
Kutatap wajahnya yang tepat di depanku. Eh, banci ini. Kenapa…kenapa menjadi mengerikan seperti ini O_O. Matanya yang menyala menyoroti mataku. Dia tersenyum. Dua taring menyembul di sisi kanan dan kiri bibirnya. Ta…taring? YAA!! Jangan-jangan orang ini vampire. Ne, ne..vampire. Aku tahu itu. AAA~EOMMAAA! TOLOONG~!!

Tiba-tiba wajahnya semakin mendekat ke wajahku. Matanya terpejam. Terus semakin dekat hingga kurasakan nafasnya yang dingin. Apa dia ingin menciumku?? Sepertinya begitu…ANDWAEEEEE!!!
Huaahuhuhu..Dicium yeoja saja belum pernah. Kenapa aku harus menerima first kiss seperti ini T_T Oh, GOD! Sebisa mungkin aku menghindar dari bibir mautnya. Tapi kepalaku tertahan tangannya. Chu~dia berhasil mengenai pipiku. Entah mendapat keberanian dari mana. Langsung kutendang daerah ‘privacy’nya dan sukses membuatnya berteriak kesakitan. AHA! Berhasil. Aish, kenapa tidak dari tadi, ne. Kesempatan ini kugunakan untuk kabur. Tapi kemana aku harus pergi? Pasti ada jalan keluar lain. Sambil mencari ku usap pipiku bekas ciuman tadi, iyuuh. MENJIJIKAN. Aigoo, sayang setelah sekian lama mencari tidak ada jalan keluar lain. Eottokeyo?

Namja itu sudah berhenti dari kesakitannya. Dia berjalan mendekatiku. AAA~Aku harus bagaimana? Eomma..appaa…kyu hyuuung…Aku takut. Tidak terasa setetes air jatuh dari mataku. Huhu, saking takutnya aku menangisT_T Aku berlari-larian di dalam aula ini mencoba menghindar dari vaho (re: vampire homo*lol*) itu. Dia juga ikut berlari di belakangku. Mengejar diriku yang ketakutan setengah hidup.

BRUUKK!
Ommona! Dia berhasil menubrukku sehingga membuatku terjatuh di lantai yang keras. Tubuhnya yang berat menindihku. Aiggooo…
Sekali lagi dia mebalikkan tubuhku paksa menjadi terlentang.
“Jhagiya, kau bisa melawan juga ternyata. Baiklah langsung saja. Kau akan menjadi pasangan abadiku. WAAHAHAHA!!” Tawanya menggelegar diiringi suara petir yang memekakan. Efeknya persis seperti di film-film. Wow*plak*. Oh, aku tahu. Dia akan menggigitku dan menjadikanku sebagai vampire. Sama seperti dirinya. ANNIAA~Aku masih terlalu muda dan tampan untuk itu T___T

Dan benar saja…CRASSH.. Sesuatu yang tajam merobek kulit leherku. Vampire ini berhasil menggigitku. Hancur sudah kehidupanku. Hhh..
Namun tiba-tiba…BRAKK! Suara bedebam yang keras terdengar. Zhiingggg…zhiiingg.. Jleb! Jleb! Entah kenapa vampire yang sedang menghisap darahku ini tiba-tiba ambruk menindihku. Kulihat 2 tongkat besi yang panjang menembus tubuh si vampire. Membuatnya langsung terpejam. Diam.

Suara langkaj-langkah kaki terdengar jelas. Apa ini polisi? Syukurlah aku selamat. Eh, tapi sepertinya bukan polisi-__-“a
“Hyung, sepertinya terlambat. Vampire ini sudah menggigitnya.” Kata seseorang sambil menyingkirkan tubuh vampire yang menindihku.
“Hyung Jun-ah?”
Sosok yang berpakaian serba hitam berjongkok di sampingku. Aku tahu siapa dia. NE, AKU SANGAT TAHU. Kyu hyung…Kakak yang selama ini kurindukan berada tepat di sampingku. God, semoga ini bukan halusinasi.
“Hy..hyung? Kau..kah??” Ucapku terbata karena menahan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhku.
“Ne, Hyung Jun-ah!” Serta merta dia memelukku yang terbaring lemah di lantai. Setelah sekian lama aku tidak pernah lagi merasakan pelukan hangatnya. Hyungku…yang sangat aku sayangi.
“Enng, hyung. Aku tidak mau mengganggu. Tapi lebih baik kita segera pergi dari sini.” Kyu hyung langsung melepas pelukannya.
“Ne.” Dengan entengnya Kyu hyung menggendong tubuhku di punggungnya. Rasa sakit yang merajai tubuhku seakan berkurang saat aku bisa bersama dengan seseorang yang aku sayangi. Gamsahamnida hyung, kau datang di saat yang tepat.

Dan baru kusadari satu hal. Kyu hyung lah yang tadi berada di halte dan di bis. Kenapa aku tidak menyadarinya dari tadi, ne??
Lagi. Satu yang sangat aku sesali. KENAPA TADI AKU TIDAK PULANG NAIK TAXI SAJA??!!!

~Flashback end~
Jun’s P.O.V end

HAHAHA.. Kami ber4 ngakak mendengar endingnya.
“Nah, begitu sekiranya sampai akhirnya aku di bawa kemari. Aku tidak akan menceritakan transformasinya karena sama saja dengan yang kalian alami.”
Prok..prok..prok..
Tepuk tangan yang tak kalah meriah kembali menggema di ruangan makan. Cerita Jun hyung sangat bagus…dan gokil pastinya. Apalagi di bagian saat dia bersama vaho itu, kekeke. Sedari tadi tidak hentinya kami ber4 tertawa. Jun hyung sesekali juga ikut tertawa. Geli memikirkan dirinya sendiri.

“Sib, sib^^b. Sekarang giliran Jung Min oppa yang cerita.”
“Yakin mau mendengar? Pengalamanku tak kalah memalukan dan pastinya sangat tidak bermutu.” Ucap Jung Min sambil melirik Hyung Jun yang cemberut.
“Ah, aku mau keluar saja.” Kata Jun Hyung. A a a, dia ingin menghindar rupanya.
“Andwae! Tetap di sisini Jun-ah!” Cegah Kyu hyung. Dengan muka masam, Jun hyung kembali duduk di tempatnya.

“Hmm…Dulu saat aku menjadi manusia, aku adalah seorang… detektif.”
“Detektif?? WOW! Daebak^^!” Seruku kagum pada Jung Min. Tidak kusangka Jung Min dulunya seorang detektif. Tapi sekarang? Kenapa bisa jadi…Ah aku jadi semakin penasaran dengan ceritanya.

~flashback start~


Min’s P.O.V

“Kau, kah detektif itu?”
“Ne, perkenalkan…Park Jung Min imnida.” Kataku lantang sambil menyodorkan sebuah benda, kartu nama.
“Yakin menerima misi berbahaya ini?”
“Tentu, sir! Misi ini akan menjadi pengalaman dan tantangan yang hebat.”
“Kau benar-benar yakin Jung Min-ssi! Ok, kau diterima menjalani misi ini.”
“Gamsahamnida.” Setelah berjabat tangan dengan kepala agen tua bangka ini, aku segera pergi untuk merencanakan aksi yang akan dijalankan untuk misiku.

Yah, aku adalah seorang detektif. Detektif bayaran lebih tepatnya. Bukan bagian dari polisi atau apa. Ribuan misi sudah kujalani dengan sangat baik. Tidak pernah gagal sekalipun karena kejeniusanku yang luat biasa, haha. Kali ini, aku mendapat sebuah misi yang menurutku sangat luar biasa. Belum pernah aku mendapat yang seperti ini. Kata kepala agen tadi, detektif-detektif hebat yang diundang tidak ada yang berani menjalankannya. Hah, payah. Berarti aku lebih hebat dari detektif hebat (?) hahaha.

Apa coba kalau tahu? Hmm…Aku disuruh mengorek lebih dalam mengenai dunia vampire. Wow! Hebat bukan? Aku juga disuruh untuk mendatangi sebuah club malam yang diyakini menjadi sarang vampire-vampire yang haus darah setiap malamnya. Di sanalah sumber info itu. Kuperas otakku, berpikir bagaimana caranya agar bisa datang kesana tanpa ketahuan kalau aku adalah manusia. Aha! Sepertinya aku tahu caranya. Ne, ne..pengetahuanku yang cukup luas tentang vampire membuatku dengan mudah menemukan ide. Itu karena aku suka membaca buku tentang mereka^^.

