Posted by : Zusli zuSaeng Triple'S
Tuesday, April 22, 2014
Details:
- Title : Red World (Dunia Vampire)
- Genre : Brothership, Fantasy, Romance
- Category : 15+
- Author : Zusli a.k.a Shin Sung Young
- Casts :
· Heo Young Saeng
· Shin Sung Young
· Kim Kyu Jong
· Kim Hyun Jun
· Park Jung Min
· Kim Hyun Joong
And others…..
Thanks to God, casts, and readers^_^♥
Happy reading…..
©2011 zuSaeng501
*501*
Prolog
Annyeong hasseyo. Na neun
Heo Young Saeng imnida. Seorang namja berumur 501 tahun. 501? Kalian pasti
heran dengan umurku. Eits, tapi walaupun umurku 501 tahun, wajahku masih seperti
layaknya namja berusia 25 tahun. Tentu masih sangat tampan dan imut-imut gimana
gitu :D hahaha. Kenapa bisa begitu? Yah, karena aku sebenarnya bukan manusia
melainkan vampire. Engg lebih tepatnya Day Walker Vampire. Itu, loh, vampire
yang bisa beraktivitas di siang hari, berbeda dengan vampire-vampire biasa yang
takut pada matahari. Hiiy serem, ya. Eh, eh, hajiman jebal…Don’t scary. Aku
vampire yang baik, kok. Percaya,deh^^. Aku sudah berniat hanya akan meminum
darah binatang. Bagaimana dengan manusia? Ah, lebih baik tidak. Karena manusia
banyak dosanya *LOL*. Jadi sekali lagi jangan takut kecuali yaaa…kalau kalian
binatang. Kekekekeke!^o^v
Aku akan menceritakan pengalamanku saat pertama kalinya menjadi vampire. Oh…Itu benar-benar pengalaman yang sangat buruk. Noumu nappeun><”.
Aku akan menceritakan pengalamanku saat pertama kalinya menjadi vampire. Oh…Itu benar-benar pengalaman yang sangat buruk. Noumu nappeun><”.
*501*
Start
Pagi ini begitu sempurna.
Langit cerah tak berawan. Hawanya pun tidak terlalu dingin atau panas. Ah,
cocok sekali. Hari ini aku akan berkencan seharian dengan tunanganku, Shin Sung
Young. Dia itu yeoja yang sangat aku cintai. Yeoja yang sangat baik, pintar,
dan memiliki wajah aegyo membuatku selalu gemas padanya. Tak lebih dari waktu
24 jam lagi dia akan menjadi milikku seutuhnya. Betapa senang hati ini. ^_^
Setelah aku bersiap, segera
kupacu mobilku menuju rumahnya. Tak sabar rasanya melihat Sung Young yang
tersenyum senang melihat kedatanganku. Langsung saja ku ketuk pintu bercat biru
itu setelah sampai di tempat tujuan. Lima detik kemudian seorang bidadari
membukanan pintu, Aaaa…bukan-bukan, itu Sung Young, hehehe. Begitu tahu aku
yang datang, dia langsung menghambur di pelukanku seraya mencium pipi chubbyku.
“Jhagiya? Kita berangkat
sekarang?”
“Anni, tahun depan saja. Ha
yaiyalah sekarang, kkaja!” Tanpa menunggunya bicara lagi, langsung kutarik dia
menuju mobil.
*501*
Tidak terasa matahari sudah
condong ke Barat a.k..a sudah sore. Berbagai kegiatan sudah kami lakukan,
seperti: makan, nonton, belanja, dan lain sebagainya. Walaupun sudah
beraktivitas macam-macam kami tidak merasa lelah. Justru kebahagiaan terus menyelubungi
kami. Akhirnya kami memutuskan pulang dan beristirahat untuk keesokan harinya. Hari
ini mungkin akan menjadi hari terakhir kami berkencan sebelum menuju ke
pelaminan. Benar-benar tak sabar menanti hari esok. Sang waktu serasa berjalan
begitu lambatnya.
“Oppa…Gamsahamnida. Hari
ini sangat menyenangkan. Ah, tapi aku sudah tidak sabar untuk besok. Hihihi.”
Ucap Sung Young setelah sampai di depan rumahnya.
“Nado jhagiya.”Jawabku
singkat sambil tersenyum.”Baiklah, aku pulang dulu. Jangan lupa istirahat, kau
harus tidur cukup nanti malam. Jangan memikirkanku terus, ne?” Sung Young hanya
mencibir karena kugoda. Aku terkikik
senang berhasil menggodanya.
Sebelum ke mobil, ku kecup
sekilas kening Sung Young dengan segenap perasaanku.
Saat aku sudah di dalam
mobil, kurasakan ada seseorang yang melewati mobilku dengan sangat cepat. Aku
pastikan dengan menengok keluar, ternyata tidak ada siapa-siapa. Jalanan begitu
sepi. Aku tak ambil pusing, langsung ku tancap gas menuju rumah. Saat di jalan
aku merasa aneh. Seperti ada seseorang yang mengikutiku. Hal serupa juga
kurasakan tadi saat berkencan dengan Sung Young. Entah mengapa darahku berdesir
dan jantungku berpacu. Apa aku takut? Ooooh, tidak bisa.
Sesampainya di rumah
keadaan masih sama. Seperti ada seseorang yang mengikuti dan mengintaiku. Aku
mencoba tetap berpikir positif. Mungkin hanya perasaanku saja. Rumah masih
dalam keadaan sepi ternyata. Sama seperti saat kutinggalkan tadi. Appa dan
eomma belum pulang dari rumah saudara. Segera kulangkahkan kaki ke kamar mandi
yang berada di kamarku. Tak sabar untuk mandi karena badan sudah sangat lengket
oleh keringat. Saat sedang asyik mandi, dapat kudengar langkah kaki di kamarku.
Aneh, dirumah aku hanya tinggal bertiga dengan appa dan eomma. Atau mereka
sudah pulang? Tapi toh walau mereka pulang tetap saja tidak bisa masuk ke
kamarku karena kukunci.
Tiba-tiba PRANK!!! Aku
tersentak. Kaget mendengar suara seperti benda pecah di kamarku. Ku percepat
mandiku yang tanggung lalu segera melihat apa yang terjadi di kamarku. Heran
aku dibuatnya, ternyata sebuah gelas kosong yang semula di meja sudah berpindah
tempat di lantai menjadi serpihan kecil. Kulihat juga jendela kamar yang
terbuka lebar. Hah? Padahal aku tadi sudah menutupnya rapat. Ataukah ada angin
kencang? Atau pencuri? Ckck berbagai pikiran melintas di benakku. Segera
kututup jendela rapat-rapat dan membersihkan pecahan gelas lalu tidur, deh.^^
Kejadian aneh terjadi saat
aku setengah sadar. Kira-kira tengah malam mengingat suasana sangat sepi. Hanya
jangkrik-jangkrik bernyanyi yang terdengar. Juga detak jam dinding di kamarku.
Hawa kamarku yang semula hangat berubah menjadi dingin. Dingin yang mencekam.
Lalu entah antara sadar dan tidak dapat kurasakan kehadiran seseorang di
sampingku.. Mataku masih terpejam rapat, malas rasanya untuk melek. Semakin
orang itu mendekat, semakin dingin saja aura di sekitarku. Entah sudah seberapa
dekat orang itu sampai dapat kurasakan hembusan nafasnya yang berat di
telingaku. Ish.., bikin geli saja -_-“ Tapi aku tetap diam tak berkutik. Tangan
orang itu tak tinggal diam, ditelusurinya leherku dengan tangannya yang
sedingin es batu. Aku jadi merinding dibuatnya. Tiba-tiba CUP! OMMO? Orang ini
mencium leherku. Mataku menjadi sedikit terbuka. Dapat kulihat ternyata itu
adalah seorang namja. Yaahhh, kirain yeoja*PLAK*abaikan* Ommona, mata itu.
Menatapku dengan tajam bagai silet. Berwarna merah menyala. Aku sangat kaget
dan menjadi takut. Belum sempat menghindar tiba-tiba CRASH! Orang ini menggigit
leherku dengan taringnya yang dingin dan tajam.
“AAAAAARRRRRRGGGHHH!!!!!!” Aku
langsung terbelalak selebar mungkin. Ommo! Leher ini bagaikan tertusuk besi
yang sangat panas. Agh! Noumu appo! Ingin sekali aku berteriak minta tolong.
Tapi rasa sakit ini seolah manahannya. Ingin kusingkirkan orang ini. Tapi dia
mencengkramku erat. Ah, bukan orang. Ini vampire. Aku tahu, karena aku pernah
membaca sebuah artikel tentang vampire. Yah, memang seperti inilah wujudnya.
Tubuhku menengang menahan rasa sakit luar biasa ini. Dapat kurasakan darahku
dengan cepat naik dan berkumpul di satu titik. Vampire ini sangat rakus. Dengan
lahapnya menghisap leherku yang mengeluarkan banyak darah dari tubuhku. Aku
sadar, hidupku tidak akan lama lagi. OUGH! Sakitnya semakin menjadi. Inikah
yang dinamakan ajal? Aku hanya bisa menunggu sambil menahan rasa sakit ini.
Lemas. Tubuhku melemas karena kekurangan darah. Perlahan mataku terpejam. Tapi,
tiba-tiba…
BRAKK!! (pintu kamar dibuka
paksa)
“AHA! Itu Hyun Joong
hyung!” Teriak seseorang entah siapa. Mataku sudah terpejam tapi aku masih
sadar. Vampire yang sedang menikmatiku(?) langsung melepaskan mulutnya. Pasti
dileherku saat ini terdapat dua lubang sebagai tanda gigitan.
“HAH! Bagaimana kalian tahu
aku disini!” Sepertinya ini suara vampire itu. Aku menebak yang barusan datang
itu 2 orang. Aku yakin.
“Itu tidak penting! Kkaja
Hyung Jun-ah!”
“Ne, Hyung! Yaaaak!”
“Hueh kalian tidak akan
bisa mengenaiku!”
TRANG!!TRANG!!!
Dapat kudengar cukup jelas
suara besi yang sedang beradu. Sepertinya sedang ada pertempuran seru di
depanku. Sayang, tidak kuat mata ini untuk menyaksikannya, heuh. Aku sedang
sibuk menahan rasa sakit ini.
Eh, jamkkanman! Leherku semakin
membara saja. ARRGHH! Dengan sekejap langsung menjalar ke seluruh tubuh.
PANAS!! Hueee tolong! Very HOT, hot hot summer*plak*. Jeongmal! Rasanya bagaikan
di rebus dalam air panas yang setelah itu ditusuk-tusuk dengan besi panas.
HUAAGH! Aku hanya bisa mengerang dan merintih untuk mengekspresikan rasa sakit
ini.
Author P.O.V
“Haaarrrggh….Aghh!!” Erang
Young Saeng semakin menjadi.
“Sial! Gara-gara kalian
pekerjaanku jadi belum selesai.” Ucap vampire yang menggigit Young Saeng sambil
terus mengayunkan pedangnya melawan 2 sosok di depannya.
TRANGG!! TRANGG!!
Tak bisa mengelak lagi. Dengan
satu hentakan kuat, sebuah pedang menancap di jantung si vampire yang tadi
sudah diketahui bernama Hyun Joong.
“AGH! Ka….kalian….” BLARR! Vampire yang
tertusuk pedang langsung meledak dan menjadi abu. Terbang terbawa angin malam
yang dingin mencekam. Malam yang menjadi saksi serentet peristiwa di rumah ini.
Autor P.O.V end
Di tengah rasa sakit ini
aku masih dapat mendengar sebuah ledakan cukup keras. Apa itu? Entahlah. Tapi
sepertinya itu suara vampire yang meledak karena aku tidak mendengar suaranya
lagi. Hahaha…Rasain, deh. Tapi walaupun begitu aku masih tersiksa dengan rasa sakit
ini. Lalu dapat kudengar 2 orang tadi menghampiriku yang terbaring lemas di
ranjang. Aku masih saja terpejam sambil mengerang kesakitan.
“Hyung, dia sedang
bertransformasi, yah?” Kata seseorang yang sepertinya tadi di panggil Hyung
Jun.
“Toloonghh…appoo…enggh…!”
Entah kenapa kata-kata itu keluar dari mulutku. Aku merasa dua orang ini dapat
menolongku mengatasi ini. Aish! Aku sudah tidak tahan dengan sakit ini. UGH!
“Eh, ne. Kau yang sabar.
Ne, Jun. Dia sedang transformasi. Kkaja bawa dia pulang. Kasihan namja ini.”
“Hah? Dibawa pulang?”
“Tentu saja. Memangnya kau
tega melihatnya? Seperti belum pernah merasakannya saja. Aku juga takut nanti
dia menyerang orang saat selesai. Kau tahu, kan?”
“Ne, Hyung. Arraseo!
Kkaja kita bawa!”
Begitulah sekiranya
percakapan dua orang asing itu. Aku mengambil kesimpulan kalau mereka adalah
vampire juga. Dari auranya sepertinya mereka baik. Tapi adakah vampire baik?
o.Oa
Dapat kurasakan tubuhku di
angkat dan diletakkan di punggung salah satu vampire. Aku hanya diam menurut,
tak dapat menolak, tak dapat berkutik. Yah, karena kondisiku saat ini
benar-benar parah. Mengerang, merintih. Hanya itu yang dapat kulakukan.
Bukannya aku lemah, tapi. Ah, jeongmal. Noumu appo!
Kemudian kami melesat
keluar dari rumahku menembus malam yang dingin. Walaupun dingin aku tidak
merasakannya. Yang kurasa hanya rasik sakit dan panas yang terus memberontak di
tubuhku tanpa ampun. Ommo, aku benar-benar tidak tahan. Rasanya ingin mati saja
daripada seperti ini. Agh, tapi aku harus tetap bersabar. Entah saat ini aku
akan di bawa kemana.
Sambil digendong dan
menahan rasa sakit, aku sempat membuka mata. Kulihat kami sedang melewati hutan
karena banyaknya pohon-pohonan yang tinggi dan rimbun. Aigoo! Baru kusadari
kalau kami ternyata tidak berjalan. Tapi dua vampire ini berloncatan dari satu
pohon ke pohon lain. Hah? Seperti ninja saja.
BRUKK!! Satu hentakan keras
yang kompak berhasil diciptakan saat kami mendarat. Kami memasuki sebuah gua
yang sangat besar dan gelap. Begitu obor-obor dinyalakan. WOW! Ruangan ini
begitu mewah. Seperti berada di dalam kastil yang pernah aku tonton di televisi.
Tak terlihat kesan kalau ini sebenarnya gua.
“Hyung? Kita taruh dimana
namja ini? Berat, nih.”
“Hmm…kita taruh di ruang
bawah tanah dulu sementara sampai masa transformasinya berakhir.”
Ruang bawah tanah? Seperti
aku ini tahanan saja. ARRGGH! Mendadak rasa panas dan sakit ini semakin kuat.
Aku berteriak sekerasnya seperti orang kesurupan. Tanpa sadar aku mencengkram
sangat erat pundak vampire yang menggendongku. Sehingga membuatnya ikut
berteriak.
“AAA~ Hyung, toloong!
Appo…hiks.”
“Wae? Ah~ayo segera kita
bawa dia.”
Langkah 2 vampire ini
semakin cepat. Aku tidak peduli, hanya rasa sakit ini yang kupedulikan. HUAGH!
Sakit sekali! PANAS! Keringat dingin terus mengalir tanpa henti. Setelah sampai
diruangan yang lebih gelap aku diturunkan. Lalu mereka memborgol tanganku yang
tersambung pada rantai di tembok. Sehingga kini kedua tanganku terangkat. Aku
masih mengerang dan berteriak tak karuan. Sakitnya tiada tara. Mau coba?
“Kamu yang sabar, ya. Kau
akan begini selama 3 hari. Kami akan selalu merawatmu agar transformasimu tidak
teralu sakit. Mian, aku harus merantaimu, demi keamanan. Don’t worry.”
Walaupun sulit menangkap
kata-katanya dalam keadaan seperti ini, aku cukup mengerti.
“Panaaashh…sakiittthh..!”
“Ne, aku tahu. Kau harus
tahan. Aku tahu kau bisa.”
Vampire ini, sangat baik.
Dia terus menyemangatiku. Gamsahamnida~
“Hyung, pantas Hyun Joong
hyung memilihnya. Dia terlihat sangat lezat.” Komentar vampire Hyung Jun sambil
menjilat bibir atasnya.
BLETAKK! Satu pukulan tepat
mengenai vampire itu.
“Huueeee! Hyung! Appo!!
T_T”
“Pikir dulu kalau ngomong.
Awas kalau kau memakannya. Hm… mending kau ambilkan obat untuknya.” Hyung Jun
tidak menjawab. Dia langsung pergi sambil mengusap kepalanya.
“Maafkan anak kurang ajar
itu.”
*501*
“Oppa! Eoddiya? Kenapa oppa
tiba-tiba menghilang, hiks. Padahal oppa, kan sudah janji akan menikah
denganku. Tapi… WAE? Heo Young Saeng oppaaaa……noumu saranghaeyo!!”
“sung young! ! !~” Aku
terduduk. Hah? Dimana ini? Ini bukan kamarku. Ouh…mimpi itu.
“Sung Young-ah T.T” Aku
pegang dadaku tepat di jantung. Hoh? Kenapa jantungku? Tidak berdetak.
Tapi…raga ini kenapa bisa bergerak. Apa aku masih tertidur? Apa ini masih
bagian dari mimpiku?. Kulitku. Benar-benar pucat. Kukuku. Sejak kapan panjang
seperti ini. Aku heran sendiri dengan keadaanku. Tapi, aku menyadari satu hal.
Ini bukan mimpi.
Ah! Aku ingat. Aku bukanlah
Young Saeng yang biasanya. Sekarang aku bukan manusia. Sudah bertransformasi
sempurna menjadi. VAMPIRE? Ommona…entah kenapa mataku menjadi panas. Menangis.
Yah, aku menangisi keadaanku. HUEE E E E…!
“Hei, kenapa menangis?”
Wajah itu. Aku ingat. Dia salah satu penolongku. Penolong saat aku menagalami
yang terburuk. Yang selalu mensupportku kala aku bertarung melawan sakit. Yang
selalu ada di saat kata tolong terucap dari mulutku. Yang selalu disisiku saat
aku bertransformasi. Bertransformasi dari manusia menjadi vampire.
“Aku tahu, kau pasti sangat
terkejut dengan keadaanmu sekarang.”
“Aku tak menyangka…. Aku…
sekarang, vampire..hhh sama seperti dirimu.”
“Ne, kau hebat. Baru kali
ini kulihat transformasi yang tenang. Kau hanya sesekali berteriak. Selanjutnya
kau hanya merintih pelan. Tak seperti pada vampire lain yang sangat histeris.”
Aku hanya menanggapinya dengan senyum tipis.
“Kkaja! Kita mengobrol di
ruang tengah saja. Kau pasti sangat lapar saat ini.” Benar sekali. Perutku
langsung melilit. Lapar. Dan tenggorokanku sangat kering.
“Hei, Kim Kyu Jong imnida.
Kau?”
“Na neun Heo Young Saeng
imnida. Oh, ya. Gamsahamnida telah menolongku.Jeongmal.” Kyu Jong hanya
mengangguk sambil tersenyum lebar.
Sesampainya di sebuah
ruangan besar yang berisi meja, kursi, dan perabot lain, aku langsung disambut
oleh seorang namja. Namja tinggi berkulit sangat putih. Yaa, walaupun kami
semua putih tapi dia terlihat lebih putih.
“Hei! Kau sudah bangun. Ayo
duduk. Aishh, aku sudah sangat lapar, nih.” Aku hanya tersenyum sambil melirik
Kyu Jong. Kyu Jong sepertinya mengerti.
“Young Saeng, dia itu
namdongaengku. Whoy, bocah! Dimana sopan santunmu!?”
“Hah? Aaa~arra. Mian aku
lupa. Joneun Kim Hyung Jun imnida. Kau?
“Heo Young Saeng imnida,
bangapseumnida. Eumm, sebenarnya aku sudah tahu namamu dari awal.”
Kyu Jong segera
mempersilakanku duduk. Di meja sudah terhidang aneka makanan yang, euh, sedikit
aneh menurutku. Pandanganku langsung tersita pada minuman di tengah meja.
Sluurp.. menggiurkan. Sangat menggoda. Merah pekat. Tiba-tiba aku merasa aneh
dengan gigiku. Seperti tumbuh panjang dengan cepat sampai menusuk bibirku.
“Enggh…boleh aku minum
itu?”
“Woo tentu saja. Mian mian.
Ini silakan! Kau memang harus minum banyak setelah transformasi.”
Tanpa babibu lagi langsung
kuserbu minuman itu. HUAH…sangat segar rasanya. Manis. Tak henti aku meminumnya
sampai menetes ke leher dan bajuku.
“Pelan-pelan, Young Saeng.
Kau benar-benar sangat haus, ya.” Komentar Kyu Jong sambil tersenyum. Aku tidak
peduli. Terus ku minum minuman ini.”Setelah itu makanlah yang banyak agar
tenagamu cepat pulih.”
“Young Saeng-ah. Jangan
habiskan. Aku susah-susah menangkap dan memotong ayamnya.” Ucap Hyung Jun
sedih. Ayam? Apa hubungannya dengan ini. Terpaksa kuhentikan acara minumku
untuk bertanya.
“Maksudmu apa?”
“Neee, jangan habiskan
darah ayam itu. Aku yang mengolahnya seharian tadi. Kami tidak pernah memasak
makanan sebanyak ini. Karena ada kau, ini special.”
“Hahaha gwaenchana Young
saeng. Santai saja. Husst! Hyung Jun-ya. Kalau kurang nanti aku ambilkan lagi
darahnya.
Aku tertegun sambil
mengamati minuman ditanganku. Jadi ini “Da…Darah?? O.O”
HOEK…Langsung kucoba untuk
memuntahkan darah yang sudah terlanjur masuk ke tenggorokanku. Perutku mual
mendengarnya. Kenapa harus darah.
“Yaa! Young Saeng-ah!
Gwaenchanayo?”
“Gwaenchana? Yang kuminum
ini darah. Huek! Hyaa..kenapa kalian tidak bilang?!”
“Wae? Tapi enak, kan?haha
kau tadi lahap sekali. Aku tidak enak menghentikanmu. Kekeke. Ingatlah kau ini
vampire. Darah adalah santapanmu. Jadi biasakanlah minum darah.” Apa-apaan ini,
Hyung Jun malah cekikikan.
“Yak, Hyung Jun-ah. Kau?
Aishi~” Eh, tapi ada benarnya juga kata-kata Hyung Jun. Yah, aku vampire.
Santapanku adalah darah. Heuh, aku harus ganti hobi, nih. Yang awalnya suka
makan ayam goreng, sekarang harus suka darah ayam segar-.-“
“Hei, bayi?! Kau tidak
sopan, yah. Kau harus memanggilku Hyung!”