Malam harinya aku bersiap untuk pergi ke club itu. Ah, boleh kuakui ini ide yang sangat gila. Tapi, menurutku dengan begini akan lebih mudah untuk mendapatkan info tentang mereka, semoga. Aku berdiri mematung di depan cermin. Ommona! Seorang namja tampan yang biasa aku lihat di cermin sudah tidak ada. Yang terlihat saat ini hanya seorang yeoja yang sangat cantik. Noumu yeoppo. HAHAHAHA, yah, itulah diriku. Menyamar sebagai seorang yeoja, ckck. Karena aku takut jika berpenampilan namja, kedokku sebagai Park Jung Min akan telihat. Tentu saja, siapa sih yang tidak kenal Park Jung Min si detektif yang tampan nan jenius, woahahaha*LOL* Tidak lupa kusemprotkan parfum bunga melati di sekujur tubuhku untuk menutupi bau manusiaku. Nah, sekarang sudah siap. Let’s Go!

*501*


Huf…huff..huff…Akhirnya sampai juga di club yang dimaksud. Ini dia, CLUB DESTINATION, begitu tulisannya yang berkelap-kelip tertempel di dinding. Huh, high heels ini sangat menyiksa T_T. Kakiku sangat sakit. Ingin kulepas dan kubuang saja. Hmm…sabar Park Jung Min demi misi ini-___-“

Woa! Club ini, begitu menakjubkan. Tidak jauh berbeda, sih dengan club malam biasanya. Lampu berkelap-kelip redup, music yang berdebum keras, dan seorang DJ. Hanya saja aku takjub dengan air mancur di tengah club. Mengeluarkan darah segar. Baunya amis menyeruak hidungku, ugh. Ternyata benar. Club ini adalah sarang vampire. Ratusan vampire tumpah di sini, ommo. Mata mereka itu, sangat mengerikan. Taring mereka tak kalah mengerikannya.

“Jhagi, ada yang bisa aku bantu?” Tersentak, kaget aku dengan seorang namja yang tiba-tiba berdiri di sampingku. Namja yang cukup tampan memakai kemeja putih dan celana hitam. Tapi tentu saja lebih tampan diriku, hahaha. Eh, dia memanggilku apa tadi? Jhagi? Uek. Huh, gwaenchana, aku kan memang yeoja saat ini-___-. Ucapannya tadi hanya ku balas dengan senyuman.
“Kau baru pertama kemari, ne? Ayo duduk dulu.” Aku mengangguk singkat dan menurut untuk duduk di kursi yang dipersilakannya. Hm, mungkin aku bisa mengorek informasi dari dia.
“Mau minum apa?” Oh, ternyata dia bartender disini. Dia sudah berada di seberangku yang di batasi meja bar yang panjang. Terdapat rak-rak di sana. Yang kuyakin berisi minuman beralkohol. Yah, sama seperti bar kebanyakan.
“Emm, aku mau minum..emm..soju saja, ada?” Kataku mencoba semanis mungkin.
“Mwo? Yakin tidak mau blood shake atau bloo…”
“Anni anni anni!” Kupotong perkataannya cepat. Gila apa aku harus minum darah, hiii.
“Ok, jhagi. Sebentar, ne.” Dengan cepat dia menghilang di balik pintu samping rak.

Lama sekali dia tidak muncul. Apa dia mati di dalam sana?*plak* Ah, apa peduliku. Sedari tadi aku duduk di sini, tak jarang beberapa vampire namja menggodaku, aigoo-__- Aku mulai menyesal kenapa berpenampilan seperti ini. Tapi, yah, ini berhasil kan. Saat vampire tertarik padaku, aku bisa dengan mudah mendapat informasi. Dan aku yakin, bartender tadi tertarik padaku, hohoho.

“Jhagiya! Mianhae lama sekali. Aku harus mengambil soju di gudang karena stok yang di lemari habis.” Vampire bartender tadi tiba-tiba sudah berada di sampingku. Mengagetkanku untuk yang kedua kali.
“Gwaenchana, gomapta. Engg, maukah kau menemaniku minum?” Ini dia, aku harus menyusun rencana agar dia semakin dekat denganku.
“Jinja? Ah, dengan senang hati.” Tanpa basa basi dia langsung duduk di kursi kosong sebelah kananku. Kutawarkan sojuku, dan dia dengan senang hati meminumnya. Bagus, kalau dia mabuk akan semakin mudah untuk mendapatkan info.

“Oh iya, nama kamu siapa?”
“Na? Na neun Park Jung, eh..Park Min Jung imnida, hehe. Neo?”
“Nama yang bagus. Joneun Kim Hyung Jun imnida.” Aku hanya tersenyum simpul menanggapi.

Selama beberapa menit kami hanya mengobrol basa-basi biasa. Kubiarkan dia menanyakan hal ini hal itu padaku yang tentu aku hanya mengarang bebas menjawabnya. Dia terlihat begitu senang berada di sisiku. Tampak jelas pada wajahnya. Tidak jarang dia mencuri kesempatan untuk memegang tanganku, aish~ Huff, tetap sabar Park Jung Min. Ini tidak akan lama.

“Oh iya, karena aku vampire baru jadi aku belum mengerti sepenuhnya tentang dunia vampire. Bisakah kau beritahu aku?” Pintaku memohon sambil menggenggam tangannya. Aduh, aduh, ini menjijikan sebenarnya. Tapi tidak apa-apa lah T_T Jika teman-temanku tahu aku melakukan ini, WAA! Gempar sudah.
“Begitu? Ah…Ada satu hal yang dirahasiakan….yaitu tentang kutukan yang ada pada vampire…” Katanya tersendat. Yah, sekarang bartender ini sudah mabuk kurasa. Bagaimana tidak, dia menghabiskan 4 soju sendirian. Aku saja hanya minum satu gelas, takut ikutan mabuk.
“Kutukan macam apa yang menimpa vampire?” Woh, ini akan menjadi berita hebat. Inikah rahasia vampire yang belum terungkap? Suatu hari aku pernah membaca buku. Ada baris tulisan yang membuatku penasaran. Dan pastinya bukan hanya aku yang penasaran.

‘Vampire sebenarnya mempunyai satu rahasia besar. Tidak tahu apa wujudnya, belum ada seorang pun yang tahu. Hanya vampire yang tahu.”

Nah, begitulah. Dan inilah saatnya. Ayolah, segera katakana saja.
“Kutukan itu…hhmmm…” Brukk! Bartender di depanku ambruk dalam posisi terduduk dengan kepala di meja. Aigoo, dia terlalu mabuk. Payah!
“Irreona Hyung Jun oppa!” HUP, tiba-tiba aku ditarik dalam pelukan vampire sialan in, hueeek!
“Tidak akan ku katakan sebelum kau menciumku, jhagi.” IGE MWORAGO?! TIDAK SUDI! Aish, menyusahkan saja bartender ini. Dia bangkit dan berusaha menciumku. Hwaaa! ANNIAAA!!

“Eh, boleh permisi sebentar? Aku…aku ingin ke toilet.” Secepat kilat aku menjauh darinya. Terus berjalan cepat menuju kamar mandi yang entah dimana. Huh, huh, hampir saja. Sedikit saja dia bablas, wah nempel beneran*lol*
Ini dia, akhirnya kutemukan kamar mandinya. Ternyata kamar mandinya sangat bersih, tidak seperti yang kubayangkan. Hanya saja tidak ada tanda untuk yeoja atau namja, ck dicampur-___- Beruntung, kamar mandinya kosong. Aku bisa menyusun rencana ulang disini.

Srrrr…Suara air yang mengalir dari keran. Kutadah dengan tangan dan kebasuhkan ke muka. Kupandang lekat bayangan yang terpantul di cermin depanku.
“Park Jung Min yang tampan ini hampir saja dinodai namja, ck. Sebuah tragedi*lebe*”
BRAKKK! Tiba-tiba pintu di belakangku terbuka. Wajah yang tidak asing menyembul dari pintu dengan mata menyala. Hyung Jun? Terlihat sangat menakutkan O,O. Perlahan dia berjalan mendekatiku. Sekarang aku tidak bisa menyangkal bahwa aku ketakutan. Ommo! Apa yang vampire itu inginkan? Jangan-jangan….
“Jhagi, aku tahu kau seorang manusia. Dari awal aku sudah tahu. Walau kau menyemprotkan seember parfum, tapi kau tidak bisa membohongiku. Kelebihanku ada disini.” Dia menunjuk hidungnya yang mancung.”Kau cantik, aku ingin menjadikanmu pasangan abadiku.” Seringai mautnya keluar. Dua taring yang sempurna tajamnya terpampang jelas

HUAAAA! Rasa kebelet pipis tiba-tiba menyerangku. Sungguh aku takut. Firasatku mengatakan ini akan menjadi buruk. Hanya ada satu cara agar aku tidak tergigit. Kabur, yah itu benar.
“Indra penciumanmu boleh tajam, tapi kau tidak boleh dan tidak akan menggigitku!!” Kulepas highheelsku dan dengan cepat berusaha lari dari vampire kumat ini.
“Kau tidak akan kemana-mana, jhagi.” Katanya sambil menarik tanganku dan menghimpit tubuhku di tembok. Yaa! Apa-apaan ini! Posisi yang tidak nyaman @_@ Tenaganya besar sekali.

“Kau tidak boleh menggigitku!! Jebal..” Buggh!! Kekuatan namjaku muncul. Kepalan tanganku berhasil menjangkau pipinya. Arrgh, memukul vampire ini malah membuat tanganku tersiksa. Pipinya terasa begitu keras bak batu pualam. Yang kupukul hanya meringis. Baghh!!bughh!! Kupukul dan kutendang bagian tubuhnya yang bisa terjangkau. Tapi vampire ini tidak bergeming, terus tersenyum walau darah mengalir dari hidungnya. OMMO! Baru 3 pukulan rasanya badanku malah yang remuk. Huhu, percuma aku mendapat sabuk hitam kalau aku justru yang tidak berdaya seperti iniT_T Wah, sekarang aku tahu. Ini semua mungkin juga karena soju itu. Menjadikan bartender ini aneh.

“Geumanhae! Kau hanya menyakiti dirimu sendiri. Jhagiya, aku hanya ingin menjadikanmu pasangan abadiku.”
“ANDW……” Kata-kataku terpotong saat vampire michyeo ini menciumku. MWO?!! KISSEU!!!!? HUAAAAAAAAAAA~! NOUMU MICHYEO!!!~ Tidak lama setelah itu kurasakan bibirnya menuju leherku dan………terjadilah sesuatu yang tidak kuinginkan….

*501*


BRUKKK!! Tubuhku merosot, jatuh berdebam di lantai yang keras. Darah segar bertebaran dimana-mana. Membasahi baju dan lantai. Vampire yang baru saja melancarkan aksinya hanya terduduk, terdiam, sambil mengamatiku yang tidak berdaya di lantai. Sekeras mungkin aku berusaha untuk mengucapkan sesuatu.
“Kau….sa…lah…telah…meng..gigitku…hh…” Tanganku perlahan bergerak keatas. Menarik rambut palsu yang menempel di kepala sedari tadi. “Aku….nam..ja…” Terkejut, tentu saja. Vampire di depanku terlonjak mendengar pengakuanku. Ekspresi yang sulit dilukiskan muncul dari wajahnya.

~Flashback end~
Min’s P.O.V end

“Setelah itu aku di bawa Hyung Jun ke sini. Yah, kira-kira begitulah ceritanya.”
Prokk..prokk..prookk… Suara tepuk tangan kembali menggema saat Jung Min mengakhiri ceritanya.
“Hei, tidak ada yang perlu di tepuk tangani, haha.” Ucap Jung Min.
“Yahh, lagi-lagi Jun oppa yang sial, heheheh. Lagian juga Min oppa aneh-aneh, sih pakai nyamar jadi yeoja segala XD.”
“Jun hyung ini memang pinter,ya. Langsung mengetahui kalau Jung Min itu manusia. Tapi babonya kenapa Jun hyung tidak tahu kalau Jung Min namja, hehe.” CTAAKK! Satu jitakan mengenai kepalaku T_Tappoooo….
“Sudah, jangan bahas itu lagi.” Jun hyung terlihat gusar. Hahaha, dia pasti sangat malu. Aku mengerti perasaannya :) Oh, iya. Tapi aku penasaran dengan satu hal.

“Kulihat dulu awalnya Jung Min sangat tidak akur dengan Jun hyung, tapi sekarang kenapa…..bisa dijelaskan?”
“A~itu sebenarnya karena aku tidak tega dengan Jun, tapi ternyata setelah kenal Jun ini vampire yang baik dan bertanggung jawab.” Blush, pipi Jun hyung langsung memerah mendapat pujian dari pasangan abadinya.

~flashback start~
Min’s P.O.V

“Jung Min-ah! Sudahlah, aku benar-benar minta maaf. Aku kan tidak tahu, dan saat itu juga aku sedang mabuk. Jebal.” Mohon Hyung Jun si vampire sialan ini. Ribuan kata maaf dan sejenisnya sudah sering memasuki telingaku.
“Bagaimana aku tidak marah dan kesal. Sekarang aku adalah pasangan abadimu. MICHYEOSEO! Pasangan abadiku namja?!! Sudah sial aku menjadi vampire gara-gara vampire sialan sepertimu, sekarang, aku harus jadi pasangan abadimu!?” Semprotku, tak peduli itu akan menyakitinya. Entah kenapa bawaanku saat ini ingin marah saja.
“Oke, kalau begitu kau bisa membunuhku agar kutukan itu musnah. Kkaja!” Di serahkannya  belati yang terpajang di dinding kamarnya. Aku terhenyak mendengar penuturannya, tertegun. ”Belati ini cukup untuk memusnahkanku, ppali-ya.” Tanganku menerima pemberian Hyung Jun. Tidak tahu kenapa, aku menjadi ragu, tidak tega, kasihan, sedih. Setelah dipikir-pikir tidak waras jika aku harus membunuh Hyung Jun hanya karena masalah ini. Toh, sepenuhnya ini semua bukan salahnya. Aku juga ikut andil dalam peristiwa itu. Yah, sebagian besar sebenarnya salahku. Coba dari awal aku tidak berpakaian sebagai yeoja dan menggodanya tentunya. Hyung Jun tidak akan seperti itu. Dan dia juga sudah cukup baik mau bertanggung jawab atas perbuatannya.

“Apa yang kau tunggu? Ppali!” Triiinngg…Belati di tanganku terlepas. Menimbulkan suara yang khas saat menabrak lantai. Entah, entah, entah mendapat dorongan darimana tiba-tiba aku mendekat dan memeluk vampire di depanku.
“Mianhae~sebenarnya aku yang salah. Tidak sepantasnya aku marah padamu. Mari kita jalani ini bersama. Berjanjilah.”

~Flashback end~
Min’s P.O.V end

“Ommona, that was so sweet, hehe.” Komentar Sung Young begitu Jung Min menutup mulut, benar-benar mengakhiri cerita. Jung Min terlihat puas karena berhasil bercerita dengan lancar. Jun hyung juga sudah lebih tenang, tidak segusar tadi.

“Nah, sekarang giliran kau Saeng Hyung.” Pinta Jung Min.
“Ah, aku dan Jun sudah tahu ceritanya, hehe.” Sela Kyu hyung.”Tapi aku mau mendengarnya lagi.”
“Ne, oppa. Aku penasaran, jelaskan padaku agar aku mengerti.” Kupandang wajah sayu Sung Young. Tersirat rasa penasaran di sana. Sepertinya aku memang harus bercerita. Menjelaskan semuanya dari A sampai Z, khususnya terhadap Sung Young agar dia paham alasan aku meninggalkannya tepat di hari pernikahan.

“Oke.” Kuhela nafas singkat dan mulai bercerita. Kalian pasti sudah mengetahui cerita awal mulaku menjadi vampire. Jadi aku tidak akan menulisnya lagi *eaa*. Ceritanya sama persis, tidak ada yang terlewat, tidak ada yang kutambahkan, dan tidak ada yang ku kurangi (look: part 1-2).
Selama mulutku bekerja, pandangan Sung Young tak pernah lepas dariku dengan ekspresi yang sulit kulukiskan. Pandanganku juga tak jarang kuarahkan pada Sung Young, bahkan sangat sering. Karena cerita ini benar-benar kutujukan untuknya. Em, bukan hanya sekedar cerita tapi lebih tepatnya sebagai penjelasan. Penjelasan dari peristiwa yang terjadi beberapa hari yang lalu.