“Mwo? Tapi aku terlihat
lebih tua darimu!”
“Hah? Kau lupa? Baru hari
ini kau lahir sudah mengaku lebih tua dariku? Hei dengar, aku__”
“CUKUP, arraseo. Saeng, dia
memang lebih muda darimu jika menjadi manusia. Tapi kita bukan manusia lagi.
Umurnya sudah 125 tahun. Hhh, tapi kau benar. Dia tidak pantas jadi Hyung.
Sifatnya tak jauh berbeda dari bayi.”
“KYU HY__ummh.” Kelihatannya
Hyung Jun ingin berteriak, tapi buru-buru di bekap oleh Hyungnya. Apa tadi? Jun
Hyung berumur 125 tahun?
“Kenapa bisa begitu,
hyung?” Tanyaku penasaran.
“Kita vampire adalah
makhluk abadi. Walau umur sudah sangat banyak, tapi kita akan tetap seperti
ini. Umur kita dihitung saat pergantian fase bulan. Dan kau Young Saeng. Karena
masih bayi tidak boleh keluar rumah, heheh.” Mwo? Jadi aku dikurung disini?
“Ta…tapi Hyung… Aku harus
pulang.” Kyu Hyung dan Jun Hyung saling bertatapan.
“Pulang? Disinilah rumahmu
sekarang, Saeng. Kau sebenarnya sudah kami anggap sebagai keluarga. Kau bisa
tinggal disini kalau kau mau.”
“Anni, aku punya rumah
diluar sana.”
“Andwae, Saeng! Mereka
tidak akan mengenalimu.” Kata Kyu Hyung tegas.
Anni! Aku harus pulang. Aku
rindu keluargaku, aku rindu sahabat-sahabatku, Aku rindu…SUNG YOUNG! Ommo Sung
Young. Beberapa detik ini aku sempat melupakannya.
“Hyung, sekarang tanggal
berapa?”
“Entahlah, tapi setelah
digigit kau mengalami transformasi selama 3 hari dan setelah itu kau tertidur
selama kurang lebih 3 hari juga. Yah jadi sekitar 1 mingguan setelah incident
itu.”
“MWO? 1 Minggu O_O”
Aigooo, benarkah itu.
Berarti aku telah meninggalkan Sung Young selama 1 Minggu. Itu berarti juga aku
sudah mengecewakan Sung Young. Ya, karena seharusnya saat ini aku dan dia sudah
sah menjadi suami istri.. Ommona! Jeongmal mianhae Sung Young-ah. Hueeee! Noumu
saranghaeyo. Dia pasti sanat kecewa dan sedih karena calon suaminya ini
tiba-tiba menghilang tepat di hari pernikahan.
Tidak terasa air mataku
mengalir. Lagi. Aku menangisi banyak hal hari ini.
“Young Saeng-ah, kau
kenapa?” Kurasakan dinginnya tangan Kyu Hyung menyentuh pundakku. Aku tak
peduli. Aku tetap asyik dengan pikiranku sambil terus menangis.
“Uljima Young Saeng-ah!
Coba ceritakan pada kami apa yang terjadi.” Tangan dingin Jun Hyung ikut
menyentuh pundakku yang sama dinginnya.
“Aku telah mengecewakan dan
membuat sedih banyak orang. Hhhu T.T”
“Nuguya? Waeyo?”
“Tentu saja orang tuaku dan
terutama Shin Sung Young. Tahukah kalian? Dia adalah calon istriku dan…dan
malam itu adalah malam pernikahanku. Tapi…gara-gara iblis itu aku jadi…jadi…
Hueeeee!! Eommaaa Saeng gagal nikah*LOL*”
“Ah, arraseo Saeng. Tapi
mau bagaimana lagi, toh kita juga tidak bisa mengembalikanmu menjadi manusia,
dan tak bisa memundurkan waktu. Kau hanya bisa bersabar dan ikhlas menerima
takdirmu.” Kyu Hyung sangat bijak dengan kata-katanya. Kyu hyung dan Jun hyung
sepertinya ikut larut dalam kesedihanku.
“Aku tidak mau tahu, aku
harus pergi! Aku akan menemui Sung Young!” Aku langsung bangkit dan berlari
menuju pintu utama tanpa mempedulikan 2 vampire yang terkejut menatapku. Tapi,
dapat kurasakan sesuatu menahan langkahku. Kyu Jong Hyung!. Aishh~menghalangi
saja.
“Jamkkanman Saeng-ah! Kau
belum boleh keluar ini demi kebaikanmu.”
“WAEYO HYUNG!?” Aku menjadi
emosi karena sedari tadi dilarang oleh vampire yang baru beberapa saat lalu
kukenal.
“Kau masih labil. Listen,
aku tidak ingin kau memangsa manusia pertama yang kau temui.”
“Kenapa aku harus memangsa
manusia? Toh, aku bukan kanibal.”
“Hahahaha, kau lupa? Atau
tidak tahu? Kau ini vampire, Saeng. Memangsa manusia bukan hal yang tabu.
Dengan keadaanmu yang saat ini kau tidak akan tahan dengan aroma manusia, hmm…mereka
sangat lezat.” Kyu hyung menjilat bibirnya membayangkan manusia. Memangnya
aroma manusia seperti apa di hidung vampire? Aku malah jadi penasaran.
“Lah, ya berarti aku boleh,
dong makan manusia. Aishi hyung, lepaskan! Ppali!”
“Andwae, Saeng. Kau tahu
kita vampire. Tapi, kita juga harus berusaha untuk tidak mencelakai generasi
manusia. Coba bayangkan, apa kau tega membunuh manusia-manusia? Makhluk dimana
kau pernah menjadi mereka. Kau tidak kasihan dengan mereka?” Mendengar
kata-kata itu, membuatku teringat lagi dengan kejadian seminggu lalu. Malam
itu. Aish, jinja!
“Lalu bagaimana denganku,
hah?! Apakah vampire itu kasihan padakau? Hyung! Lepaaasss!!”
“Ah, Saeng. Kau benar-benar
tidak boleh keluar.” Kyu hyung langsung mengangkatku dengan cara diletakkan dalam
pundaknya (bisa bayangin, kan?) Mwo??tenaganya extra sekali. Kalau dilihat aneh
juga. Fisikku lebih besar darinya. Tapi….ah…Aku dibuat seolah tidak berdaya.
“HYUUNG!!” Kupukul-pukul
punggungnya yang sekeras batu. Aku berusaha turun, tapi dia mencengkramku
begitu kuat. Lagi-lagi aku tidak berdaya melawannya. Mungkin ini disebabkan oleh kondisiku yang
memang belum begitu fit setelah kejadian itu.
“Ckck, dasar bayi :p”
Celoteh Jun hyung yang berpapasan dengan kami. Kesal. Tentu aku kesal dengan omongannya.
Bayi? Hah, yang benar saja.
“Hyaaa!Hyung! Awas kau!”
Teriakku sambil mengepalkan tangan dan kuarahkan padanya. Jun hyung hanya
melet. Ish, vampire itu!
Ternyata aku dibawa ke
kamar. Diturunkannya tubuhku perlahan di atas kasur yang empuk. Aku berusaha
lari lagi tapi Kyu hyung dengan cepat mencegahku.
“Ssstt, sudah, saeng.
Sepertinya istirahatmu belum cukup. Tenang saja kau akan diperbolehkan keluar
setelah, ya berhasil menahan hasratmu untuk memakan manusia. Beristirahatlah
lagi. Kau akan sehat besok.” Kyu hyung berjalan menuju pintu, bersiap
meninggalkanku. Tapi sebelum keluar…
“Ingat satu hal, Saeng. “
Dia sengaja menghentikan kalimatnya membuatku mengernyitkan dahi. Bingung.
Kemudai dia melanjutkan.”Kau ini berat sekali, jadi jangan mencoba membuatku
terpaksa menggendongmu, arra? HAHAHA.” Pintu tertutup. Kyu hyung masih
tergelak. Tawanya yang khas masih bisa kudengar. Apa-apaan tadi? HYUNG!
Jeongmal. Menyebalkan! Kirain mau bilang apa. Ternyata.
“Huueeh dasar hyung!”
*501*
Perlahan. Kubuka mataku.
Sudah pagikah sekarang? Aku tidak tahu karena memang disini tidak ada
jendelanya. Keadaan masih sama seperti saat aku mulai terlelap. Ouh, kepalaku
sedikit nyut-nyutan. Dan mataku sepertinya agak bengkak karena menangis (emang
vampire bisa gitu?). Cermin. Aku tidak menemukan satu pun diruangan ini. Heuu,
payah.
Aku berpapasan
dengan Kyu Hyung begitu keluar dari kamar.
“Hyung, kau punya
cermin?”
“Hah?! Cermin?
Hahaha untuk apa?” Lah, kenapa menanyakan hal seperti itu. Sambil tertawa pula.
“Ya, untuk
bercermin, lah. Masa untuk dimakan-.-“
“Haha baiklah.
Ayo, ikut aku!”
Aku menurut saja
mengikuti Kyu hyung. Kami berjalan memasuki sebuah ruangan yang cukup luas dan
remang-remang. Ku picingkan mata untuk menyesuaikan keadaan di ruangan ini.
Dapat kulihat sebuah cermin yang besar di sudut ruangan.
“Ini satu-satunya
cermin dirumah ini. Silakan bercermin, saeng. Hihihi :D”
Aku sebenarnya
heran dengan tingkah Kyu hyung. Ah, tapi sudahlah. Tujuanku, kan untuk
bercermin. Hajiman….
“Loh, loh??”
“Eottoke? Sudah puas
bercerminnya? Kekeke.”
“Hy..yung…bagaimana
ini..bisa..”
Kutepuk jidatku.
AH! Aku baru mengerti sekarang. Vampire. Yah, vampire adalah salah satu jenis
makhluk ghaib. Pantas saja di rumah ini hanya ada satu cermin. Toh, itu juga
tidak ada gunanya. Tentu, karena bayangan vampire tidak bisa ditangkap oleh
cermin. Itu berarti aku tidak bisa bercermin. Yahhh…
“Kau sudah
menyadarinya, kan. Ayo, keluar!” Aku serasa seperti orang babo di depan hyungku
ini. Huh!
“Oiya, Jun hyung
dimana?” Kulontarkan pertanyaan itu karena sedari tadi aku tidak melihat
hyungku yang satunya.
“Oh, dia sedang
menangkap ayam. Sana, lebih baik kau bantu dia.”
Setelah ditunjuk
ke tempat mereka memelihara ayam, aku segera kesana. Tempatnya berada di
belakang rumah. Aku mengerjap sebentar begitu pintu belakang dibuka untuk
membiasakan cahaya terang. Ya, karena memang di dalam keadaannya jauh lebih
gelap.
Wow! Tempat ini
benar-benar penuh dengan binatang berkaki dua yang sedang berlari-larian. Ommo!
Ada satu yang sangat besar O.O eh, bukan! Itu Jun hyung. Hehehe^^v. Tampak
disini dia sedang kualahan mengejar ayam-ayam itu.
“Hei, ayam babo!
Kemarilah! Aku hanya ingin mengambil darahmu!” Sebenarnya siapa yang babo, sih.
Hehhe. Aku hanya cekikikan melihat Jun hyung yang ngedumel, memaki-maki
ayam yang tentu saja tidak mengerti bahasanya.
“Annyeong, hyung.
Bisa kubantu?”
“AHA, kebetulan
kau, saeng. Ppali bantu aku. Tangkap ayam-ayam babo ini. Pilih yang gemuk,
arra?” Aku mengangguk tanda mengerti.
Hup! Langsung
kusergap ayam yang melintas di depanku. Tapi ayam itu masih bisa lepas dariku.
Aish, sangat sulit. Ternyata tidak semudah memakannya-,-‘. Ayam itu terus
berlarian menjauhi ajal.
“Hyaa! Kena!!”
Seru jun hyung seraya memelukku dari belakang. Apa-apaan ini.
“YAAAK! HYUNG!
Kau pikir aku ayam, hah?!” Aku berusaha melepaskan tangannya yang kekar dan
keras . Risih benar diperlakukan seperti ini.
“Hehehe, mian.
Aku hanya bercanda. Dongsaengku.” Dia mengacak-acak rambutku seperti anak
kecil. Tentu langsung kutepis tangannya.
“Hyung, jangan
bilang kau ingin memakanku seperti waktu itu.” Selidikku. Dia hanya
menyeringai. Mengerikan-_-'
“Anni, kau sudah
menjadi vampire. Aku tidak akan memakanmu-o- Sudahlah, ayo lanjutkan. Waktu
makan sudah dekat.” Aku hanya mencibir. Siapa juga yang menyebabkan pekerjaan
ini terhenti. Ck.
Tanpa buang waktu
lagi kami mulai mengejar dan menangkap binatang merepotkan ini. Baru kusadari.
Bau ini. Ah, begitu menggoda iman(?). Kurasakan ada yang aneh dengan gigiku.
Ya, persis waktu makan malam itu. Baunya juga persis. Bau darah yang boleh
kuakui sebenarnya sangat sedap. Ayam! Ne! datangnya dari ayam-ayam ini. Kutatap
tajam ayam yang sedang kukejar penuh nafsu. Entah mengapa dari dalam diriku
muncul dorongan untuk segera menerkam ayam itu dan menghisap darah segarnya. Hmm,
pasti sangat nikmat. Aku sudah tidak peduli lagi walaupun itu darah yang
menurut manusia sangat menjijikan. Tapi aku sekarang sudah bisa menerima
keadaan. Aku adalah vampire. Makananku adalah darah.
Jun hyung,
sepertinya tahu perubahan dalam diriku.
“Saeng,
gwaenchanayo?” Kuacuhkan begitu saja perkataan Jun hyung. Yang kufokuskan
sekarang adalah ayam yang berlarian menghindariku.
BRUKK!! Tubuhku
membentur tanah yang keras. Sakit, sih sebenarnya-_-‘ Tapi tidak apa-apa.
Tanganku berhasil menangkap si ayam yang ngeyel. Dengan tidak sabar kukeluarkan
taringku bersiap menancapkan di bagian tubuh ayam yang banyak darahnya.
“A a a, tidak
sekarang, saeng!” Aku sangat marah saat tangan Jun hyung tiba-tiba merebut ayam
dari tanganku.
“Yaa! HYUNG!
Berikan padaku!!” Dengan tenaga yang tersisa aku berusaha merebut hasil kerja
kerasku. Tapi Jun hyung tetap bersikeras tidak memberikan ayam itu padaku.
Membuatku semakin kesal saja.
“Saeng, jangan
seperti ini. Kau harus menahannya. Kalau menahan ayam saja tidak bisa, bagaimana
dengan manusia??” Ne, Jun hyung benar. Aku harus tahan untuk tidak terlalu
bernafsu memakan ayam itu. Tapi,, sangat sulit. Baunya. Hmmm…enak sekali.
“Kalau begitu
bantu aku, hyung.”
“Tentu.”
Waktu makan siang
sudah semakin dekat. Akhirnya kami berhasil mengumpulkan binatang merepotkan
ini dan baru saja selesai di olah. Tidak sabar untuk segera mencicipinya.
Perutku sudah sangat melilit. Dan, ah ya. Aku berhasil menahan rasa itu.
Walaupun tadi aku sering mencuri-curi kesempatan tapi berhasil digagalkan oleh
Jun hyung. Dengan segala kerja kerasku akhirnya aku bisa menahannya^^ Jun hyung
terus memujiku karena perkembanganku yang pesat dalam menahan diri. Senang
sekali, mungkin tidak lama lagi aku akan diperbolehkan keluar rumah. Orang
pertama yang sangat ingin kulihat adalah….Shin Sung Young.
“Saeng! Kenapa
melamun? Ayo cepat habiskan makananmu.” Aku langsung tersentak begitu Kyu hyung
menegurku. Ternyata dari tadi aku hanya melamun. Membiarkan daging ayam
mentahku dingin.
“Hehe,
emm..,hyung. Kapan aku diperbolehkan keluar?”
“Ne? aa..kan
sudah kubilang kau akan diperbolehkan jika berhasil menahan hasratmu untuk
tidak segera memangsa seseorang.”
“Yaa hyung, tau
tidak? Tadi saeng berhasil, kok. Saat kami menangkap ayam tadi. Ya, walaupun
hanya binatang. Tapi perkembangannya luar biasa.” Kyu hyung hanya
manggut-manggut mendengar cerita Jun hyung tentang tadi pagi. Sesekali aku juga
tersipu saat Jun hyung melontarkan pujian padaku.
“Oooh, arraseo.
Baiklah, saeng. Kita coba keluar nanti malam.”
“Jinjayo, hyung?”
Mataku berbinar-binar mendengar itu. Senang sekali. Aku sudah tidak sabar
menantinya. Ingin rasanya segera melihat dunia luar dalam keadaanku yang
seperti ini. Juga sudah tidak sabar untuk segera menemui Sung Young. Ne, Sung
Young jeongmal bogoshipoyo…T.T
*501*
Akhirnya dewi
bulan sudah menampakkan diri. Bulan yang bulat dengan cahaya terang. Begitu
indah dengan background hitam bertabur bintang. Itulah bulan purnama.
Jamkkanman! Itu berarti fase bulan sudah berganti. Ah, jadi sekarang aku sudah
1 tahun. Hmm, lucu membayangkannya. Umurku 1 tahun tapi, sebesar ini. Hahaha.
“Sudah siap,
Saeng?!” Tiba-tiba Kyu hyung muncul dari pintu di belakangku. Membuat kaget
saja.
“Aku sudah
menunggu di luar dari setengah jam yang lalu. Apa itu namanya belum siap, ha?”
“Hahaha, mian ne.
:D Kalau begitu kkaja!” Aku langsung bangkit dari duduk dan segera berjalan
beriringan dengan kyu hyung. Aish, baju yang kupakai ini. Tidak nyaman-_-“ ya,
karena ini sebenarnya baju Jun hyung. Ah, terlalu sempit. Aku belum punya baju
selain yang aku pakai kemarin. Semua bajuku masih di rumah.
“Kau tidak
nyaman, ya? Haha, seharusnya tadi kau pakai bajuku saja.” Kyu hyung ini
sepertinya bisa membaca pikiranku.
“Hehe,
gwaenchana^^ Oiya, Jun hyung kok tidak ikut?”
“Dia sudah
berangkat ke club tadi.”
“Club?”
“Ne, dia bekerja
menjadi bartender di club DESTINATION.” Ho? Jadi vampire bisa bekerja juga. Apa
orang-orang tidak takut, yah. “Tenang, itu club malam khusus yang pengunjungnya
99% vampire.” Tuh,kan. Kyu hyung membaca pikiranku lagi.
“Aa, arraseo.
Kalau Kyu hyung? Bekerja tidak?”
“Tentu saja,
walaupun kita vampire tapi harus tetap bekerja agar bisa dapat uang untuk
membeli kebutuhan seperti pakaian. Aku bekerja sebagai vampire hunter.”
“Mwo? Vampire
hunter..itu..itu..” Vampire hunter berarti pemburu vampire, dong. Huaa, aku
malah jadi ngeri berjalan bersama Kyu hyung.
“Haha, Tenang
saja Saeng, aku hanya memburu vampire-vampire jahat, eumm, seperti vampire yang
menggigitmu, kau ingat?” Tentu saja, aku sangat ingat itu dan tidak akan pernah
melupakan. Aku menjadi teringat lagi di malam saat aku tergigit. Vampire itu,
agh!!
“Dia sudah mati
kan, hyung? Haha. Gamsha.” Aku hanya tersenyum sinis mengingat vampire
menyebalkan itu.
“Engg, mian. Tapi
dia tidak mati. Hanya meledak tapi nanti bisa kembali lagi ke wujudnya beberapa
minggu setelahnya. Yang bisa membunuh vampire hanyalah orang-orang suci. Jadi
berhati-hatilah kepada mereka.” Mwo? Tidak mati. Yaa! Berarti vampire terkutuk
itu masih berkeliaran di dunia ini. >,< Aku ingin mengatakan sesuatu tapi
Kyu hyung keburu berkata, “Kau tidak capek? Bagaimana kalau kita meloncat,
seperti aku dan jun waktu itu. Tidak sulit, kok.”
Betul sekali, aku
cukup capek berjalan terus. Lagipula masih jauh perjalanannya. Aku mengiyakan
usul Kyu hyung walaupun sedikit ragu.
Hup! Hup! Kami
berloncatan dari satu pohon ke pohon lain dengan cepat. Wow, ini sangat mudah
dan menyenangkan. Ternyata segala sesuatu menjadi lebih mudah saat menjadi
vampire. Emm, kecuali hal-hal tertentu, sih :D
Tidak terasa kami
sudah hampir tiba di rumah Sung Young.
Itu dia, rumah
Sung Young sudah terlihat dari kejauhan. Kenapa aku malah menjadi ragu, ya.
Apakah aku harus menemuinya, atau tidak. Kalau dipikir aneh juga. Aku yang
sudah pasti dikabarkan menghilang tiba-tiba muncul dihadapannya. Pasti dia
sangat terkejut. Jamkkanman, aku punya pemikiran lain, jangan-jangan dia sudah
memiliki penggantiku T_T. Agh! Aku jadi bingung sendiri.
“Stop! Hyung!.”
Kyu hyung yang sudah beberapa meter di depanku tiba-tiba mengerem langkahnya.
“Wae?”
“Aku, aku jadi
ragu.”
“Loh, aku kira
kamu sudah yakin ingin menemuinya.”
“Eh, anni hyung.”
“Lalu? Kita
pulang?”
“Eh, jangan
dulu..Aku..Ingin melihatnya barang sebentar saja, ne?”
“Kalau begitu,
kkaja!”
Akhirnya kami
hanya berhenti di sebuah pohon besar di pekarangan rumah Sung Young. Pohon ini.
Aku jadi teringat kejadian kira-kira 3 bulan yang lalu. Dimana aku pernah
terjatuh dari ketinggian ini karena mengambil kok yang tersangkut. Membuat
badanku sakit semua dan tanganku lecet-lecet. Tapi untung saja segera di tolong
dan di obati oleh Sung Young :,)
“Hei, jangan
melamun!” Aku tersadar dari duniaku sendiri. Kyu hyung ini mengagetkan saja.
Ternyata dari
sini cukup strategis. Kami bisa melihat kamar Sung Young yang berada di lantai
2 dan kebetulan jendelanya terbuka. Mungkin dia lupa menutup, atau malah
sengaja-.-a Tapi orangnya kemana, yah. Aku tidak melihatnya di kamar.
“Mana calon
istrimu yang cantik itu?” Tanya Kyu hyung. Aku hanya mengangkat bahu tanda
tidak tahu. Sambil menunggu aku ingin menanyakan sesuatu pada vampire di
sampingku ini.