Begitu mulutku terkatup, Sung Young langsung angkat suara. Jung Min yang akan bertepuk tangan langsung mengurungkan niatnya.
“Oppa, sekarang aku tahu. Mianhae dulu aku sempat berpikir bahwa oppa sengaja kabur karena tidak mau menikah denganku. Mian..”
“Nado mianhae Sung Young-ah. Aku tidak memberitahumu secepatnya kalau aku seorang vampire.”
“Arraseo.” Kata Sung Young sambil menyunggingkan senyum kesukaanku. Lalu dia memelukku erat, hangat. Entah, walau tubuh vampire dari sananya sangat dingin, tapi kenapa terasa begitu hangat saat Sung Young memelukku. Jika bisa aku ingin menghentikan sang waktu saat ini.

Beberapa detik kemudian Sung Young melepaskan pelukan hangatnya. Aku sedikit kecewa-___- Pandanganku tetap tidak lepas dari Sung Young. Begitu juga dengannya. Tidak terasa kepalaku semakin dekat padanya. Berniat untuk mengecupnya, tapi Sung Young memberiku isyarat untuk tidak melakukan itu dengan cara menggelengkan kepalanya sekali. Agh, aku mengerti. Kejadian barusan membuatku lupa kalau tiga pasang mata memperatikan kami tanpa berkedip. Apa boleh buat, kujauhkan kepalaku dari Sung Young.
“Lanjutkan sajaaa!” Keluh Jung Min kecewa. Jun hyung dan Kyu hyung hanya berdecak, kecewa juga. Aish~mereka ini.

“Ah, kalian ini.  Yasudah, sekarang giliran kau Sung Young-ya.”  Ucap Jung Min.
“Ne, kami penasaran kenapa Young Saeng bisa menggigitmu.” Kata Jun hyung sambil mengeluarkan smirk kearahku. Sung Young malah menatapku, bertanya tanpa suara ’apa aku boleh menceritakannya’. Aku hanya mengedikkan bahu sebagai tanda ‘terserah kau’. Sung Young rupanya memilih untuk bercerita. Disini aku juga tidak akan menuliskannya karena kalian sudah tahu (look: part 5. Ceritanya sama persis. Eh, anni, Sung Young sedikit melebihkan dan melencengkan cerita di bagian saat aku akan menggigitnya-___-‘

Lima belas menit kemudian Sung Young sudah selesai dengan ceritanya.
“Saeng hyung! Kau ini mau menggigit masih sempat-sempatnya mencium Sung Young XD.” Komentar Jung Min sambil terkekeh.
“Ya! Itu kan maksudku agar Sung Young tidak terlalu takut dan tegang.”
“Alaaah, tapi kan……”
“Ouch, Shiggeureo Jung Min-ah!” Aku mulai muak dengan mulut Jung Min yang terus mengoceh sedari tadi-_-‘

*501*


Setelah makan, aku dan Sung Young memutuskan pergi ke myeondong untuk membeli beberapa pakaian kami. Tentu aku tidak bisa terus-terusan memakai pakaian Jun hyung dan Sung Young tidak mungkin memakai dress ini terus. Tapi, aku juga mempunyai tugas di sini. Mengawasi Sung Young agar tidak memangsa manusia. Tentu saja, dia masih labil karena baru tadi dia bangun setelah tertidur akibat transformasi. Dan hari inilah pertama kalinya Sung Young terjun ke dunia manusia dengan dirinya yang berbeda. Sebagai vampire, eh maksudku day walker vampire.

“Oppa, bau ini membuatku haus.”
“Sabar jhagi, bau manusia memang menyenangkan, tapi kau tidak boleh memangsanya.”
“Oppa beruntung, ne.”
“Wae?”
“Oppa sudah pernah merasakan manusia, pasti sangat enak.” Jalanku terhenti mendengar perkataan Sung Young. Ah, ya benar, aku kan menggigit Sung Young, tentu saja aku pernah merasakan manusia. Peristiwa beberapa hari lalu itu kembali terngiang di benakku. Darah itu, hmm.. benar-benar lezat. Walau begitu aku tidak mau melakukannya lagi.
“Siapa suruh untuk menggigitmu =P”
“Curang.” Sung Young menggembungkan pipinya. Aku terkekeh geli melihatnya. Sifat kekanakan Sung Young ternyata masih melekat, membuatku gemas.

“Oppa, aku ingin itu, yang itu, itu juga, dan yang itu, ah.. itu bagus, belikan untukku oppaaa..” Ommona! Baru saja sampai di toko pakaian terbesar kawasan myeondong, Sung Young langsung membombardirku dengan keinginannya membeli semua pakaian di sini-_- Kebiasaan.
“Jhagiiii, pilih saja yang paling bagus.”
“Semuanya bagus oppa.” Kata Sung Young berbinar. Plak! Kutepuk jidatku.
“Maksudku bukan itu, pilih yang benar-benar kau inginkan. Eh, bukan, begini yaa…kau hanya bisa membeli pakaian mungkin 2 atau 3 macam karena bukan hanya kau saja yang ingin beli, nado. Dan…aku belum bekerja, Ini semua uang Kyu hyung, arra?” Fyuh, penjelasan itu akhirnya keluar juga. Sung Young hanya manggut-manggut mengerti.
“Ooh, ne ne, jadi oppa sedang kere a.k.a nggak punya duit ne =P kkkk.” Sung Young langsung kabur dari hadapanku. YAA! Anak itu! Untung dia segera kabur, kalau tidak pipinya pasti sudah menjadi sasaran kedongkolanku, heuh.

*501*


Dua kantong tas belanjaan akhirnya berhasil kami bawa keluar dari toko setelah beberapa jam terperangkap di dalam karena perdebatanku dengan Sung Young mengenai pakaian yang akan kami beli. Benar, kan. Kami terlalu lama berada di toko sampai tidak menyadari bahwa langit sudah menggelap, malam.
“Oppa, aku belum ingin pulang.”
“Hmm, kita ke suatu tempat, yuk!”
“Eoddi?”
“Nanti kau juga tahu.” Langsung ku tarik Sung Young untuk mengikuti langkahku. Sung Young terus bertanya kemana aku akan membawanya pergi. Tapi selalu kujawab dengan jawaban yang sama.
Jalan yang semula ramai dengan lalu lalang manusia dan kendaraan menjadi semakin sepi. Jalan yang semula terang perlahan menggelap seiring semakin sedikitnya lampu di jalan kecil ini. Bangunan-bangunan besar semakin jarang digantikan dengan pepohonan.

“Oppaaa, aku takuut.”
“Kau ini vampire, apa yang kau takutkan?”
“Emm, entahlah. Oppa tidak akan macam-macam denganku,kan?” Haha, aku tertawa dalam hati mendengar penuturan Sung Young.
“Macam-macam? A~kita lihat saja.” Kataku sambil mengeluarkan evil smile. Sung Young langsung menghentikan langkahnya, membuatku terhenti juga.
“Oppaa…” Aku semakin ingin tertawa melihat ekspresi Sung Young.
“Hahahaha, santai saja. Jangan berpikir yang tidak-tidak , jhagi. KKaja!” Kutarik lagi dia agar tetap mengikutiku.

Nah, ini dia tempat yang kumaksud. Terpampang jelas di depan kami. Sung Young terheran-heran. Pasti dia bertanya-tanya kenapa aku membawanya kemari.
“Club? Untuk apa?”
“Ini tempat kerja Jun hyung. Kau lupa cerita Jung Min tadi?” Kataku sambil menunjuk sebuah papan bertuliskan DESTINATION. Sung Young mengangguk mengerti.”Tadi sebelum berangkat ke myeondong, Jun hyung menyuruh kita untuk mampir jika kita sudah selesai belanja.” Kubimbing Sung Young untuk memasuki club.

Suasana belum terlalu ramai ternyata. Belum banyak pengunjung, yah karena jam baru menunjukkan pukul 7. Seorang namja langsung menyambut kami, mempersilakan duduk. Kuedarkan pandanganku mencari Jun hyung tapi nihil, dia tidak ada. Kuputuskan untuk bertanya pada pelayan tadi.
“Dimana Kim Hyung Jun? bartender yang bekerja di sini?”
“Hyung Jun-ssi? Oh, dia mengantar Jung Min, si pelayan baru pulang. Karena tadi Jung Min sempat bertengkar dengan pelanggan di sini.” Mwo? Jadi Jung Min bekerja di sini. Wah wah mereka berdua memang tidak terpisahkan, haha.
“Emm, tuan mau pesan apa?” Akhirnya malah Sung Young yang memutuskan untuk memesan dua blood shake.

Sambil menunggu, aku dan Sung Young membicarakan banyak hal. Tidak jarang yeoja ini membuatku terpingkal karena leluconnya. Rasanya sudah lama sekali tidak mersakan yang seperti ini. Sampai-sampai konsentrasiku pada Sung Young terhenti karena ledakan tawa seorang namja. Aku seperti pernah mendengar suaranya. OMMONA! O.O yang benar saja!! Namja yang duduk di pojokan bersama beberapa yeoja dan namja langsung menyita perhatianku. Dia..Dia vampire yang telah menggigitku, KIM HYUN JOONG! Ternyata dia sudah kembali. Entah kenapa, dengan melihatnya emosiku langsung memuncak. Kejadian mengerikan yang telah berlalu kembali terkelebat di otakku. Aku bangkit dari dudukku, berniat menghampiri namja itu dan menghajarnya karena kekesalanku waktu itu belum terlampiasankan.
“Oppa mau kemana?” Kuacuhkan pertanyaan Sung Young. Yang kulakukan hanya berjalan menuju tempat dimana ada vampire menyebalkan yang telah menggigitku.
Sepertinya vampire itu tersadar aku mendekatinya, dan dia masih mengenalku. Terlihat dari gelagatnya yang langsung berdiri, terkejut melihatku, terkejut dengan pertemuan yang tidak direncanakan ini.
“Young Saeng-ya?” Ucapnya lirih. Mwo? Dia bahkan sudah mengetahui namaku. Entah, tanganku langsung mencengkram kerah bajunya. Membuat si vampire meringis menerima perlakuanku yang tiba-tiba. Tingkahku membuat teman-temannya dan separo penghuni club memandang kami heran. Sung Young hanya menutup mulutnya, terkejut. Dia seperti ingin mencegah tapi takut. Sebelum tanganku yang satunya terayun di wajah pucatnya, Hyun Joong sempat berkata.
“Mianhae, Young Saeng-ya.” Kalimat itu berhasil mengurung niatku untuk memukulnya. Ada apa ini? Aish~namja ini. Ah, aku tahu, mungkin air mukanya yang seperti ini membuatku teringat dengan Kyu hyung, mereka benar-benar mirip. Aku benar-benar menghormati Kyu hyung karena dia telah banyak membantuku. Jun hyung juga, yah mereka ber3 kakak adik yang mirip (anggap aja gitu._.v)
Baiklah, sepertinya aku memang sudah memaafkan vampire ini. Tapi masih sedikit kesal. Kuputuskan untuk pergi saja dari club ini. Kutarik Sung Young keluar dari club.

“Young Saeng-ya! Jamkkanman!” Si vampire sepertinya mengejar, tapi aku dan Sung Young melangkah semakin cepat sampai kami benar-benar keluar dari club.
“Jamkkanman! Jeongmal, aku sangat menyesal telah menggigitmu. Mianhae.” Kami terhenti, diam, hanya itu yang kulakukan. Sung Young menatapku dan namja ini bergantian.
“Entahlah.” Kugedikkan bahu. Hyun Joong melengos kecewa dengan jawabanku.
“Ah, jujur. Aku tidak ingin menjadi nappeun vampire lagi. Ternyata tidak menyena….HEI! AWASSS!!”
Tiba-tiba sesuatu yang berat mendorongku dan Sung Young, membuat kami tersungkur di tanah dengan bunyi bedebam yang keras. Aiish~appo. Sung Young meringis kesakitan, kudekati dia.
“Gwanchanayo?”
“Ne oppa.”
JLEBB!! “ARRGGGGHHH~!” Kejadian cepat yang terjadi tepat di depan kami membuat syok. Sepotong besi panjang menembus lengan Hyun Joong, membuat empunya kesakitan. Darah merah kehitaman mengucur deras dari lengan berotot Hyun Joong. Sung Young menutup mata ngeri melihatnya. Aku baru sadar kalau tadi Hyun Joong berusaha menyelamatkan aku dan Sung Young agar tidak terkena besi itu. Perlahan dorongan untuk menolong Hyun Joong menyusup dalam benakku. Aku tidak tega melihat Hyun Joong seperti itu, walau aku masih sedikit sebal dengannya. Langsung saja aku berdiri dan mendekati Hyun Joong yang terduduk sambil memegangi lengan kanannya yang berdarah. Namun sebelum sampai, sesuatu yang besar dan hitam berkelebat di depanku, menyambar Hyun Joong yang tengah kesakitan. Membawa Hyun Joong pergi.
“AAA~! Young Saeng, tolooong!!”
Mwo? Hyun Joong minta tolong padaku?. Dari kejauhan dapat kulihat dua sosok yang sedang menyeret Hyun Joong dengan cepat. Dua sosok tinggi dengan jubah hitam menyeramkan. Hyun Joong terus meronta diantara mereka. Dia terlihat ketakutan.

“Opp..pa..itu..The Red Falcon.” Tunjuk Sung Young kearah dimana Hyun Joong pergi.
“Huh?” Aku tidak mengerti.
“The Red Falcon itu sekelompok vampire jahat yang senang memangsa manusia. Aku tahu dari papan yang ada di Myeondong tadi.”
“Jinja? Lalu, mereka ingin apa dari Hyun Joong?”
“Entahlah, oiya..tadi aku juga sempat baca kalau The Red Falcon juga memburu vampire.”
“Untuk apa??”
“Molla.” Aku termenung mendengar penuturan Sung Young. Sedikit rasa khawatir pada Hyun Joong menyelinap dalam benakku. Dorongan untuk menolongnya semakin kuat. Haruskah?

“Oppa, kenapa diam saja?”
“Hm? Sung Young-ah, sepertinya kita harus menolong Hyun Joong. KKaja!” Langsung kutarik Sung Young yang terkejut mendengarku. Kuikuti jejak The Red Falcon sebelum hilang. Di tengah jalan aku bingung, kenapa aku mau menolong Hyun Joong? Ehm, mungkin dengan menyelamatkan Hyun Joong, aku bisa sedikit menyenangkan Kyu hyung. Dia kan sangat menyayangi hyungnya. Apalagi tadi Hyun Joong berkata kalau ingin berubah. Ah, semoga saja benar.

Jejak The Red Falcon menghilang saat kami sampai di sebuah rumah kayu tak terawat. Banyak sarang laba-laba di mana-mana. Tiang penyangganya pun sudah reyot. Kami sanksi kalau The Red Falcon singgah di tempat ini.
“Oppa…takuutt.” Ucap Sung Young sambil menggaet lenganku erat.
“Ssstt..diamlah.”
Mengendap-endap kami berjalan menuju pintu masuk. Semakin dekat,, semakin dekat, tiba-tiba…kriiieeeek!! Terbuka!! Aku dan Sung Young terkejut dan lansung bersembunyi di semak yang memang banyak tumbuh di tempat ini. Dua sosok hitam muncul dari dalam.

“Payah benar si Hyun Joong, menyebalkan!”
“Dia tidak boleh taubat, huh!”

Begitu sekiranya percakapan dua The Red Falcon yang barusan muncul. Bingo, ternyata Hyun Joong memang di dalam. Setelah dua vampire tadi menghilang di balik pagar, aku dan Sung Young memutuskan untuk berjalan menuju belakang rumah. Hm, ternyata sepi.

“AAAAAH~!” Kami langsung terlonjak mendenar sebuah teriakan. Aku dan Sung Young celingak-celinguk waspada. Fyuh, ternyata teriakan itu berasal dari dalam. Kami berusaha mencari celah yang cocok untuk mengintip ke dalam.
“Oppa, di sini, look!”
Aigoooo….Itu Hyun Joong! Tubuhnya yang terus meronta terikat kuat di sebuah kursi kayu. Disekelilingnya terdapat 4 vampire bertampang menyeramkan, hiiiy. Salah satu vampire berusaha melepas besi dari lengan Hyun Joong. Tentu saja itu sangat sakit, sudah sepantasnya Hyun Joong berteriak. Darah kental tak hentinya mengucur. Dari luka lengan Hyun Joong yang menganga. Aku sangat ngeri melihatnya. Sung Young daritadi malah memelukku, ketakutan.