“Hyung, kau dan
Jun hyung benar-benar saudara kandung? Emm…maksudku saat jadi manusia.” Kyu
hyung menatapku dengan matanya yang kemerahan. Aku tidak bisa menafsirkan
tatapan macam apa itu.
“Ne, dia
benar-benar dongsaengku. Dan asal kau tahu saja. Kim Hyun Joong, kau ingat?
Vampire yang menggigitmu itu adalah hyungku. Kandung. Kami bertiga keluarga
Kim.” OMMONA! Aku terperanjat mendengar pernyataannya. Hampir aku terjatuh,
lagi. Tidak disangka vampire terkutuk itu kakak dari Kyu hyung dan Jun hyung.
Ckck. Belum sempat aku berkomentar Kyu hyung sudah menyela.
“Maafkan dia,
Saeng. Jebal. Dia…emm aku tidak tahu dia jadi seperti itu. Jeongmal mianhae
atas nama kakakku.” Kyu hyung menatapku sendu. Kenapa kyu hyung yang minta
maaf, toh yang salah bukan dia. Tapi entah ada dorongan dari mana aku
mengangguk begitu saja menyetujui permintaan maaf itu.
“Gamsahamnida,
Saeng.”
“Ne,
hyung.. Oh,ya. Apakah setiap orang akan menjadi vampire jika digigit?”
“Oo, tidak semua.
Hanya jika darahmu tidak habis dihisap vampire, maka kau akan jadi vampire.
Sama seperti yang kau alami. Tapi, jika darahmu habis terhisap, yaa maka kau
akan mati.” Aku hanya manggut-manggut mengerti.
“Hei, look!
Itukah Sung Young? Dia baru saja muncul dari kamar mandi, kurasa. Sepertinya
habis mandi.” Aku langsung melihat ke jendela. Dimana dapat melihat kamar Sung
Young sebagian besar. Yaa! Sepertinya benar dia habis mandi. Karena dia hanya
memakai baju handuk. Aish, Sung Young-ah. Kenapa kamu tidak menutup jendelanya
O.O.
“Kyu hyung! Kau
jangan melihat!” Tanganku berusaha menutup mata Kyu hyung. Tapi dia terus
mengelak.
“Yaa! Saeng, kau
menghalangi pemandangan. Hihi*LOL*”
“Kyu
hyuuuung…eh..” Kulihat Sung Young berjalan menuju jendela. Aku takut dia
melihat kami. Akhirnya, kuajak Kyu hyung pulang. Yah, walau sebenarnya aku
belum puas melihatnya T_T
“Tidak usah
sedih, besok kita kesini lagi.” Hibur Kyu hyung sambil menepuk pundakku.
*501*
BRUKK! Akhirnya
kami sampai juga di rumah. Rumahku yang sekarang. Dimana aku tinggal bersama
dua makhluk sejenisku.
“Ayo masuk,
Saeng!”
Aku masih enggan
untuk masuk. Masih terngiang-ngiang di benakku wajah Sung Young. Ahh, Sung
Young. Apakah dia merindukanku? Apa dia masih mencintaiku? Entahlah…
Tiba-tiba dari kegelapan
dapat kulihat bayang-bayang yang mendekat ke arahku. Apa itu? Bayangan itu
semakin mendekat tapi aku belum bisa melihat wujudnya karena memang keadaan
sangat gelap. Benar-benar gelap. Sepertinya jalan bayangan itu tergesa-gesa.
Aku jadi was-was. Apa itu manusia? Apakah itu vampire? Emm, ataukah binatang?
Hah, jangan-jangan itu vampire hunter a.k.a orang-orang suci. Yaa!
“Aku bilang, ayo
masuk sae….eh? siapa itu?” Kyu hyung yang muncul dari pintu utama dibelakangku
juga melihat bayang-bayang itu.
“Hyung! Young
Saeng!! Tolong aku!” Begitu teriak bayangan itu. Sepertinya aku mengenal
suaranya. Semakin mendekat bayangan itu, semakin terlihat wujudnya. Benar
tebakanku. Itu Jun hyung…Eh, tapi siapa itu yang bersamanya?
“Hyaaa! Hyung
Jun-ah! Apa yang kau lakukan!!? Teriak Kyu hyung tepat di samping
telingaku sehingga membuat telingaku berdengung. “Kau yang menggigitnya??”
“Mianhae Kyu
hyung, ahh nanti aku ceritakan. Sekarang tolong bantu aku.” Begini. Saat ini
Jun hyung sedang menggendong seorang namja di punggungnya. Eh, namja bukan, ya?
Menurutku, sih namja tapi pakaiannya kok seperti yeoja-_-“a. Bodo ah, yang aku
yakin itu namja. Kulihat namja itu terus meronta di atas punggung Jun hyung.
Seperti orang kesurupan. Kulihat juga ada 2 lubang di lehernya. Ah, ya karena
tadi katanya Jun hyung yang menggigit. Sepertinya namja itu sedang engg,
istilahnya bertransformasi menjadi vampire. Ya, ya, seperti aku dulu itu. Tapi
sepertinya lebih parah. Dia sangat kesakitan sekali. Yah, walaupun rasanya
memang sakit seklai.
Kyu hyung
bergegas menghampiri namja di punggung Jun hyung yang sempat mencekik leher Jun
hyung. Langsung di gendongnya namja itu oleh Kyu hyung ala bridal style.
Melesatlah mereka berdua ke dalam. Sepertinya menuju ruang bawah tanah.
Tempatku bertransformasi dulu.
Jun hyung
terlihat seperti frustasi. Ada apa, sih. Aku ingin sekali menanyakan itu.
“Hyung,
sebenarnya apa….”
“Ssst, sudahlah,
Saeng. Aku pusing…huaa! Sial sekali aku hari ini!” Aku jadi kasian dengan Jun
hyung. Dia bersandar putus asa di tembok batu lalu melorot ke lantai sambil
memegangi kepalanya. Yang kuyakin pasti sedang pening.
“A, sepertinya
hyung butuh istirahat. Ayo ke kamar saja. Mungkin aku dan Kyu hyung saja yang
merawat orang itu.” Jun hyung menatapku. Apa aku salah bicara sehingga ditatap
seperti itu-.-‘ mengerikan. “Eh, sepertinya di kulkas masih ada darah segar.
Kau mau, hyung :D?” Aku segera meralat kata-kataku yang tadi. Dapat kulihat tatapan
Jun hyung melunak dan dia tersenyum tipis sambil mengangguk. Fyuh, kukira aku
akan diterkamnya-__-‘
“Ini. Hyung.”
Kuletakkan segelas darah segar di atas meja, yang langsung diteguk habis oleh
Jun hyung dalam waktu beberapa detik. Aku hanya melongo melihatnya.
“Emm, mau lagi?”
“Anni, gamsha~”
Selama beberapa
saat kami tenggelam dalam kesunyian. Tidak ada yang berani memulai pembicaraan.
Yang dapat kulakukan hanya menatap Jun hyung yang tertunduk. Entah apa yang
dipikirkannya. Perlahan pikiranku mulai terbang kemana-mana. Mencoba
mengingat-ingat yang aku lakukan hari ini. Tetapi kedatangan seseorang
menyadarkanku. Oh, ternyata Kyu hyung. Dia duduk di sebelah Jun hyung.
“Hm, eottoke,
Jun?” Ucap Kyu hyung, memecah kesunyian di ruang makan ini.
“Enggh, dia.” Jun
hyung melirikku. Aku menjadi tidak mengerti. Berbeda dengan Kyu hyung yang
sepertinya mengerti. Lalu dia tersenyum padaku sambil berkata.
“Saeng, bisakah
kau ke kamarmu sekarang?” Aku hanya mengangguk menurut. Ah, aku mengerti
sekarang. Ternyata secara tidak langsung aku diusir agar tidak mendengarkan
pembicaraan mereka-___-‘Yah, apa boleh buat. Padahal aku sangat penasaran,
huhu.
Tadi kyu hyung
menyuruhku ke kamar. Tapi tidak, aku malah melangkahkan kakiku ke suatu tempat
di rumah ini yang belum pernah aku kunjungi. Dan aku sangat ingin
mengunjunginya. Sekarang lah saatnya. Menurut Kyu hyung tempatnya sangat enak.
Ku naiki satu per satu anak tangga yang entah berapa jumlahnya. Gelap sekali di
sini. Tapi semakin aku naik semakin terang dan dingin. Oh, ternyata itu sinar
bulang purnama. Sampailah aku di tempat ini. Tempat terbuka dimana aku dapat
melihat keadaan di luar.Em, tepatnya keadaan di bawah sana. Sekarang ini
sepertinya aku berada di atap gua. Baru kusadari betapa tingginya gua ini. Tiba-tiba
dikejauhan aku melihat sesuatu yang hitam berdiri di samping pohon. Saat dia
sadar aku memperhatikan, sosok itu pergi. Aneh sekali. Tapi aku tidak ambil
pusing. Aku berpikir itu hanya binatang yang berkeliaran.
Ternyata benar kata
Kyu hyung. Tempat ini sangat enak. Sejuk. Kututup mata mencoba merasakan angin
malam yang menerpa wajah pucatku. Pikiranku menjadi melayang lagi. Ikut terbawa
angin. Bermacam kejadian hari ini berputar-putar di benakku. Sung Young, yah,
yeoja itu yang paling jelas di pikiranku. Masih kuingat betul wajah segarnya
setelah mandi. Kapan aku bisa bertemu dengannya? Tidak hanya sekedar melihat.
Tapi benar-benar bertatap muka dengannya. Entahlah...Kenapa aku jadi pemalu dan
penakut seperti ini.
*501*
Sekarang aku menjadi
runtin ke rumah Sung Young setiap malam. Tapi hanya sekedar melihatnya saja.
Entah kenapa sampai saat ini aku masih belum berani bertemu dengannya. Young Saeng-ah!
Noumu babo>,< Terserah lah..
Malam ini aku baru saja
pulang dari rumah Sung Young, tepatnya dari pohon di pekarangan Sung Young.
Begitu masuk, aroma darah segar langsung tercium. Baunya, membuat haus. Kali
ini gigiku tidak panjang lagi saat mencium bau-bauan darah. Aku sudah
benar-benar berhasil mengontol hasratku. Walaupun memakan waktu cukup lama dan
perjuangan keras akhirnya membuahkan hasil juga. Kyu hyung dan Jun hyung tidak
hentinya memuji perkembanganku yang begitu pesat.
Kulihat di meja makan
sudah tersedia aneka macam makanan dan banyak sekali darah. Ah, aku tahu. Ini
pasti untuk si pendatang baru. Yee! Aku punya dongsaeng^^wkk. Aku jadi ingat
lagi saat pertama kali aku disini. Aku melihat Kyu hyung masih berkutat di
dapur. Menghias makanan yang baru saja selesai di olahnya. Walaupun di olah,
makanan itu tetap saja mentah-__-Tentu saja, karena vampire agak tidak suka
makanan yang terlalu matang.
“Kau sudah pulang,
Saeng? Cuci tanganmu, setelah itu kita makan.” Kyu hyung, tidak pernah berubah.
Dia sudah seperti eommaku saja, hihi. Anehnya sejak dulu aku menurut saja apa
yang diperintahkannya. Mungkin karena aku berhutang banyak padanya.
Selesainya cuci tangan,
kursi di ruang makan ini sudah berpenghuni. Ada Kyu hyung, Jun hyung, dan….vampire
baru itu. Benar, kan. Dia memang namja. Pakaian yeojanya sudah diganti dengan
t-shirt hijau, jaket hitam, dan celana jeans hitam juga. Cukup tampan vampire itu. Dia menatapku yang masih berdiri di
ambang pintu. Ternyata dia sadar aku mengamatinya. Aku langsung duduk di
samping Kyu hyung untuk menutupi rasa malu ku. Kulihat wajah Jun hyung dan
vampire baru ini seperti pakaian yang tidak pernah diseterika*plak*. Suasana
menjadi sedikit canggung disini. Yang kulakukan hanya diam saja.
“Hei, Young Saeng. Namja
ini sekarang dongsaengmu, hehe. Namanya Park Jung Min.” Kyu hyung tiba-tiba
berseru memecah keheningan dan langsung memperkenalkan vampire baru itu. Oh,
ternyata namanya Park Jung Min. Aku tersenyum padanya sambil mengulurkan
tanganku. Dibalasnya tanganku sambil tersenyum pula. Walau menurutku sedikit
dipaksakan.
“Heo Young Saeng imnida,
Jung Min-ssi.”
“Nah, sekarang ayo kita
makan. Aku tahu kalian semua sudah sangat lapar. Terutama kau Jung Min.
Silakan. Ambil darah sebanyaknya.”
“Ya ya, aku tahu apa
yang harus kulakukan.” Kata Jung Min tak acuh sambil meneguk darah yang
terhidang di meja banyak-banyak.
*501*
Awalnya hubungan Jun
hyung dan Jung Min benar-benar seperti minyak dan air. Jung Min tidak jarang
marah-marah dan menangis tapi ujung-ujungnya selalu dikaitkan dengan Jun hyung.
Aku menebak ini semua karena Jun hyung menggigitnya. Tapi semakin hari tingkah
keduanya semakin aneh. Aku ingin bertanya tapi rasanya tidak enak. Dan Kyu
hyung saat kutanya pasti jawabannya sama. “Suatu saat kau akan tahu,
bersabarlah.” Aku mulai bosan dengan kalimat itu>,< Kalau boleh jujur,
Jung Min lebih mendingan. Jun hyung, vampire yang menggigitnya dengan segenap
hati meminta maaf. Sering aku mendengar kalimat seperti “mianhae” terlontar
dari mulut Jun hyung yang ditujukan pada Jung Min. Dan, Jun hyung pun bertanggung
jawab atas tindakannya. Dia mau membawa pulang Jung Min dan merawatnya.
Daripada aku, vampire yang menggigitku tidak bertanggung jawab merawatku.
Bahkan mengucapkan “Mianhae” belum pernah sekalipun.
Namun akhir-akhir ini
keduanya mulai terlihat akur. Sudah tidak terdengar lagi amarah Jung Min yang menggema di seluruh
runagan gua ini. Aku lega dan senang melihat mereka akur. Bahkan tidak jarang
aku melihat mereka bercanda dan pergi bersama-sama. Jung Min yang dulunya
sangat dingin denganku dan Kyu hyung. Sekarang menjadi hangat dan menyenangkan.
Sesekali aku menghabiskan waktu seharian di kandang ayam untuk bermain-main
dengan binatang berkaki dua itu bersamanya. Setelah mengenal Jung Min, ternyata
dia vampire yang sangat jahil. Bahkan melebihi Jun hyung>,< Aku sering
sekali menjadi korban. Huff…
*501*
Malam ini langit sedang
tidak begitu baik. Langit sedang bersedih sehingga menangis tiada henti sedari
tadi. Walau hujan menghadang aku akan tetap pergi ke rumah Sung Young. Yah, aku
masih melakukan rutinitas ini. Dan info yang kutahu belum lama ini, Sung Young
belum mempunyai penggantiku. Setiap malam kulihat dia menangis sambil menatap
fotoku sebelum tidur. Terenyuh aku melihatnya. Hati ini terasa begitu perih.
Ouh, Sung Young-ah. Mianhae, aku tidak bisa melakukan apa-apa selain merasakan
kesedihan yang kau derita. Ya, karena kita sama-sama kehilangan.
Tidak terasa ternyata
aku sudah sampai di pohon yang biasanya aku mengintai. Hujan yang lebat membuat
pohon ini licin dan tidak nyaman. Lalu kuputuskan untuk pindah ke balkon kamar
Sung Young sambil melihat kedalam karena jendelanya tertutup.
Sunyi.
Sung Young sudah tergeletak di atas ranjang empuknya. Ommo! Sambil tidur dia
memeluk fotoku. Huhu…Sung Young T_T. Entah aku mendapat keberanian darimana.
Kuputuskan untuk masuk ke kamar Sung Young. Kali ini saja, aku ingin melihat
wajahya dari dekat. Kugeser pelan jendela Sung Young agar tidak menimbulkan
suara. Beruntung jendelanya tidak dikunci. Kudekati sosok yeoja yang sedang
berkelana ke dunia mimpi itu. Yeoja yang sampai detik ini masih kucintai.
Wajahnya terlihat begitu damai saat sedang tidur. Walaupun terlihat sedikit
pucat. Mungkin habis menangis. Ah, aku tahu itu.
“Sung Young.” Ku ucapkan
kata itu lirih. Bahkan seperti desahan karena saking lirihnya. Kuberanikan
untuk membelai pipinya yang mulus nan hangat. Melakukannya membuat mataku
panas. Tanpa sadar sebutir air menetes dari mataku. Aku seperti dapat merasakan
kekecewaan dan sedihan Sung Young saat mendapati diriku menghilang tepat di
hari pernikahan kami.
“Mianhae, Sung Young-ah.
Jhagi…” Kukecup pelan kening Sung Young.
Dulu aku sering melakukannya. Tapi…sekarang sudah tidak bisa lagi. Mungkin ini
yang terakhir kalinya. Oh, aku benar-benar sudah tidak kuat berlama-lama
disini. Rasanya seperti air mataku akan keluar semua. Aku berbalik bersiap
meninggalkan Sung Young yang sedang tertidur pulas.
“Young Saeng oppa?!
Jamkkanman!” Suara itu. Ommo! Sung Young? Aku berbalik. Kulihat Sung Young
berdiri di samping ranjang. Itu dia, yeoja yang sampai detik ini kucintai.
Memasang ekspresi yang entah aku tidak dapat mendiskripsikannya.
“Sung…Young-ah…” Oh, ini
tidak bisa. Andwae! Sung Young tidak boleh tahu aku sekarang vampire. Yang bisa
terjangkau oleh pikiranku saat ini adalah pergi secepat mungkin dari hadapan
Sung Young. Bukannya pengecut, tapi aku tidak mau Sung Young tahu keadaanku dan
membuatnya sedih.
Tergesa aku berjalan
menuju jendela kamar yang setengah terbuka. Tapi…tiba-tiba kurasakan sepasang
tangan yang hangat melingkar di pinggangku. Sangat erat. Seolah aku tidak boleh
pergi. Sung Young?. Dia memelukku dari belakang. Membuatku dapat merasakan
degup jantungnya. Dapat kurasa punggungku bergetar. Itu dikarenakan guncangan
Sung Young. Apa dia menangis?
“Oppaaa…Apa kau mau
pergi lagi? Tidak puaskah membuatku sedih? Oppa tidak merindukanku? Tidak
mencintaiku?” Ku genggam erat tangan Sung Young yang bertemu di perutku.
Hangat. Pertanyaan beruntut tadi benar-benar membuat sayatan di hatiku semakin
dalam.
“Bu…bukan begitu. Kau
salah paham.” Aku berbalik menghadapnya sambil melepaskan lingkaran tangannya
yang erat. Benar saja, dia menangis. Wajahnya basah dipenuhi air mata.”Aku
masih sangat mencintaimu Sung Young-ah. Noumu saranghae.” Setelah kuucapkan
itu, Sung Young sempat menyunggingkan senyum manisnya di tengah kesedihan.
Serta merta dia memelukku erat. Aku hanya diam saja. Mencoba merasakan aroma
Sung Young. Ah, tapi hanya bau darahnya yang menusuk hidungku. Aromanya sangat
kuat membuat rasa haus menyerangku. Andwae Young Saeng! Jangan berpikiran kau
akan menyantapnya. Sepertinya berhasil. Rasa cinta dan sayangku pada Sung Young
mengalahkan rasa hausku.
Kurasakan bahu Sung
Young berguncang lagi. Menangis. Ya, dia menangis lagi.
“Noumu bogshipoyo wa
saranghaeyo Heo Young Saeng oppa!”
“Nado saranghaeyo wa
bogoshipoyo, Shin Sung Young.” Kami masih bertahan dengan posisi seperti ini.
Mencoba melepaskan rindu yang sudah lama dipendam. Sedikit demi sedikit aku
merasa lega. Tapi tidak sepenuhnya.
“Mi..mianhae Sung
Young-ah.” Kataku, dan Sung Young langsung melepaskan pelukannya.
“Oppa, kau sangat
dingin. Ayo kemari. Duduklah Oppa.” Begitukah respon Sung Young? Kupikir dia
akan marah atau mengamuk atau apalah. Aku hanya menurut saja.
Kuhempaskan pantatku di ranjang empuk Sung Young. Dia ikut duduk di sampingku.
“Mi..mianhae telah
meninggalkanmu. Jujur aku tidak menginginkannya. Tapi takdir berkata lain Sung Young-ah,
aku tidak bisa mengelak. Mian.” Kulihat Sung Young malah tersenyum.
“Tapi sekarang oppa
sudah disini. Aku sangat senang oppa. Setiap malam aku selalu berharap agar
oppa kembali. Mudah-mudahan ini bukan mimpi seperti yang kualami setiap
harinya.” Aku tertegun mendengar perkataannya. Haruskah aku jujur kalau aku
adalah…vampire. Karena itu kita tidak bisa bersama. Aku takut membuatnya sedih lagi.
“Aku juga senang bertemu
denganmu, jhagi. Tapi…ini tidak akan lama.”
“Loh, wae?”
“Karena…aku….” Aku benar-benar
ragu. Haruskah mengatakannya?.”Itu karena aku_”
“VAMPIRE, benar kan?
Oppa sekarang bukan manusia, tetapi vampire.” Jawab Sung Young cepat. Itu
membuatku sangat terkejut. Bagaimana dia bisa tahu kalau aku adalah vampire.
Tidak mungkin.
“Ba..bagaimana kau
tahu?”
“Oppa mengintaiku tiap
malam sudah cukup memberikan jawaban, hehe.” MWOYA? Jadi selama ini dia sadar
aku mengintainya. Ommona…kenapa aku tdak menyadarinya. Babo!>,<
“Nah, itu kau tahu. Jadi
kita tidak bisa bersama. Mian…”
“Bisa saja.” Bisa? Oo,
jangan bilang Sung Young ingin menjadi vampire juga. ANNIO!
“Eottoke?”
“Sebentar, aku ingin
bertanya. Apakah oppa ingin kita hidup bersama?”
“Tentu saja, jhagi. Tapi
bagaimana? Tidak mungkin, kan aku menjadi manusia lagi..kecuali..”
“BINGO! Rubahlah aku
menjadi vampire.” DEG! Benar dugaanku. Sung Young!? Michyeoseo. Tentu aku tidak
mau melakukan itu. Kau tidak tahu apa yang kualami.
“SHIREO! Itu sangat
menyakitkan, Sung Young. Andwae!” Seruku
sambil mengguncangkan badannya. Mungkin dengan begitu pikiran gilanya bisa
rontok, hhe.
“Aku akan tahan. Demi
oppa.” Aku tertegun lagi. Sung Young-ah. Kau ini yeoja yang sangat baik. Aku
tidak mungkin melakukan itu padamu. Jebal. Sebenarnya aku ingin kita bersama.