“Jhagi-ah! Aku minta tolong padamu, boleh?”
“Ne?”
“Tolong kau susul Kyu hyung dan lainnya. Aku akan di sisni mengawasi Hyun Joong dan setiap gerak-gerik The Red Falcon.” Yah, sepertinya aku memang tidak bisa mengalahkan The Red Falcon sendirian.
“Ne, baiklah. Apa oppa tidak apa-apa sendirian di sini?”
“Gwaenchana, percayalah.” Sung Young terlihat tidak yakin. Rasa khawatir jelas tersirat dari wajahnya. “Sudah sana pergi.”
“Oppa, berhati-hatilah, di sini berbahaya.”
“Ne, aku tahu. Kau juga berhati-hatilah, jhagi.” Sung Young mengangguk, dia mendekatiku sebentar dan chu~ dia menciumku kilat lalu bergegas pergi melaksanakan perintahku. Ommona! Masih sempat-sempatnya dia-__-‘ Tapi lumayan laaaah :-d *PLAK*

Setelah beberapa saat syok dengan kelakuan Sung Young, aku kembali tersadar dan kembali mengintip ke dalam. Hyun Joong semakin lemas di atas kursi. Mungkin karena darahnya terus berkurang. Sampai tiba-tiba………

“HOY! SIAPA KAMU?!! PENYUSUP!!” Aku terkejut karena tertangkap basah oleh sesosok vampire menyeramkan.

Huaaadoh aku ketahuan, eottokeyo?? Tentu saja satu-satunya cara  menghindari vampire di samping kananku ini dengan berlari.
“Hana..Dul..Set..!!!” Langsung aku mengambil langkah seribu, berlari ke sisi kiri rumah, menghindari vampire menyeramkan yang akan menangkapku.
Hajiman….

“Hahaha, mau kemana lu?” Dua vampire sudah berdiri di hadapanku, menghalangi jalan kaburku. Ommona! Jujur aku takut. Kalau jantungku berdetak mungkin kecepatannya 501detakan/detik(?). Ogh, kenapa aku sial hari ini, pakai acara ketahuan segala, ck. Aku berusaha kabur lagi, tidak mungkin kalau aku memutar. Dibelakangku sudah berdiri seorang vampire sambil bersedekap dan mengeluarkan evil smile. Huhuhu, walau aku tahu nihil, tapi kucoba untuk menembus dua vampire di depanki. Dan sudah kuduga aku gagal. Dua vampire itu langsung menangkap dan membawaku ke dalam. Aku terus meronta dalam dekapan 2 vampire bau ini. Dan terus berharap agar Sung Young dan yang lainnya cepat datang.

Ternyata aku dibawa ke sebuah ruangan yang cukup luas. Hanya saja ruangan ini tidak dirawat dengan baik. Lihatlah sarang laba-laba yang bertebaran dimana-mana, dan yang paling parah dinding kayunya sudah banyak yang berjamur. BRUUK! Tubuhku langsung dilempar begitu saja membuatku terjelungup di lantai yang pastinya tidak empuk. BLAM! Pintu ruangan ditutup kasar. Ommo, baru kusadari kalau ternyata aku berada dalam satu ruangan dengan Hyun Joong. Dia masih duduk di kursi yang sama sambil memejamkan mata. Luka di tangan kanan yang mengeluarkan darah terlihat begitu mengerikan. Saat tersadar ada orang yang berada di dekatnya, Hyun Joong membuka mata. Terbelalak melihat kehadiranku.

“Young Saeng-ya.” Ucapnya lirih.
“H..Hyung..Gwaenchanayo?” Entah mengapa aku bisa memanggilnya hyung. Mungkin karena ak sudah benar-benar memaafkannya. Ditambah dengan rasa khawatir padanya. Ah, dan dia memang pantas di panggil hyung. Dia kan lebih tua dariku.
Hyun hyung tidak menjawab pertanyaanku. Yang dilakukannya hanya menahan rasa sakit sambil memegangi lengannya yang berdarah. Kudekati Hyun hyung, kupegang lengannya. Dia meringis menahan sakit. Aku berniat untuk menghentikan pendarahan di lengannya maka kulepas kemeja yang membalut tubuhku lal kuikatkan pada lengan Hyun hyung yang terluka. Mudah-mudahan cara ini dapat menghentikan aliran darahnya. Hyun hyung menatapku takjub, tak percaya dengan yang barusan kulakukan padanya. Senyum ikhlas, hanya itu tanggapanku. Fyuhh, untung aku masih mengenakan kaos. Kalu tidak pasti aku sudah bertelanjang dada dan kedinginan. Tiba-tiba kami mendengar suara langkah-langkah kaki mendekat. BRAAKK! Pintu dibuka kasar.

“Wah, wah, ternyata korbanmu malah menolongmu Hyun Joong-ah.” Hyun hyung hanya menatap vampire mengerikan itu dengan tatapan sengit. Aku ikut menatap sengit kearahnya. Dan hanya ditanggapinya dengan seringaian, memamerkan taringnya yang begitu panjang dan sangat tajam. Aku menerka, sepertinya vampire inilah bos dari perkumpulan vampire ‘nggak jelas’ ini, The Red Falcon.
“Kalu tidak salah namamu Young Saeng, ya? Hmm..kenapa kau mau menolong vampire yang bahkan sudah menggigitmu heuh?” Tanyanya.
“Memang kenapa? Masalah??”
“Hahahaha…Justru ini akan menjadi masalah untukmu. Dengan sangat terpaksa dan senang hati aku akan membunuhmu bersama dia.” Glek, apa yang dia katakan? Aigoooo…Kyu hyuuuung ppaliya! Cepat datang!
Boss vampire itu lalu mengambil sesuatu yang sepertinya minyak tanah. Astaga, dia akan membakarku dan Hyun hyung. Dia bersiap mengguyurkan wadah berisi minyak tanah itu…….

“Jamkkanman! Kenapa kau mau membunuh Hyun hyung??” Aku harus melontarkan beberapa pertanyaan agar vampire ini mengulur waktu kematian kami dan memberi peluang bagi Kyu hyung dan yang lainnya untuk menyelamatkan kami.
“Wae? Apa aku perlu menjawabnya?”
“Euhh, tentu saja. Aku tidak mau mati penasaran.” Berhasil, dia meletakkan kembali wadahnya.
“Kau pasti tahu Hyun Joong adalah anggota dari The Red Falcon?” Aku hanya mengangguk. “Hahahaha, dia padahal sudah mengucapkan janji untuk setia…Tapi ternyata dia malah berpikir utnuk taubat dan keluar dari The Red Fakcon. BABO!! Tentu saja itu tidak akan bisa. Dan dia harus tanggung akibat yang sebenarnya dia sudah mengetahuinya, BUAHAHAHA!”

Dia menghentikan ceritanya kemudian mengambil minyaknya lagi. Kali ini benar-benar akan menyiramkannya pada kami. Namun...BLUGGH! Wadah minyak itu terlontar ke pojok ruangan dan menumpahkan semua isinya. YAA! Itu Kyu hyung yang melemparkan batu kearah wadah itu. Vampire itu sangat terkejut dan geram. Dia langsung berbalik menatap Kyu hyung dengan tatapan membunuh. Namun Kyu hyung malah terlihat sangat santai.

“Hyaa! Kemana bocah-ocahku!! Siapa kamu ha???...Aaah aku tahu. Kau salah satu dari vampire hunter, kan?”
“Bingo!” Kyu hyung tersenyum dan langsung mengambil pedang panjang di pinggangnya. Waow, aku seperti melihat film action live, hehe. Dengan heboh Kyu hyung dan si vampire bertarung. Aku ingin terlibat dalam perkelahian ini tapi Kyu hyung malah menyuruhku untuk membawa Hyun hyung pergi. Aku turuti saja perintahnya. Kubimbing Hyun hyung menuju pintu keluar.

Ommona! Ternyata di ruang utama lebih heboh dari yang di dalam. Vampire yang sepertinya teman Kyu hyung (kira-kira 5 orang) tengah bertarung melawan anak buah boss the red falcon yang ternyata tak pernah kubayangkan jumlahnya, sangat banyak. Woow, bahkan Jung Min dan Jun hyung ikut andil dalam permainan ini. AIGOOOO…..Sung Young juga??? Aku tak percaya melihatnya. Aku tahu dia ingin membantu, tapi ini kan berbahaya. Tapi kuakui dia cukup lincah dalam memainkan pedang di tangannya melawan the red falcon yang tubuhnya 2 kali tubuhnya. Kurasa aku tidak pernah mengajarinya berkelahi, tapi bagaimana dia bisa seperti itu, yah??

Baru sebentar aku melihat pemandangan ini tiba-tiba suatu kejadian di depanku sungguh membuatku syock.
“AAA!!!~” Sung Young tertusuk pedang di kakinya. Seorang vampire yang terlentang di lantai berhasil menancapkan pedang di betis Sung Young. Perlahan darah merah kehitaman merembes keluar dari celana jeans yang di pakai Sung Young. Aku sangat marah pada vampire yang telah melukai nae yeoja.
“Tolong saja yeojachingumu, aku di sini sebentar tidak apa-apa.” Kata Hyun hyung yang sedari tadi kurangkul. Sebenarnya aku khawatir hyun hyung kenapa-napa, tapi karena Hyun hyung malah memaksaku, akhirnya aku berlari kearah Sung Young yang hampir roboh.

“Jhagiya~” Kupeluk Sung Young yang nyaris jatuh.
“Op..paa…” Rintihnya menahan sakit. Kulihat pedang itu masih menancap di kakinya. Segera kucabut pedang itu. “AGGGHH~OP…PAAA!1 Appoo…” Teriaknya kencang. Pedang itu langsung ku tancapkan pada dada si vampire sialan yang menusuk Sung Young. Bersamaan dengan tidak bergerak lagi vampire yang kutusuk, berakhirlah pentempuran ini.  Kyu hyung pun sudah keluar dari ruangan dengan berlumuran darah. Ahh, tapi ternyata itu darah vampire yang di lawannya. Teman-teman Kyu hyung segera meringkus semua vampire yang sudah tidak berdaya. Membawanya pergi entah kemana.

Kyu hyung dan Jun hyung langsung berlari menuju Hyun hyung yang tengah tertduduk sambil memegangi lengannya. Mereka bertiga berpelukan. Ah, aku sangat senang melihat pemandangan ini. Triple Kim sudah berkumpul lagi. Entah apa yang mereka bicarakan saat ini, tapi dapat kulihat mereka benar-benar gembira bisa berkumpul lagi. Di tengah kesakitannya, Sung Young masih bisa tersenyum melihat pemandangan di depannya.
“Aku senang melihat mereka bertiga berkumpul lagi oppa.” Kata Sung Young sambil menyandarkan kepalanya di dadaku.
“Ne, jhagi..”

“Ehem, boleh aku bergabung dengan kalian?” Kata Jung Min yang entah sejak kapan sudah berada di belakangku dan Sung Young, “Aku tidak mungkin bergabung dengan mereka bertiga, jadi aku dengan kalian berdua saja, hehe.” Lanjutnya. Hahahaha aku terkekeh mendengar Jung Min berkata seperti itu.

“Ommona Sung Young-ya, kakimu kenapa? Harus segera diobati, nih.” Komentar Jung Min begitu melihat kaki Sung Young yang berdarah.
“Ne oppa, ayo kita pulang.”
“Ky..Kyu hyung..ayo kita pulang?” Kataku. Sebenarnya aku tidak enak merusak obrolan triple kim.
“Ah, iya kau benar. Kkaja.”

*501*


Tiga hari sudah berlalu semenjak perang kecil itu. Hyun hyung sudah benar-benar taubat, menjadi vampire yang sangat baik. Dia bahkan awalnya sempat berlutut di hadapan Kyu hyung dan Jun hyung, merasa menyesal atas yang selama ini ia perbuat baik saat menjadi manusia atau menjadi vampire. Bahkan, dia juga berlutut di hadapanku. Yah, aku tahu dia sangat menyesal telah menggigitku. Tapi tidak enak juga kalau dia harus meminta maaf dengan cara begitu. Bagaimanapun aku lebih muda darinya. Dan yang paling membuatku senang adalah kedekatan dan kekompakan Kyu hyung dan Hyun hyung. Mereka sudah seperti pasangan sesungguhnya, hahaha.

Malam ini bulan terlihat begitu dekat. Bulat sempurna dan bercahaya terang. Ah, indahnya bulan purnama. Kini aku sedang duduk di dahan sebuah pohon yang tinggi di atas bukit. Mencoba melihat bulan lebih jelas. Dan dari sini dapat kulihat pemandangan indah di bawah sana. Kota seoul pada malam hari terlihat begitu indah.
Angin malam terus berdesir, membelai-belai rambut pirangku. Rasanya begitu dingin, namun karena ada seseorang yang aku cintai di sampingku, hawa malam tidak terasa dingin lagi, bahkan sangat hangat. Tapi angin malam tidak menyerah untuk membuatku dingin, terus berdesir semakin cepat. Maka kueratkan tanganku pada pinggang yeoja di sampingku.

“Oppa, jangan erat-erat.” Protes Sung Young.
“Mwo? Ah..mianhae, hehe. Oh, ya jhagi, apa kakimu masih sakit?” Kusentuh betisnya yang terbalut perban.
“Anni oppa. Kan yang ngobatin Young Saeng oppa, jadinya cepat sembuh^_^”
“Begitukah? Hahaha, bisa saja kamu.”
“Hahahaha.” Sung Young ikut tertawa. Lihatlah tawa lepasnya terlihat begitu manis. Yaa, kenapa dia sangat manis>,
“Sung Young-ah?”
“Ne, oppa?” Kutatap lekat matanya. Sekarang aku berniat untuk mendekati wajahnya. Sung Young seperti tahu apa yan akan kulakukan. Semburat merah tampak jelas di pipinya. Dia malu? Haha. Tapi sebelum aku menjangkau wajah Sung Young…..

“Yaaa! Kalian!? Turunlah!” Teriak seseorang yang sangat kukenal dari bawah sana. Aish~merusak kesempatanku saja>
Dan benar saja, kudapat Hyun hyung sudah berdiri tepat di bawah pohon yang aku dan Sung Young tempati. Ah, ternyata dia bersama Jung Min.

“Ada apa, hyung?” Tanyaku datar. Jujur aku menjadi kesal dengannya.
“Ehehehehe, maaf ya mengganggu kalian. Hanya saja aku ingin minta bantuanmu, Saeng.”
“Mwo?”
“Ayo ikut aku.” Aku menatap Sung Young seolah meminta izin. Dan Sung Young hanya mengangguk.
“Tenang, hyung. Sung Young ikut aku. Kkaja, Sung Young-ya.” Hah? Sebenarnya mau apa sih mereka ini. Aku tidak mengerti-_-a Tapi toh kuturuti saja. Sung Young juga hanya menurut.

Akhirnya, kuikuti kemana Hyun hyung pergi. Ternyata dia membawaku pulang. Tapi entah kenapa dia membawaku kedalam lewat pintu belakang. Lalu aku disuruhnya ikut ke kamarnya dan Kyu hyung. Aku terus bertanya-tanya dalam hati.
“Hyung, memang apa yang bisa aku bantu untukmu?” Dia menatapku sejenak. Kemudian dia berjalan menuju almari dan mengobrak-abrik isinya, mencari sesuatu.
“Ah, ini dia. Saeng, aku ingin kau memakai ini.”
“Hah? Kenapa aku?” Pakaian. Sebuah jas hitam disertai kemeja putih dan celana panjang hitam sudah ada di tanganku. Serta sepasang sepatu hitam. Apa maksudnya?
“Anni, ini sebenarnya untuk temanku. Kupikir badanmu sama dengan badan temanku. Jadi, aku ingin kau mencobanya. Ayolah pakai saja.” Aku manggut-manggut mengerti. Jadi hanya untuk ini dia menggangguku dan Sung Young tadi. Ah, tapi tidak apalah. Kuturuti saja apa kemauan Hyun hyung.

“Saeng, kenapa waktu itu kau mau menolongku?” Tanya Hyun hyung yang berdiri di belakangku, membuatku menghentikan aktivitas mengancingkan kemeja.
“Ya karena aku ingin, hyung.” Kulanjutkan lagi mengancingkan kemeja yang  tinggal 3 kancing.
“Kenapa kau ingin?” Aku berbalik kearahnya sambil tersenyum.
“Karena kamu adalah hyungku, Kyu dan Jun hyung.” Hyun hyung terdiam sejenak. Kemudian tersenyum puas atas jawabanku. Dia mendekatiku dan langsung memelukku. Sontan wajahku merah padam dipeluknya. Yaa, aku tidak biasa dipeluk namja.
“Ah, Saeng. Aku tidak salah menggigitmu. Kau sungguh…luar biasa.”
“Hey, kau tidak bisa berbicara seperti itu hyung.” Kulepaskan pelukannya dengan sedikit mendorongnya. Aku pura-pura kesal atas uccapannya.
“Ahahaha Young Saeng. Aku hanya bercanda.” Ujarnya sambil mengacak-acak rambutku. Yak! Aku bukan anak kecil>,< Huh, Hyun Hyung ini.