Tapi tidak begitu caranya. Andwae, aku tidak akan tahan melihatmu kesakitan.
“Anni, ini akan sakit
jhagi. Lagipula kalau menjadi vampire sudah tentu akan bersama?”
“Oppa tidak tahu?”
“Mwo?”
“Tidak tahukah oppa
kisah vampire yang menggigit seseorang sampai menjadi vampire. Bahwa keduanya
dengan otomatis akan menjadi pasangan abadi di dunianya, baik itu lawan jenis
atau bukan. Kecuali jika vampire yang menggigit itu mati.” Jinjayo? Aku tidak
pernah mendengar penuturan seperti itu. Ternyata aku benar-benar masih jauh
dari dunia vampire. Yeojaku ini malah lebih tahu. Itu saja dia belum menjadi
vampire.
“Bagaimana kau tahu
semua itu?” Lagi-lagi Sung Young memperlihatkan senyum manisnya.
“Setelah aku menyadari
bahwa oppa mengintaiku, aku menyimpulkan bahwa oppa itu vampire karena sekarang
ini beredar banyak berita tentang vampire yang berkeliaran di Korea. Lalu
kuputuskan untuk mencari info yang banyak seputar vampire. Nah, begitulah
sekiranya.” Aigoo, yeoja ini benar-benar cerdik.
Eh, jamkkanman. Aku baru
menyadari suatu hal. Sekarang aku tahu alasan kemurungan Jung Min dan Jun
hyung. Mungkin Jung Min sudah tahu bahwa dia akan menjadi pasangan abadi Jun
hyung. Dan Jun hyung terlihat sangat kecewa. Tapi kenapa dia mau menggigit Jung
Min, yah? Mungkin saat di club sedang mabuk,,atau…entahlah. Berbagai kesimpulan
melintas di benakku.
“Oppaaa, kenapa melamun?
Kkaja! Gigit aku sekarang! Aku hanya ingin oppa, tidak vampire yang lain.” Aku
tidak bergeming. Masih terus menatap matanya mencoba mencari keyakinan di sana.
Dan sepertinya Sung Young sangat yakin dengan ucapannya. Dia pasti sudah
menunggu saat-saat ini. “Oppaa…”
“Mianhae…Aku benar-benar
tidak bisa. Aku tidak mau kau menderita.”
“Selama oppa disisiku
aku yakin akan kuat menjalani masa transformasiku. Jebal.” Lagi-lagi aku diam.
Haruskah kumelakukannya?
“Sekarang begini. Oppa
pilih salah satu. Gigit aku atau bilang kalau tidak mencintaiku. Ppali..” Hah!
Pilihan macam apa itu. Dasar. Aku takut menggigitmu dan tentu aku tidak bisa
bilang bahwa aku tidak mencintaimu. Sung Young-ah, jeongmal-___-“
“Ppali oppa, tinggal
pilih salah satu.” Baiklah. Sekarang kubulatkan tekadku. Kukumpulkan
keberanianku. Aku menghela nafas singkat, dan…CHU~ Aku mencium bibir Sung Young
tiba-tiba membuatnya kaget sehingga terjatuh di ranjang. Tapi aku masih belum
melepaskan kontak. Kucium dia lembut. Lalu kuarahkan bibirku ke telinganya
sambil berbisik “Saranghae, Sung Young-ah.” Kulihat dia hanya memejamkan mata.
Menanti sesuatu yang akan kulakukan sebentar lagi. Aku terus turun dan Stop!
Bibirku tepat di leher jenjangnya yang putih. Bau darah segar yang memabukkan
langsung menyeruak ke hidungku. Membuat taringku mau tak mau keluar. Apakah ini
saatnya?
“Jhagi, Ini akan sangat
sakit.” Sung Young hanya mengangguk pelan. Baiklah sekaranglah saatnya!
CRASHH! Aku langsung
menancapkan taringku cepat. Tubuh Sung Young menegang merasakan sakit yang
menyergapnya. Dia mencengkram pundakku untuk menahan rasa sakit itu. Kuhisap
cairan merah Sung Young. Rasanya…emm 3x lebih enak dari ayam. Aku baru kali ini
merasakannya. Tapi aku merasa tidak senang melakukan ini. Justru sangat sedih.
Itu terbukti karena butiran kristal air menetes dari mataku. Sama seperti bumi
yang sedang menangis di luar sana.
Kuhentikan kegiatanku
saat kurasa masih tersisa darah di tubuhnya. Matanya terpejam rapat. Karena aku
belum berpengalaman, jadinya sedikit belepotan darah dimana-mana. Sekarang
tinggal menunggu masa transformasi yang akan di alami Sung Young. Apakah aku
kuat melihatnya? Ini dia, kulihat Sung Young bergerak-gerak. Wajahnya berubah
pucat pasi. Kugenggam tangannya erat. Keringat dingin mengalir dari tangannya
yang semula hangat menjadi dingin. Beberapa saat kemudian rintihan kesakitan
sudah terdengar di telingaku.
“Op..paagh..noumu…appooo..”
“Sudah kubilang, jhagi.
Bertahanlah! Kau pasti bisa!” Ommona! Aku benar-benar tidak tega melihatnya
seperti ini.
Apa yang harus kulakukan
sekarang? Lalu kuputuskan untuk membawanya pergi dari sini. Segera kugendong
ala bridal style. Eh, anni. Mending aku gendong di punggung saja. Nah, sekarang
kemanakah kami harus pergi? Ke gua, kah? Tentu, itu rumahku sekarang. Oke!
Berangkat. Aku berloncatan dari pohon ke pohon secepatnya karena hujan masih
saja mengguyur Korea. Sung Young mengalungkan tangannya di leherku erat sekali.
Ohok! Aku jadi sulit bernafas. Mungkin ini refleknya untuk menahan rasa sakit
yang saat ini menguasai tubuhnya. Tak henti bibirnya mengeluarkan erangan
seperti “appo” atau “panas”. Sung Young-ah, sudah kubilang itu akan sangat
menyiksa. Tapi kau pasti bisa melewati massa transformasimu dengan baik.
HWAITING! Aku akan terus berada di sisimu, jhagiya.
Nah, akhirnya kami
sampai di rumah tercinta, emm.bukan. Gua tercinta maksudnya. Segera kami masuk takut semakin basah jika
berlama-lama di luar.
“Dari mana saja kamu
Saeng hyung? Ini sudah jam…yak! Siapa itu? Apa yang kau lakukan, hah? Kau
menggigit orang itu? Dia yeoja, yah? Bagaimana bisa kau melakukannya? Wa….”
“Cukup bicaranya!” Jun
hyung langsung membekap mulut Jung Min yang tidak bisa diam.
Ah, ternyata semua di
sini. Di ruang tamu. Belum pada tidur, yah. Aku pikir sudah karena ini sudah
larut.
“Saeng, ituu…” Sebelum
Kyu hyung meneruskan aku sudah tau apa yang akan dia katakan.
“Ne, hyung! Nanti aku
ceritakan. Bolehkah…” Kali ini Kyu hyung yang memotong, seperti sudah mengerti
kemana arah pembicaraanku.
“Ne, silakan bawa dia ke
bawah.” Tanpa banyak cakap langsung kubawa Sung Young ke bawah. Ke bawah tentu
saja ke ruang bawah tanah. Tempat paling aman untuk bertransformasi.”Hei,
Saeng! Jangan lupa….” Mwo? Apa yang Kyu hyung katakan? Kata-katanya tidak begitu
jelas. Samar-samar. Ya, karena memang aku sudah agak jauh darinya.
Sesampainya, segera
kuletakkan tubuh lemah Sung Young di satu-satunya kursi yang berada di ruang
bawah tanah. Lihatlah, wajahya benar-benar pucat. Tubuhnya sedingin es batu.
Tapi anehnya Sung Young justru merasakan panas yang amat sangat. Yah, begitulah
bertransformasi.
“Jhagi, aku ambil obat
sebentar, ne?” Aku meniggalkan Sung Young yang tengah memeluk tubuhnya sendiri
menahan rasa sakit. Begitu aku keluar, Kyu hyung sudah berada di situ.
“Ah, kebetulan hyung.
Dimana hyung menyimpan obat agar tidak merasa begitu sakit saat
bertransformasi?”
“Di toilet, haha ya
tentu saja di kotak P3K.” Aku hanya mengerucutkan bibir mendengar lelucon Kyu
hyung yang sama garingnya dengan daun di musim gugur(?) XD.
Baru saja kubuka kotak
P3K, Sangat jelas kudengar teriakan Kyu hyung.
“YOUNG SAENG!!
Kemarilah, PPALI!” Terburu-buru aku mencari obat yang kubutuhkan, begitu
mendapatkan langsung melesat ke ruang bawah tanah yang aku yakin Kyu hyung
masih di sana.
“Waeo, hyung?”
“Lihatlah yeojamu,
hihi.” Loh, memang kenapa? Apakah terjadi sesuatu dengan Sung Young? Tapi
kenapa Kyu hyung malah cekikikan. Begitu aku masuk ketempat Sung Young berada.
Yakk! OMMO! O,O
“Sung Young-ah! Apa yang
kau lakukan!?” Kaget aku melihatnya. Bagaimana, ya? Aku tidak akan
menceritakannya dengan detail-__- Yang jelas saat ini baju tidur Sung Young
sudah berada di lantai dalam keadaan tidak karuan bentuknya. Seperti habis
dicabik-cabik dengan buas.
“Sepertinya peringatanku
tadi tidak kau dengar. Aku tadi ingin mengingatkanmu agar jangan lupa untuk
merantainya.” Entah kapan masuknya, Kyu hyung tiba-tiba sudah berada di
belakangku sambil bersedekap. Dan cengar-cengir pula.
“Yaa! Hyung! Keluar
sana!”
“Kekeke..” Sambil
terkekeh Kyu hyung meninggalkan ruang bawah tanah ini. Huh.
Sekarang aku mengerti
kenapa seseorang harus dirantai saat mengalami teransformasi. Tentu agar orang
itu tidak menanggalkan pakaiannya. Mereka pikir dengan begitu rasa panas di
tubuh akan berkurang? Tentu tidak bisa, karena panas itu berasal dari dalam
tubuh yang paling dalam(?)
Segera aku angkat Sung
Young yang akan melanjutkan aksinya(!) menuju dinding tempat di mana rantai
yang dimaksud berada. Tapi sebelumnya aku pakaikan jaketku pada tubuh Sung
Young.
*501*
Beberapa hari telah
berlalu. Sung Young sudah selesai dengan masa transformasinya. Saat ini dia
sedang istirahat memulihkan tenaga setelah masa-masa perjuangannya itu. Entah
berapa lama dia akan istirahat. Aku akan terus menunggunya, menjaganya, berada
di sisinya sampai yeoja yang kucintai ini terbangun.
Tiba-tiba dapat
kurasakan sesuatu yang dingin tetapi lembut menyentuh pipi chubbyku dan
membelainya. Aku mengerjap. Mencoba sadar dari duniaku sendiri. Ah, ternyata
aku tertidur dalam posisi duduk. Membuat punggungku pegal sekali. Begitu sadar
sepenuhnya, dapat kulihat dengan jelas wajah yang tidak asing lagi bagiku tepat
di depanku.
“Oppaa..kau sudah
bangun?”
“Hei, aku yang harusnya
menanyakan hal itu kepadamu.” Yeoja di depanku ini hanya tertawa renyah. Aku
hanya tersenyum. Senang. Saat ini aku sangat senang. Dapat melihat yeoja yang
aku cintai lagi. Dapat mendengar tawanya. Dapat melihat senyum manisnya. Dapat
mendengar suaranya yang khas. Pokoknya aku tidak mau kehilangan dia lagi.
“Oppa! Kok melamun? Oppa
tersepona, eh terpesona denganku, ya.hihi.”
“Hah? Terpesona?
Hahaha..lihat dirimu ini. Jelek! Kusut! seperti pakaian yan tidak di seterika 5
bulan! Kekeke..”
“Yaa OPPA! Jahat!” Dia
memukul dadaku pelan sambil menggembungkan pipinya. Kubalas dengan cubitan
kecil di pipinya membuat sang empu menjerit kesakitan.
“Ehem! Maaf mengganggu,
tapi kalian berdua sudah ditunggu di ruang makan. Hehe.” Kulihat kepala Jung
Min nongol di pintu kamarku. Ya, ini kamarku. Selama Sung Young istirahat dia
ku tidurkan di kamarku. Selama itu pula aku tidur di kursi samping ranjang.
Hanya dengan begitu aku bisa tetap berada di sisi Sung Young.
Kami berdua serempak
melihat ke arah Jung Min yang cengar-cengir seperti kuda. Dan kami hanya
mengangguk mengiyakan.
“Oh, iya. Sung Young-ah
kau boleh memakai ini.” Jung Min melemparkan pakaian yang sepertinya itu
pakaian yeoja. Dan memang benar. Eh, jamkkanman. Ini kan pakaian yang dipakai
Jung Min saat pertama datang ke sini.
“Ohh,
gamsahamnida…em…oppa..”
“Jung Min oppa. Nah,
bergegaslah.” Dengan masih menyunggingkan senyum seperti kuda, Jung Min
berbalik meninggalkan kami.
“Kok dia tahu namaku?”
“Sung Young-ah, banyak
hal yang kau lewatkan saat tidur, hehe. Mandilah sana. Kita sudah ditunggu.”
*501*
Aku tertegun melihat
yeoja di depanku ini. Begitu cantik dengan dress biru yang melekat di tubuhnya.
Walau agak kebesaran sedikit. Yeoja ini terlihat begitu segar berbeda dengan
saat belum mandi tadi. Meski dulu aku sering melihatnya seperti ini, aku merasa
ini berbeda. Entahlah kenapa setelah menjadi vampire dia terlihat
lebih..lebih..berbeda.
“Nah, sekarang aku tidak
salah lagi. Oppa terpesona padaku, kan? Hehe.” Aish~yeoja ini kenapa berkata
seperti itu dengan PDnya. Tapi memang benar katanya tadi.
“Sudahlah kau jangan
banyak omong, kkaja kita sudah ditunggu.”
Seperti sebelum-sebelumnya.
Saat di sini kedatangan anggota keluarga baru, pasti akan di jamu dengan aneka
makanan yang pastinya sangat menggiurkan. Hmm, sudah tidak sabar untuk
menyantapnya. Aku sudah sangat lapar. Karena memang beberapa hari ini perutku
tidak di isi makanan.
“Ah, akhirnya kalian
datang juga.Wow, Sung Young-shi. Kau cantik sekali.” Puji Kyu hyung yang
berhasil membuat semburat merah di pipi Sung Young.
“Hehe, gamsahamnida.”
“Jhagi duduklah. Aku
perkenalkan anggota keluarga barumu. Ini Kim Kyu Jong hyung, dia vampire tertua
di sini. Kyu hyung ini vampire yang luar biasa. Kau bisa menganggapnya sebagai
eomma kamu hehe…..” Bletakk! Jitakan yang cukup keras tepat mengenai kepalaku. Sung Young malah tertawa melihatku dijitak
Kyu hyung T_T “Nah, ini adik kandung Kyu hyung, namanya Kim Hyung Jun hyung.
Dia ini vampire yang sangat koplak…” Eits, hampir saja aku mendapat jitakan
dari Jun hyung. Tapi untung saja aku cepat menghindar. “Eh, tapi Jun hyung ini
sangat baik. Dan yang terakhir kau tadi sudah tahu. Namanya Park Jung Min,
vampire yang jahilnya luar biasa, hehe. Tapi dia juga sangat baik. Jung Min
adalah…emm…dia…” Haruskah aku mengatakannya? Tapi aku tidak enak dengan Jun
hyung dan Jung Min. Sebelum aku melenjutkan, Jung Min sudah menyela.
“Aku adalah pasangan
abadi Hyung Jun. Dia menggigitku..ckck.” Sung Young menutup mulutnya. Terkejut
dengan pernyataan Jung Min. Tapi Jung Min dan Hyung Jun malah cengar cengir
gaje. Kyu hyung malah ngakak.
“Eh, tapi aku tidak
homo, lho.” Tambah Jung Min yang behasil membuatku dan Kyu hyung ngakak dengan
kerasnya.
*501*
Piring yang semula penuh
dengan aneka makanan lezat dalam sekejap sudah bersih dari noda. Itu semua karena kerakusan Jung Min dan
Hyung Jun dalam hal makan. Sung Young sebenarnya juga. Tapi aku tahu ini efek
dari transformasinya. Dia pastinya sangat lapar setelah 3 hari berjuang, tanpa
makan. Tapi kami berlima belum beranjak dari tempat duduk. Masih asik mengobrol
di ruang makan ini.
“Emm..selama aku makan
tadi aku sempat berpikir. Bolehkah aku bertanya sesuatu pada kalian semua?”
Aku, Kyu hyung, Jun hyung, dan Jung Min saling pandang mempertimbangkan
permintaan Sung Young.
“Tentu saja boleh,
silakan Sung Young-ah.”
“Bagaimana awalnya
kalian semua menjadi vampire?” Kami ber4 cukup terkejut dengan pertanyaan Sung
Young. Tapi aku akui. Itu pertanyaan yang sangat bagus. Kenapa, ya dulu aku
tidak bertanya hal itu?
“Ne..” Jawab Kyu hyung.
“Assa! Waktunya dongeng,
nih. Hehe.” Timpal Jung Min.
“Kau mau mulai dari
siapa, jhagi?”
“Dari….emm Kyu Jong
oppa.” Sung Young menunjuk Kyu hyung yang berada di sebelah kananya. Sepertinya
ini akan berurutan. Mulai dari Kyu hyung, lalu Jun hyung, Jung Min, dan
terakhir aku. Haruskah aku menceritakannya?
Ya, sepertinya harus.
“Pertama kalinya aku
menjadi vampire adalah hari yang sangat kelam bagiku. Nasibku hampir sama
dengan Young Saeng tapi yang kualami lebih buruk.” Menghela nafas panjang.
“Begini ceritanya……”
~Flashback start~
Kyu’s P.O.V
“Ini kembaliannya,
agasshi. Gamsahamnida. Jangan lupa kembali kesini lagi. Hati-hati di jalan!”
Yeoja itu tersenyum ramah dan bergegas meninggalkanku dengan menenteng 2
kantong plastik berisi bermacam barang.
Kupandang berkeliling.
Sudah tidak ada orang lagi selain aku di sini. Aku bangkit dari balik kasir dan
berjalan menuju pintu. Kubalik papan di pintu yang semula OPEN menjadi CLOSED.
Itu artinya toko ini sudah tutup.
Ya, toko kecil ini
adalah tempat kerjaku. Lebih tepatnya aku bekerja sebagai penjaga kasir.
Sekarang ternyata sudah pukul setengah 11. Saatnya pulaaaaang.
“Hyung! Aku pulang dulu!”
Teriakku pada pemilik toko ini yang orangnya entah dimana. Kudengar suara berat
menyahutku.
“Ne! Hati-hati!” Pemilik
toko ini orang yang baik. Orang-orang yang pertama melihatnya pasti mengira
namja ini jahat. Karena memang penampilannya yang menyeramkan. Tubuh gempal,
kumis lebat, rambut gondrong, ah pokoknya menyeramkan. Tapi sebenarnya dia
sangaaat baik. Bahkan sudah kuanggap sebagai hyungku.
Kunaiki motor butut
kesayanganku yang selama 3 tahun ini sudah menemaniku. Walaupun aku sangat sayang,
tapi aku ingin menggantinya dengan kendaraan yang lebih layak-___-“*jah*
Saat ini aku tinggal di
jalan Daesung nomor berapa, yah. Lupa-__-a. Jika ingin mencariku datangi saja
jalan itu dan cari rumah yang paling bagus bertingkat 2. Nah, itu bukan
rumahku. Rumahku tepat di samping kanannya*LOL*. Sebenarnya aku mempunyai hyung
dan dongsaeng. Tapi dongsaengku lebih suka tinggal bersama appa yang kaya raya.
Sedih sekali. Orang tuaku sudah bercerai. Tapi yang paling disayangkan, eommaku
meninggal hanya berselang 1 minggu stelah perceraian itu. Sementara hyungku.
Aish! Aku tidak ingin berurusan dengan nappeun namja seperti dia. Rumah eomma
beserta isinya dirampas olehnya. Sehingga aku hanya disisakan beberapa uang dan
motor butut ini. Uang itu hanya cukup untuk membeli sebuah rumah kecil dan
kebutuhan sehari-hari selama 3 bulan. Untuk itu aku bekerja sebagai penjaga
kasir yang gajinya lumayan untuk menghidupi diriku seorang. Walau begitu aku
sangat menyayangi semua anggota keluargaku. Terutama dongsaeng dan eommaku.^_^
CIITTT….
Mendadak kuhentikan laju
motorku karena hampir saja menabrak sesuatu yang besar tergeletak di tengah
jalan. Apa itu? Hah! Itu manusia. Ommo! Itu Hyun Joong hyung. Hyung kandung
yang aku ceritakan tadi. Kenapa dia? Apa dia mati?
“Hyung! Hyung!? Ireona!”
Kubalikkan tubuhnya yang tengkurap. Aigoo! Dari leher sampai dadanya berlumuran
darah segar. HYUUUNG! APA YANG TERJADI PADAMU?! Eh, jamkkanman. Dia masih
hidup. Syukurlah. Kemana aku harus membawanya? Aku tidak punya uang untuk
membawanya ke RS. Baiklah, aku bawa saja ke gubuk kecilku.
Kubaringkan tubuh
lemasnya di kasur tanpa ranjang satu-satunya di rumahku. Wajah Hyun hyung
sangat pucat. Kulitnya begitu dingin. Seperti mayat tetapi masih bernafas. Oh,
GOD! Selamatkan hyungku. Kubuka kemeja yang membalut tubuh berototnya. Lalu aku
membersihkan semua darah yang mengotorinya. Hei, apa ini? Ada 2 luka dalam di
lehernya. Ternyata di sinilah sumber darah itu. Mungkin hyung digigit binatang
atau apalah. Malam itu aku begadang merawat Hyun hyung yang entah sekarat atau
apa, yang jelas dia selalu mengeluh kesakitan dan kepanasan. Hyung,
bersabarlah. Semua pikiran burukku tentang Hyun hyung kubuang jauh-jauh. Yang
kupikirkan saat ini adalah kesehatan dan keselamatan Hyung yang aku sanyangi.
Sudah 3 hari ini dia
seperti itu. Selalu melenguh dan merintih. Di hari ke3 benar-benar puncaknya.
Aku sampai bergidik ngeri. Tidak hentinya Hyun hyung menjerit seperti
kesurupan. Baru keesokan harinya Hyun hyung sudah tenang. Benar-benar diam. Apa
dia mati? Anni, dia masih bernafas. Huh, sungguh melelahkan. Tidak makan, tidak
tidur, ckk. Tiba-tiba mataku berkunang-kunang dan…..gelap.
Aku mulai sadar saat kurasakan
sesuatu yang dingin meraba leherku. Membuat merinding. Aku benar-benar masih
malas untuk membuka mata. Sampai tiba-tiba sesuatu yang tajam merobek kulit
leherku.
“AAARRRGGHH!!!”
~Flashback end~
Kyu P.O.V end
“Hyung! Hyung! Gwaenchanayo?”
Aku panik melihat Kyu hyung yang berteriak sambil meraba lehernya yang
mempunyai 2 titik gelap.
“Hehe, mian. Terlalu
menghayati.”
“Ayo lanjutkan, oppa!”
“Oke, oke….” Kyu hyung
menghela nafas panjang dan melanjutkan cerita yang sempat terpotong tadi.
~Flashback start~
Kyu P.O.V
Kurasakan sesuatu
menghisap-hisap leherku dengan buas. Mencoba menguras semua darah di tubuhku.
Loh, ini kan Hyun hyung.
“Hyung!? Apa yang kau
lakukan?!” Reflek kudorong dia agar menjauh dariku. Menghentikan aktifitas yang
sangat…mengerikan. Otakku memerintahkan untuk bangkit, menghindar. Tapi tubuhku
menolak. Terlalu lemas untuk bangkit. Argh~sepertinya darahku sudah terkuras
banyak.
Ommo! Ini bukan Hyun
hyung! Makhluk di depanku ini bukan Hyun hyung! Anniaa! Lihatlah mata itu.
Merah menyala mengerikan seperti ingin menerkam. Mulutnya sedikit terbuka
memamerkan 2 taring yang panjang dan runcing. Darah segar menetes dari mulutnya
yang kuyakin itu darahku. Ada apa ini sebenarnya? Ada apa dengan Hyun hyung?
“Aigooo, apa yang kulakukan.
Kyu Jong-ah mian..mianhae. Aku tidak sadar melakukan semua ini. Mian.” Setelah
mengucapkan itu Hyung hyung menghampiri lemariku, mengambil dan memakai bajuku
lalu melesat pergi. Cepat sekali seperti terbang.
Bagaimana denganku? Hah,
aku ditinggal sendiri seperti ini. Tergeletak tak berdaya di lantai yang keras
dan dingin. Ommo, ommo, ommo…! Leherku semakin membara. Panas itu dengan cepat
menjalar ke tubuhku. AAARRRGGGH!! Noumu appoooo! Yang bisa kulakukan hanya
berteriak dan menggeliat di lantai kamar yang keras dan dingin ini. EOMMAAA!
Ini benar-benar sakit! T_T
“Kyu Jong… bersabarlah
jhagi. Kau pasti bisa bertahan.” Suara samar seorang yeoja berdengung di
kepalaku. Apakah itu eomma?
Selama 3 hari aku
mengalami penyiksaan itu. Mungkin itu juga yang dialami Hyun hyung. Raga dan
batinku benar-benar tersiksa. Kesakitan, antara hidup dan mati. Sendirian,
tidak ada yang menemani dan merawatku. Mungkin dengan adanya seseorang di sini
rasa sakit yang kuderita tidak begitu kuat. Yah, tapi mau bagaimana lagi. Semua
keluargaku jauh dari sini. Teman-teman. Ah, mereka semua menghindar saat tahu
aku jatuh miskin. God! Kuatkanlah hambamu ini.
Setelah itu entah aku
pingsan berapa lama. Tiba-tiba rasa haus yang sangat kuat menyergapku. Aku
berlari mengambil air. Kuteguk dalam jumlah banyak tapi rasa haus itu belum
juga hilang. Benar-benar haus. Leherku serasa seperti terbakar saking hausnya.
Karena sudah tidak tahan, aku berlarian di luar. Mencoba mencari sesuatu unuk
menghilangkan rasa haus ini. Orang-orang menatapku heran. Tapi aku tidak
peduli. Yang kulakukan tetap berlari entah kemana tujuannya. Sampai-sampai aku
menyadari sesuatu. Orang-orang. Yah, mereka semua mempunyai aroma yang…..sedap.
Hmm…Naluriku menyuruh untuk memangsa manuisa-manusia itu. Eits, tapi akal
sehatku masih bekerja. Mana mungkin aku membunuh orang-orang yang bahkan tidak
mempunyai salah padaku. Aigoo!
Lari…lari…lari… Tidak
terasa aku sampai di hutan. Gelap. Sudah berapa jauh aku berlari? Sampai aku
tidak tahu arah pulang. Tidak tahu jalan keluar. Aku tersesat O_O. Saking
paniknya aku tidak tahu kalau di depanku ada seseorang dan…BRUUKK! Aku dan
orang asing itu terjengkang akibat bertabrakan.
~Flashback end~
Kyu’s P.O.V end
“Sudah, ya. Aku tidak
kuat lagi, hehe. Rahangku seperti mau copot. Pegal, tau.”
“Yahh, tanggung hyung.”
Protes Jung Min.
“Siapa orang yang oppa
tabrak?”
“Dia ternyata adalah
salah satu dari anggota perkumpulan vampire hunter. Tapi mereka juga vampire.
Bertugas memburu vampire-vampire jahat. Tak disangka mereka telah memantau
gerak-gerikku. Entah mendapat angin darimana mereka mengajakku bergabung dengan
perkumuplan mereka karena yakin aku vampire yang baik. Sebagai imbalannya aku
diberi rumah ini. Itulah ceritaku, apa ceritamu? Hehehe.”
Prokk…prok..prok..
Suara tepuk tangan
menggema di ruang makan. Membuat Kyu hyung terkekeh malu.
“Joasseo oppa! Daebak^_^b.
Pengalaman yang sangat…mengesankan.”
“Jadi…kita sama karena
hyung juga digigit oleh vampire Hyun Joong?” Kyu hyung mengangguk. Ckck, aku
benar-benar tidak menyangka. Hyun Joong sangat tega memangsa dongsaengnya
sendiri yang bahkan dengan ikhlas mau merawatnya saat transformasi. Ternyata
benar, pengalaman Kyu hyung lebih ngenes dariku. Aku sangat salut. Dia masih
bisa tersenyum dan tentunya sifat baiknya tidak pernah pudar. Dan yang
terpenting dia tetap menyayangi hyungnya. DAEBAK!
“Lalu, siapa pasangan
abadi Hyun Joong?” Aku masih belum sudi memanggilnya hyung.
“Aku pernah dengar
vampire yang menggigitnya sudah mati. Jadi pasangannya adalah vampire pertama
yang ia ciptakan.” Bo? Itu berarti Kyu hyung pasangan abadi Hyun Joong. Wow!
“Jadi, aku bukan pasangannya?”
“Untung saja bukan,
Saeng. Kau bukan vampire pertamanya. Dan untung saat Hyun hyung selesai
menggigitmu dia langsung terbunuh.”
“Katanya dia belum
mati.”
“Memang, tapi pedang itu
sudah cukup menghapus kutukan.”
“KUTUKAN?!” Teriakku,
Sung Young, dan Jung Min bersamaan. Kutukan macam apa yang menimpa vampire?
“Ha, kalian tidak tahu,
ya. Jangan coba-coba berani bilang pada manusia, ne. Saat vampire terlahir,
maka dalam dirinya sudah tertanam kutukan. Yaitu kutukan tentang pasangan
abadi. Barang siapa sudah memiliki pasangan tetapi mencari pasangan lagi, maka
akan terkena kutukan yang entah apa wujudnya karena aku belum pernah mencoba,
hehe.” Jelas Jun hyung panjang kali lebar kali tinggi. Itulah rumus
volume*PLAK*
“Yang jelas kutukan itu
sangat buruk.” Tambah Kyu hyung dengan aksen mengerikan. Kami ber3 hanya
manggut-manggut mengerti.
“Oppa, jadi kalau begitu
oppa juga sudah terbebas dari Hyun oppa.”
“Annia sayang *langsung
dilirik Young Saeng* Eh, maksudku anni Sung Young-shi ^_^’ Hyun hyung masih
bisa hidup lagi dan selama aku masih hidup juga maka kami ber2 tetap pasangan
abadi.” Entah karena apa, tiba-tiba Jun hyung ngakak.
“Hahaha, hyung. Pantas
saja selama ini kau ogah mencari pasangan. Olalah ternyata eh ternyata,
hahaha…” Kyu hyung langsung menyiapkan kepalan tangannya untuk menjitak
saengnya.
CTAKK!
“Ouch, pasti sakit,
hihihi.” Sung Young terkikik geli.
“Fyuhh~ Aku kira hanya
aku vampire yang mempunyai pasangan namja. Ternyata eh ternyata…”
CTAKK! CTAKK! Dua
jitakan mendarat di kepala Jung Min sebagai peringatan tutup mulut. Aku dan
Sung Young sontan tertawa terbahak-bahak melihat 3 vampire yang saling
menyiksa.
“Geumanhae!! Sekarang
giliran Jun oppa yang cerita. Ppali!” Jun hyung terlihat terkejut.
“Na? Ah~bisakah ditunda
dulu?”
“Anni! Ayolah
opaa…Ppali-ya!”
“Hajima…jebal. Aku
malu…”
“Wae?” Tanya Sung Young
bebarengan dengan Jung Min. Aku juga heran kenapa Jun hyung tidak mau. Tidak
adil ah. Ku lihat Kyu hyung membungkuk sambil memegangi perutnya. Kenapa dia?
Apa dia sakit? Oooh, anni…ternyara dia tertawa.
“Hahahaha…..Hyung Jun
malu karena dia…hahaha aku geli untuk mengatakannya.” Ah, Kyu hyung ini bikin
penasaran saja.
“Wae oppa? Tanya Sung
Young tak sabaran.
“Hyung Jun di gigit
vampire banci bin homo! Ahahaha.” Whatz?? Apa katanya tadi? Vampire banci bin homo?
Kami ber3 tercengang mendengarnya. Tak lama kemudian gelak tawa menggema di
ruangan ini. Terpingkal-pingkal. Jung Min sampai terguling dari kursinya.
Tawaku langsung terhenti saat melihat Jun hyung yang hanya menunduk. Dia pasti
sangat malu dan sedih.
“Engg, sudahlah. Kalau
begini terus kapan Jun hyung akan cerita.” Jung Min dan Sung Young langsung
tutup mulut dipaksakan. Jun hyung menghela nafas dalam. Seperti tidak yakin
akan menceritakan semuanya atau tidak kepada kami.
“Gwaenchana Jun,
pengalamanku juga memalukan, hehe.” Hibur Jung Min. Perkataan Jung Min malah
membuat Jun hyung tambah malu dan sedih. Terbukti karena blushing menghiasai
pipinya yang putih.
“Hei!! tapi itu salahku
juga tau!>,< Huaaa~”
“Uljima Hyung Jun-ah.
Cepat ceritakan. Yah, walaupun aku sudah pernah mendengarnya tapi aku ingin
mendengarnya lagi. Hehehe.” Ucap Kyu hyung yang membuat Jun hyung mengerucutkan
bibirnya.
“OKE..OKE…”
~flashback start~
Jun’s P.O.V
Kupukul setir mobil
dengan kesal. Aishi~Ada apa dengan mobil baruku ini, hah. Baru ku pakai
seminggu sudah busuk, CK. Mian, maksudnya kenapa mobil ini sudah mogok, payah.
Bagaimana aku pulang coba kalau begini. Aku tidak mau menginap di universitas.
Atau aku telpon appa saja untuk menjemput. Anni, appa sedang di luar kota.
Huaaa, eottoke?
Kulirik jam yang
melingkar di tanganku. Sudah pukul 5 sore. Aku harus segera pulang. Kalau tidak
aku akan tertinggal film kesukaanku. Baiklah, aku akan naik bis saja.
“Ahjussi, aku titip
mobilku, ne? Mogok, tuh.” Pintaku pada satpam yang setiap harinya menjaga
unversitasku dengan baik.
“Ne, dijamin aman, deh.”
“Ok, aku mau pulang naik
bis. Gamsahamnida.” Kataku sambil berlari menuju halte terdekat. Beuh, walaupun
halte terdekat tapi jaraknya 1km-____-“huhu.
Ah, syukurlah. Ternyata
haltenya tidak penuh sehingga masih tersisa tempat duduk. Untung hari ini tidak
sial-sial banget. 1 menit, 5 menit, 10 menit aku menunggu tapi tak satu pun bis
melintas di sini. Huaaah ini sudah 30 menit! Kenapa kendaraan sialan itu tidak
kunjung datang. Aku mulai frustasi. Emm, dulu dalam keadaan seperti ini ada
seseorang yang selalu menyemangati. Yang selalu memberitahuku agar bersabar.
Hhh..Sayang. Orang itu sudah tiada. Eh, bukan. Aku tidak tahu dia sudah
meninggal atau belum. Yang jelas dia pergi entah kemana. Mollayo. Dulu aku suka
pergi bersama-sama dengannya. Yah, dia adalah Kim Kyu Jong hyung. Kakak
kandungku yang selalu mengerti diriku. Tapi kenapa ya aku tega meninggalkannya.
Membiarkannya hidup sendirian. Babo! Ah, apa boleh buat. Sudah terlambat T_T
Sedang asyik-asyiknya
melamun. Tiba-tiba pandanganku tersita oleh seseorang yang berjalan kearah
halte. Namja itu, menggunakan jubah hitam, topi hitam yang menutupi sebagian
kepalanya, dan kacamata hitam pula. Woow! Serba hitam men. Tapi untung saja
kulitnya tidak hitam, heheh. Dalam diam dia duduk di kursi sampingku yang
kebetulan kosong. Aku memperhatikannya heran. Penampilannya ini, ck. Apa dia teroris?hiiiy..
Dia menengok kearahku, ternyata sadar kalau aku sedari tadi mengamatinya.
Langsung kuedarkan pandanganku kearah yang berlawanan. Waa, aku jadi salah
tingkah.
Tiiinnn..tiiinnn…
Aha! Akhirnya datang
juga, tuh bisnya. Horee! Aku bergegas masuk agar kebagian tempat duduk. Ommo,
ternyata sudah penuh-__-“. Jamkkanman, ternyata masih ada satu yang kosong.
Hahaha, ini memang keberuntunganku. Tapi tiba-tiba seseorang menyerobotku dan
menduduki kursi yang kosong satu-satunya di bis ini. Mwo?! Tidak bisa!! Aku
yang melihatnya duluan! HAH, ternyata orang hitam-hitam tadi. Aishi~ Tidak ada
pilihan lain. Berdiri, deh akhirnya T_T
Jujur, ini pertama
kalinya aku naik bis. Entah apa aku akan berhasil sampai di rumah. Pasrah.
CIIITTT…
Bis berhenti mendadak
membuatku hampir terjungkal. Ommo!! Ini sopirnya bisa nyetir nggak, sih. Pintu
bis terbuka. Masuk 3 orang penumpang lagi. Dih, makin sesak bisnya.
Aigooo..Pemandangan di depanku lebih membuatku sesak. Yang benar saja. Seorang
namja berpakaian sangat norak bin lebay, iuuuhh.. Ternyata ada ya yang seperti
ini, ckck.
Lagi-lagi orang yang aku
perhatikan sadar. Dia balas menatapku tajam.
“Apa liat-liat? Suka ya
sama saya?” CUIH, mending suka sama kebo daripada suka sama yang beginian, hii.
“Sorry, ya noona! Aku
nggak doyan yang begini.” Dia tambah melotot. Hahaha, lucu. Kalau begitu jadi
kayak badut di festival.
“Saya namja, tahu.”
Emang aku pikirin. Mau namja atau yeoja, terserah laaah.
Kuedarkan pandanganku
keluar. Mencoba tidak memperhatikan orang aneh di depanku. Tapi, ternyata dia
balik memperhatikanku. Dapat kurasakan matanya menjelajahi tubuhku dari ujung
rambut ke ujung kaki dan balik lagi ke atas. Dia menatap wajahku lama. Hahaha,
pasti aku sangat tampan sampai-sampai namja saja terpesona. Lama-lama risih
juga ditatap begitu.
“Apa lihat-lihat, ha?”
Tegurku.
“Ih, galak, deh. Kamu
cakep banget, sih.” Katanya sambil mengerling genit. HUAAA! Apa itu tadi. Suatu
serangan yang sangat menusuk. 501% membuatku ilfil pada orang ini. Ayolah bis!
Ppali! Aku bisa muntah jika berlama-lama disini. Muntah bukan karena mabuk naik
bis, tapi muntah karena berlama-lama berada di dekat michyeo saram ini.
Aku merasa bis ini
berjalan sangaaat lambat. Ommo, aku sudah sangat eneg di sini. Kenapa aku
sangat sial hari ini, heuh!
“Jhagi, apa kau sudah
punya pacar?” APAAA!! DIA TADI MEMANGGILKU APA?! JHAGI?? YANG BENAR SAJA!
“Kau…memanggilku apa,
hah?!” Kutarik kerah kemeja polkadotnya. Kalau bukan berada di kendaraan umum, pasti
sudah kuhabisi namja ini. Orang-orang langsung memperhatikan kami ber2.
“E…eh…tenang baby.
Ja..jangan kasar padaku.” CUKUP! Ingin kurobek benar mulutnya.
“Ahjussi! Tolong
berhenti di sini!” Setelah kubayar dengan uang yang terselip di saku,
tergesa-gesa aku turun dari bis pengangkut banci ini. Walau masih cukup jauh,
aku nekat turun di sini. Akhirnya kuteruskan perjalananku dengan jalan kaki T_T
Ini lebih baik daripada aku bertemu dengan hantu norak bin lebay itu, hiiy.
Aigoo…sudah pukul 6
ternyata. Pantas langit sudah sangat gelap. Hei, bukan. Ini juga efek dari
mendung. Oh, GOD! Semoga aku tidak kehujanan. Cukup lama aku berjalan membuat
tenggorokanku kering. Untung saja tidak jauh di depanku terlihat box minuman
kaleng. Syukur, syukur. Kurogoh saku. Yaa! kenapa tidak ada uang. Eh,
jamkkanman. DIMANA DOMPETKU?!
“Ommo1 dompetku dimana?”
Aku sibuk merogoh semua sakuku. Tapi hasilnya nihil. Kucoba melihatnya di tas.
Tidak ada juga. Duh, lalu dimana. Aku benar-benar panik tingkat kabupaten(?)
“Kau mencari ini?” Suara
yang belakangan ini membuatku eneg terdengar lagi. BENARKAN! Banci itu.
Aishi>,< Ternyata dia mengikutiku. Dia tersenyum-senyum genit sambil
membawa benda kotak yang sangat kukenal.
“HYAA~! Kembalikan
dompetku!!” benar-benar gusar tingkat ujian nasional(?). Ingin kucekik michyeo
saram ini sampai mati.
“A a a, ambil ini baby!” Dia mencolek daguku
lalu kabur.
“WHOYY!!! KUBUNUH
KAMU!!!!!” Mau tak mau aku harus mengejarnya. Aku harus menyelamatkan benda
kotak yang dibawanya karena berisi uang yang tidak sedikit dan surat-surat
berharga. Syukur kalau tertangkap benar-benar akan ku bunuh namja itu.
“HEH! MICHYEO!!
KEMBALIKAN!!” Terus ku kejar banci kaleng sarden(?) itu. Aih, tapi larinya
kencang juga. Berhasil membuatku terengah-engah. Huff….
Aksi kejar-kejaran terus
terjadi di sepanjang jalan. Akhirnya namja itu menuju ke sebuah gedung tua yang
sepertinya sudah tidak berpenghuni. Dapat dilihat dari kondisinya yang parah.
Cat mengelupas, kayu banyak yang lepas, genteng bertebaran, dan penjabaran
lainnya tentang bangunan yang seperti habis terkena gempa. Aneh. Sepertinya aku
belum pernah melihat tempat ini. Aku bergidik ngeri saat memasuki gedung itu.
Di dalam benar-benar luas. Itu karena tidak ada apa-apa di sana. Merinding.
Perasaanku tiba-tiba menjadi tidak enak. Hawa dingin yang luar biasa menyergap
tubuhku.
Ctarr! Petir menyambar.
Dapat kulihat kilat yang merajalela di langit gelap lewat jendela di sampingku.
OMMO! Aku tidak mau kehujanan gara-gara mengejar orang lebay tak penting ini.
Eh, btw…dimana dia? Suasana yang remang-remang menjadikanku sulit melihat.
Kuedarkan pandanganku kesekeliling. Dan…WAAAA! Aku terlonjak. Huah,
mengagetkan. Namja tadi berdiri tepat di depanku sambil menggoyang-goyangkan
dompetku di tangannya.
“SINI!! KEMBALIKAN!!”
Aku berusaha merebut dompetku. Tapi dengan gesit dia menghindarkan dompet dari
jangkauan tanganku.
“Eits, Slow aja baby…”
“Awas, ya!! Sekali lagi
memanggilku dengan sebutan BABY! Maka habis kau!” Ancamku. Tapi dia tetap
tenang-tenang saja.
“Bagaimana kalau JHAGI?
Berarti aku boleh dong memanggilmu jhagi.” Ucapnya sambil tersenyum manis
dibuat-buat yang membuatku ingin muntah.
“APA LAGI YANG ITU!!
SHIREO! PPALI-YA! KEMBALIKAN DOMPETKU! AKU HARUS PULANG!!”
“Bagaimana kalau kau
menciumku dulu, jhagi?” IGE MWOYA!! Ucapan gila apa itu! Dasar maho!
BUGGGHH!! Kepalan
tanganku telak mengenai pipinya. Kerasnya pukulanku membuatnya terjatuh. Tapi
kulihat dia malah tersenyum menghina. Membuatku ingin menghabisinya
saja>,<
“Ayo pukul lagi, jhagi.
Jika itu membuatmu senang. Tapi nanti gantian aku yang akan bersenang-senang.
Hahaha!” Apa maksudnya? Eh, tapi kenapa ucapannya membuatku merinding.
Kulemaskan tanganku yang
mengepal sedari tadi. Kuurungkan niatku. Setelah merebut domputku, kuputuskan
untuk segera pulang saja. Ah, sial. Diluar hujan sudah mulai turun. HUH,
gara-gara banci rese ini aku harus pulang hujan-hujan.
“Mau kemana, jhagi?” Aku
tidak peduli. Terus kulangkahkan kakiku menuju pintu utama. Sepertinya banci
itu mengikuti. Kupercepat langkahku seakan berlari. Entah kenapa rasa takut
tiba-tiba menyergapku semakin kuat.
Sialnya….
“HYAA! Kenapa pintunya
tidak mau terbuka!!” Kugedor-gedor pintu itu berharap menjadi rubuh dan aku
bisa bebas dari tempat mengerikan ini.
“Hahaha, itu artinya kau
tidak boleh pergi, yeobo.” Suara laknat itu terdengar tepat di belakangku. Tapi
kali ini terdengar sangat…..mengerikan. Tiba-tiba sepasang tangan memeluk
pinggangku. MWORAGO! DIa memelukku.
“LEPAAASS!!” Aku meronta
dalam pelukannya. Persis seperti yeoja yang akan di perkosa(!?!). HAH O.O!
Jangan-jangan……HUAAA!!
BRUKK!
Tubuhku yang
membelakanginya dengan paksa dibalik sehingga menghadapnya. Aww! Punggungku
membentur pintu yang keras T.T. Tangannya berada di sisi kanan dan kiriku. Dia
menghimpitku di pintu. Entah kenapa tenaganya 5x lebih besar. Aku tidak bisa
melawan. 501% Aku takut sekarang.
Kutatap wajahnya yang
tepat di depanku. Eh, banci ini. Kenapa…kenapa menjadi mengerikan seperti ini
O_O. Matanya yang menyala menyoroti mataku. Dia tersenyum. Dua taring menyembul
di sisi kanan dan kiri bibirnya. Ta…taring? YAA!! Jangan-jangan orang ini
vampire. Ne, ne..vampire. Aku tahu itu. AAA~EOMMAAA! TOLOONG~!!
Tiba-tiba wajahnya
semakin mendekat ke wajahku. Matanya terpejam. Terus semakin dekat hingga
kurasakan nafasnya yang dingin. Apa dia ingin menciumku?? Sepertinya
begitu…ANDWAEEEEE!!!
Huaahuhuhu..Dicium yeoja
saja belum pernah. Kenapa aku harus menerima first kiss seperti ini T_T Oh,
GOD! Sebisa mungkin aku menghindar dari bibir mautnya. Tapi kepalaku tertahan tangannya.
Chu~dia berhasil mengenai pipiku. Entah mendapat keberanian dari mana. Langsung
kutendang daerah ‘privacy’nya dan sukses membuatnya berteriak kesakitan. AHA!
Berhasil. Aish, kenapa tidak dari tadi, ne. Kesempatan ini kugunakan untuk
kabur. Tapi kemana aku harus pergi? Pasti ada jalan keluar lain. Sambil mencari
ku usap pipiku bekas ciuman tadi, iyuuh. MENJIJIKAN. Aigoo, sayang setelah
sekian lama mencari tidak ada jalan keluar lain. Eottokeyo?
Namja itu sudah berhenti
dari kesakitannya. Dia berjalan mendekatiku. AAA~Aku harus bagaimana?
Eomma..appaa…kyu hyuuung…Aku takut. Tidak terasa setetes air jatuh dari mataku.
Huhu, saking takutnya aku menangisT_T Aku berlari-larian di dalam aula ini
mencoba menghindar dari vaho (re: vampire homo*lol*) itu. Dia juga ikut berlari
di belakangku. Mengejar diriku yang ketakutan setengah hidup.
BRUUKK!
Ommona! Dia berhasil
menubrukku sehingga membuatku terjatuh di lantai yang keras. Tubuhnya yang
berat menindihku. Aiggooo…
Sekali lagi dia
mebalikkan tubuhku paksa menjadi terlentang.
“Jhagiya, kau bisa
melawan juga ternyata. Baiklah langsung saja. Kau akan menjadi pasangan
abadiku. WAAHAHAHA!!” Tawanya menggelegar diiringi suara petir yang memekakan. Efeknya
persis seperti di film-film. Wow*plak*. Oh, aku tahu. Dia akan menggigitku dan
menjadikanku sebagai vampire. Sama seperti dirinya. ANNIAA~Aku masih terlalu
muda dan tampan untuk itu T___T
Dan benar saja…CRASSH..
Sesuatu yang tajam merobek kulit leherku. Vampire ini berhasil menggigitku.
Hancur sudah kehidupanku. Hhh..
Namun tiba-tiba…BRAKK!
Suara bedebam yang keras terdengar. Zhiingggg…zhiiingg.. Jleb! Jleb! Entah
kenapa vampire yang sedang menghisap darahku ini tiba-tiba ambruk menindihku.
Kulihat 2 tongkat besi yang panjang menembus tubuh si vampire. Membuatnya
langsung terpejam. Diam.
Suara langkaj-langkah
kaki terdengar jelas. Apa ini polisi? Syukurlah aku selamat. Eh, tapi
sepertinya bukan polisi-__-“a
“Hyung, sepertinya
terlambat. Vampire ini sudah menggigitnya.” Kata seseorang sambil menyingkirkan
tubuh vampire yang menindihku.
“Hyung Jun-ah?”
Sosok yang berpakaian
serba hitam berjongkok di sampingku. Aku tahu siapa dia. NE, AKU SANGAT TAHU.
Kyu hyung…Kakak yang selama ini kurindukan berada tepat di sampingku. God,
semoga ini bukan halusinasi.
“Hy..hyung? Kau..kah??”
Ucapku terbata karena menahan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhku.
“Ne, Hyung Jun-ah!”
Serta merta dia memelukku yang terbaring lemah di lantai. Setelah sekian lama
aku tidak pernah lagi merasakan pelukan hangatnya. Hyungku…yang sangat aku
sayangi.
“Enng, hyung. Aku tidak
mau mengganggu. Tapi lebih baik kita segera pergi dari sini.” Kyu hyung
langsung melepas pelukannya.
“Ne.” Dengan entengnya
Kyu hyung menggendong tubuhku di punggungnya. Rasa sakit yang merajai tubuhku
seakan berkurang saat aku bisa bersama dengan seseorang yang aku sayangi.
Gamsahamnida hyung, kau datang di saat yang tepat.
Dan baru kusadari satu
hal. Kyu hyung lah yang tadi berada di halte dan di bis. Kenapa aku tidak menyadarinya
dari tadi, ne??
Lagi. Satu yang sangat
aku sesali. KENAPA TADI AKU TIDAK PULANG NAIK TAXI SAJA??!!!
~Flashback end~
Jun’s P.O.V end
HAHAHA.. Kami ber4
ngakak mendengar endingnya.
“Nah, begitu sekiranya
sampai akhirnya aku di bawa kemari. Aku tidak akan menceritakan transformasinya
karena sama saja dengan yang kalian alami.”
Prok..prok..prok..
Tepuk tangan yang tak
kalah meriah kembali menggema di ruangan makan. Cerita Jun hyung sangat
bagus…dan gokil pastinya. Apalagi di bagian saat dia bersama vaho itu, kekeke.
Sedari tadi tidak hentinya kami ber4 tertawa. Jun hyung sesekali juga ikut
tertawa. Geli memikirkan dirinya sendiri.
“Sib, sib^^b. Sekarang
giliran Jung Min oppa yang cerita.”
“Yakin mau mendengar?
Pengalamanku tak kalah memalukan dan pastinya sangat tidak bermutu.” Ucap Jung
Min sambil melirik Hyung Jun yang cemberut.
“Ah, aku mau keluar
saja.” Kata Jun Hyung. A a a, dia ingin menghindar rupanya.
“Andwae! Tetap di sisini
Jun-ah!” Cegah Kyu hyung. Dengan muka masam, Jun hyung kembali duduk di
tempatnya.
“Hmm…Dulu saat aku
menjadi manusia, aku adalah seorang… detektif.”
“Detektif?? WOW!
Daebak^^!” Seruku kagum pada Jung Min. Tidak kusangka Jung Min dulunya seorang
detektif. Tapi sekarang? Kenapa bisa jadi…Ah aku jadi semakin penasaran dengan
ceritanya.
~flashback start~
Min’s P.O.V
“Kau, kah detektif itu?”
“Ne, perkenalkan…Park
Jung Min imnida.” Kataku lantang sambil menyodorkan sebuah benda, kartu nama.
“Yakin menerima misi
berbahaya ini?”
“Tentu, sir! Misi ini
akan menjadi pengalaman dan tantangan yang hebat.”
“Kau benar-benar yakin
Jung Min-ssi! Ok, kau diterima menjalani misi ini.”
“Gamsahamnida.” Setelah
berjabat tangan dengan kepala agen tua bangka ini, aku segera pergi untuk
merencanakan aksi yang akan dijalankan untuk misiku.
Yah, aku adalah seorang
detektif. Detektif bayaran lebih tepatnya. Bukan bagian dari polisi atau apa.
Ribuan misi sudah kujalani dengan sangat baik. Tidak pernah gagal sekalipun
karena kejeniusanku yang luat biasa, haha. Kali ini, aku mendapat sebuah misi
yang menurutku sangat luar biasa. Belum pernah aku mendapat yang seperti ini.
Kata kepala agen tadi, detektif-detektif hebat yang diundang tidak ada yang
berani menjalankannya. Hah, payah. Berarti aku lebih hebat dari detektif hebat
(?) hahaha.
Apa coba kalau tahu?
Hmm…Aku disuruh mengorek lebih dalam mengenai dunia vampire. Wow! Hebat bukan?
Aku juga disuruh untuk mendatangi sebuah club malam yang diyakini menjadi
sarang vampire-vampire yang haus darah setiap malamnya. Di sanalah sumber info
itu. Kuperas otakku, berpikir bagaimana caranya agar bisa datang kesana tanpa
ketahuan kalau aku adalah manusia. Aha! Sepertinya aku tahu caranya. Ne,
ne..pengetahuanku yang cukup luas tentang vampire membuatku dengan mudah
menemukan ide. Itu karena aku suka membaca buku tentang mereka^^.
Malam harinya aku
bersiap untuk pergi ke club itu. Ah, boleh kuakui ini ide yang sangat gila.
Tapi, menurutku dengan begini akan lebih mudah untuk mendapatkan info tentang
mereka, semoga. Aku berdiri mematung di depan cermin. Ommona! Seorang namja
tampan yang biasa aku lihat di cermin sudah tidak ada. Yang terlihat saat ini
hanya seorang yeoja yang sangat cantik. Noumu yeoppo. HAHAHAHA, yah, itulah
diriku. Menyamar sebagai seorang yeoja, ckck. Karena aku takut jika berpenampilan
namja, kedokku sebagai Park Jung Min akan telihat. Tentu saja, siapa sih yang
tidak kenal Park Jung Min si detektif yang tampan nan jenius, woahahaha*LOL*
Tidak lupa kusemprotkan parfum bunga melati di sekujur tubuhku untuk menutupi
bau manusiaku. Nah, sekarang sudah siap. Let’s Go!
*501*
Huf…huff..huff…Akhirnya
sampai juga di club yang dimaksud. Ini dia, CLUB DESTINATION, begitu tulisannya
yang berkelap-kelip tertempel di dinding. Huh, high heels ini sangat menyiksa
T_T. Kakiku sangat sakit. Ingin kulepas dan kubuang saja. Hmm…sabar Park Jung
Min demi misi ini-___-“
Woa! Club ini, begitu
menakjubkan. Tidak jauh berbeda, sih dengan club malam biasanya. Lampu
berkelap-kelip redup, music yang berdebum keras, dan seorang DJ. Hanya saja aku
takjub dengan air mancur di tengah club. Mengeluarkan darah segar. Baunya amis
menyeruak hidungku, ugh. Ternyata benar. Club ini adalah sarang vampire.
Ratusan vampire tumpah di sini, ommo. Mata mereka itu, sangat mengerikan.
Taring mereka tak kalah mengerikannya.
“Jhagi, ada yang bisa aku
bantu?” Tersentak, kaget aku dengan seorang namja yang tiba-tiba berdiri di
sampingku. Namja yang cukup tampan memakai kemeja putih dan celana hitam. Tapi
tentu saja lebih tampan diriku, hahaha. Eh, dia memanggilku apa tadi? Jhagi?
Uek. Huh, gwaenchana, aku kan memang yeoja saat ini-___-. Ucapannya tadi hanya
ku balas dengan senyuman.
“Kau baru pertama
kemari, ne? Ayo duduk dulu.” Aku mengangguk singkat dan menurut untuk duduk di
kursi yang dipersilakannya. Hm, mungkin aku bisa mengorek informasi dari dia.
“Mau minum apa?” Oh,
ternyata dia bartender disini. Dia sudah berada di seberangku yang di batasi
meja bar yang panjang. Terdapat rak-rak di sana. Yang kuyakin berisi minuman
beralkohol. Yah, sama seperti bar kebanyakan.
“Emm, aku mau
minum..emm..soju saja, ada?” Kataku mencoba semanis mungkin.
“Mwo? Yakin tidak mau
blood shake atau bloo…”
“Anni anni anni!” Kupotong
perkataannya cepat. Gila apa aku harus minum darah, hiii.
“Ok, jhagi. Sebentar,
ne.” Dengan cepat dia menghilang di balik pintu samping rak.
Lama sekali dia tidak
muncul. Apa dia mati di dalam sana?*plak* Ah, apa peduliku. Sedari tadi aku
duduk di sini, tak jarang beberapa vampire namja menggodaku, aigoo-__- Aku
mulai menyesal kenapa berpenampilan seperti ini. Tapi, yah, ini berhasil kan.
Saat vampire tertarik padaku, aku bisa dengan mudah mendapat informasi. Dan aku
yakin, bartender tadi tertarik padaku, hohoho.
“Jhagiya! Mianhae lama
sekali. Aku harus mengambil soju di gudang karena stok yang di lemari habis.”
Vampire bartender tadi tiba-tiba sudah berada di sampingku. Mengagetkanku untuk
yang kedua kali.
“Gwaenchana, gomapta.
Engg, maukah kau menemaniku minum?” Ini dia, aku harus menyusun rencana agar
dia semakin dekat denganku.
“Jinja? Ah, dengan
senang hati.” Tanpa basa basi dia langsung duduk di kursi kosong sebelah
kananku. Kutawarkan sojuku, dan dia dengan senang hati meminumnya. Bagus, kalau
dia mabuk akan semakin mudah untuk mendapatkan info.
“Oh iya, nama kamu
siapa?”
“Na? Na neun Park Jung,
eh..Park Min Jung imnida, hehe. Neo?”
“Nama yang bagus. Joneun
Kim Hyung Jun imnida.” Aku hanya tersenyum simpul menanggapi.
Selama beberapa menit
kami hanya mengobrol basa-basi biasa. Kubiarkan dia menanyakan hal ini hal itu
padaku yang tentu aku hanya mengarang bebas menjawabnya. Dia terlihat begitu
senang berada di sisiku. Tampak jelas pada wajahnya. Tidak jarang dia mencuri
kesempatan untuk memegang tanganku, aish~ Huff, tetap sabar Park Jung Min. Ini tidak
akan lama.
“Oh iya, karena aku
vampire baru jadi aku belum mengerti sepenuhnya tentang dunia vampire. Bisakah
kau beritahu aku?” Pintaku memohon sambil menggenggam tangannya. Aduh, aduh,
ini menjijikan sebenarnya. Tapi tidak apa-apa lah T_T Jika teman-temanku tahu
aku melakukan ini, WAA! Gempar sudah.
“Begitu? Ah…Ada satu hal
yang dirahasiakan….yaitu tentang kutukan yang ada pada vampire…” Katanya
tersendat. Yah, sekarang bartender ini sudah mabuk kurasa. Bagaimana tidak, dia
menghabiskan 4 soju sendirian. Aku saja hanya minum satu gelas, takut ikutan
mabuk.
“Kutukan macam apa yang
menimpa vampire?” Woh, ini akan menjadi berita hebat. Inikah rahasia vampire
yang belum terungkap? Suatu hari aku pernah membaca buku. Ada baris tulisan
yang membuatku penasaran. Dan pastinya bukan hanya aku yang penasaran.
‘Vampire sebenarnya mempunyai satu rahasia besar. Tidak tahu apa
wujudnya, belum ada seorang pun yang tahu. Hanya vampire yang tahu.”
Nah, begitulah. Dan
inilah saatnya. Ayolah, segera katakana saja.
“Kutukan itu…hhmmm…”
Brukk! Bartender di depanku ambruk dalam posisi terduduk dengan kepala di meja.
Aigoo, dia terlalu mabuk. Payah!
“Irreona Hyung Jun
oppa!” HUP, tiba-tiba aku ditarik dalam pelukan vampire sialan in, hueeek!
“Tidak akan ku katakan
sebelum kau menciumku, jhagi.” IGE MWORAGO?! TIDAK SUDI! Aish, menyusahkan saja
bartender ini. Dia bangkit dan berusaha menciumku. Hwaaa! ANNIAAA!!
“Eh, boleh permisi
sebentar? Aku…aku ingin ke toilet.” Secepat kilat aku menjauh darinya. Terus
berjalan cepat menuju kamar mandi yang entah dimana. Huh, huh, hampir saja.
Sedikit saja dia bablas, wah nempel beneran*lol*
Ini dia, akhirnya
kutemukan kamar mandinya. Ternyata kamar mandinya sangat bersih, tidak seperti
yang kubayangkan. Hanya saja tidak ada tanda untuk yeoja atau namja, ck
dicampur-___- Beruntung, kamar mandinya kosong. Aku bisa menyusun rencana ulang
disini.
Srrrr…Suara air yang
mengalir dari keran. Kutadah dengan tangan dan kebasuhkan ke muka. Kupandang
lekat bayangan yang terpantul di cermin depanku.
“Park Jung Min yang
tampan ini hampir saja dinodai namja, ck. Sebuah tragedi*lebe*”
BRAKKK! Tiba-tiba pintu
di belakangku terbuka. Wajah yang tidak asing menyembul dari pintu dengan mata
menyala. Hyung Jun? Terlihat sangat menakutkan O,O. Perlahan dia berjalan
mendekatiku. Sekarang aku tidak bisa menyangkal bahwa aku ketakutan. Ommo! Apa yang
vampire itu inginkan? Jangan-jangan….
“Jhagi, aku tahu kau
seorang manusia. Dari awal aku sudah tahu. Walau kau menyemprotkan seember
parfum, tapi kau tidak bisa membohongiku. Kelebihanku ada disini.” Dia menunjuk
hidungnya yang mancung.”Kau cantik, aku ingin menjadikanmu pasangan abadiku.”
Seringai mautnya keluar. Dua taring yang sempurna tajamnya terpampang jelas
HUAAAA! Rasa kebelet
pipis tiba-tiba menyerangku. Sungguh aku takut. Firasatku mengatakan ini akan
menjadi buruk. Hanya ada satu cara agar aku tidak tergigit. Kabur, yah itu
benar.
“Indra penciumanmu boleh
tajam, tapi kau tidak boleh dan tidak akan menggigitku!!” Kulepas highheelsku
dan dengan cepat berusaha lari dari vampire kumat ini.
“Kau tidak akan
kemana-mana, jhagi.” Katanya sambil menarik tanganku dan menghimpit tubuhku di
tembok. Yaa! Apa-apaan ini! Posisi yang tidak nyaman @_@ Tenaganya besar
sekali.
“Kau tidak boleh
menggigitku!! Jebal..” Buggh!! Kekuatan namjaku muncul. Kepalan tanganku
berhasil menjangkau pipinya. Arrgh, memukul vampire ini malah membuat tanganku
tersiksa. Pipinya terasa begitu keras bak batu pualam. Yang kupukul hanya
meringis. Baghh!!bughh!! Kupukul dan kutendang bagian tubuhnya yang bisa
terjangkau. Tapi vampire ini tidak bergeming, terus tersenyum walau darah
mengalir dari hidungnya. OMMO! Baru 3 pukulan rasanya badanku malah yang remuk.
Huhu, percuma aku mendapat sabuk hitam kalau aku justru yang tidak berdaya
seperti iniT_T Wah, sekarang aku tahu. Ini semua mungkin juga karena soju itu.
Menjadikan bartender ini aneh.
“Geumanhae! Kau hanya
menyakiti dirimu sendiri. Jhagiya, aku hanya ingin menjadikanmu pasangan
abadiku.”
“ANDW……” Kata-kataku
terpotong saat vampire michyeo ini menciumku. MWO?!! KISSEU!!!!?
HUAAAAAAAAAAA~! NOUMU MICHYEO!!!~ Tidak lama setelah itu kurasakan bibirnya
menuju leherku dan………terjadilah sesuatu yang tidak kuinginkan….
*501*
BRUKKK!! Tubuhku
merosot, jatuh berdebam di lantai yang keras. Darah segar bertebaran
dimana-mana. Membasahi baju dan lantai. Vampire yang baru saja melancarkan
aksinya hanya terduduk, terdiam, sambil mengamatiku yang tidak berdaya di
lantai. Sekeras mungkin aku berusaha untuk mengucapkan sesuatu.
“Kau….sa…lah…telah…meng..gigitku…hh…”
Tanganku perlahan bergerak keatas. Menarik rambut palsu yang menempel di kepala
sedari tadi. “Aku….nam..ja…” Terkejut, tentu saja. Vampire di depanku terlonjak
mendengar pengakuanku. Ekspresi yang sulit dilukiskan muncul dari wajahnya.
~Flashback end~
Min’s P.O.V end
“Setelah itu aku di bawa
Hyung Jun ke sini. Yah, kira-kira begitulah ceritanya.”
Prokk..prokk..prookk…
Suara tepuk tangan kembali menggema saat Jung Min mengakhiri ceritanya.
“Hei, tidak ada yang
perlu di tepuk tangani, haha.” Ucap Jung Min.
“Yahh, lagi-lagi Jun
oppa yang sial, heheheh. Lagian juga Min oppa aneh-aneh, sih pakai nyamar jadi
yeoja segala XD.”
“Jun hyung ini memang
pinter,ya. Langsung mengetahui kalau Jung Min itu manusia. Tapi babonya kenapa
Jun hyung tidak tahu kalau Jung Min namja, hehe.” CTAAKK! Satu jitakan mengenai
kepalaku T_Tappoooo….
“Sudah, jangan bahas itu
lagi.” Jun hyung terlihat gusar. Hahaha, dia pasti sangat malu. Aku mengerti
perasaannya :) Oh, iya. Tapi aku penasaran dengan satu hal.
“Kulihat dulu awalnya
Jung Min sangat tidak akur dengan Jun hyung, tapi sekarang kenapa…..bisa
dijelaskan?”
“A~itu sebenarnya karena
aku tidak tega dengan Jun, tapi ternyata setelah kenal Jun ini vampire yang
baik dan bertanggung jawab.” Blush, pipi Jun hyung langsung memerah mendapat
pujian dari pasangan abadinya.
~flashback start~
Min’s P.O.V
“Jung Min-ah! Sudahlah,
aku benar-benar minta maaf. Aku kan tidak tahu, dan saat itu juga aku sedang
mabuk. Jebal.” Mohon Hyung Jun si vampire sialan ini. Ribuan kata maaf dan
sejenisnya sudah sering memasuki telingaku.
“Bagaimana aku tidak
marah dan kesal. Sekarang aku adalah pasangan abadimu. MICHYEOSEO! Pasangan
abadiku namja?!! Sudah sial aku menjadi vampire gara-gara vampire sialan
sepertimu, sekarang, aku harus jadi pasangan abadimu!?” Semprotku, tak peduli
itu akan menyakitinya. Entah kenapa bawaanku saat ini ingin marah saja.
“Oke, kalau begitu kau
bisa membunuhku agar kutukan itu musnah. Kkaja!” Di serahkannya belati yang terpajang di dinding kamarnya.
Aku terhenyak mendengar penuturannya, tertegun. ”Belati ini cukup untuk
memusnahkanku, ppali-ya.” Tanganku menerima pemberian Hyung Jun. Tidak tahu
kenapa, aku menjadi ragu, tidak tega, kasihan, sedih. Setelah dipikir-pikir
tidak waras jika aku harus membunuh Hyung Jun hanya karena masalah ini. Toh,
sepenuhnya ini semua bukan salahnya. Aku juga ikut andil dalam peristiwa itu.
Yah, sebagian besar sebenarnya salahku. Coba dari awal aku tidak berpakaian
sebagai yeoja dan menggodanya tentunya. Hyung Jun tidak akan seperti itu. Dan
dia juga sudah cukup baik mau bertanggung jawab atas perbuatannya.
“Apa yang kau tunggu?
Ppali!” Triiinngg…Belati di tanganku terlepas. Menimbulkan suara yang khas saat
menabrak lantai. Entah, entah, entah mendapat dorongan darimana tiba-tiba aku
mendekat dan memeluk vampire di depanku.
“Mianhae~sebenarnya aku
yang salah. Tidak sepantasnya aku marah padamu. Mari kita jalani ini bersama.
Berjanjilah.”
~Flashback end~
Min’s P.O.V end
“Ommona, that was so
sweet, hehe.” Komentar Sung Young begitu Jung Min menutup mulut, benar-benar
mengakhiri cerita. Jung Min terlihat puas karena berhasil bercerita dengan
lancar. Jun hyung juga sudah lebih tenang, tidak segusar tadi.
“Nah, sekarang giliran
kau Saeng Hyung.” Pinta Jung Min.
“Ah, aku dan Jun sudah
tahu ceritanya, hehe.” Sela Kyu hyung.”Tapi aku mau mendengarnya lagi.”
“Ne, oppa. Aku
penasaran, jelaskan padaku agar aku mengerti.” Kupandang wajah sayu Sung Young.
Tersirat rasa penasaran di sana. Sepertinya aku memang harus bercerita.
Menjelaskan semuanya dari A sampai Z, khususnya terhadap Sung Young agar dia
paham alasan aku meninggalkannya tepat di hari pernikahan.
“Oke.” Kuhela nafas
singkat dan mulai bercerita. Kalian pasti sudah mengetahui cerita awal mulaku
menjadi vampire. Jadi aku tidak akan menulisnya lagi *eaa*. Ceritanya sama
persis, tidak ada yang terlewat, tidak ada yang kutambahkan, dan tidak ada yang
ku kurangi (look: part 1-2).
Selama mulutku bekerja, pandangan
Sung Young tak pernah lepas dariku dengan ekspresi yang sulit kulukiskan.
Pandanganku juga tak jarang kuarahkan pada Sung Young, bahkan sangat sering.
Karena cerita ini benar-benar kutujukan untuknya. Em, bukan hanya sekedar
cerita tapi lebih tepatnya sebagai penjelasan. Penjelasan dari peristiwa yang
terjadi beberapa hari yang lalu.
Begitu mulutku terkatup,
Sung Young langsung angkat suara. Jung Min yang akan bertepuk tangan langsung
mengurungkan niatnya.
“Oppa, sekarang aku
tahu. Mianhae dulu aku sempat berpikir bahwa oppa sengaja kabur karena tidak
mau menikah denganku. Mian..”
“Nado mianhae Sung
Young-ah. Aku tidak memberitahumu secepatnya kalau aku seorang vampire.”
“Arraseo.” Kata Sung
Young sambil menyunggingkan senyum kesukaanku. Lalu dia memelukku erat, hangat.
Entah, walau tubuh vampire dari sananya sangat dingin, tapi kenapa terasa
begitu hangat saat Sung Young memelukku. Jika bisa aku ingin menghentikan sang
waktu saat ini.
Beberapa detik kemudian
Sung Young melepaskan pelukan hangatnya. Aku sedikit kecewa-___- Pandanganku
tetap tidak lepas dari Sung Young. Begitu juga dengannya. Tidak terasa kepalaku
semakin dekat padanya. Berniat untuk mengecupnya, tapi Sung Young memberiku
isyarat untuk tidak melakukan itu dengan cara menggelengkan kepalanya sekali.
Agh, aku mengerti. Kejadian barusan membuatku lupa kalau tiga pasang mata memperatikan
kami tanpa berkedip. Apa boleh buat, kujauhkan kepalaku dari Sung Young.
“Lanjutkan sajaaa!”
Keluh Jung Min kecewa. Jun hyung dan Kyu hyung hanya berdecak, kecewa juga.
Aish~mereka ini.
“Ah, kalian ini. Yasudah, sekarang giliran kau Sung
Young-ya.” Ucap Jung Min.
“Ne, kami penasaran
kenapa Young Saeng bisa menggigitmu.” Kata Jun hyung sambil mengeluarkan smirk
kearahku. Sung Young malah menatapku, bertanya tanpa suara ’apa aku boleh
menceritakannya’. Aku hanya mengedikkan bahu sebagai tanda ‘terserah kau’. Sung
Young rupanya memilih untuk bercerita. Disini aku juga tidak akan menuliskannya
karena kalian sudah tahu (look: part 5. Ceritanya sama persis. Eh, anni, Sung
Young sedikit melebihkan dan melencengkan cerita di bagian saat aku akan
menggigitnya-___-‘
Lima belas menit
kemudian Sung Young sudah selesai dengan ceritanya.
“Saeng hyung! Kau ini
mau menggigit masih sempat-sempatnya mencium Sung Young XD.” Komentar Jung Min
sambil terkekeh.
“Ya! Itu kan maksudku
agar Sung Young tidak terlalu takut dan tegang.”
“Alaaah, tapi kan……”
“Ouch, Shiggeureo Jung
Min-ah!” Aku mulai muak dengan mulut Jung Min yang terus mengoceh sedari
tadi-_-‘
*501*
Setelah makan, aku dan
Sung Young memutuskan pergi ke myeondong untuk membeli beberapa pakaian kami.
Tentu aku tidak bisa terus-terusan memakai pakaian Jun hyung dan Sung Young
tidak mungkin memakai dress ini terus. Tapi, aku juga mempunyai tugas di sini.
Mengawasi Sung Young agar tidak memangsa manusia. Tentu saja, dia masih labil
karena baru tadi dia bangun setelah tertidur akibat transformasi. Dan hari
inilah pertama kalinya Sung Young terjun ke dunia manusia dengan dirinya yang
berbeda. Sebagai vampire, eh maksudku day walker vampire.
“Oppa, bau ini membuatku
haus.”
“Sabar jhagi, bau
manusia memang menyenangkan, tapi kau tidak boleh memangsanya.”
“Oppa beruntung, ne.”
“Wae?”
“Oppa sudah pernah
merasakan manusia, pasti sangat enak.” Jalanku terhenti mendengar perkataan
Sung Young. Ah, ya benar, aku kan menggigit Sung Young, tentu saja aku pernah
merasakan manusia. Peristiwa beberapa hari lalu itu kembali terngiang di
benakku. Darah itu, hmm.. benar-benar lezat. Walau begitu aku tidak mau
melakukannya lagi.
“Siapa suruh untuk
menggigitmu =P”
“Curang.” Sung Young
menggembungkan pipinya. Aku terkekeh geli melihatnya. Sifat kekanakan Sung
Young ternyata masih melekat, membuatku gemas.
“Oppa, aku ingin itu,
yang itu, itu juga, dan yang itu, ah.. itu bagus, belikan untukku oppaaa..”
Ommona! Baru saja sampai di toko pakaian terbesar kawasan myeondong, Sung Young
langsung membombardirku dengan keinginannya membeli semua pakaian di sini-_-
Kebiasaan.
“Jhagiiii, pilih saja
yang paling bagus.”
“Semuanya bagus oppa.”
Kata Sung Young berbinar. Plak! Kutepuk jidatku.
“Maksudku bukan itu,
pilih yang benar-benar kau inginkan. Eh, bukan, begini yaa…kau hanya bisa
membeli pakaian mungkin 2 atau 3 macam karena bukan hanya kau saja yang ingin
beli, nado. Dan…aku belum bekerja, Ini semua uang Kyu hyung, arra?” Fyuh,
penjelasan itu akhirnya keluar juga. Sung Young hanya manggut-manggut mengerti.
“Ooh, ne ne, jadi oppa
sedang kere a.k.a nggak punya duit ne =P kkkk.” Sung Young langsung kabur dari
hadapanku. YAA! Anak itu! Untung dia segera kabur, kalau tidak pipinya pasti
sudah menjadi sasaran kedongkolanku, heuh.
*501*
Dua kantong tas
belanjaan akhirnya berhasil kami bawa keluar dari toko setelah beberapa jam terperangkap
di dalam karena perdebatanku dengan Sung Young mengenai pakaian yang akan kami
beli. Benar, kan. Kami terlalu lama berada di toko sampai tidak menyadari bahwa
langit sudah menggelap, malam.
“Oppa, aku belum ingin
pulang.”
“Hmm, kita ke suatu
tempat, yuk!”
“Eoddi?”
“Nanti kau juga tahu.”
Langsung ku tarik Sung Young untuk mengikuti langkahku. Sung Young terus
bertanya kemana aku akan membawanya pergi. Tapi selalu kujawab dengan jawaban
yang sama.
Jalan yang semula ramai
dengan lalu lalang manusia dan kendaraan menjadi semakin sepi. Jalan yang
semula terang perlahan menggelap seiring semakin sedikitnya lampu di jalan
kecil ini. Bangunan-bangunan besar semakin jarang digantikan dengan pepohonan.
“Oppaaa, aku takuut.”
“Kau ini vampire, apa
yang kau takutkan?”
“Emm, entahlah. Oppa
tidak akan macam-macam denganku,kan?” Haha, aku tertawa dalam hati mendengar
penuturan Sung Young.
“Macam-macam? A~kita
lihat saja.” Kataku sambil mengeluarkan evil smile. Sung Young langsung menghentikan
langkahnya, membuatku terhenti juga.
“Oppaa…” Aku semakin
ingin tertawa melihat ekspresi Sung Young.
“Hahahaha, santai saja. Jangan
berpikir yang tidak-tidak , jhagi. KKaja!” Kutarik lagi dia agar tetap
mengikutiku.
Nah, ini dia tempat yang
kumaksud. Terpampang jelas di depan kami. Sung Young terheran-heran. Pasti dia
bertanya-tanya kenapa aku membawanya kemari.
“Club? Untuk apa?”
“Ini tempat kerja Jun
hyung. Kau lupa cerita Jung Min tadi?” Kataku sambil menunjuk sebuah papan
bertuliskan DESTINATION. Sung Young mengangguk mengerti.”Tadi sebelum berangkat
ke myeondong, Jun hyung menyuruh kita untuk mampir jika kita sudah selesai belanja.”
Kubimbing Sung Young untuk memasuki club.
Suasana belum terlalu
ramai ternyata. Belum banyak pengunjung, yah karena jam baru menunjukkan pukul
7. Seorang namja langsung menyambut kami, mempersilakan duduk. Kuedarkan pandanganku
mencari Jun hyung tapi nihil, dia tidak ada. Kuputuskan untuk bertanya pada
pelayan tadi.
“Dimana Kim Hyung Jun?
bartender yang bekerja di sini?”
“Hyung Jun-ssi? Oh, dia
mengantar Jung Min, si pelayan baru pulang. Karena tadi Jung Min sempat
bertengkar dengan pelanggan di sini.” Mwo? Jadi Jung Min bekerja di sini. Wah
wah mereka berdua memang tidak terpisahkan, haha.
“Emm, tuan mau pesan
apa?” Akhirnya malah Sung Young yang memutuskan untuk memesan dua blood shake.
Sambil menunggu, aku dan
Sung Young membicarakan banyak hal. Tidak jarang yeoja ini membuatku terpingkal
karena leluconnya. Rasanya sudah lama sekali tidak mersakan yang seperti ini. Sampai-sampai
konsentrasiku pada Sung Young terhenti karena ledakan tawa seorang namja. Aku
seperti pernah mendengar suaranya. OMMONA! O.O yang benar saja!! Namja yang
duduk di pojokan bersama beberapa yeoja dan namja langsung menyita perhatianku.
Dia..Dia vampire yang telah menggigitku, KIM HYUN JOONG! Ternyata dia sudah
kembali. Entah kenapa, dengan melihatnya emosiku langsung memuncak. Kejadian
mengerikan yang telah berlalu kembali terkelebat di otakku. Aku bangkit dari
dudukku, berniat menghampiri namja itu dan menghajarnya karena kekesalanku
waktu itu belum terlampiasankan.
“Oppa mau kemana?”
Kuacuhkan pertanyaan Sung Young. Yang kulakukan hanya berjalan menuju tempat
dimana ada vampire menyebalkan yang telah menggigitku.
Sepertinya vampire itu
tersadar aku mendekatinya, dan dia masih mengenalku. Terlihat dari gelagatnya
yang langsung berdiri, terkejut melihatku, terkejut dengan pertemuan yang tidak
direncanakan ini.
“Young Saeng-ya?”
Ucapnya lirih. Mwo? Dia bahkan sudah mengetahui namaku. Entah, tanganku
langsung mencengkram kerah bajunya. Membuat si vampire meringis menerima
perlakuanku yang tiba-tiba. Tingkahku membuat teman-temannya dan separo
penghuni club memandang kami heran. Sung Young hanya menutup mulutnya,
terkejut. Dia seperti ingin mencegah tapi takut. Sebelum tanganku yang satunya
terayun di wajah pucatnya, Hyun Joong sempat berkata.
“Mianhae, Young Saeng-ya.”
Kalimat itu berhasil mengurung niatku untuk memukulnya. Ada apa ini? Aish~namja
ini. Ah, aku tahu, mungkin air mukanya yang seperti ini membuatku teringat
dengan Kyu hyung, mereka benar-benar mirip. Aku benar-benar menghormati Kyu
hyung karena dia telah banyak membantuku. Jun hyung juga, yah mereka ber3 kakak
adik yang mirip (anggap aja gitu._.v)
Baiklah, sepertinya aku
memang sudah memaafkan vampire ini. Tapi masih sedikit kesal. Kuputuskan untuk
pergi saja dari club ini. Kutarik Sung Young keluar dari club.
“Young Saeng-ya!
Jamkkanman!” Si vampire sepertinya mengejar, tapi aku dan Sung Young melangkah
semakin cepat sampai kami benar-benar keluar dari club.
“Jamkkanman! Jeongmal,
aku sangat menyesal telah menggigitmu. Mianhae.” Kami terhenti, diam, hanya itu
yang kulakukan. Sung Young menatapku dan namja ini bergantian.
“Entahlah.” Kugedikkan
bahu. Hyun Joong melengos kecewa dengan jawabanku.
“Ah, jujur. Aku tidak
ingin menjadi nappeun vampire lagi. Ternyata tidak menyena….HEI! AWASSS!!”
Tiba-tiba sesuatu yang
berat mendorongku dan Sung Young, membuat kami tersungkur di tanah dengan bunyi
bedebam yang keras. Aiish~appo. Sung Young meringis kesakitan, kudekati dia.
“Gwanchanayo?”
“Ne oppa.”
JLEBB!! “ARRGGGGHHH~!”
Kejadian cepat yang terjadi tepat di depan kami membuat syok. Sepotong besi
panjang menembus lengan Hyun Joong, membuat empunya kesakitan. Darah merah
kehitaman mengucur deras dari lengan berotot Hyun Joong. Sung Young menutup
mata ngeri melihatnya. Aku baru sadar kalau tadi Hyun Joong berusaha
menyelamatkan aku dan Sung Young agar tidak terkena besi itu. Perlahan dorongan
untuk menolong Hyun Joong menyusup dalam benakku. Aku tidak tega melihat Hyun
Joong seperti itu, walau aku masih sedikit sebal dengannya. Langsung saja aku
berdiri dan mendekati Hyun Joong yang terduduk sambil memegangi lengan kanannya
yang berdarah. Namun sebelum sampai, sesuatu yang besar dan hitam berkelebat di
depanku, menyambar Hyun Joong yang tengah kesakitan. Membawa Hyun Joong pergi.
“AAA~! Young Saeng,
tolooong!!”
Mwo? Hyun Joong minta
tolong padaku?. Dari kejauhan dapat kulihat dua sosok yang sedang menyeret Hyun
Joong dengan cepat. Dua sosok tinggi dengan jubah hitam menyeramkan. Hyun Joong
terus meronta diantara mereka. Dia terlihat ketakutan.
“Opp..pa..itu..The Red
Falcon.” Tunjuk Sung Young kearah dimana Hyun Joong pergi.
“Huh?” Aku tidak
mengerti.
“The Red Falcon itu
sekelompok vampire jahat yang senang memangsa manusia. Aku tahu dari papan yang
ada di Myeondong tadi.”
“Jinja? Lalu, mereka ingin
apa dari Hyun Joong?”
“Entahlah, oiya..tadi
aku juga sempat baca kalau The Red Falcon juga memburu vampire.”
“Untuk apa??”
“Molla.” Aku termenung
mendengar penuturan Sung Young. Sedikit rasa khawatir pada Hyun Joong
menyelinap dalam benakku. Dorongan untuk menolongnya semakin kuat. Haruskah?
“Oppa, kenapa diam
saja?”
“Hm? Sung Young-ah,
sepertinya kita harus menolong Hyun Joong. KKaja!” Langsung kutarik Sung Young
yang terkejut mendengarku. Kuikuti jejak The Red Falcon sebelum hilang. Di
tengah jalan aku bingung, kenapa aku mau menolong Hyun Joong? Ehm, mungkin
dengan menyelamatkan Hyun Joong, aku bisa sedikit menyenangkan Kyu hyung. Dia
kan sangat menyayangi hyungnya. Apalagi tadi Hyun Joong berkata kalau ingin
berubah. Ah, semoga saja benar.
Jejak The Red Falcon
menghilang saat kami sampai di sebuah rumah kayu tak terawat. Banyak sarang
laba-laba di mana-mana. Tiang penyangganya pun sudah reyot. Kami sanksi kalau
The Red Falcon singgah di tempat ini.
“Oppa…takuutt.” Ucap
Sung Young sambil menggaet lenganku erat.
“Ssstt..diamlah.”
Mengendap-endap kami
berjalan menuju pintu masuk. Semakin dekat,, semakin dekat,
tiba-tiba…kriiieeeek!! Terbuka!! Aku dan Sung Young terkejut dan lansung
bersembunyi di semak yang memang banyak tumbuh di tempat ini. Dua sosok hitam
muncul dari dalam.
“Payah benar si Hyun
Joong, menyebalkan!”
“Dia tidak boleh taubat,
huh!”
Begitu sekiranya
percakapan dua The Red Falcon yang barusan muncul. Bingo, ternyata Hyun Joong
memang di dalam. Setelah dua vampire tadi menghilang di balik pagar, aku dan
Sung Young memutuskan untuk berjalan menuju belakang rumah. Hm, ternyata sepi.
“AAAAAH~!” Kami langsung
terlonjak mendenar sebuah teriakan. Aku dan Sung Young celingak-celinguk
waspada. Fyuh, ternyata teriakan itu berasal dari dalam. Kami berusaha mencari
celah yang cocok untuk mengintip ke dalam.
“Oppa, di sini, look!”
Aigoooo….Itu Hyun Joong!
Tubuhnya yang terus meronta terikat kuat di sebuah kursi kayu. Disekelilingnya
terdapat 4 vampire bertampang menyeramkan, hiiiy. Salah satu vampire berusaha
melepas besi dari lengan Hyun Joong. Tentu saja itu sangat sakit, sudah
sepantasnya Hyun Joong berteriak. Darah kental tak hentinya mengucur. Dari luka
lengan Hyun Joong yang menganga. Aku sangat ngeri melihatnya. Sung Young
daritadi malah memelukku, ketakutan.
“Jhagi-ah! Aku minta
tolong padamu, boleh?”
“Ne?”
“Tolong kau susul Kyu
hyung dan lainnya. Aku akan di sisni mengawasi Hyun Joong dan setiap
gerak-gerik The Red Falcon.” Yah, sepertinya aku memang tidak bisa mengalahkan
The Red Falcon sendirian.
“Ne, baiklah. Apa oppa
tidak apa-apa sendirian di sini?”
“Gwaenchana,
percayalah.” Sung Young terlihat tidak yakin. Rasa khawatir jelas tersirat dari
wajahnya. “Sudah sana pergi.”
“Oppa, berhati-hatilah,
di sini berbahaya.”
“Ne, aku tahu. Kau juga
berhati-hatilah, jhagi.” Sung Young mengangguk, dia mendekatiku sebentar dan
chu~ dia menciumku kilat lalu bergegas pergi melaksanakan perintahku. Ommona!
Masih sempat-sempatnya dia-__-‘ Tapi lumayan laaaah :-d *PLAK*
Setelah beberapa saat
syok dengan kelakuan Sung Young, aku kembali tersadar dan kembali mengintip ke
dalam. Hyun Joong semakin lemas di atas kursi. Mungkin karena darahnya terus
berkurang. Sampai tiba-tiba………
“HOY! SIAPA KAMU?!!
PENYUSUP!!” Aku terkejut karena tertangkap basah oleh sesosok vampire
menyeramkan.
Huaaadoh aku ketahuan, eottokeyo?? Tentu saja
satu-satunya cara menghindari vampire di samping kananku ini dengan
berlari.
“Hana..Dul..Set..!!!” Langsung aku mengambil
langkah seribu, berlari ke sisi kiri rumah, menghindari vampire menyeramkan
yang akan menangkapku.
Hajiman….
“Hahaha, mau kemana lu?” Dua vampire sudah berdiri
di hadapanku, menghalangi jalan kaburku. Ommona! Jujur aku takut. Kalau
jantungku berdetak mungkin kecepatannya 501detakan/detik(?). Ogh, kenapa aku
sial hari ini, pakai acara ketahuan segala, ck. Aku berusaha kabur lagi, tidak
mungkin kalau aku memutar. Dibelakangku sudah berdiri seorang vampire sambil bersedekap
dan mengeluarkan evil smile. Huhuhu, walau aku tahu nihil, tapi kucoba untuk
menembus dua vampire di depanki. Dan sudah kuduga aku gagal. Dua vampire itu
langsung menangkap dan membawaku ke dalam. Aku terus meronta dalam dekapan 2
vampire bau ini. Dan terus berharap agar Sung Young dan yang lainnya cepat
datang.
Ternyata aku dibawa ke sebuah ruangan yang cukup
luas. Hanya saja ruangan ini tidak dirawat dengan baik. Lihatlah sarang
laba-laba yang bertebaran dimana-mana, dan yang paling parah dinding kayunya
sudah banyak yang berjamur. BRUUK! Tubuhku langsung dilempar begitu saja
membuatku terjelungup di lantai yang pastinya tidak empuk. BLAM! Pintu ruangan
ditutup kasar. Ommo, baru kusadari kalau ternyata aku berada dalam satu ruangan
dengan Hyun Joong. Dia masih duduk di kursi yang sama sambil memejamkan mata.
Luka di tangan kanan yang mengeluarkan darah terlihat begitu mengerikan. Saat
tersadar ada orang yang berada di dekatnya, Hyun Joong membuka mata. Terbelalak
melihat kehadiranku.
“Young Saeng-ya.” Ucapnya lirih.
“H..Hyung..Gwaenchanayo?” Entah mengapa aku bisa
memanggilnya hyung. Mungkin karena ak sudah benar-benar memaafkannya. Ditambah
dengan rasa khawatir padanya. Ah, dan dia memang pantas di panggil hyung. Dia
kan lebih tua dariku.
Hyun hyung tidak menjawab pertanyaanku. Yang
dilakukannya hanya menahan rasa sakit sambil memegangi lengannya yang berdarah.
Kudekati Hyun hyung, kupegang lengannya. Dia meringis menahan sakit. Aku
berniat untuk menghentikan pendarahan di lengannya maka kulepas kemeja yang
membalut tubuhku lal kuikatkan pada lengan Hyun hyung yang terluka.
Mudah-mudahan cara ini dapat menghentikan aliran darahnya. Hyun hyung menatapku
takjub, tak percaya dengan yang barusan kulakukan padanya. Senyum ikhlas, hanya
itu tanggapanku. Fyuhh, untung aku masih mengenakan kaos. Kalu tidak pasti aku
sudah bertelanjang dada dan kedinginan. Tiba-tiba kami mendengar suara
langkah-langkah kaki mendekat. BRAAKK! Pintu dibuka kasar.
“Wah, wah, ternyata korbanmu malah menolongmu Hyun
Joong-ah.” Hyun hyung hanya menatap vampire mengerikan itu dengan tatapan
sengit. Aku ikut menatap sengit kearahnya. Dan hanya ditanggapinya dengan
seringaian, memamerkan taringnya yang begitu panjang dan sangat tajam. Aku
menerka, sepertinya vampire inilah bos dari perkumpulan vampire ‘nggak jelas’
ini, The Red Falcon.
“Kalu tidak salah namamu Young Saeng, ya?
Hmm..kenapa kau mau menolong vampire yang bahkan sudah menggigitmu heuh?”
Tanyanya.
“Memang kenapa? Masalah??”
“Hahahaha…Justru ini akan menjadi masalah untukmu.
Dengan sangat terpaksa dan senang hati aku akan membunuhmu bersama dia.” Glek,
apa yang dia katakan? Aigoooo…Kyu hyuuuung ppaliya! Cepat datang!
Boss vampire itu lalu mengambil sesuatu yang
sepertinya minyak tanah. Astaga, dia akan membakarku dan Hyun hyung. Dia
bersiap mengguyurkan wadah berisi minyak tanah itu…….
“Jamkkanman! Kenapa kau mau membunuh Hyun hyung??”
Aku harus melontarkan beberapa pertanyaan agar vampire ini mengulur waktu
kematian kami dan memberi peluang bagi Kyu hyung dan yang lainnya untuk
menyelamatkan kami.
“Wae? Apa aku perlu menjawabnya?”
“Euhh, tentu saja. Aku tidak mau mati penasaran.”
Berhasil, dia meletakkan kembali wadahnya.
“Kau pasti tahu Hyun Joong adalah anggota dari The
Red Falcon?” Aku hanya mengangguk. “Hahahaha, dia padahal sudah mengucapkan
janji untuk setia…Tapi ternyata dia malah berpikir utnuk taubat dan keluar dari
The Red Fakcon. BABO!! Tentu saja itu tidak akan bisa. Dan dia harus tanggung
akibat yang sebenarnya dia sudah mengetahuinya, BUAHAHAHA!”
Dia menghentikan ceritanya kemudian mengambil
minyaknya lagi. Kali ini benar-benar akan menyiramkannya pada kami.
Namun...BLUGGH! Wadah minyak itu terlontar ke pojok ruangan dan menumpahkan
semua isinya. YAA! Itu Kyu hyung yang melemparkan batu kearah wadah itu.
Vampire itu sangat terkejut dan geram. Dia langsung berbalik menatap Kyu hyung
dengan tatapan membunuh. Namun Kyu hyung malah terlihat sangat santai.
“Hyaa! Kemana bocah-ocahku!! Siapa kamu
ha???...Aaah aku tahu. Kau salah satu dari vampire hunter, kan?”
“Bingo!” Kyu hyung tersenyum dan langsung mengambil
pedang panjang di pinggangnya. Waow, aku seperti melihat film action live,
hehe. Dengan heboh Kyu hyung dan si vampire bertarung. Aku ingin terlibat dalam
perkelahian ini tapi Kyu hyung malah menyuruhku untuk membawa Hyun hyung pergi.
Aku turuti saja perintahnya. Kubimbing Hyun hyung menuju pintu keluar.
Ommona! Ternyata di ruang utama lebih heboh dari
yang di dalam. Vampire yang sepertinya teman Kyu hyung (kira-kira 5 orang)
tengah bertarung melawan anak buah boss the red falcon yang ternyata tak pernah
kubayangkan jumlahnya, sangat banyak. Woow, bahkan Jung Min dan Jun hyung ikut
andil dalam permainan ini. AIGOOOO…..Sung Young juga??? Aku tak percaya
melihatnya. Aku tahu dia ingin membantu, tapi ini kan berbahaya. Tapi kuakui
dia cukup lincah dalam memainkan pedang di tangannya melawan the red falcon
yang tubuhnya 2 kali tubuhnya. Kurasa aku tidak pernah mengajarinya berkelahi,
tapi bagaimana dia bisa seperti itu, yah??
Baru sebentar aku melihat pemandangan ini tiba-tiba
suatu kejadian di depanku sungguh membuatku syock.
“AAA!!!~” Sung Young tertusuk pedang di kakinya.
Seorang vampire yang terlentang di lantai berhasil menancapkan pedang di betis
Sung Young. Perlahan darah merah kehitaman merembes keluar dari celana jeans
yang di pakai Sung Young. Aku sangat marah pada vampire yang telah melukai nae
yeoja.
“Tolong saja yeojachingumu, aku di sini sebentar
tidak apa-apa.” Kata Hyun hyung yang sedari tadi kurangkul. Sebenarnya aku
khawatir hyun hyung kenapa-napa, tapi karena Hyun hyung malah memaksaku,
akhirnya aku berlari kearah Sung Young yang hampir roboh.
“Jhagiya~” Kupeluk Sung Young yang nyaris jatuh.
“Op..paa…” Rintihnya menahan sakit. Kulihat pedang
itu masih menancap di kakinya. Segera kucabut pedang itu. “AGGGHH~OP…PAAA!1
Appoo…” Teriaknya kencang. Pedang itu langsung ku tancapkan pada dada si
vampire sialan yang menusuk Sung Young. Bersamaan dengan tidak bergerak lagi
vampire yang kutusuk, berakhirlah pentempuran ini. Kyu hyung pun sudah
keluar dari ruangan dengan berlumuran darah. Ahh, tapi ternyata itu darah
vampire yang di lawannya. Teman-teman Kyu hyung segera meringkus semua vampire
yang sudah tidak berdaya. Membawanya pergi entah kemana.
Kyu hyung dan Jun hyung langsung berlari menuju Hyun
hyung yang tengah tertduduk sambil memegangi lengannya. Mereka bertiga
berpelukan. Ah, aku sangat senang melihat pemandangan ini. Triple Kim sudah
berkumpul lagi. Entah apa yang mereka bicarakan saat ini, tapi dapat kulihat
mereka benar-benar gembira bisa berkumpul lagi. Di tengah kesakitannya, Sung
Young masih bisa tersenyum melihat pemandangan di depannya.
“Aku senang melihat mereka bertiga berkumpul lagi
oppa.” Kata Sung Young sambil menyandarkan kepalanya di dadaku.
“Ne, jhagi..”
“Ehem, boleh aku bergabung dengan kalian?” Kata
Jung Min yang entah sejak kapan sudah berada di belakangku dan Sung Young, “Aku
tidak mungkin bergabung dengan mereka bertiga, jadi aku dengan kalian berdua
saja, hehe.” Lanjutnya. Hahahaha aku terkekeh mendengar Jung Min berkata
seperti itu.
“Ommona Sung Young-ya, kakimu kenapa? Harus segera
diobati, nih.” Komentar Jung Min begitu melihat kaki Sung Young yang berdarah.
“Ne oppa, ayo kita pulang.”
“Ky..Kyu hyung..ayo kita pulang?” Kataku.
Sebenarnya aku tidak enak merusak obrolan triple kim.
“Ah, iya kau benar. Kkaja.”
*501*
Tiga hari sudah berlalu semenjak perang kecil itu.
Hyun hyung sudah benar-benar taubat, menjadi vampire yang sangat baik. Dia
bahkan awalnya sempat berlutut di hadapan Kyu hyung dan Jun hyung, merasa
menyesal atas yang selama ini ia perbuat baik saat menjadi manusia atau menjadi
vampire. Bahkan, dia juga berlutut di hadapanku. Yah, aku tahu dia sangat
menyesal telah menggigitku. Tapi tidak enak juga kalau dia harus meminta maaf
dengan cara begitu. Bagaimanapun aku lebih muda darinya. Dan yang paling
membuatku senang adalah kedekatan dan kekompakan Kyu hyung dan Hyun hyung.
Mereka sudah seperti pasangan sesungguhnya, hahaha.
Malam ini bulan terlihat begitu dekat. Bulat
sempurna dan bercahaya terang. Ah, indahnya bulan purnama. Kini aku sedang
duduk di dahan sebuah pohon yang tinggi di atas bukit. Mencoba melihat bulan
lebih jelas. Dan dari sini dapat kulihat pemandangan indah di bawah sana. Kota
seoul pada malam hari terlihat begitu indah.
Angin malam terus berdesir, membelai-belai rambut
pirangku. Rasanya begitu dingin, namun karena ada seseorang yang aku cintai di
sampingku, hawa malam tidak terasa dingin lagi, bahkan sangat hangat. Tapi
angin malam tidak menyerah untuk membuatku dingin, terus berdesir semakin
cepat. Maka kueratkan tanganku pada pinggang yeoja di sampingku.
“Oppa, jangan erat-erat.” Protes Sung Young.
“Mwo? Ah..mianhae, hehe. Oh, ya jhagi, apa kakimu
masih sakit?” Kusentuh betisnya yang terbalut perban.
“Anni oppa. Kan yang ngobatin Young Saeng oppa,
jadinya cepat sembuh^_^”
“Begitukah? Hahaha, bisa saja kamu.”
“Hahahaha.” Sung Young ikut tertawa. Lihatlah tawa
lepasnya terlihat begitu manis. Yaa, kenapa dia sangat manis>,
“Sung Young-ah?”
“Ne, oppa?” Kutatap lekat matanya. Sekarang aku
berniat untuk mendekati wajahnya. Sung Young seperti tahu apa yan akan
kulakukan. Semburat merah tampak jelas di pipinya. Dia malu? Haha. Tapi sebelum
aku menjangkau wajah Sung Young…..
“Yaaa! Kalian!? Turunlah!” Teriak seseorang yang
sangat kukenal dari bawah sana. Aish~merusak kesempatanku saja>
Dan benar saja, kudapat Hyun hyung sudah berdiri
tepat di bawah pohon yang aku dan Sung Young tempati. Ah, ternyata dia bersama
Jung Min.
“Ada apa, hyung?” Tanyaku datar. Jujur aku menjadi
kesal dengannya.
“Ehehehehe, maaf ya mengganggu kalian. Hanya saja
aku ingin minta bantuanmu, Saeng.”
“Mwo?”
“Ayo ikut aku.” Aku menatap Sung Young seolah
meminta izin. Dan Sung Young hanya mengangguk.
“Tenang, hyung. Sung Young ikut aku. Kkaja, Sung
Young-ya.” Hah? Sebenarnya mau apa sih mereka ini. Aku tidak mengerti-_-a Tapi
toh kuturuti saja. Sung Young juga hanya menurut.
Akhirnya, kuikuti kemana Hyun hyung pergi. Ternyata
dia membawaku pulang. Tapi entah kenapa dia membawaku kedalam lewat pintu
belakang. Lalu aku disuruhnya ikut ke kamarnya dan Kyu hyung. Aku terus
bertanya-tanya dalam hati.
“Hyung, memang apa yang bisa aku bantu untukmu?”
Dia menatapku sejenak. Kemudian dia berjalan menuju almari dan mengobrak-abrik
isinya, mencari sesuatu.
“Ah, ini dia. Saeng, aku ingin kau memakai ini.”
“Hah? Kenapa aku?” Pakaian. Sebuah jas hitam
disertai kemeja putih dan celana panjang hitam sudah ada di tanganku. Serta
sepasang sepatu hitam. Apa maksudnya?
“Anni, ini sebenarnya untuk temanku. Kupikir
badanmu sama dengan badan temanku. Jadi, aku ingin kau mencobanya. Ayolah pakai
saja.” Aku manggut-manggut mengerti. Jadi hanya untuk ini dia menggangguku dan
Sung Young tadi. Ah, tapi tidak apalah. Kuturuti saja apa kemauan Hyun hyung.
“Saeng, kenapa waktu itu kau mau menolongku?” Tanya
Hyun hyung yang berdiri di belakangku, membuatku menghentikan aktivitas
mengancingkan kemeja.
“Ya karena aku ingin, hyung.” Kulanjutkan lagi
mengancingkan kemeja yang tinggal 3 kancing.
“Kenapa kau ingin?” Aku berbalik kearahnya sambil
tersenyum.
“Karena kamu adalah hyungku, Kyu dan Jun hyung.”
Hyun hyung terdiam sejenak. Kemudian tersenyum puas atas jawabanku. Dia
mendekatiku dan langsung memelukku. Sontan wajahku merah padam dipeluknya. Yaa,
aku tidak biasa dipeluk namja.
“Ah, Saeng. Aku tidak salah menggigitmu. Kau
sungguh…luar biasa.”
“Hey, kau tidak bisa berbicara seperti itu hyung.”
Kulepaskan pelukannya dengan sedikit mendorongnya. Aku pura-pura kesal atas
uccapannya.
“Ahahaha Young Saeng. Aku hanya bercanda.” Ujarnya
sambil mengacak-acak rambutku. Yak! Aku bukan anak kecil>,< Huh, Hyun
Hyung ini.
“Nah, sekarang cepat pakai jas dan sepatunya.”
Selesai aku memakai jas dan sepatu, Hyun hyung
langsung menarikku. Memaksaku untuk mengikutinya. Hey, hey, hey, mau dibawa
kemana lagi??? Seenaknya saja dia.
OMMONA!
Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat saat
ini. Begitu pintu depan terbuka, semerbak bau bunga langsung menusuk hidung.
Kerlap-kerlip hiasan yang tergantung di pohon-pohon benar-benar indah di mata.
Apa ini artinya? Siapa yang merencanakan ini? Belum sempat aku mengatasi
kekaguman dan keterkejutankau, aku sudah ditarik lagi. Tapi kali ini ditarik
Kyu hyung yang berpakaian lebih rapi dari biasanya. Aku dibawanya ke tengah
sebuah panggung kecil di tengah halaman yang sepertinya aku tidak mengenalinya
lagi sebagai halaman rumah.
Ternyata dari sini semuanya terlihat begitu jelas.
Bunga, Pita, serta hiasan lain telah rapi ditata sedemikian rupa, serba putih
dan merah. Di sisi-sisi halaman telah tertata hidangan lezat yang banyak di
atas meja. Bahkan satu yang menarik perhatianku. Sebuah kue yang tinggi dan
besar. Dan tentunya terlhat lezat. Ah, sepertinya aku tahu artinya ini….
Pernikahan….
Hyun hyung telah membohongiku. Dia menyuruhku memakai
pakaian mewah ini karena ini. Yah, karena aku akan menikah. Kutatap satu
persatu ketiga hyungku yang sudah berjajar di depanku sambil cengar-cengir.
“Wae…Kenapa kalian melakukan ini?” Tanyaku berusaha
menahan air mata yang akan jatuh. God, aku sangat berterimakasih telah
dipertemukan dengan vampire-vampire yang baik seperti mereka.
“Ya karena kami ingin, Saeng.” Ucap Hyun hyung
mengembalikan kata-kataku yang tadi.
“Kenapa kalian ingin?” Oh, jebal. Aku sudah tidak
bisa menahan air mata bahagiaku.
“Karena kamu adalah adikku, Kyu, dan Hyung Jun.”
Lanjut Hyun hyung dibarengi anggukan dari Kyu hyung dan Jun hyung. Tuh, kan,
Hyun hyung benar-benar mengcopy paste kalimatku, dasar.
“Hahaha, sudahlah Saeng jangan menangis. Ah,
sepertinya rambutmu harus disisir. Acak-acakan sekali, ck.” Komentar Kyu hyung
sambil menyisir rambutku. Huh, ini kan hasil perbuatan Hyun hyung tadi yang
mengacak-acak rambutku.
Beberapa menit kemudian kulihat 2 orang tengah
berjalan menuju kesini. Aku sepertinya tahu siapa mereka. Yah, mereka Jung Min
dan Sung Young. Ommona! Sung Young….Aku seperti melihat bidadari vampire(?)
hehe. Dia sungguh cantik dengan gaun putih yang membalut tubuhnya. Ditambah
dengan beberapa aksesori warna merah yang semakin memepercantik dirinya yang
memang sudah cantik *lebay*. Tak lupa seikat bunga mawar merah dan putih berada
di genggamannya. Wow, aku tertegun.
Sung Young tersenyum saat berada tepat di samping
kiriku. Aku juga tersenyum membalasnya. Ah, tidak menyangka kalau pada akhirnya
kami akan menikah juga. Menggantikan pernikahan kami yang tertunda saat menjadi
manusia. Yah, walau tidak semeriah yang kami bayangkan, tapi ini cukup.
Benar-benar cukup.
Dengan bantuan Kyu hyung, kami melaksanakan upacara
pemberkatan. Setelah mengucap janji suci satu sama lain kami menyematkan cincin
dijari masing-masing dibantu oleh pasangan. Aku tidak menyangka, cincin ini
sama persis dengan cincin yang aku dan Sung Young beli yang rencananya akan
kami gunakan saat upaca pernikahan. Semua bertepuk tangan saat cincin sudah
melingkar di jari kami berdua. Kulihat Sung Young terus tersenyum sedari tadi.
Aku tahu dia pasti sangat bahagia, sama seperti yang aku rasakan.
“Nah, sekarang kalian boleh berciuman, hehe.” Kata
Kyu hyung diiringi sorakan dari yang lainnya. Haduh, benar-benar berhasil
membuatku malu. Aku tidak yakin akan melakukannya. Setidaknya tidak untuk saat
ini dan disini. Aish~
“Ppaliya! Anggap saja ini gantinya yang tadi Young
Saeng-ah, kekekeke.” Celoteh Hyun hyung. Huaa, aku ingin menjambak rambutnya. Tapi
tentu saja tidak mungkin-___-“
Tanpa aku duga sebelumnya, Sung Young dengan cepat
menarik kepalaku, menatapku sejenak sambil tersenyum lalu…menciumku…
OMMONA~
~End of Young Saeng’s story~
Fyuh..Selesai juga ceritaku. Eottokeyo? Baguskah?
Hehehe :P
Perasaan dulu aku bilangnya hanya akan bercerita tentang
awalnya aku menjadi vampire, kenapa malah jadi sampai sini, ya? Hehehe. Tidak
apa-apa kan?
Oh iya, ternyata yang merencanakan pernikahanku
adalah Hyun Joong hyung. Karena dia merasa bersalah telah membuatku gagal
menikah dengan Sung Young. Jadi, yah, dia menggantinya dengan cara seperti
itu.^__^Ternyata dia sangat baik. Sama seperti adik-adiknya.
Nah, sekian dariku. Ah, satu lagi. Bantuin author
promosi, jangan lupa like n comment yah :P ANNYEONGHI...
*501*
Epilog
BLAM! Kututup pintu mobilku kasar.
Apa-apaan sms tadi!! Tidak mungkin nae yeojachingu, Jung Sae Rin
selingkuh dengan namja lain. Aishi~tidak mungkin!!!
Kulajukan mobilku dengan kecepatan
super. Aku harus mengecek yang sebenarnya. Jika SaeRin benar selingkuh, awas
saja!!!
Ciiiiittt….Mobilku berhenti mendadak
begitu kulihat pemandangan memuakkan terpampang jelas. What the hell! Jung Sae
Rin tengah berciuman dengan namja lain di pinggir jalan. ASTAGA!! Ini
keterlaluan! Akan kuhabisi namja itu. Dengan segenap amarah yang memuncak aku
berjalan kearah pasangan tak tau malu itu. Saat mereka sadar aku mendekat,
mereka menghentikan semua aktivitas memuakkan yang mereka lakukan. Kutarik
namja yang bersama Sae Rin lalu dengan segenap dendam kupukul dia.
BUGGGHH!! Namja itu tersungkur di tanah.
“Oppa!! Apa yang kau lakukan, hah?!”
Bentak SaeRin.
“Harusnya aku yang bertanya! Apa yang
kau lakukan dengan namja brengsek itu, hah?!”
“Hahahaha, kau babo oppa!!” MWOYA!!? Apa
yang dia katakan?? Naega babo?!!
Belum sempat aku menjawab, sepasang
tangan telah mengunci tanganku dari belakang. Hyaaa! Apa-apaan ini?!! Hah,
ternyata namja tadi. Aku berusaha melepaskan dari kunciannya, tapi entah kenapa
sangat kuat. Seperti aku sedang dirantai. Lalu Sae Rin mendekatiku, dibelainya
wajahku. Kugelengkan kepalaku untuk menghindari tangan kotornya. Dia
mendekatkan wajahnya padaku, dan berbisik.
“Apa oppa selama ini tidak menyadari
kalau aku ini vampire, heum??” Kubulatkan mataku, terkejut.
“Hahahaha, lelucon konyol Sae Rin!!!”
“Neon jeongmal babo, Kim Hyun Joong.”
CRASHHH!!! Sesuatu yang tajam merobek
kulit leherku tiba-tiba.
“AAAAAAAARRRRRGGGHH!!!~”
Related Posts :
- Back to Home »
- 15+ , Brothership , Fantasy , Heo Young Saeng , Kim Hyun Joong , Kim Hyung Jun , Kim Kyu Jong , Park Jung Min , Romance , SS501 , Young Couple »
- zuSaeng501 | RED WORLD | Vampires World