“Nah, sekarang cepat pakai jas dan sepatunya.”
Selesai aku memakai jas dan sepatu, Hyun hyung langsung menarikku. Memaksaku untuk mengikutinya. Hey, hey, hey, mau dibawa kemana lagi??? Seenaknya saja dia.

OMMONA!
Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini. Begitu pintu depan terbuka, semerbak bau bunga langsung menusuk hidung. Kerlap-kerlip hiasan yang tergantung di pohon-pohon benar-benar indah di mata. Apa ini artinya? Siapa yang merencanakan ini?  Belum sempat aku mengatasi kekaguman dan keterkejutankau, aku sudah ditarik lagi. Tapi kali ini ditarik Kyu hyung yang berpakaian lebih rapi dari biasanya. Aku dibawanya ke tengah sebuah panggung kecil di tengah halaman yang sepertinya aku tidak mengenalinya lagi sebagai halaman rumah.

Ternyata dari sini semuanya terlihat begitu jelas. Bunga, Pita, serta hiasan lain telah rapi ditata sedemikian rupa, serba putih dan merah. Di sisi-sisi halaman telah tertata hidangan lezat yang banyak di atas meja. Bahkan satu yang menarik perhatianku. Sebuah kue yang tinggi dan besar. Dan tentunya terlhat lezat. Ah, sepertinya aku tahu artinya ini….

Pernikahan….

Hyun hyung telah membohongiku. Dia menyuruhku memakai pakaian mewah ini karena ini. Yah, karena aku akan menikah. Kutatap satu persatu ketiga hyungku yang sudah berjajar di depanku sambil cengar-cengir.
“Wae…Kenapa kalian melakukan ini?” Tanyaku berusaha menahan air mata yang akan jatuh. God, aku sangat berterimakasih telah dipertemukan dengan vampire-vampire yang baik seperti mereka.

“Ya karena kami ingin, Saeng.” Ucap Hyun hyung mengembalikan kata-kataku yang tadi.
“Kenapa kalian ingin?” Oh, jebal. Aku sudah tidak bisa menahan air mata bahagiaku.
“Karena kamu adalah adikku, Kyu, dan Hyung Jun.” Lanjut Hyun hyung dibarengi anggukan dari Kyu hyung dan Jun hyung. Tuh, kan, Hyun hyung benar-benar mengcopy paste kalimatku, dasar.
“Hahaha, sudahlah Saeng jangan menangis. Ah, sepertinya rambutmu harus disisir. Acak-acakan sekali, ck.” Komentar Kyu hyung sambil menyisir rambutku. Huh, ini kan hasil perbuatan Hyun hyung tadi yang mengacak-acak rambutku.

Beberapa menit kemudian kulihat 2 orang tengah berjalan menuju kesini. Aku sepertinya tahu siapa mereka. Yah, mereka Jung Min dan Sung Young. Ommona! Sung Young….Aku seperti melihat bidadari vampire(?) hehe. Dia sungguh cantik dengan gaun putih yang membalut tubuhnya. Ditambah dengan beberapa aksesori warna merah yang semakin memepercantik dirinya yang memang sudah cantik *lebay*. Tak lupa seikat bunga mawar merah dan putih berada di genggamannya. Wow, aku tertegun.

Sung Young tersenyum saat berada tepat di samping kiriku. Aku juga tersenyum membalasnya. Ah, tidak menyangka kalau pada akhirnya kami akan menikah juga. Menggantikan pernikahan kami yang tertunda saat menjadi manusia. Yah, walau tidak semeriah yang kami bayangkan, tapi ini cukup. Benar-benar cukup.

Dengan bantuan Kyu hyung, kami melaksanakan upacara pemberkatan. Setelah mengucap janji suci satu sama lain kami menyematkan cincin dijari masing-masing dibantu oleh pasangan. Aku tidak menyangka, cincin ini sama persis dengan cincin yang aku dan Sung Young beli yang rencananya akan kami gunakan saat upaca pernikahan. Semua bertepuk tangan saat cincin sudah melingkar di jari kami berdua. Kulihat Sung Young terus tersenyum sedari tadi. Aku tahu dia pasti sangat bahagia, sama seperti yang aku rasakan.

“Nah, sekarang kalian boleh berciuman, hehe.” Kata Kyu hyung diiringi sorakan dari yang lainnya. Haduh, benar-benar berhasil membuatku malu. Aku tidak yakin akan melakukannya. Setidaknya tidak untuk saat ini dan disini. Aish~

“Ppaliya! Anggap saja ini gantinya yang tadi Young Saeng-ah, kekekeke.” Celoteh Hyun hyung. Huaa, aku ingin menjambak rambutnya. Tapi tentu saja tidak mungkin-___-“
Tanpa aku duga sebelumnya, Sung Young dengan cepat menarik kepalaku, menatapku sejenak sambil tersenyum lalu…menciumku…

OMMONA~

~End of Young Saeng’s story~

Fyuh..Selesai juga ceritaku. Eottokeyo? Baguskah? Hehehe :P
Perasaan dulu aku bilangnya hanya akan bercerita tentang awalnya aku menjadi vampire, kenapa malah jadi sampai sini, ya? Hehehe. Tidak apa-apa kan?
Oh iya, ternyata yang merencanakan pernikahanku adalah Hyun Joong hyung. Karena dia merasa bersalah telah membuatku gagal menikah dengan Sung Young. Jadi, yah, dia menggantinya dengan cara seperti itu.^__^Ternyata dia sangat baik. Sama seperti adik-adiknya.
Nah, sekian dariku. Ah, satu lagi. Bantuin author promosi, jangan lupa like n comment yah :P ANNYEONGHI...

*501*

Epilog

BLAM! Kututup pintu mobilku kasar. Apa-apaan sms tadi!! Tidak mungkin nae yeojachingu, Jung Sae Rin  selingkuh dengan namja lain. Aishi~tidak mungkin!!!
Kulajukan mobilku dengan kecepatan super. Aku harus mengecek yang sebenarnya. Jika SaeRin benar selingkuh, awas saja!!!

Ciiiiittt….Mobilku berhenti mendadak begitu kulihat pemandangan memuakkan terpampang jelas. What the hell! Jung Sae Rin tengah berciuman dengan namja lain di pinggir jalan. ASTAGA!! Ini keterlaluan! Akan kuhabisi namja itu. Dengan segenap amarah yang memuncak aku berjalan kearah pasangan tak tau malu itu. Saat mereka sadar aku mendekat, mereka menghentikan semua aktivitas memuakkan yang mereka lakukan. Kutarik namja yang bersama Sae Rin lalu dengan segenap dendam kupukul dia.
BUGGGHH!! Namja itu tersungkur di tanah.

“Oppa!! Apa yang kau lakukan, hah?!” Bentak SaeRin.
“Harusnya aku yang bertanya! Apa yang kau lakukan dengan namja brengsek itu, hah?!”
“Hahahaha, kau babo oppa!!” MWOYA!!? Apa yang dia katakan?? Naega babo?!!
Belum sempat aku menjawab, sepasang tangan telah mengunci tanganku dari belakang. Hyaaa! Apa-apaan ini?!! Hah, ternyata namja tadi. Aku berusaha melepaskan dari kunciannya, tapi entah kenapa sangat kuat. Seperti aku sedang dirantai. Lalu Sae Rin mendekatiku, dibelainya wajahku. Kugelengkan kepalaku untuk menghindari tangan kotornya. Dia mendekatkan wajahnya padaku, dan berbisik.
“Apa oppa selama ini tidak menyadari kalau aku ini vampire, heum??” Kubulatkan mataku, terkejut.
“Hahahaha, lelucon konyol Sae Rin!!!”
“Neon jeongmal babo, Kim Hyun Joong.”
CRASHHH!!! Sesuatu yang tajam merobek kulit leherku tiba-tiba.

“AAAAAAAARRRRRGGGHH!!!~”









Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog
©2014 FF501. Powered by Blogger.

Newest Updates

Popular Posts

- Copyright © Fanfiction for SS501 -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -