Posted by : Zusli zuSaeng Triple'S
Monday, May 5, 2014
Details:
Title
: Devil and His Angel Heart
Author :
Zusli aka Shin Sung Young
Genre
: Schoolship, Fantasy, Lifestyle
Category : 15+
Casts:
-
Heo Young Saeng
-
Shin Sung Young
-
Other SS501’s personnels
-
Others
Thanks to God, casts, and readers..
Happy Reading^^
©2012 zuSaeng501
*501*
Hell.
Monday, 00.00 HST (Hell Standard Time)
Huh, akhirnya aku bisa menyusup dan
keluar dari ruang pertemuan. Malas sekali rasanya mengikuti Devil meeting,
mendingan jalan-jalan, kan? Menghirup udara panas neraka yang khas. Selain itu
juga bisa bebas bermain atau makan-makan. Daripada di ruangan pertemuan yg
penuh sesak dengan devil berbagai rupa, aku pasti bisa mati bosan mendengarkan
segala bahasan tentang cara-cara menyesatkan manusia. Sooo bored.
Ah, sebenarnya rencana kaburku juga
karena hal lain. Tidak mau mendengarkan bahasan itu karena aku tidak mau
menyesatkan manusia. Menyesatkan manusia? Bukankah itu perbuatan yang sangat
buruk? Noumu nappeun!(very bad). Ya, ya, aku memang devil yang aneh. Aku tidak
suka menjalankan hal-hal buruk seperti menyesatkan manusia walau sebenarnya
takdirku untuk hal itu. Tapi aku malah lebih suka menolong mereka, hmm…bukankah
itu sangat mulia? Kadang aku berpikir, kenapa aku bisa diciptakan menjadi devil
bukan angel, huh? Tapi inilah nasibku, sosok devil berhati malaikat, hohoho.
Tidak kupedulikan semua olokan dan teguran dari teman-teman dan keluarga. Aku
senang seperti ini, menjadi devil yang baik.
“Tolong!! Ah…”
Mwo? Suara minta tolong siapa itu
tadi? Ommo! Bukankah itu angel? Kok bisa ampai di sini? Ini neraka! Dia bisa
terbakar. Oh, angel yang malang. Dia terikat di tiang yang dibawahnya sudah
terhampar lubang berisi api berkobar yang siap melalap tubuh indahnya. Gawat!
Tiang itu ternyata rapuh, perlahan semakin merunduk menahan beban si angel.
Oke, sekarang waktunya menjadi pahlawan, menolong angel cantik itu.
“Kyaaa!!”
Hup! Untung saja aku cepat
menangkapnya sebelum dia masuk ke lubang itu. Jantungku berdebar cepat,
ini…ini…bukankah angel ini adalah Sung Young? Jujur, sudah lama aku menyimpan
perasaan pada angel ini. Yah, walau semua angel itu sangat cantik,
tapi…menurutku Sung Young berbeda, entah apa itu. Aku tidak mengerti dengan
perasaanku, tapi aku sungguh menyukainya. Hanya saja, bukankah devil tidak
boleh menikah atau berhubungan dengan angel? Mereka bisa dimusnahkan oleh
kelompok masing-masing, huf.
“Kau…Kau menyelamatkanku?
Dia tampak terkejut mendapati akulah
yang saat ini memeluknya, bukan, lebih tepatnya menyelamatkannya, ck sosok
devil yang menyeramkan. ANNIEYO. Aku tidak menyeramkan, kok. Bahkan aku sangat
tampan dan banyak digemari oleh devil-devil yeoja. Hanya saja karena kebaikanku
kepada semua makhluk membuat mereka tidak mau mendekatiku, haha.
“Ne, aku yang menyelamatkanmu.”
Kulihat Sung Young berusaha menjaga jarak.
“Waeyo? Bukankah semua devil ingin
membunuhku? Membunuh angel?”
“ANIEYO! Aku tidak seperti itu. Aku
devil yang baik.”
Oke, itu memang pernyataan bodoh
bagi telinga angel. Mana mungkin sosok devil berhati baik. Sung Young hanya
tersenyum getir, aku yakin dia tidak percaya pada kata-kataku tadi. Bukankah
devil selalu berbohong? Haduuh, tapi aku tadi berkata yang sebenarnya.
“Ommo! Aku harus pergi. Gamshamnida
sudah menolongku.”
Hell! Baru kali ini aku melihat
senyuman Sung Young yang begitu manis. Astaga, aku ingin meleleh. Terus kutatap
kepergian Sung Young, menatap sayap indahnya yang mengepak ketika terbang.
Saking terpesonanya aku tidak tahu kalau ada 2 devil lain yang datang. Pantas
saja Sung Young buru-buru pergi. Aigo, 2 devil itu benar-benar mengganggu
mommentku dan Sung Young. Siapa tahu kan saking berterimakasihnya, Sung Young
bisa saja menciumku. Oh, itu menyenangkan. Aish, apa sih yang kupikirkan.
Ternyata sifat alamiku tidak hilang, ckck.
“Aish! Kau lagi? Sekali-sekali
jangan ikut campur kenapa, sih? Aku sudah muak melihat sifat manismu itu.”
Sosok devil ini, ck kuakui
benar-benar mengagumkan. Badan tinggi, besar, tegap, berotot, bertanduk besar,
dan yang pastinya sangat kejam. Benar-benar perpaduan yang sempurna devil yang
satu ini. Tak ayal, banyak sekali penggemarnya. Bisa dilihat dari tanduknya
yang besar dan panjang melengkung, dia adalah sunbae(senior). Ah, lebih
tepatnya dia hyungku.
“Kapan kau akan menjadi devil yang
sesungguhnya, hah?! Membantai dan menyesatkan makhluk lain?! Devil payah kau!”
Kuakui devil yang bersama hyungku
ini juga tampan dan kejam. Tapi tingkatannya masih di bawah hyungku yang sudah
sangat senior. Hanya saja, aku agak aneh melihat wajahnya yang seperti kuda,
hehe. Kuyakin devil ini teman hyungku.
Tiba-tiba kurasakan tanduk kecilku
mereka cengkram kuat-kuat dan menyeretku. Aku tahu, aku akan dibawa ke tempat
appa(dad). Aku tahu karena ini bukan untuk yang pertama kali. Akan kuceritakan,
ssstt..tapi jangan bilang-bilang, ne? Appaku adalah penguasa di neraka ini,
devil yang sudah benar-benar memiliki nama besar, devil paling ganas dan kejam.
Ish, aku tidak pernah bangga pada tahtanya, itu malah seperti aib. Bukan bukan,
sebenarnya akulah aib di sini, di neraka ini. Devil keturunan penguasa neraka
bisa sangat lemah lembut, memiliki hati yang lain dari devil lainnya. Yah, tapi
ITULAH AKU.
Oiya, aku lupa memperkenalkan diri.
Jonenun Young Saeng imnida. Umur? Entahlah mungkin ribuan tahun. Eits, tapi
wajahku masih seperti manusia-manusia berumur 20an, loh. Tampan dan tampan
pokoknya, hehe. Alamat rumahku di neraka ke 7. Adakah yang mau mampir? Nanti
aku jamu dengan masakan khas neraka, deh.
Tadi
sudah kuceritakan, appaku adalah raja di sini. Aku mempunyai hyung yang tadi
sempat membentakku, namanya Hyun Joong. Sebenarnya masih ada adikku, Hyung Jun.
Lebih tepatnya adik angkatku, tapi dia jarang sekali berada di neraka. Kerjanya
berkeliaran kesana-kemari, menggoda makhluk-makhluk lain terutama manusia.
Kecil-kecil dia sudah menjadi senior hebat, ck. Tidak kecil ding, badannya saja
seperti hyungku, berotot. Lalu, bagaimana dengan eommaku? Belum lama ini
kuketahui ternyata eomma adalah sesosok angel, hebat bukan? Awalnya aku tidak
menyangka semua ini tapi jika dipikir-pikir ini masuk akal. Mungkin sifat baik
hatiku berasal dari eomma. Sayangnya, eomma sudah musnah. Yah, dia dimusnahkan
oleh para angel karena ketahuan berhubungan dengan devil. Huhu eommaa~
“Kau membuat masalah lagi?!” Bentak
Appa begitu kami sampai di hadapan beliau yang tengah duduk di kursi tahtanya.
Appa benar-benar sosok yang mengagumkan sekaligus menyeramkan.
“Ne, Appa! Si payah ini menolong
angel buruanku, huh aku kan jadi gagal membunuh si cantik itu.”
See! Mata Appa langsung menyala
merah mengerikan, plus melotot. Aku tahu dia sangat marah sekarang. Tapi apa
peduliku, sudah biasa aku menerima berbagai hukuman dari Appa. Yang paling
parah mungkin saat dikurung di black hole bau selama 3 hari, ck. Jadi, apa
hukumanku sekarang? Aku tidak sabar.
“Ini sudah yang kesekian kalinya!
Kau ini devil, bukan angel?! Kapan kau akan seperti hyungmu atau dongsaengmu,
hah?!”
“Bukankah eomma adalah angel?!
Aku__”
Plak! Apa ini? Tongkat besi yang
selalu dibawa Appa tiba-tiba mendarat di kepalaku. Aish, appo. Tega sekali
devil tua ini memukul anaknya. Ya ya harusnya aku tahu Appa memang devil yang
sangat kejam, bahkan kepada anaknya.
“Kau harus belajar seperti hyungmu!!
Terimalah hukumanku!!”
Tiba-tiba lantai yang aku pijak
bergetar hebat, seperti gempa bumi bersamaan dengan Appa yang mengetukkan ujung
tongkat ke lantai. Hyun Joong hyung dan temannya bergegas menepi, merapat ke
tembok. Aku…aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Menepi? TERLAMBAT!
Lantai yang tepat di bawahku langsung runtuh membentuk lubang kecil namun cukup
untuk membuatku terperosok ke dalam. Tanpa bisa dicegah tubuhku bagai melayang,
pasrah mengikuti arus lubang yang semakin ke bawah rasanya semakin dingin.
Entah sekarang atau nantinya aku akan dibawa kemana. Semuanya masih
samar-samar, gelap, dan kenapa ini sangat melelahkan? Tubuhku rasanya tidak
berdaya lagi semakin tubuhku terdorong ke bawah. Dan akhirnya mataku terpejam, tertidur
di perjalanan panjang ini.
***
Earth.
Friday, 16.00 KST (Korean Standard Time)
Sung Young, Sung Young, dan Sung
Young. Ah, angel itu yang selalu muncul dalam benakku. Yeoja yang sangat
mengagumkan menurutku. Kapan ya aku bisa dekat dengannya? Atau paling tidak
mengutarakan perasaanku padanya? Masa bodoh dengan aturan yang tidak
memperbolehkan sesosok devil bersama dengan angel. Paling juga pernyataan
cintaku tidak digubris oleh angel itu.
Kurasakan sentuhan-sentuhan kecil
menggelitik pinggangku. Apa ini? Entahlah aku tidak tahu. Mataku masih sibuk
terpejam, merasakan duniaku sendiri. Yah, walau aku sudah tersadar tapi enggan
mata ini untuk terbuka. Tubuhku rasanya remuk semua saat dalam perjalanan
panjang yang entah memakan waktu berapa lama. Semakin lama sentuhan itu semakin
terasa keras, bahkan menyakitkan. Aish, siapa sih yang mengganggu tidurku? Apa
boleh buat, aku harus membuka mata untuk melihat pelakunya.
“Ah, kau masih hidup rupanya.”
Kukerjapkan mata mencoba meyakinkan.
Orang ini, ah yeoja yang menunduk di atasku ini bukankah Sung Young? BENAR! Dia
mirip sekali dengan Sung Young. Hanya saja, kapan yeoja itu mengecat rambutnya
menjadi hitam? Setahuku angel itu memiliki rambut pirang.
Dengan sekuat tenaga aku berusaha
duduk dari posisiku yang terlentang. Aigo, ternyata sedari tadi atau entah sedari
kapan aku hanya tidur terlentang di tanah yang keras. Pantas saja tubuhku sakit
semua. Yeoja yang ternyata tadi menendang-nendang pinggangku hanya berdiri,
bersandar pada sebuah pohon sambil mendengarkan lagu dari headphonenya. Matanya
awas menelisikku dari atas ke bawah, memperhatikan dengan seksama siapakah
diriku ini. Gawat! Apa saat ini aku bertelanjang dada? Ternyata aku sudah
berpakaian lengkap! Aigoo darimana datangnya pakaian ini? Seingatku aku tidak
pernah ganti baju.
“Kau? Apa yang terjadi sampai tidur
di tanah? Kupikir kau ini sudah mati.”
Aku belum menjawab, yang kulakukan
hanya memperhatikan yeoja yang sedang berdiri di depanku ini. Rambutnya hitam
panjang diikat asal, wajahnya kotor dan ada lukanya, seperti habis
berguling-guling di tanah. Seragam sekolahnya sangat lusuh dan kotor. Ck, yeoja
ini sekilas sangat berbeda dengan Sung Young, tapi…jika kau perhatikan, dia
sangat mirip hanya penampilan saja yang membedakan.
“Geurae(all right) geuare, ini bukan
urusan__” Dia hendak pergi.
“Neo? Apa namamu Sung Young?”
Yeoja itu menghentikan langkahnya,
berbalik lagi menatap kearahku heran, lalu melepas headphonenya.
“Bagaimana kau tahu? Apa kita saling
kenal? Aku rasa aku tidak tahu siapa kau ini. Siapa namamu?”
Ommo. Bisa tidak sih yeoja ini
bertanya satu per satu. Oke, aku akan menjawab semuanya.
“Joneun Young Saeng imnida.
Hmm..Mungkin kita memang tidak saling kenal. Ah, aku hanya salah orang karena
kau sangat mirip dengan temanku jadi kupikir kau ini dia, dan kebetulan nama
kalian sama.”
Tampaknya yeoja itu tidak tertarik
dengan pembicaraanku. Jadi, dia kembali memasang headphonenya dan bersiap
meninggalkanku yang terpaku, kebingunan, apa yang harus kulakukan? Saat ini aku
yakin sudah tidak berada di neraka. Tempat ini lebih sejuk dari neraka, bahkan
banyak tumbuhan di sini. Ne, ini bumi. Aku terdampar di negeri manusia.
Sepertinya aku tahu, Appa menghukumku dengan cara mengasingkanku di bumi. Benar-benar
jahat, kan? Lalu apa yang harus kulakukan? Aku tidak kenal siapapun di negeri
ini.
“Sung..Sung Young-shi,
jamkkanman!(wait)” Aku pikir yeoja ini bisa membantu.
“Ne? Waeyo?”
“Aku…Aku merasa asing dengan tempat
ini. Mungkin aku tersesat setelah mengalami perjalanan yang jauh dan
melelahkan.”
“Lalu?”
Aigo, apa yang harus kukatakan?
Yeoja ini benar-benar tidak peka dengan maksudku.
“Apa kau bisa membantuku?”
“Anieyo. Aku saja tidak mengenalmu.”
GOOD! Benar-benar yeoja yang baik.
Apa semua manusia seperti itu? Oke, hilang sudah kesempatanku untuk mendapat
teman yang mungkin bisa membantuku hidup di negeri yang tidak kumengerti ini.
Aku hanya bisa memandang lesu kepergian yeoja bernama Sung Young, sedetik aku
sedikit berharap dirinya sangat baik seperti angel pada umumnya. Baru kusadari,
benar-benar yakin kalau dia bukan Sung Young si angel yang selama ini kukagumi.
Mereka berbeda 100%.
“Kyaa!!”
Yeoja yang perlahan kubuntuti itu
tiba-tiba menjerit keras sambil melopat-lompat dan bertingkah tidak jelas. Hah?
Apa dia sinting? Apa yang dilakukannya? Rok kotak-kotaknya dikibas-kibaskan
tidak jelas. Dari ekspresinya bisa kutebak dia begitu ketakutan. Tidak ada pilihan
lain, karena penasaran akhirnya kudekati dia.
Aah, ternyata ada sesuatu yang
menempel pada rok coklatnya. Seekor binatang kecil yang lucu berwarna hijau.
Jika dtempatku, binatang seperti ini sudah menjadi santapan nikmat. Makhluk ini
benar-benar menggemaskan. Kadang aku merasa tidak tega untuk memakannya.
“Waegeurae?”
“Tolong! Jebal, tolong singkirkan
ulat menjijikkan ini. Yaa!” Yeoja ini
semakin pucat saat makhluk hijau itu semakin menggeliat ke atas.
“Tenanglah, kau jangan bergerak
terus.”
Tanganku terulur mencoba meraih si
ulat yang berpegang erat pada rok yeoja ini. Hanya saja, sejenak sebuah
pemikiran melintas di benakku, cukup brilliant.
“Sebentar. Apa aku boleh menginap di
rumahmu? Aku tidak tahu tempat ini.”
“YAA! Cepatlah singkirkan ulatnya!!
Ppali!!”
“Jawab aku dulu! Mau atau tidak?”
“Ne, ne, geurae!! Ppali!!”
Hohoho aku tahu ini akan berhasil.
Ternyata, diriku ini cukup licik juga. Tentu saja, walau aku baik, tapi tetap
saja aku sosok devil yang dibenci manusia, musuh manusia. Tunggu dulu, berarti
aku harus menyembunyikan identitasku yang sebenarnya. Tidak ada yang boleh tahu
kalau aku adalah devil, terutama yeoja ini. Ne, dia tidak boleh tahu. Kalau
tidak aku tidak akan mendapat tempat tinggal, ditambah aku tidak punya uang,
huhu.
Yeoja ini bernafas lega saat ulat
hijau tadi sudah kupindahkan ke sebuah semak-semak yang menjuntai di sampingku.
Sejenak dia menatapku aneh, mungkin masih berusaha menilai siapa diriku ini.
“Tenang saja, aku bukan orang
jahat.”
Tentu, aku kan bukan orang tapi
devil, hihihi. Sung Young tidak menjawab apapun. Dia malah mengeraskan volume
lagu yang sedang didengarnya, bersenandung kecil, lalu melanjutkan perjalanan.
AGH! Yeoja yang seperti es batu. BERUNTUNG SEKALI aku bertemu dengannya,
ckckck. Oke, tidak apa-apa.
“Ah, tolong bawakan ini.”
Yeoja itu melempar tas gendongnya
kearahku, untung aku cepat menangkapnya. Aigoo! Apa isi dari tas ini, hah?
Batu? Besi? Jika ditimbang mungkin sudah berkilo-kilo. Lalu aku harus membawa
ini? Apakah Sung Young selalu membawa tas berat ini setiap ke sekolah?
“Ini berat sekali.”
“Kau ini namja atau bukan, hah? Aku
saja kuat.”
“Lalu kenapa tidak kau saja.”
Sung Young langsung berhenti,
menengokku yang tertinggal di belakang, memberi deathglare yang..menakutkan?
Oke, oke, aku akan menurutinya membawa tas ini. Sudah untung dia mau memberiku
tumpangan tempat tinggal, bukankah ini hal kecil untuk membalas kebaikannya?
Fighting, Young Saeng!
AKHIRNYA…Sampai juga kami di sebuah
rumah yang WAW besar. Rumah orang kaya, nih. Tapi kenapa ya aku ragu Sung Young
tinggal di sini? See, penampilannya saja seperti itu, lusuh dan kotor, malah
seperti gelandangan, hoho. Aku hanya diam mengikuti saat yeoja itu mengambil
kunci dari sakunya dan membuka pintu kayu yang luar biasa tinggi menjulang di
depan kami. Dia tidak berkata apa-apa, langsung mengambil tasnya dariku dan
berlalu ke dalam. Eh? Bagaimana denganku? Dia sama sekali tidak mempersilakan
masuk. GEURAE, aku akan menunggu di depan saja. Mana mungkin, kan aku seenaknya
masuk? Aku tamu di sini, orang asing yang bahkan tidak mengenal Sung Young dan
Sung Young tidak mengenalku.
Menit demi menit berlalu. Aku kira
sudah 20 menit berlalu dan aku hanya berdiri di depan pintu yang menjeplak
terbuka, tidak tahu apa yang harus dilakukan seperti anak hilang tak tahu
tujuan. Oke, aku memang tidak mempunyai tujuan selain singgah di rumah ini. Apa
sih sebenarnya yang dilakukan yeoja itu? Ckckck. Pandanganku menelusuri
kesetiap sudut halaman berusaha mengusir bosan. Sampai pada gerbang rumah aku
melihat seorang namja sedang berjalan terhuyung, berusaha masuk ke halaman,
bersusah payah berpegangan pada gerbang besi. Nuguseyo?(who) Apa dia tamu?
Kelihatannya namja itu sedang mabuk.
Perlahan dia semakin mendekat
kearahku yang sedang menatapnya heran. Dia berusaha berdiri tegak dan balas
menatapku heran.
“Siapa kau?”
“Young Saeng imnida, lalu kau
siapa?”
Namja itu tidak menjawab, dia
langsung melewatiku dan berusaha masuk ke dalam. Eh, eh siapa dia seenaknya
saja masuk rumah Sung Young? Aku berusaha mencegahnya tapi dia tidak peduli,
tetap berusaha masuk. Tiba-tiba namja misterius ini ambruk di ambang pintu
tidak kuat menopang tubuhnya saat dalam keadaan mabuk. Segera kubantu dia
berdiri.
“OPPA! Kau mabuk lagi? Ini masih
sore, ck.”
Kulihat Sung Young berlari-lari
kecil menuruni tangga. Ah, yeoja itu. Dia sudah tidak seperti yeoja gelandangan
lagi. Kulitnya sudah bersih dan…wangi. Seragam kotornya sudah diganti dengan
kaos ungu dan celana hitam selutut. Hanya saja rambutnya masih diikat
asal-asalan. Duh, kalau seperti ini dia semakin mirip saja dengan Sung Young si
angel yang selalu kukagumi. Aaa~aku tahu, ternyata dia lama sekali karena
sedang mandi, toh.
Tunggu dulu, dia tadi memanggil
oppa? Oh, jadi namja ini oppanya. Aish, Young Saeng sotoy, nih. Kupikir namja
mabuk ini orang jahat, ternyata dia oppa Sung Young. Aku jadi malu sendiri.
“Jangan melamun! Bantu aku memapah
Kyu Jong Oppa.”
Eh, jadi aku daritadi melamun ne?
Aku segera membantu Sung Young mengangkat namja yang ternyata sangat berat ini.
Berat sekali karena dia sudah benar-benar tidak sadar. MWO? Kamarnya ada di
lantai 2. Loh, loh, Sung Young malah pergi dan membiarkanku memapah namja ini
sendirian ke lantai 2 yang melewati tangga berputar-putar. Aish, yeoja itu!
Kenapa daritadi senang menyiksaku?!
Aku langsung duduk di salah satu
anak tangga begitu selesai memapah oppa Sung Young, berusaha mengatur tenaga
dan merenggangkan otot karena sebenarnya tubuhku masih sakit setelah perjalanan
gelap itu, perjalanan dari neraka ke bumi. Tiba-tiba kudengar suara mengerikan
yang begitu dekat. Apa itu? OH! Baru kusadari kalau itu suara perutku. Huhuhu,
aku lapar.
“Kkaja!”
Kulihat Sung Young ternyata sudah
berdiri di depanku, mengajakku ke suatu tempat di rumahnya yang besar ini. Hm,
dapur yang tersambung dengan ruang makan. Wah, kebetulan sekali, ternyata tadi
Sung Young sedang menyiapkan makanan, untukku?? Semangkuk…errr apa ini namanya?
Kenapa terlihat begitu menjijikkan? Berwarna putih dan kental. Apa ini makanan
yang disantap manusia setiap hari?
“Kalau kau tidak suka bubur instan,
maka kau tidak usah makan.”
Sung Young sudah duduk manis di
kursi seberangku, menyendok makanan yang ada di mangkuk itu. Dia terlihat
begitu lahap. Apakah seenak itu? Ini tidak akan membunuhku, kan? Karena
penasaran dan saking laparnya akhirnya mau tidak mau kucoba mencicipi makanan
aneh ini. Aku lebih suka bubur cacing, ulat atau apalah yang biasa aku makan di
neraka. Tapi mungkin kan di rumah Sung Young tersedia hal semacam itu. Melihat
ulat saja dia kelojotan.
Kulihat isi mangkuk Sung Young sudah
hamper hapis. Yeoja itu terus makan dengan lahapnya tanpa memperhatikanku.
Akhirnya, kumakan juga sesendok demi sesendok makanan ini. Ah, ternyata rasanya
lumayan juga, tidak seburuk yang aku pikirkan.
“Kau tidak makan berapa hari?”
Aku hanya menatapnya sambil
tersenyum. Dibalasnya dengan tatapan aneh dan terlihat menahan tawa. Babo!
Ternyata bubur yang kumakan belepotan di sekitar mulut, ckck.
Tidak terasa, malam sudah tiba. Sedari
tadi aku hanya duduk di sofa ruang tamu sambil mengamati Sung Young yang
berlalu-lalang kesana kemari, tidak peduli jika ada tamu di rumahnya. Ah, aku
harusnya mengerti. Dia sedari tadi sibuk membereskan dan membersihkan rumah.
Yah, kuakui saat pertama dating ke sini keadaan rumah terlihat kacau,
barang-barang bertebaran dimana-mana, bahkan ada barang yang bukan pada
tempatnya.
Kulihat sosok namja yang kupapah
tadi berjalan meniruni tangga. Ah, sudah sadar rupanya. Pandangan kami sejenak
bertemu, datar, cukup lama. Tapi saat aku tersenyum dia balas tersenyum padaku.
Namja itu semakin mendekat lalu duduk di sampingku.
“Apa kau kekasih Sung Young?”
Katanya sambil meraih sebuah majalah di meja.
“Mwo? Anieyo, aku…aku hanya orang
tersesat yang ditolong oleh neon yeodongsaeng(your little sister) yang baik
itu.”
“Lalu darimana asalmu?” Matanya
tetap focus memperhatikan isi majalah.
Skak match! Aku harus jawab apa?
Mana mungkin kan aku bilang ‘Aku berasal dari NERAKA’ benar-benar bodoh. Cukup
lama aku berpikir untuk menemukan jawaban yang tepat, sampai pada akhirnya Sung
Young datang untuk menyelamatkanku. SYUKURLAH!
“Op..Oppa, aku sudah menyiapkan
makan untukmu.”
“Bubur instan lagi?” Sung Young
mengangguk ragu.
“CK! Apa hanya itu yang bisa kau
masak? Selalu makanan instan.”
“Harusnya Oppa tahu kan!! Aku TIDAK
BISA MEMASAK! Yasudah kalau tidak mau, huh.”
Adu mulut yang cukup..menakutkan.
Namja yang seingatku bernama Kyu Jong ini terlihat begitu tidak suka, matanya
menyorot kekesalan pada Sung Young. Sementara yeoja itu hanya menggerutu tidak
jelas, marah-marah. Aku jadi merasa tidak enak melihat kejadian ini.
Sung Young langsung menghempaskan
pantatnya kesal di sofa sebelahku, tetap memasang ekspresi yang tidak peduli
akan kehadiranku. Apa aku dianggapnya patung di sini? Oke, sabar Young Saeng,
kau ini bukan siapa-siapa di sini. Sekilas kulirik Sung Young yang tengah
membaca majalah yang tadi dipegang oppanya. Hah? Bukankah itu emm..majalah…… Sung
Young harusnya tidak membaca itu, kuyakin umurnya belum 18 tahun.
“Hey, umurmu belum 18 tahun,
kan?”
“So? Problem?” Dirinya masih asyik
saja membaca.
“Terserah kau saja.” Oke, aku tidak
akan membahas tentang itu lagi.
“Oppamu itu, sepertinya sedang
banyak masalah.”
“Anieyo, sudah lama dia seperti itu.
Playboy yang kerjaannya mabuk dan suka marah-marah padaku.”
Aku tertegun sejenak. Sebegitunyakah
namja yang kukira sangat kalem dan terlihat baik-baik? Sulit dipercaya. Aku
jadi merasakan aura yang aneh tinggal di rumah ini, seperti rumah yang dihuni
oleh devil-devil. Tidak mungkin! Dua orang ini bukan devil, kan? Hanya sifat
buruk manusianya yang lebih dominan menjadikannya yah…sedikit nappeun.
“Aku ngantuk.”
Sung Young segera berdiri dari
duduknya sambil menenteng majalah tadi, ck, dilihat dari covernya saja sudah
jelas kalau itu sangat buruk. Lalu dia bergegas menaiki tangga, bersiap untuk
tidur di kamarnya yang terletak di lantai atas. Bagaimana denganku? Aku tidur
dimana? Orang-orang di rumah ini bahkan tidak memberitahuku, ck benar-benar
bagus. Ok, gwaenchana aku bisa kok tidur di sofa yang untungnya sangat empuk
ini.
Sejenak kurebahkan tubuhku, mencoba
merasakan kenikmatan berbaring di tempat empuk. Melemaskan otot-otot
punggunggku, mengistirahatkan tubuhku yang sedari tadi masih begitu sakit plus
lelah. Yah, aku butuh memejamkan mata, butuh tidur agar tenagaku pulih.
Perlahan seluruh kesadaranku berada di ambang batas..dan..gelap.
***
Sung
Young’s House. Saturday, 15.00 KST
Fyuuhh…benar-benar sangat
melelahkan. Kurebahkan sejenak tubuhku di sofa yang semalam kujadikan tempat
untuk tidur. Tidak biasanya aku mengalami rasa lelah seperti ini, cukup parah.
Bayangkan saja, sejak membuka mata tadi pagi aku sudah seperti diklaim menjadi pembantu
saja. Sung Young memberiku syarat agar diriku ini membersihkan apa saja yang
kotor di rumah ini, tapi pastikan tidak ada sejumput barang pun yang hilang,
dengan begitu aku bisa tinggal gratis di rumah ini semauku. Benar-benar seperti
pekerja.
Aku sendiri bingung, kapan ya bisa
bebas atau paling tidak mempunyai tempat tinggal sendiri. Sayangnya tubuhku
masih asing dengan semua kegiatan dan kebiasaan manusia-manusia bumi. Memang
sih saat dulu di neraka, akulah devil paling malas, devil yang paling jarang
turun ke bumi. Why? Yah, karena aku selalu kabur saat jam itu. Aku benar-benar
tidak mau turun ke bumi kalau itu hanya untuk menjahili atau menyesatkan
manusia, membosankan dan aku kasihan pada manusia. Kalau bisa, aku malah ingin
menolong mereka semua.
Oiya, bagaimana dengan neraka?
Tempat tinggalku yang seharusnya. Ah, sudah berulang kali kucoba untuk
berkomunikasi dengan siapa saja, tetap saja tidak ada devil yang menyahutku.
Berulang kali kucoba untuk terbang, tapi rasanya percuma saja aku tidak tahu letak
neraka secara realnya. Yang kutahu dulu kami selalu dipandu oleh sosok Lucifer,
devil jahat nan mengerikan agar bisa keluar-masuk neraka-bumi. Sekarang? Aku
sungguh tidak tahu bagaimana cara membuka gerbang antara duniaku dengan dunia
manusia.
BOSAN. Sudah 8 jam aku sendirian di
rumah. Sung Young dan Oppanya sudah daritadi pagi menghilang, yah untuk apalagi
kalau bukan untuk sekolah. Setahuku sih begitu. Dengan balutan seragam mereka
berangkat terpisah. Kyu Jong naik motor, sementara Sung Young jalan kaki. Aku
masih belum mengerti dengan ketidak akraban oppa-dongsaeng itu. Dan yang tidak
kumengerti lagi mereka benar-benar tidak mirip, hehe.
Sebenarnya
aku sangat ingin ikut Sung Young ke sekolah manusia. Saat dulu aku ditugaskan
di bumi, paling sering tempat yang kukunjungi adalah sekolah, tapi sepertinya
bukan sekolahan Sung Young. Dan itu adalah tempat yang luar biasa. Hanya saja
setelah ketua devil mengetahui aku malah ikut belajar, akhirnya sejak saat itu
aku tidak boleh lagi berkunjung ke sekolah.
Sambil
tiduran di sofa, kuedarkan mataku ke segala penjuru ruang tamu ini. Banyak
sekali foto-foto di dinding yang baru kusadari keberadaannya. Sejenak aku
terdiam, mataku tertuju pada sebuah foto paling besar, mengamatinya sejenak. Di
foto itu ada seorang yeoja dan namja serta dua anak kecil yang berada di
pangkuan, lucu sekali. Ah, sepertinya dua anak kecil itu Sung Young dan Kyu
Jong, sementara dua orang lainnya adalah eomma dan appa mereka. Oiya, by the
way kemana ya appa dan eomma Sung Young? Sedari kemarin aku tidak melihat
mereka. Kuharap sesuatu yang buruk tidak terjadi.
Tiba-tiba
pintu kayu besar di belakangku menjeblak terbuka, seorang yeoja yang asing
bagiku masuk sambil memapah seorang yeoja yang terlihat kepayahan, lunglai, dan
dipenuhi luka. Mwoya?!(what) Bukankah yeoja terluka itu Sung Young? What happen?
“Musun
iliya?(what happen).”
Kubantu
mendudukan Sung Young di sofa yang tadi kutempati.
“Sung
Young berkela…eh, neoneun nuguseyo?(who are you).”
Yeoja
manis itu menatapku heran, merasa asing. Duh, aku harus menjawab apa? Tidak
mungkin kan aku memberitahu kalau aku orang asing yang ditolong Sung Young. Dia
bisa saja tidak percaya dan berpikiran yang tidak-tida.
“Dia..ermm,
orang itu.” Erang Sung Young berusaha bicara, matanya tetap terpejam, menahan
sakit di wajahnya yang penuh luka. Sejenak kudapati yeoja yang sepertinya teman
Sung Young itu mengangguk-angguk mengerti, tapi aku tidak mengerti maksud
mereka.
Tanpa
diperintah segera kuambil beberapa obat di kotak P3K. Sebenarnya aku paling
ahli dalah hal obat-obatan, karena dulu aku sering menolong banyak makhluk yang
terluka saat di neraka. Aku hanya mengandalkan insting untuk mengetahui obat
mana yang cocok digunakan, hebat bukan?
Sedikit
demi sedikit kubersihkan darah Sung Young, lalu mengusapkan kapas yang sudah di
tetesi obat. Kuyakin dengan ini luka Sung Young akan cepat mengering. Sejenak
matanya terbuka, memperhatikanku yang sednag mengobatinya, tapi tak
kupedulikan. Sementara yeoja yang bersama Sung Young tadi masih belum pergi, duduk
manis disamping Sung Young, mengamati setiap yang kulakukan, memasang ekspresi
khawatir. Tenang saja, aku tidak akan membuat Sung Young bertambah parah.
Sebenarnya sayang sekali kulit mulus Sung Young dipenuhi luka. Aku masih
penasaran, sebenarnya apa sih yang terjadi.
“Wah,
kau telaten juga ya. Oiya, jonenun Dae Hye imnida, temannya Sung Young,
sobatnya Sung Young, karibnya Sung Young, teman sebangku Sung Young, teman
senasib seperjuangan Sung Young.”
Aku
hanya tersenyum mendengar penuturannya. Kubalas uluran tangan yeoja itu, walau
aku tidak mengerti apa artinya. Tapi kulihat manusia-manusia suka melakukan
ini, bersalaman.
“Young
Saeng imnida, aku yakin Sung Young sudah memberitahumu.”
*501*
Sung
Young’s house. Saturday, 20.00 KST
Baru kuketahui. Semua luka yang
menghiasi seluruh tubuh Sung Young ternyata berasal dari teman dan
sunbaenya(senior). Tadi Dae Hye bercerita (setelah kudesak) kalau Sung Young
sebenarnya sangat suka punya masalah dengan teman dan sunbaenya, entah apa.
Pasti ada saja sesuatu yang membuat emosinya tersulut akibat ulah orang-orang
itu, namun memang pada dasarnya yeoja itu pemarah.
“Eottokhae?(how)”
“Hm, sudah beres.”
Yah, aku baru saja melaksanakan apa
yang diperintah Sung Young, membuang setumpukan kertas dan membakarnya. Kertas
itu berisi nilai-nilai Sung Young, dan yang paling menakjubkan semua nilainya
itu E, ckck yeoja pintar. Pantas saja dia ingin memusnahkan kertas-kertas itu.
“Belajarlah! Agar nilaimu bisa A.”
Sung Young langsung menatapku tajam.
Ops, aku pasti salah bicara. Oke, aku tidak akan menyuruhnya lagi. Lagipula itu
hanya saran.
“Mending kau buatkan aku susu.”
Lagi? Dia memerintahku lagi. Ooo
baiklah baiklah aku akan membuatkan susu untuk yeoja manja ini. Dia benar-benar
menyiksaku di rumah ini. Aku sendiri heran, sebenarnya siapa sih yang devil.
“Oh ya, ngomong-ngomong kemana
orangtuamu? Aku tidak melihatnya dari kermarin.”
Sung Young yang sedang menikmati
susu yang baru saja aku buatkan langsung berhenti, mengernyitkan dahi sambil
menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa kutebak. Eh, apa aku salah bicara
lagi? Ommo, babo(stupid) Young Saeng!!
“Sejak eomma meninggal 5 th lalu,
appa menikah dengan seorang yeoja dari Amerika Serikat. Appa tinggal di sana
entah sampai kapan, meninggalkanku dan Kyu Jong Oppa. Aku bahkan tidak ingat
kapan terakhir kali appa datang ke Korea. Tapi, dia setiap bulan rutin
mengirimi kami uang untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Yah, walau
begitu kami tetap merindukannya, merindukan kasih sayang seorang appa.”
Aku tidak tahu harus berbuat apa.
Sung Young, yah yeoja itu menitikkan air mata. Ommo, bagaimana ini? Young
Saeng! Kau yang telah membuatnya menangis. Bodoh sekali kau menanyakan tentang
orangtuanya. Tapi kan aku tidak tahu.
“Ssstt, uljima(don’t cry) masih ada
Kyu Jong, oppamu yang selalu menyayangimu.”
“Kyu Jong Oppa bukan oppaku!”
Hah? Bukan oppanya?
“Semenjak Kyu Jong Oppa tahu dia
adalah anak angkat appa dan eomma, sifatnya padaku menjadi berubah. Aku rindu
dengan sifatnya yang lembut, sabar, dan ramah pada siapa saka. Hhh..tapi
sekarang berbeda.”
Pertanyaanku
terjawab sudah. Aku mengerti, sekarang aku bisa memaklumi kenapa yeoja ini
begitu berbeda dengan yeoja kebanyakan. Sering berkelahi dengan namja, begitu
pemarah, dingin, dan lainnya. Itu semua dilakukannya untuk menutupi dirinya
yang sebenarnya rapuh, seperti ini. Sung Young benar-benar berbeda jika seperti
ini, seperti yeoja polos tanpa dosa. Hm, semua sifatnya itu mungkin juga
terbentuk karena keluarganya tidak ada yang peduli badanya. Aku benar, kan?
Tanpa
ragu kubelai pelan rambutnya, bermaksud untuk menenangkannya dari isakan.
Sejenak dia menatap tanganku yang berada di rambutnya, lalu menatap mataku
dengan matanya yang masih berurai air mata. Dengan cepat dihapusnya, titik air
mata itu, seperti tengah tersadar kembali dari isakannya. Aku hanya tersenyum,
tapi dia malah beranjak pergi, menuju kamarnya.
*501*
Sung
Young’s house. Monday, 07.30 KST
“Jebal, aku ingin ikut ke sekolah.”
Dari tadi aku terus memohon pada
Sung Young agar mengajakku ke sekolahannya. Aku benar-benar rindu dengan tempat
yang bernama sekolah, ingin ikut menuntut ilmu di sana. Tapi yeoja yang sedari
tadi kuajak bicara hanya terdiam, terus menyuapkan sesendok sereal ke mulutnya.
Huh, sifat cueknya kambuh lagi. Padahal masih teringat dibenakku dirinya yang
tengah menangis malam itu, sungguh berbeda.
“Aku juga ingin sekolah, Sung
Young-ah.”
“Mwo? Kau ini asal-usulnya saja
tidak jelas. Mana bisa sekolahanku menerimamu.”
JLEB! Benar-benar deh yeoja ini.
Memang benar sih, selama ini aku tidak memberitahunya tentang tempat tinggalku.
Tentu saja aku tidak akan memberitahunya, dan aku sama sekali tidak pandai
mengarang cerita. Untung saja sikap cueknya sedikit membantuku, dengan begitu
dia tidak bertanya macam-macam.
“Bagaimana kalu mengantarmu?”
“Huh, geurae. Kau bisa ikut, tapi
bawakan tasku!!”
Ha? Membawakan tasnya yang seperti
batu itu? Aigooo, lagi-lagi dia menyiksaku di pagi hari. Tapi tidak apa-apalah,
dengan cara ini aku bisa ke sekolahan.
Sung Young!! Kenapa kau berjalan
sangat cepat, hah? Atau hanya aku saja yang lamban? Huh, gara-gara tas ini, aku
jadi seperti siput. Huhu, jahat sekali, sekolahannya ternyata sangat sangat
jauh. Kenapa sih tidak naik sepeda atau kendaraan umum saja? Jadi aku tidak
perlu repot-repot membawa tasnya.
Itu dia! Untung saja sekolahannya
sudah terlihat dari sini. Wow, sekolahan yang sangat megah. Tapi…tiba-tiba di
balik pepohonan muncul beberapa namja yang langsung menghadang jalan Sung Young.
Aku berhenti sejenak, menatap dari kejauhan 3 orang namja yang sedang
berbincang dengan Sung Young, entah apa yang mereka bicarakan. Tak lama
kemudian perkelahian seru sudah terjadi. AIGOO! Perkelahian? Yah, Sung Young
sendirian melawan 3 namja itu. Aku harus menolongnya! Langsung kujatuhkan
tasnya dan berlari menuju medan perang(?)
Sung Young langsung membuat tanda
STOP begitu melihatku mendekat, dengan maksud agar aku berhenti dan tidak ikut
campur. Baru kusadari, yeoja devil(?) ini begitu lincah saat menghindar dari
serangan dan sangat kuat memukuli 3 namja yang mengerubutinya. Kaki dan
tangannya terus teranyun mengenai perut, wajah dan kaki namja yang berani
mendekatinya. Ck, wajahnya benar-benar garang saat seperti itu.
Satu
per satu 3 namja itu sudah tergeletak di tanah, kesakitan. Bibir mereka
berdarah dan wajahnya sedikit biru. WOO! Prok! Prok! Prok! Benar-benar yeoja
tangguh. Aku sampai melongo melihat pertempuran ini. Kulihat Sung Young tidak
terluka sedikitpun, tapi wajahnya berkeringat, lelah. Yeoja itu berdiri dan
berkacak pinggang bangga, dirapikan rambutnya yang sempat awut-awutan. Aku
tertegun melihatnya, kenapa dia……??
“Woy!
Jangan ganggu aku lagi!” Teriak Sung Young sambil menendang salah satu namja
yang tergeletak.
Namja-namja
itu langsung berdiri sambil memegangi perut dan wajah. Mereka teman satu
sekolah Sung Young? Seragamnya sama. Oh~ Aku tahu sekarang, ternyata mereka
inilah yang membuat Sung Young babak belur waktu itu.
“Ini
belum berakhir!”
JAMKKANMAN!!(Wait)
Wajah namja-namja itu terlihat begitu familiar bagiku. Bukankah….Bukankah namja
yang berbicara tadi Hyun Joong hyung?? Ya benar sekali dia Hyun Joong Hyung,
sangat mirip. Dan dua orang lainnya kalau tidak salah teman Hyun Joong Hyung
yang seperti kuda, umm..Jung Min dan Hyung Joon, nae namdongsaeng(my little
brother). AIGO, Mereka di bumi juga?
“Hey!
Mana tasku?
Aku
tersentak. Yeoja itu benar-benar bisa membuatku tuli, berteriak tepat di
telingaku. Aku menghela nafas sejenak, sabar, lalu mengambil tasnya yang
kujatuhkan tadi.
“Kau
boleh pulang.”
Yeoja
itu langsung berlari menuju sekolahnya, begitu terdengar bunyi bel dari lonceng
sekolah yang menjulang tinggi. Tadi dia menyuruh apa? Pulang? Oh, tidak bisa.
Aku ingin berkeliling sekolah dulu sebelum pintu gerbang di tutup.
Sungguh.
Sekolahan ini terlihat lebih besar begitu aku menginjakkan kaki di rumput
halaman sekolah yang super luas. Wow, Sung Young benar-benar orang berada bisa
masuk ke sekolah mewah ini. Kakiku terus kuarahkan, menelusuri setiap jalan
setapak yang terbentuk di halaman. Semenjak bunyinya bel tadi, suasana langsung
sunyi senyap, semua hagsaeng(student) sudah masuk ke kelas.
Saat
sampai di persimpangan, aku melihat 3 namja yang berkelahi dengan Sung Young
tadi tengah memanjat pagar besi. Ow, mereka terlambat. Salah satu dari mereka
menatap kearahku, menyeringai. Eh, dia benar-benar mirip dengan Hyun Joong
hyung. Aku menjadi berdebar, entah kenapa. Lalu mereka ber3 bergegas lari,
menuju ke sebuah kelas. Tapi aku masih bisa melihat mereka, namja yang seperti
Hyun Joong Hyung tadi terus saja menatapku.
Plak!
WAAA! Aku hampir meloncat saat seseorang menepuk pundakku. Ga..gawat! Aku
ketahuan. Semoga orang yang menepukku bukan guru ataupun murid. Jeng! Jeng!
Ternyata lebih parah! He is a headmaster. Headmaster of Hyundai Senior High
School, setidaknya begitu bunyi nametagnya. Namanya…Mr. Cha Eun Suk.
“Kau
mencari siapa?”
“Ah,
anieyo. Aku….”
“Tadi
kulihat kau bersama Nona Shin Sung Young, benar? Kau mencarinya?”
“Aku
teman Sung Young , aku__”
“Kkaja!
Kalau kau mencarinya nanti saja saat istirahat. Kemarilah, tunggu saja di ruang
tuggu.”
Ish,
kenapa sih orang ini tidak memberiku kesempatan untuk bicara. Ah, apa boleh
buat, aku hanya mengikutinya menuju ke sebuah ruangan(sebenarnya dia sedikit
memaksaku untuk ikut). Sudah untung aku tidak dianggap sebagai mata-mata atau
apa.
Wo?
Ternyata beliau membawaku ke ruang kepala sekolah. Hm, sepertinya ruang tunggu
yang ia maksud ada di ruang kepala sekolah. Dengan ramah dia menyuruhku duduk
di sebuah kursi yang kelewat bagus. Bingung! Tentu saja. Aku tidak tahu apa
yang harus kulakukan saat kepala sekolah tadi meninggalkanku.
Hmm…Sejenak
kuedarkan pandanganku ke ruangan yang sangat besar dan rapi ini. Mataku tertuju
pada setumpuk kertas yang tersaji di hadapanku. Karena penasaran dan iseng aku
mengambilnya satu. Oke, sebenarnya ini lancang. Oh, ternyata kertas ulangan siswa.
Dan kertas yang kuambil ini KEBETULAN kertas milik seorang hagsaeng yang
bernama SHIN SUNG YOUNG. Lagi-lagi dia mendapat E, ckck. Pantas saja, dari 10
soal yang dikerjakannya hanya 3, itu saja salah semua. Iseng-iseng aku membaca
soalnya, ah matematika. Kenapa bagiku ini mudah?
“Kau
hebat.”
Langsung
kuletakkan kembali kertas milik Sung Young saat mendengar sebuah suara berat.
Waa, kepala sekolah.
“Yang
kau lakukan tadi__”
“Jeongmal
mianhae, aku tidak bermaksud mengambil kertas ulangan itu.”
“Bukan,
bukan. Apa kau tidak tahu? Jawabanmu benar semua.”
Baru
kusadari kalau ternyata tadi aku menggumamkan jawaban-jawaban dari soal di
kertas ulangan milik Sung Young. Dan kepala sekolah ini mendengarnya? Beliau
terlihat begitu senang dan langsung duduk di sampingku.
“Kau
sekolah dimana?”
“Eh,
emm..aku sudah lama tidak sekolah.”
“Sayang
sekali, kulihat kau ini anak yang cukup cerdas. Bagaimana kalau kau sekolah di
sini? Tidak dipungut biaya apapun asal kau selalu mendapat ranking.”
Mataku
hampir keluar mendengar penuturan namja paruh baya ini. AIGO! Mimpi apa aku
semalam? Apakah hari ini hari keberuntunganku setelah mengalami hari-hari
suram(?) di rumah Sung Young? Ah, ini akan menyenangkan.
Tanpa
pikir panjang langsung kuiyakan saja. Mr.Cha terlihat sangat puas. Hebatnya lagi
aku langsung masuk ke level 2 begitu Mr. Cha memberiku beberapa pertanyaan yang
dengan mudah kujawab. Tidak kusadari sebelumnya kalau ternyata aku sangat
pintar, hehe.
“Kau
sungguh hebat! Aku berharap kau bisa mengajari temanmu, nona Shin Sung Young.”
Aku
hanya mengangguk-angguk saja. Senyumku terus terkembang sedari tadi saking
senangnya. Sejenak aku berpikir, apa wajahku masih cocok masuk dalam kategori
seorang anak Senior High School? Hahaha, aku kan masih terlihat muda dan
tampan. Hm, bagaimana bisa Mr.Cha menawariku untuk masuk ke Hyundai tanpa
terlebih dahulu mengetahui identitasku walau setelahnya aku disuruh mengisi
formulir yang kuisi asal. Dia benar-benar aneh tapi yah..sangat baik hati.
Tunggu
dulu, kenapa ya wajah Mr.Cha cukup familiar?? Nuguseyo?
*501*
School.
Tuesday, 07.15 KST
Huh, gugup juga ya rasanya pertama kali menginjakkan kaki di halaman sekolah
tempatku belajar sekarang. Oke, ini memang bukan yang pertama kalinya aku
menginjakkan kaki di Hyundai Senior High School (mengingat kejadian kemarin)
tapi ini berbeda, statusku sekarang adalah pelajar level 2, hohoho. Tidak sabar
rasanya memulai hari baru, mewarnai hari-hari dengan belajar dan berteman
dengan banyak manusia. Membayangkan saja menyenangkan. Hm, kuharap orang-orang
di sekolahan ini sangat ramah dan baik padaku. Yah, dan kuharap aku bukanlah
teman yang membosankan, walau aku pintar dan wajahku tidak jelek-jelek amat,
haha.
Wah, belum bel rupanya. Masih banyak warga sekolah yang memenuhi halaman serta
koridor. Aku semakin gugup saja kala tatapan orang-orang tidak lepas dariku,
mengamati setiap gerak-gerikku, mengikuti setiap langkahku dengan tatapan yang
tidak bisa kudeskripsikan. Kadang aku risih dengan bisikan-bisikan mereka,
walau aku tidak tahu yang mereka bicarakan itu positif atau negative. Aku hanya
bias tersenyum ramah pada setiap orang yang berpapasan denganku, dan untungnya
mereka juga membalas senyumanku.
Akhirnya, sampai juga aku di depan sebuah pintu bertuliskan 2nd-Excellent
(nama kelas yang cukup unik), yah inilah kelasku. Kugeser perlahan pintunya.
Semua orang di dalam langsung menatapku. Ada yang tanpa ekspresi, ada yang
senyum-senyum sendiri, ada yang mengernyit, dan semacamnya. Baru satu langkah
ke kelas, mataku menangkap sosok namja yang tengah duduk di atas meja dengan
angkuhnya. ITU, Itu Hyun Joong Hyung?? Ne, itu namja yang sangat mirip dengan
kakakku yang super evil itu. Hanya saja dia tidak memiliki tanduk besar dan
sayap mengerikan. Namja yang tengah berbincang dengan seorang namja lain itu
langsung beralih menatapku, terkesan datar, dan tersungginglah sebuah senyum di
bibirnya, bukan lebih tepatnya seringai.
Zyuuuutt..Baru aku akan melangkah lagi, kurasakan sesorang menarik tasku (semua
perlengkapan sekolahku dikasih oleh Mr.Cha) dan ternyata dia adalah…Sung Young?
“Kau pikir ini permainan, hah? Apa yang kau lakukan di sini? Kau benar-benar
sudah kehilangan akalmu.” Semprotnya tepat di depan pintu kelas. Semua orang di
koridor tentu tidak melewatkan adegan seru ini. Menyadari itu, Sung Young
segera menarikku ke suatu tempat yang jauh dari keramaian.
“Sung Young-ah, aku kesini tidak
untuk mengikutimu. Aku hanya ingin ikut sekolah, lagipula kemarin Mr.Cha
sendiri yang menawariku untuk sekolah. Hm, kita bisa berpura-pura tidak kenal,
arraseo(understand)?”
“Aish, tapi beberapa hagsaeng sudah
melihat kita tadi.”
“Sudahlah, tidak usah dipedulikan.
Kalau kamu ditanya jawab saja kita adalah teman atau saudara.”
“Hm, geurae.”
Sesaat kami mendengar bell masuk.
Yeoja yang ternyata masih level 1st-Amazing ini bergegas memasuki
kelas yang berada di lantai dasar. Aku pun begitu, bergegas masuk kelas karena
tidak mau membuat masalah di hari pertamaku sekolah di Hyundai, sekolahan
terkenal dan andalan yang diperebutkan oleh banyak siswa di luar sana.
Hari pertamaku di kelas sungguh luar
biasa. Seonsaengnim-seonsaengnim(teachers) tidak jarang yang memuji
kepintaranku (Aku bangga terlahir menjadi devil pintar), bahkan sekarang semua
teman sekelasku dengan cepat menjadi teman akrabku. Mereka ternyata tidak
seburuk yang aku bayangkan, benar-benar teman yang baik dan ramah. Hanya saja,
1 orang yang benar-benar tidak mau menyapaku. Yah, dia adalah namja yang duduk
di kursi sampingku. Siapa lagi kalau bukan namja yang mirip dengan Hyun joong
Hyung itu. Dan hebatnya, nama namja itu juga Hyun Joong, lebih tepatnya Kim
Hyun Joong. Aku tidak menyangka, di neraka maupun di bumi tetap saja aku
berpapasan dengan wajah itu, ck. Kenapa Hyun Joong Hyung selalu menghantuiku,
huhu.
“Annyeong, Young Saeng.”
Aku hanya tersenyum menanggapi
orang-orang yang berseliweran menyapaku. Yah, begitulah. Aku serasa menjadi
terkenal mendadak di sini. Semenjak 5 menit yang lalu aku duduk di batu pinggir
taman sekolah sambil membaca, sudah umm…sekitar 7 yeoja menyapaku. Entah itu
teman sekelasku, teman satu angkatan, ataupun hoobae(junior). Benar-benar hebat
bukan?? Ini baru sehari, bagaimana kalau seminggu? Sebulan? Atau setahun? Huaa aku
tidak bisa membayangkannya.
See. Dari sini aku bisa melihat ke
sebuah lapangan basket. Seorang yeoja tengah mendribble bola kesan-kemari,
bermain basket sendirian di tengah teriknya matahari. Rambutnya yang dibiarkan
terurai berkibar kesana-kemari mengikuti angin yang berhembus. Yeoja itu, baru
kulihat dengan jelas wajahnya saat akan menembakkan bola ke ring. Ah, Sung
Young. YAH! Sayang sekali bolanya meleset. Mataku masih saja mengikuti setiap
gerak-gerik Sung Young, sampai tiba-tiba seseorang mengagetkanku.
“Kau, sekolah di sini juga?” Ommo,
Kyu Jong?
“Umm..yeah. Kamu kelas berapa, Kyu
Jong-ah?”
“2nd-Brilliant.” Jawabnya
singkat tanpa memandangku, matanya fokus menatap ke depan, terkesan datar tanpa
ekspresi.
“Oh, ya ampun, sepertinya yeoja itu
tidak pernah bisa berhenti untuk bertengkar. Aku pergi dulu.”
Ah, ternyata yang dimaksud Kyu Jong
adalah Sung Young. Yeoja itu terlihat tengah berbincang dengan 3 orang namja.
Hah, siapa lagi kalau bukan musuh bebuyutannya. Ne, mereka adalah namja-namja
devil yang suka memukuli Sung Young, suka berkelahi dengan Sung Young. Dan
sekarang, entahlah apa yang akan mereka lakukan. Eh, aku kira Kyu Jong pergi
untuk menolong Sung Young, ck ternyata dia malah menghampiri seorang yeoja yang
sangat cantik dan seksi, merangkulnya, dan pergi entah kemana. Benar-benar Oppa
yang baik.
Ommo, Sung tidak bisa berkutik lagi.
Kedua tangannya di cengkram oleh masing-masing 1 namja. Sekuat tenaga dia
berontak, tentu saja tenaga namja lebih besar, kan? Oh, ini tidak bagus!!
Kenapa sih tidak ada yang peduli paling tidak menolong Sung Young. Ah, di sini
memang jarang di lewati orang. Baiklah, sepertinya aku yang harus menolong
yeoja itu.
“Ya! Lepaskan dia! Apa yang akan
kalian lakukan?”
Empat kepala langsung menoleh ke
arahku. Tatapan 3 pasang mata nama itu terlihat begitu mengerikan. Sementara
Sung Young hanya menatapku sayu. Hyun Joong yang sepertinya bersiap menyiksa
Sung Young beralih berjalan kearahku, menatapku tajam. Sejenak kami terdiam,
saling menatap sengit tanpa berkata sepatah katapun. Tunggu, ada apa dengan
jidatnya? Memerah dan sedikit bengkak. A! sepertinya aku tahu, bola basket Sung
Young yang meleset tadi ternyata mengenai jidat Hyun Joong, hihi.
Detik-detik berikutnya kami hanya
terdiam, Ku kira selanjutnya aku akan dipukuli, ternyata Hyun Joong malah
berlalu meninggalkanku, memberi isyarat pada kedua temannya untuk mengikutinya
pergi. Eh? Hanya begitu saja? Waaah, gampang sekali.
“Gwaenchanayo?” Tanyaku pada Sung
Young yang tengah mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah. Tanpa
berkata-kata yeoja itu langsung melangkah pergi, meninggalkanku sendirian di
tengah lapangan basket. Hah, tenryata hanya inilah yang aku dapatkan.
*501*
School.
Tuesday, 15.15 KST
Aigo! Ternyata selain pemarah dan
dingin, Sung Young juga yeoja pendendam. Lihatlah, buktinya dia sekrang tengah
berusaha ‘memodifikasi’ motor yang kutahu motor milik Hyun Joong.
Dicorat-coretnya seluruh bagian motor yang mengkilap dengan spidol permaen
warna-warni. Sebenarnya ini bukan balas dendam, tapi lebih tepat dibilang cari
maslaah. Yah, yeoja ini cari masalah saja. Sung Young tidak sendiri melancarkan
aksinya. Dia dibantu sahabatnya yang kemarin kerumahnya itu. Kalau tidak salah
namanya Dae Hye.
“Hahaha, motor milik Jung Min juga
sudah aku bereskan.” Kata Dae Hye semangat.
Aku hanya bisa melongo dari jauh
melihat hasil mereka. Hyun Joong dkk pasti sangat marah. Nah, sekrang aku tidak
bisa membayangkan apa yang akab terjadi selanjutnya. Dari tikungan kulihat Hyun
Joong dan temannya muncul sambil tertawa. Tapi tak lama, sesampai di parkiran
betapa terkejutnya mereka mendapati motor-motor kesanyangan mereka sudah
berubah menjadi 3 motor karnaval. Gawatnya Sung Young dan Dae Hye belum sempat
kabur. BAGUS!!!
“NEONEUN MICHYEO YEOJA!! Apa kau
tidak pernah merasa puas kalau tidak mencari masalah denganku sehari saja,
hah?!!” Sung Young terlihat kesusahan bernafas saat kerah bajunya dicengkram
Hyun Joong erat sampai tubuhnya terangkat, sepidorl yang sedari tadi
digenggamnya terlepas, menggelinding kesana-kemari.
“Akh…khu…”
“YA! Lepaskan Sung Young!!” Dae Hye
berniat menyelamatkan Sung Young tapi tangannya buru-buru dicengkram oleh
seorang dari mereka yang sangat mirip dengan adikku, Hyung Joon. Dan kuyakin
nama mereka sama.
Duggh! Hyun Joong langsung
tersungkur saat lutut Sung Young telak mengenai bagian bawah perutnya. Aw! Itu
pasti sangat sakit, miris rasanya mendengar rintihan Hyun Joong, hoho. Tapi
namja itu ternyata masih punya tenaga, dibalasnya perbuatan Sung Young dengan
pipin chubby yeoja itu yang menjadi sasaran telapak tangannya sampai Sung Young
menitikkan air matanya, pedih. CUKUP! Aku tidak bisa melihat hal ini terus.
Geurae, aku akan menolong Sung Young lagi walau sebenarnya ini salahnya. Namun
aku benar-benar tidak tega melihat seorang yeoja diperlakukan kasar.
“Kau keterlaluan Hyun!! Memukul
seorang yeoja, bukankah itu sangat kejam dan memalukan?! Kau ini namja atau
bukan? Manusia atau bukan?” Ops, apa sih yang baru saja aku katakan.
“Kau lagi! apa sih maumu? Dia itu
bukan yeoja! Tapi devil!!” Jawab Hyun Joong semakin mengencangkan cengkramannya
di kerah Sung Young.
“Kau ini, sudah memukulnya, masih
saja mengatainya!”
“OOOW~ Kau mau dipukul juga, hah?!
Geurae, lawan aku dan akan kulepaskan kalian.”
MWO? Itu berarti aku harus berkelahi
dengan Hyun Joong? Anieyo anieyo! Aku tidak mau berkelahi. Bukannya tidak bisa
atau takut akan kalah, tapi sungguh aku tidak mau berkelahi. Berkelahi hanya
akan membuang-buang waktu dan tenaga saja. Itu perbuatan yang sangat tercela,
bukan begitu? Aku sungguh tidak mau.
BUGH!
1 pukulan mendarat di sisi kiri wajahku tanpa sepengetahuanku dan tentu saja
membuatku tidak bisa menghindar. Tangan Hyun Joong terkepal sempurna, lengan
seragamnya di gulung keatas memperlihatkan otot-otot yang menonjol disepanjang
tangannya, WOW.
BUGH!
1 Lagi mendarat, kali ini disisi kanan wajahku.
“HYUN! Aku tidak mau berkelahi!”
BUGH!
1 Lagi mampir di pipi kananku, meninggalkan luka memar yang sangat perih.
Kerasnya pukulan membuatku tersungkur dan mulutku mengeluarkan darah. Hyun
Joong berjongkok di sampingku, bersiap melayangkan 1 kepalan tangannya lagi.
CUKUP! Aku tidak tahan lagi! Ini sangat perih, huhu.
Entah mendapat kekuatan darimana,
kudorong Hyun Joong sehingga ia yang tertidur di tanah berumput sementara aku diatasnya
sambil mencengkram kerah seragam kusutnya.
“Sudah
kubilang aku tidak mau berkelahi, Hyun!” Hyun Joong hanya melotot, merasa sesak
tidak bisa bebas bernafas karena cengkramanku yang terlalu kuat.
Aigo,
aku tidak pernah merasa segarang ini. Apa kekuatan devilku muncul? Ini seharusnya
tidak boleh terjadi, bisa-bisa sayap dan tandukku muncul sekarang juga. Kulirik
sejenak ke belakang, ah sepertinya sayapku tidak keluar, syukurlah. Aku harus
menghentikan ini sebelum kebablasan. Kutatap Hyun Joong lagi, dia menyeringai,
menakutkan. Akhirnya kulepaskan ia dan berjalan pergi, pulang.
*501*
Sung
Young’s House. Tuesday, 17.00 KST
“Babo namja!”
“Michyeo namja!”
“Aku benar-benar tidak mengerti
denganmu!”
“Kau sangat aneh!”
Aku hanya tersenyum mendengar Sung
Young ngedumel sendiri, mengataiku. Setelah peristiwa tadi wajahku jadi tidak
tampan lagi. Banyak memar menghiasi wajahku, membuatku semakin chubby dari
biasanya. Hanya saja chubby kali ini terasa begitu biru dan menyakitkan, sangat
perih. Dan sekarang, yeoja garang bernama Sung Young ini mengobatiku,
mengompres memarku. Tidak kusangka Sung Young bisa melakukan ini dengan lembut.
Terus kuperhatikan wajahnya yang sangat serius dan terlihat khawatir.
“Kenapa kau tidak melawan, huh?
Kutahu kau sangat kuat.”
“Anieyo, aku tidak mau berkelahi.
Bukannya tidak bisa, tapi ini hanya akan membuang waktu dan tenaga saja.”
“Itu bukan berkelahi, tapi membela
diri!”
“Membela diri? Sepertinya bukan.
Tidakkah kau tahu, aku melakukan itu sampai wajahku penuh luka seperti ini
hanya karena ingin menolongmu, membelamu. Sung Young-ah, kalau kau tidak
mencorat-coret motor Hyun Joong, maka hal seperti ini tidak akan pernah
terjadi. Sebenarnya ada masalah apa, sih?”
Sejenak aktivitas Sung Young
terhenti, ekspresinya berubah seketika. Umm…Apa pertanyaanku mengingatkan
sesuatu baginya? Apa aku salah bicara? Aku tidak bermaksud. Dia meletakkan
handuk putih yang penuh dengan darahku di sebuah baskom kecil berisi air
hangat.
“Hyun Joong. Emm, entah kenapa aku
sampai detik ini merasa sangaaat sebal dengannya. Bukannya balas dendam, tapi
dia benar-benar pantas mendapatkan semua ini.”
“Wae?(why)”
Sung Young memejamkan mata sejenak
sambil menghela nafas, lalu ditatapnya diriku sambil tersenyum getir. Tanpa
menjawab pertanyaanku dia membereskan beberapa obat ke dalam kotak P3K dan
berdiri, bersiap pergi dari pandanganku.
“Hyun Joong itu mantan kekasihku,
dia pernah menyakitiku, sangat sakit.” Setelah berkata seperti itu, Sung Young
lalu melangkah pergi.
*501*
School.
Saturday, 07.00 KST
Seperti biasa, setiap pagi aku
selalu berangkat ke sekolah, kecuali hari Minggu tentunya. Dan karena ini hari
Sabtu, entah kenapa aku merasa begitu semangat. Um, tidak tidak, itu berarti
semakin kedepan examination day semakin dekat, ommo. Tidak terasa sebentar lagi
aku akan menghadapi ujian, lebih tepatnya latihan ujian kenaikan kelas, yah
baru latihan. Dan hari itu tepat jatuh pada hari senin besok. Aku harus
berusaha lebih giat agar mendapat nilai yang bagus, membuktikan pada Mr.Cha
kalau diriku ini memang pantas masuk Hyundai, hoho.
Terus kulangkahkan kakiku di
sepanjang koridor yang lumayan sepi, tidak seperti biasanya. Seharusnya banyak
hagsaeng yang sedang memadu kasih di sini, ckck. Syukurlah kalau mereka sudah
sadar. Tapi dari kejauhan kulihat banyak hagsaeng berkerumun di suatu titik, di
depan sebuah papan mading. Apa yang mereka lakukan? Atau apakah yang sedang
mereka lihat? Aku jadi penasaran, maka kudekati saja.
Semua mata langsung tertuju padaku
yang sedang berjalan kearah mereka. Aku jadi menghentikan langkah, bingung,
horror, sebenarnya ada apa sih? Aku jadi takut melihat tatapan mereka yang
mendadak. Namun tetap kuberanikan diri untuk mendekati mereka dan bertanya
langsung, daripada aku mati penasaran.
“Musun iliya?(what happen).”
“WA!
Young Saeng-ssi, chukaeyo!” Kata seorang yeoja tiba-tiba sambil menepuk-nepuk
lenganku diikuti yang lain. Semakin banyak, banyak, dan akhirnya semua hagsaeng
menyalamiku. YA! Aku semakin bingung saja!
“Sebenarnya ada apa, sih?”
“Lihat itu!”
Kulihat dengan seksama beberapa foto
yang terpampang jelas di sebuah papan yang tertempel di dinding, saling
berurutan dari atas ke bawah. Apa ini? Di sini tertempel 5 foto namja. MWOYA?(what)
Popular Boys of the Month?? Yah, setidaknya itu judul yang tertulis besar-besar
dan berkelap-kelip. Yang paling mengejutkan lagi foto namja nomor satu adalah
seorang namja yang sangat familiar denganku. Tentu saja, itu kan fotoku.
Bagaimana bisa aku menjadi juara 1? Impossible. Baru beberapa hari saja aku
sudah menjadi popular namja, ckck, orang-orang di sini memang aneh tapi jujur
aku sangat senang, hehe.
Woah, ternyata aku menggeser si
juara bertahan, Kim Hyun Joong. Dia sekarang menjadi nomor dua dengan
keterangan ‘namja paling tampan tapi kasar dan dingin’, haha itu memang benar.
Di posisi ketiga ada…Kim Hyung Joon? Ah, benar kan nama namja ini Hyung Joon.
Benar-benar persis namdongsaengku(brother). Di fotonya tertulis ‘namja yang
sangat tampan tapi ketampanannya dimanfaatkan untuk menggaet beberapa yeoja, namun
tidak bisa dipungkiri kalau dia banyak idolanya’ Ckck, benar-benar keterlaluan.
Ow,
bukankah nomor 4 ini namja yang mirip kuda itu? Yah, Park Jung Min hehehehe.
Dia ‘kapten basket yang sangat tampan tapi terkesan cuek dan itulah yang
membuatnya tampak cool’ Apa-apaan ini? Hahaha.
Hey!
Bukankah namja nomor 5 ini Kyu Jong? Oppanya Sung Young. Wow, ternyata dia
popular juga sebagai ‘namja tampan dan pintar’. Lalu, bagaimana dengan tulisan
yang ada di bawah fotoku? Di situ terbaca ‘Namja imut yang sangat baik dan
ramah’ Hahaha, tidak kusangka aku mendapat gelar seperti itu. Tapi setidaknya
tidak ada hal negative yang tertulis.
“Daebak!(good job)”
Kudengar suara tepuk tangan menggema
di koridor yang..eh? sudah sepi? Kemana orang-orang tadi? Huh, aku ditinggal
sendiri rupanya. Seorang yeoja sudah berdiri tepat di sampingku dengan kedua
tangannya masuk di saku jas. Oh, Sung Young. Dia terlihat agak berbeda hari
ini. Rambutnya yang biasnaya kusut terurai sekarang terkucir rapi berpita. Umm,
sebenarnya itu membuatnya cukup manis, apalagi saat ia memandangku sambil
tersenyum.
“Tidak kusangka, dalam waktu singkat
kau sudah menjadi namja popular.” Katanya masih sambil tersenyum-senyum riang.
Jarang sekali aku melihatnya yang seperti ini.
“Hehe, aku juga tidak mengerti
dengan orang-orang di Hyundai. See! Aku tidak setampan 4 namja lainnya.”
Kini
kami berdua hanya menatap lekat foto-foto yang tertempel.
“Oh, ayo kita rayakan! Akan
kutraktir kau makan burger, kkaja!”
HEH? Apa aku tidak salah dengar? Dia
akan mentraktirku makan? Seorang Shin Sung Young mentraktirku makan? Huaa
asyiik. Tapi..Apa itu burger? Aku harap itu makanan yang enak. Dengan semangat
kuikuti langkah Sung Young menuju kantin sekolah, hm mumpung bell masuk belum
berdentang dan kebetulan aku tadi juga belum sarapan. Akhir-akhir ini Sung
Young menjadi sangat baik dan sedikit lebih hangat padaku. Sebenarnya semenjak
kejadian aku dipukuli itu. Ah, aku merasa senang dia tidak terus-menerus
menyiksaku. Setidaknya aku bisa bernafas, fyuuh.
“Young Saeng-ah, tapi bisakah kau
mengambilkan tasku yang tertinggal di perpustakaan?”
Bagus! Baru saja aku bernafas lega,
Sung Young sudah menyuruhku untuk mengambil tasnya yang berada di lantai 3!!
Agh, Lantai 3 itu bukan tempat yang dekat!! Tapi baiklah, setidaknya dia
meminta dengan halus, tidak membentak seperti biasanya.
Entah kenapa, padahal hanya
naik-turun tangga saja membuatku berkeringat, huh. Sung Young yang tahu aku
lelah langsung menyodorkan segelas teh manis yang sudah dipesannya 3. Tiga?
Yah, saat ini kami duduk bertiga di bangku pojok kantin. Aku, Sung Young, dan
Dae Hye. Kebetulan Dae Hye sudah di kantin jadi kami bergabung dengannya.
“Wah, kalian semakin akrab saja
kelihatannya.” Oceh Dae Hye sambil tersenyum-senyum.
“Memangnya aku dan Sung Young
dulu-dulunya tidak akrab?” Jujur, sebenarnya apa yang dikatakan Dae Hye benar.
“Young Saeng-ssi, bukankah Sung
Young itu selalu__”
Yeoja itu tidak melanjutkan
kata-katanya, malah tertawa saat Sung Young memberikan deathglare. Ckck, tidak
dilanjutkan saja aku sudah tahu apa yang akan dikatakannya.
Seorang namja gemuk paruh baya
mendekati meja kami dengan nampan di tangannya. Wah, pesanan kami sudah datang.
Apa ini? Inikah yang disebut burger? Kenapa makanannya bertumpuk-tumpuk seperti
ini? Lalu bagaimana cara memakannya? Aish, aku tidak boleh bertindak seperti
orang bodoh di depan 2 yeoja ini. Baiklah, aku akan menunggu Sung Young atau
Dae Hye memakan burgernya agar aku tahu bagaimana cara makannya. Tapi sial!
Tenryata mereka malah mengobrol dulu, huh. Aduh, padahal aku kan sudah ngiler
saking laparnya.
“Dae Hye-ya? Bagimana
perkembangannya? Apa kau sudah berbicara dengannya?”
“Entahlah Sung Young-ah, aku
sepertinya menyerah menghadapi Oppamu itu. Aku sudah berusaha mengutarakan
perasaanku, tapi itu terlalu sulit karena waktunya tidak tepat dan Oppamu
begitu cuek.”
“Hah~Mianhae(sorry), aku juga tidak
bisa membantumu, Kau tahu sendiri, kan Kyu Oppa umm..seperti itu sifatnya
padaku.”
“Ne, dan lagipula, bukankah dia
sudah punya yeojachingu baru?”
“Nugu?(who) Nicole eonni? Aish,
yeoja itu sebenarnya tidak mencintai Kyu Jong Oppa! Dia hanya mencintai harta
Kyu Jong Oppa! Aku sudah berkali-kali mengatakan itu pada Kyu Oppa tapi dia
sepertinya terlalu mencintai yeoja sexy itu.”
“…”
“Ops! Dae Hye-ya! Jeongmal-jeongmal
mianhae(really sorry) Bukan maksudku mengatakan itu. Umm, aku yakin sebentar
lagi Kyu Oppa akan melepas yeoja itu.”
“Gwaenchana(no problem) Sung
Young-ah. Aku tahu, aku memang tidak sexy dan cantik.”
“HEY, Princess DaeHye!! Berkacalah!
Kau sangat cantik dan tentunya baik. Aku lebih rela kau menjadi kakak iparku
daripada yoeja tengil seperti Nicole!”
“Ssst! Jangan keras-keras babo(stupid)!
See, Oppamu dan Nicole eonni ada disini. Lihatlah betapa mesranya mereka!”
“Yaa! Kau tidak usah melihatnya! Ayo
kita pergi saja di dari sini!”
“Tidak usah! Lihatlah, Young Saeng
sepertinya sedang menikmati makanannya.”
Sung Young dan Dae Hye yang sedang
asyik berteriak-teriak tadi sontan berhenti. Aku hanya mengernyitkan dahi saat
kedua yeoja ini tiba-tiba menatapku heran sambil mengulum senyum. Langsung
kuhentikan aksiku yang sedang memakan daging burger.
“Ada apa eoh?”
“Kau,,memakannya satu per satu?”
Sung Young juga mengernyitkan dahinya sementara Dae Hye tidak kuasa menahan
tawanya lagi.
Yah, karena aku sudah tidak tahan
menunggu 2 yeoja ini, akhirnya kumakan saja apa adanya. Tentu saja aku mengira
bahwa makanan ini dimakan satu persatu. Jadi pertama-tama kumakan roti yang
berada paling atas, berlanjut ke daun hijau itu. Eh, tapi aku tidak memakannya
ding, tidak enak! Lalu kumakan sesuatu berwarna kuning itu dan baru saja
kunikmati dagingnya, mereka langsung menegurku.
“Umm..Aa..Aku lebih suka menikmati
burger seperti ini.” Sumpah! Aku takut dikira orang gila di sini.
Sung Young masih terheran-heran
sambil menatapku dengan pandangan menyelidik. Kemudian dia mengambil selembar
tissue di tasnya dan diusapkannya pada pipi dan hidungku. Eh??
*501*
School.
Friday, 11.00 KST.
Dag Dig Dug.. Bukan hanya jantungku
saja yang berdebar begitu cepat saat ini. Kuyakin semua hagsaeng juga begitu.
Yah, kami sudah sejak 5 menit yang lalu berkumpul, berdesak-desakan di
sepanjang koridor, mengamati setiap layar yang tergantung dilangit-langit
koridor. Di layar itu sebentar lagi akan terpampang peringkat siswa dari yang
tertinggi sampai terendah diperoleh dari hasil pekerjaan latihan ujian yang
baru saja berakhir kemarin. Menurutku sih selama 4 hari itu aku bisa
mengerjakan soal-soalnya, tapi…entahlah bagaimana hasilnya. Seperti ini toh
rasanya menjadi hagsaeng saat sedang senam jantung.
Akhirnya, taraa..muncullah sederet
nama dan angka di layar. Pencantuman peringkat dimulai dari level 1. Aigoo, aku
tidak menyangka. Sung Young? Yah, tidak salah lagi, Sung Young mendapat
peringkat yang bisa dibilang buruk. Dia masuk ke dalam peringkat 10 besar..tapi..dari
bawah. Entahlah, kenapa aku malah yang merasa sedih? Aku tidak bisa
membayangkan betapa sedihnya yeoja itu. Yang lebih mengejutkan, peringkat 1 paralel
diduduki oleh Hyung Joon dan yang kedua Jung Min. Wow, sulit dipercaya. Dan
baru kusadari kalau namja-namja itu masih level 1.
Nah, sekarang giliran level 2.
Pertama-tama layar menunjukkan peringkat ke 105, lalu naik dan naik sampai pada
peringkat pertama. Jeng! Jeng! Ternyata AKU yang menduduki peringkat pertama,
seorang HEO YOUNG SAENG? Ini..ini salah kan? Tidak mungkin aku peringkat
pertama, ommo. Lagi-lagi aku menggeser peringkat Hyun Joong yang selalu juara
1. Semua orang yang berkumpul di situ langsung berteriak-teriak memanggil
namaku dan memberi selamat. Aku jadi malu sendiri diperlakukan seperti ini,
bukan lebih tepatnya terharu. Senang sekali rasanya, padahal ini baru latihan
ujian. Kulihat sekilas punggung seorang namja yang semakin menjauh, berjalan
dengan kesal sambil sesekali menendang tembok. Ah, Hyun Joong.
***
Sung
Young’s house. Saturday, 20.00 KST
Sejak pengumuman peringkat waktu
itu, Mr.Cha langsung menyuruhku untuk menjadi guru privat Sung Young, mengajari
yeoja itu agar setidaknya nilai-nilainya menjadi lebih baik daripada yang
kemarin diperolehnya. Mungkin hanya akulah satu-satunya harapan Mr.Cha, yah,
karena yeoja itu memang sedikit susah untuk diatur. Tahu sendiri kan dia seperti
apa? Sung Young adalah tipe yeoja yang keras kepala dan bandel. Orang-orang
kebanyakan pasti mengiranya begitu, but I don’t think so. Lamanya aku tinggal
di rumah Sung Young, membuatku menjadi lumayan akrab dengannya dan menjadi tahu
sifatnya (setidaknya begitu). Dia ternyata orang yang cukup menyenangkan walau
kuakui memang sedikit keras kepala jika menyangkut hal tertentu atau saat
perdebatan, dan kupikir sifat yang bandel dan sedikit childish itu hanya
akal-akalannya untuk mendapat perhatian. Yah, yeoja itu benar-benar kesepian.
Mungkin karena tidak ada keluarganya yang peduli terhadapnya bahkan Oppanya
sendiri. Hanya Dae Hye saja yang bisa mengerti, dan menurut Dae Hye sebenarnya
Sung Young yeoja yang cukup asyik.
Ups, kenapa sih aku jadi bercerita tentang
Sung Young? Hm, jadi intinya sekarang aku dan Sung Young sedang duduk lesehan
di lantai ruang keluarga, menghadap sebuah meja dengan buku-buku yang
bertumpuk. Yups, aku sedang menjalankan tugasku, menjadi guru privatnya.
“YA! Kau tidak mendengarkanku?”
“Ah, mian mianhae.”
Aish! Padahal mulutku sudah bersusah
payah berusaha menerangkan pelajaran sampai pegal, eh, ternyata dia daritadi
hanya melamun, tidak mendengarkan. Arrrghh~yeoja ini.
“Huh, kau kerjakan saja soal itu,
aku ingin beristirahat sebentar, mencari udara segar di luar. Sung Young-ah!
Bukannya aku sok ingin mengatur ini itu dan berceramah, tapi kau tahu sendiri
kan? Sebentar lagi kita akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Kalau nilaimu
tidak memenuhi batas minimal, bagaimana bisa kamu naik ke level 2? Kau sendiri
yang akan merasa rugi.”
Sung Young malah hanya mentapku
tanpa ekspresi, menatap dengan wajah innocent sepeti anak yang tidak punya
dosa. Sejenak ia tersenyum padaku. Eh?? Kenapa aku jadi berdebar-debar ya?
“Ah, arraseo(understand) Oppa.”
Kulihat Sung Young langsung meraih
pensilnya, membuka-buka halaman lembar kerja siswa, dan mengerjakan soal
akuntansi yang tertera. Sekilas aku tersenyum melihat sikapnya lalu bangkit,
berjalan menuju teras untuk menghirup udara malam yang begitu dingin dan juga
untuk memberi waktu Sung Young mengerjakan soalnya dengan tenang. Eh, tunggu
dulu, tadi Sung Young memanggilku Oppa? Apa tidak salah? Entah kenapa
perkataannya itu terus terngiang-ngiang.
Hmm, kurasa sudah 20 menit berlalu.
Dan itu waktu yang cukup untuk Sung Young menyelesaikan pekerjaannya. Baiklah,
waktunya melihat sampai mana dia bekerja. Aku harap sih pekerjaanya sudah
selesai dan benar semua, jadi penjelasan panjang lebarku tadi tidak sia-sia.
WHATS?
Ternyata! Ternyata Sung Young malah terpejam. Posisinya saat ini masih duduk,
hanya saja kepalanya terkulai di meja dengan buku-buku paket yang digunakan
untuk bantal. Yaa!! Bisa-bisanya dia memanfaatkan waktu untuk tidur, huff. Aku
kira daritadi dia serius mengerjakan. Kudekati dia, meneliti apakah yeoja ini
benar-benar tertidur. Sepertinya memang benar tidur, terbukti dengan nafasnya
yang teratur. Kulirik pekerjaanya, eh…Ternyata sudah selesai. Tabel-tabel yang
tersedia sudah terisi semua dengan jawaban yang…BENAR. Seharusnya aku tahu,
Sung Young sebenarnya yeoja yang pintar seperti Oppanya. Apa mungkin dia hanya
berpura-pura bodoh saat di sekolah? Ada-ada saja yeoja ini.
Cukup lama aku terdiam, memandangi
yeoja yang sedang terlelap ini. Wajahnya begitu damai dan terlihat polos saat
tertidur. Benar-benar sulit dipercaya kalau yeoja manis ini jago berkelahi.
Yah, kuakui Sung Young itu manis. Hanya dandanannya saja yang sedikit extrim.
Kusibak perlahan poninya yang menutupi muka, mengganggu pemandangan. Aigooo!
Jantungku!! Aku belum pernah merasa seberdebar ini. Wae…Waeyo? What happen with
me? Jujur, perasaan ini kerap muncul saat aku betatapan langsung dengan Sung
Young yang sedang tersenyum. AAH! Apakah aku jatuh cinta? NAN MOLLAYO!(I don’t
know). Jatuh cinta dengan seorang manusia? Seorang devil jatuh cinta dengan
manusia? Kasus ini benar-benar jarang terjadi atau mungkin baru aku yang
menciptakan sejarah baru. Tapi memang tidak bisa dipungkiri kalau aku tertarik
dengan Sung Young. Dan sejauh ini, Sung Young belum mengetahui diriku yang
sebenarnya. JANGAN! Jangan sampai dia tahu kalau aku devil atau dia akan
menghindariku. ANIEYO!(NO)
Aku masih betah saja menatap
wajahnya. Semakin lama… semakin lama aku memandang wajah Sung Young membuatku menjadi
sesak nafas. Oke, aku memang berlebihan, tapi inilah yang benar-benar
kurasakan. Perlahan aku semakin mendekatinya, sebegitu dekatnya sampai dapat
kurasakan hembusan nafasnya yang teratur menerpa wajahku. Dan…Entah mendapat
dorongan darimana aku berhasil mengecup bibirnya. WAA! NEONEUN MICHYEO NAMJA,
YOUNG SAENG-AH!!(You’re a crazy boy, Young Saeng-ah!!!).
*501*
School.
Saturday, 14.00 KST
LEGA. Ah, ya sangat lega! Aku
benar-benar merasa senang hari ini. Waeyo? Umm, yang pertama, aku sudah terbebas
dari ujian akhir kenaikan kelas. Yang kedua, lagi-lagi aku mendapat peringkat
pertama parallel. Huah, itu sangat membanggakan. Dan yang terkahir, usahaku
selama ini ternyata tidak sia-sia. Sung Young, yeoja itu berhasil menduduki 10
besar parallel, tapi kali ini dari atas. Sangat mengejutkan memang, dia bisa
melejit sebegitu jauh dari 10 besar terendah sampai 10 besar tertinggi. Dari
awal aku sudah menduga, kan dia sebenarnya yeoja yang pintar.
“Kau sangat hebat, Sung Young-ah!
Bagaimana bisa kau mendapat ranking 7? Ini benar-benar perkembangan yang sangat
mengagumkan.” Dae Hye sedari tadi terus berlebay ria, memuji-muji perkembangan
Sung Young. Yeoja di sampingku ini hanya tersenyum-senyum malu.
“Dae Hye-ah, sebenarnya aku ini
pintar. Yah, hanya saja akhir-akhir ini semangat belajarku sedang dalam keadaan
baik.” Ucap Sung Young smabil melirikku sekilas, ah aku tahu maksudnya.
Sementara itu Dae Hye hanya membalas dengan cibiran.
Seperti biasa, sekarang ini kami
ber3 sedang duduk-duduk di kantin sepulang sekolah. Tumben sekali hari Sabtu
ini sekolah memulangkan hagsaengnya lebih awal. Aku hanya bisa menyangga
kepalaku, memperhatikan percakapan tanpa henti 2 yeoja di depanku, bahkan tanpa
titik, ckck.
“Young Saeng-ssi, apa kau ikut nanti
malam?”
“Hm? Ikut apa Dae Hye-ah?”
“Ya! Kau tidak tahu? Ini sudah
menjadi tradisi Hyundai untuk mengadakan pesta setelah berakhirnya ujian
kenaikan kelas. Hitung-hitung sebagai refreshing dan sebagai perayaan kelulusan
hagsaeng level 3. Kau harus datang berpasangan karena akan ada pesta dansa.
Jadi, apa kau sudah punya?” Yeoja ini terlihat begitu bersemangat.
Dia bilang apa tadi? Pesta? Wah,
pasti akan ada pesta yang menyenangkan. Hm, mengenai yeoja aku tidak tahu.
Memang sih daritadi banyak sekali yeoja-yeoja yang terus mendekatiku,
beramah-ramah denganku, dan sangaaaat baik padaku bahkan kelewat baik
sampai-sampai aku ngeri sendiri, jadi ternyata untuk itu toh. Mereka berharap
aku mengajak salah satu dari mereka? Walaupun tidak sedikit yang sangat cantik
dan manis, tapi aku sama sekali tidak tertarik. Mungkin kalau aku jadi Hyung
Joon, semua yeoja itu akan kuajak, haahahaha. Sayang aku bukan dia.
“Eottokhae?(how)”
Kulirik Sung Young sekilas, dia
hanya mengaduk-aduk jusnya. “Nan molla Dae Hye-ah.”
“Ah, kau ini. Bukankah banyak sekali
yeoja-yeoja yang mendekatimu?” Aku hanya meringis menanggapi. “Lalu bagaimana
denganmu, Youngi?” Sung Young tersentak kaget. Ternyata daritadi dia melamun.
“Aku tidak tertarik! Pesta? Yang
benar saja.”
“Yaa! Kau berkata seperti itu karena
tidak ada yang mau mengajakmu, kan? Ckck. Sudahlah, kalian pergi berdua saja,
cocok kan?”
OHOK!! Rasanya jus yang baru saja
kutelan menyumbat kerongkonganku, meminta dikeluarkan lagi setelah mendengar
perkataan Dae Hye.
“Hey! Kau tahu, kan? Aku tidak suka
memakai gaun, berdandan, memakai ini itu rempong banget.”
“Ow~masalah itu? Hahahaha tenang
saja! Kau akan menjadi princess malam ini.” Kata Dae Hye semangat sambil
mengedipkan sebelah mata.
Perkataan
mereka barusan terus terngiang-ngiang dibenakku. Seorang Sung Young berdandan?
Wow~aku tidak bisa membayangkannya. Sepetinya aku harus membeli beberapa tabung
oksigen untuk membantu memperlancar pernapasanku. Okey, aku berlebihan lagi,
jadi abaikan saja.
“Lalu,
bagaimana denganmu? Kau akan pergi dengan siapa Dae Hye-ah?”
“Engg,
entahlah..aku.” Yeoja itu berubah muram saat kutanyai itu. Ah, aku tahu, dia
pasti berharap sekali bisa pergi bersama Kyu Jong.
“Dae-ah,
ada kabar bagus. Sepertinya Kyu Jong Oppa sudah putus dengan Nicole Eonni. Jadi
kau punya kesempatan untuk mendekati Kyu Oppa, yah sekalian menghiburnya karena
dia sepertinya sangat terpukul. Benar dugaanku, yeoja itu hanya menginginkan
uang Oppa dan setelah itu meninggalkannya dengan cara yang sangat menyakitkan.”
Sejenak
Dae Hye terdiam, merenungkan kata-kata Sung Young.
“Em,
geurae, aku akan mencoba mendekati dan menghibur Oppamu agar tidak murung lagi.
Akan kutunjukkan kalau aku jauh lebih baik dari Nicole Eonni!!”
***
Sung
Young’s house. Friday, 19.00 KST
GUGUP. Tentu saja. Aku belum pernah menghadiri
pesta apapun apalagi dengan pakaian seperti ini, sebuah tuxedo biru gelap yang
sangat bagus. Entah milik siapa tapi Dae Hye memberikan padaku untuk dipakai
saat pesta. Jantungku berasa ingin meledak saat aku harus benar-benar menghadirinya
bersama Sung Young, yeoja yang umm…sejauh ini masih saja mengusik hatiku. Sudah
bermenit-menit aku duduk di sofa yang biasa kupakai tidur (sampai saat ini Sung
Young masih membiarkanku tidur si sofa), menunggu Sung Young yang tengah dirias
oleh Dae Hye.
DAN! Jeongmal! Jantungku berasa
melompat-lompat melihat sesosok yeoja berjalan mendekatiku. Dress biru mudanya
melambai-lambai indah, rambutnya yang tergerai rapi seperti terkena efek angin
sepoi-sepoi yang membuatnya berkibar, membuatku ingin pingsan saja melihat
pemandangan ini. Okey, berlebihan lagi.
.
Tidak kusangka, ini…yeoja ini
adalah Sung Young? Sung Young si angel yang selalu kukagumi? Aigooo…benar-benar
mirip. Sepersekian detik aku sempat mengira kalau yeoja di depanku ini memang
Sung Young si angel, tapi segera kutepis pikiran itu. Ini bukan si angel, tapi
Sung Young si yeoja sadis.
“Eottokhae? Hebat, kan riasanku!
See, Young Saeng-ssi sampai bengong melihatmu, Youngi-ah, hahahaha.”
Aku hanya cemberut mendengar olokkan
Dae Hye yang frontal. Tapi memang benar sih, aku sempat terbengong melihat Sung
Young yang…ck sangat berbeda dari biasanya.
“Aish! Kau jangan seperti itu Dae
Hye-ah! Eh, lihatlah itu Kyu Jong Oppa. OPPA! Kau tidak ke pesta?!”
Kyu Jong yang akan naik tangga langsung
menghentikan langkahnya, menengok kearah Sung Young, wajahnya datar tanpa
ekspresi dan terkesan muram.
“Anieyo!” Katanya ketus.
“Ayolah, jangan kau pikirkan yeoja
centil itu lagi! Masih banyak yeoja yang lebih baik!”
Kyu Jong terlihat menahan kesal
mendengar ocehan Sung Young, matanya menyipit menatap tajam.
“LALU?! Aku harus bagaimana, heum?”
“Apa kau tidak tahu, Oppa? Dae Hye
sedari tadi menunggumu. Dia ingin pergi kepesta bersamamu.”
Dae Hye menunduk dalam, merasa takut
melihat tatapan Kyu mungkin?
“Cih! Aku tidak akan pergi bersama
anak kecil!!”
Kyu Jong langsung meneruskan
langkahnya, menghentak kesal menaiki anak tangga menuju kamarnya. Aku dan Sung
Young hanya terdiam terpaku, merasakan kalau perkataan Kyu benar-benar
sangat..sangat mengerikan untuk didengar. Kulihat Dae Hye. Yeoja itu, pasti
lebih terpukul dan syock daripada aku. Benar saja, dia menitikkan air mata yang
semakin lama semakin deras saja. Sung Young merangkul yeoja itu, berusaha
menghibur.
“Sung Young-ah! Ini sudah jam
setengah delapan, kalian bisa terlambat. Berangkatlah sekarang!”
“Ta..tapi Dae Hye_”
“Ah~aku tidak apa-apa.
Ppaliya!(quick/fast)”
Aku tahu Dae Hye sangat sedih, tapi
ia berusaha mengurung kesedihannya, berusaha tersenyum padaku dan Sung Young
sambil terus menyuruh kami untuk pergi ke sekolah. Ini tidak bagus! Aku merasa
kasihan dengan yeoja itu. Ish, ternyata Kyu Jong benar-benar menyebalkan pada
yeoja baik dan lembut seperti Dae Hye. Rasanya Ingin sekali aku menonjoknya.
*501*
School.
Saturday, 20.00 KST
Suara music yang lembut mengalun
indah di telingaku. Suara biola, saxophone, dan piano yang dipadukan dengan
sangat indah membentuk sebuah alunan bernuansa romace. Berbagai pasang namja
dan yeoja mulai memenuhi lantai dansa di tengah-tengah aula tempat
diselenggarakannya pesta. Dengan anggun mereka bergerak kesana-kemari mengikuti
alunan music yang menghanyutkan, saling berpelukan satu sama lain. Mereka
begitu menikmati suasana romantic ini.
Ah, tapi berbeda dengan kami berdua.
Aku dan Sung Young hanya duduk-duduk di kursi saja sambil memandangi
orang-orang yang sedang berdansa. Kejadian tadi saat di rumah terus
terngiang-ngiang di kepala kami. Teutama Sung Young, yeoja itu pasti sedang
memikirkan sahabatnya. Rasanya memang kurang lengkap kalau tidak ada Dae Hye
yang ikut menyemarakkan pesta.
Huh, tapi lama-lama bosan juga kalau
hanya terdiam. Melihat orang-orang yang semakin hanyut dalam alunan music
membuatku ingin berdansa juga dengan Sung Young. Kulirik yeoja yang sedang
menatap lurus kedepan itu. Aku tahu, Sung Young pasti juga ingin berdansa.
Geurae, aku akan mencoba mengajaknya.
“Sung Young-ah, ayo…kita berdansa!
Kamu mau, kan? Ini pesta, sudah sepantasnya kita bersenang-senang.”
“…”
“Umm, aku tahu kau merasa tidak
semangat karena tidak ada Dae Hye. Tapi, apa kau mau menyia-nyiakan kerja keras
Dae Hye meriasmu? Apa kau dirias hanya untuk duduk? Ayolah, jujur ini pertama
kali aku berdansa, jadi aku ingin mencobanya. Kkaja!”
Kuulurkan tanganku padanya, berniat
mengajak. Beberapa detik tanganku tetap tergantung di udara menunggu sambutan
Sung Young. Untungnya! Yeoja itu membalas uluran tanganku. Tidak kusangka dia
mau juga berdansa denganku. Akhirnya dengan seulas senyum kami berjalan menuju
tengah-tengah aula diiringi tatapan orang-orang yang sedang berdansa.
Tangan kananku sedikit gemetar saat
menyentuh pinggul Sung Young, sementara yeoja itu tertunduk malu. Tangan kiriku
dan tangan kanannya saling bertemu. Dengan perlahan kami turut mengikuti alunan
music yang daritadi masih lagu ini-ini saja. Sehati-hati mungkin aku berusaha
untuk menginjak kaki Sung Young. Wow, rasanya menyenangkan sekali bisa
berdansa, apalagi dengan yeoja di depanku ini.
“Young Saeng Oppa, gamsahamnida ne
kau telah menumbuhkan semangat belajarku lagi.” Setelah beberapa menit kami
terdiam, akhirnya Sung Young membuka suara. “Entah kenapa melihatmu yang begitu
berusaha membuatku rajin belajar menjadikan semangatku hidup lagi.” Tidak
kusangka dia akan berterimakasih padaku.
“Cheonmaneyo, Sung Young-ah. Kau
harus terus mempertahankan semangatmu walaupun aku sudah tidak menyemangatimu
lagi.” Dengan teratur kami masih saja bergerak mengikuti alunan music.
“Apa…Apakah setelah ini Oppa akan
pergi?” Sejenak Sung Young mendongak, menatapku. Kenapa ekspresinya seperti
itu?
“Aku tidak mungkin, kan tinggal di
rumahmu selamanya?”
Tentu saja. Tempatku bukan di bumi.
Tempatku adalah neraka. Aku seorang devil, Sung Young-ah! Tidakkah kau tahu
itu?? Mungkin setelah aku tahu caranya kembali ke neraka, aku akan tetap
kembali ke tempatku yang seharusnya. Argh~kenapa rasanya sangat berat?! Jujur
aku sudah terlanjur nyaman berada di bumi, di rumah Sung Young, di Hyundai. Menurutku
di sini lebih nyaman dibandingkan tinggal di neraka, di negeri antah berantah
yang jauh.
“Oppa, aku ingin bertanya satu hal.”
Aku hanya bisa menunggu apa yang akan dikatakan selanjutnya. “Apakah Oppa
menyukaiku?”
DUAR! AKU HARUS JAWAB APA?
Sebenarnya aku juga masih bingung sih dengan yang kurasakan. Suka? Entahlah. Ttidak
suka? Umm..tidak juga. Benci? Tentu saja tidak, yah, walau aku tahu Sung Young
itu yeoja yang sering menyiksaku, tapi aku tidak pernah sakit hati. Sepertinya
memang rasa suka yang lebih dominan. Ne, aku menyukai Sung Young, bahkan
mencintai yeoja ini.
“Ehh..Bagaimana denganmu? Apa kau
menyukaiku?”
Babo
aku malah balik bertanya. Kulihat Sung Young kembali menunduk sambil tersenyum-senyum,
memikirkan jawaban yang pantas diberikan. Aku menjadi deg-degan dengan kalimat
yang akan dilontarkannya. TAPI! Tak kusangka Sung Young malah memelukku
tiba-tiba, membuat gerakan dansa kami terhenti. Aku terdiam, syock!
“Dulu
aku adalah seorang yeoja yang kesepian, tidak memiliki teman yang bisa diajak
untuk mengobrol atau bermain selama 2 th. Semenjak aku mengenal Dae Hye,
kehidupanku yang sepi sedikit demi sedikit mulai ramai dengan canda tawa kami.
Hanya saja sifatku dari situ mulai berubah. Saat SMP aku dikenal sebagai yeoja
yang pintar dan ramah, tapi setelah SMA semuanya berbanding 180 derajat
membuatku semakin kesepian bahkan mempunyai musuh. Lalu….Pada akhirnya aku
menemukan seorang teman lag. Teman yang selalu ramah dan baik padaku walau aku
sering jahat padanya, sering menyiksanya. Aku tidak mengerti dengan namja itu,
selalu berusaha tersenyum walau aku tidak pernah tersenyum sedikit pun padanya.
Semakin hari aku semakin menyiksanya, namja itu malah semakin baik padaku,
bahkan sempat menolongku 2x, menolong secara fisik dan batin.”
Sepertinya
aku tahu siapa yang dimaksud Sung Young.
“Dalam
waktu singkat saja, aku bisa nyaman berada di dekat namja yang entah aku tidak
tahu asal-usulnya karena ketidakpedulianku. Awalnya kukira dia orang jahat
karena ia tiba-tiba ingin menginap di rumah. tapi ternyata…dugaanku salah. Salah
besar malah. Dia hanyalah seorang namja yang tersesat dan kesepian juga. Tapi
hebatnya dia selalu tersenyum. Kemudian, perasaan yang kurasakan tahap demi
tahap mulai berkembang. Pertamanya aku hanya biasa saja padanya, lalu mulai
merasa nyaman, kemudian berubah menjadi rasa yang sulit dideskripsikan, tawanya
sulit kulupakan, wajahnya terus terngiang di benakku, bahkan aku sempat takut
kehilangan dia. OH! Aku sudah gila, kan?”
Sung Young mendongak menatapku.
Wajahnya bersemu merah entah mungkin merasa malu telah mengatakan itu semua.
Kubelai rambutnya pelan sambil tersenyum. Aku…merasa sangat senang saat ini.
“Anieyo, Sung Young-ah. Kau tidak
gila! Tapi kau suka padaku, hehehe.” Sung Young ikut terkekeh.
“Ne Oppa. Mungkin aku memang
menyukaimu. Anni, mencintaimu.”
Deg! Cinta? Kenapa saat dia
mengatakan cinta…umm, perasaanku bercampur antara senang dan takut. Yah, takut,
aku takut kami saling mencintai dan sampai saat ini Sung Young belum mengetahui
identitasku yang sebenarnya. AH! TAPI INI SUDAH TERJADI! Sung Young dan aku
saling mencintai! Lalu? Apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya kalau aku
ini devil? Ouh, Sung Young akan membenciku detik itu juga. Dan aku tidak mau
itu terjadi.
“Hm, nado saranghaeyo(I love you
too) Sung Young-ah!”
Mungkin ini bukan waktu yang tepat
untuk mengatakannya, jadi kuputuskan untuk menyimpan rahasia ini lebih lama
lagi, menunggu saat-saat yang pas walau aku tahu semakin ditunda itu semakin
tidak baik. Ah, apa boleh buat. Kubalas pelukan Sung Young sambil kembali
bergerak mengikuti alunan lagu yang belum berhenti.
“Gomawo Oppa. Um, apa kau tidak mau
tahu tentang awalnya aku benar-benar mulai sulit melupakanmu?”
“Err, saat apa itu?”
“Saat kejadian di ruang keluarga,
hehe.”
Ha? Saat di ruang keluarga? WAAAAAA~
Jangan-jangan saat aku menciumnya!! HEY, yeoja ini menyebalkan sekali. Aku kan
jadi malu. Sontan kulepaskan pelukan kami.
“Ba..bagaimana kau tahu kalau
aku…aku.”
“Ah, aku tidak benar-benar tidur
waktu itu.”
CK,
benar-benar yeoja yang menyebalkan, bukan? Berani-beraninya dia membohongiku.
“Mi…mianhae.”
Sial, wajahku pasti sudah mirip dengan tomat sekarang.
PETT!! Tiba-tiba lampu di aula ini
mati. Gelap gulita membuatku tidak bisa melihat dengan jelas. Sontan semua
yeoja yang kaget berteriak-teriak memenuhi ruangan mengalahkan suara music yang
tadi. Aigoo..kuraba-raba sekelilingku, berusaha menggapai Sung Young yang
sempat menjauh dariku. Aduh, aku tidak menemukannya.
“Sung Young-ah!” Tidak ada jawaban.
Keamana dia?
Blar! Lampu hidup kembali. Alunan
music yang sama terdengar lagi. Hanya saja…SUNG YOUNG! Yeoja itu menghilang.
Kemana perginya dia? Entah kenapa aku merasa panik, benar-benar panik berbeda
dengan orang-orang yang mulai tenang kembali, bahkan ada yang melanjutkan
berdansa tapi sebagian ada yang beristirahat. Terus kuteriakkan nama Sung Young
tanpa mempedulikan sekitarku. Tapi NIHIL! Yeoja itu tidak ada. Kusibak
orang-orang yang menghalangi jalanku. Aku harus menemukan yeoja itu.
Sampai pada akhirnya aku sampai di
luar aula, di koridor yang sepi. Sampai detik ini juga aku belum menemukan Sung
Young. Aish, membuat khawatir saja dia.
“Ummm!! Tol…ummp!” Sayup-sayup
kudengar suara yeoja dari luar. Kutengok dari jendela yang kebetulan kulintasi.
BENAR SAJA! Itu Sung Young, kan? Seorang yeoja dengan baju yang sama dengan
yang dipakai Sung Young tengah di dekap dan ditarik paksa di halaman oleh
seorang namja yang diikuti 2 orang namja. Err~Hyun Joong, Jung Min, dan Hyung
Joon!!! Yah, aku yakin itu mereka.
Dengan tergesa-gesa kuturuni tangga,
berusaha menuju halaman secepat mungkin. Mau cari masalah apa lagi sih Hyun
Joong dkk? Setahuku Sung Young tidak membuat masalah lagi akhir-akhir ini. Aku
yakin kali ini mereka yang memancing masalah. Tidak akan kuampuni mereka kalau
berani-beraninya menyakiti Sung Young. Entah kenapa aku bisa merasa semarah
ini.
*501*
School.
Saturday, 21.00 KST
BRAK!!
Kutendang pintu gudang yang baru saja tertutup. Ne, Hyun Joong dan lainnya
membawa Sung Young ke gudang sekolah. Sebenarnya ini lab kimia, tapi sudah tidak
pernah dipakai lagi dan malah diisi dengan barang-barang rongsokan. Kuedarkan
pandanganku di ruangan yang sangat minim penerangan ini, tapi aku masih bisa
melihat gerak-gerik di pojokan sana.
“Ah,
kau datang Young Saeng-ah.” Ucap Hyun Joong dengan santainya sambil berjalan
kearahku. Kutatap ia sengit.
“Kau
mau apa, ha? Menolong yeojachingumu? Ck.” Jika aku tidak bisa membendung
kesabaranku, sudah kutonjok mukanya.
“Lepaskan
Sung Young, ppali!”
Hyun
Joong langsung menahanku yang ingin menghambur menolong Sung Young yang saat
ini tengah diikat oleh Jung Min dan Hyung Joon, walaupun mereka sempat terkena
tendangan Sung Young namun kelihatannya mereka tenang-tenang saja
“Kali
ini ada masalah apa lagi? Bukankah Sung Young sudah tidak pernah membuat masalah?”
Aku berusaha sesabar mungkin.
“Hahahaha,
babo! Kali ini justru masalahnya jauuuh lebih besar! Tidakkah kau tahu? Atau
kau memang bodoh! Ck, sang juara parallel sepertinya sudah berubah menjadi
bodoh.” Tunggu dulu, jangan bilang Hyun Joong cemburu karena aku
mengalahkannya. Haha kekanakan sekali.
“Hyun
Joong-ah, kalu kau berusaha lebih giat lagi dan mengurangi sedikit aksi
berandalmu itu, aku yakin nilaimu jauh di atasku.”
“HAHAHAHA~Sepertinya
kau memang benar-benar bodoh. Bukan itu, babo!” Hyun Joong masih tertawa-tawa
sambil berjalan menuju Sung Young yang sudah terikat sempurna di sebuah kursi
tua.
“Geurae,
jadi begini, sebenarnya aku itu masih mencintai yeojachingumu ini.”
“KOJITMAL!!
Setelah kau menyakitiku, dengan mudahnya kau__” PLAK! Sebuah tamparan sukses
mendarat di pipi Sung Young, membuat yeoja itu merintih. Yaa! Apa-apaan itu!
“Diam
kau!!”
“Kau
menyingkirlah darinya!! Atau aku akan menghajarmu!!” Emosiku sudah benar-benar
meledak sekarang. Ingin sekali kuhabisi namja sialan itu dan kedua temannya
yang sedari tadi hanya cengengesan.
“Menghajarku?
Hahaha..coba saja, pengecut!”
Hyun
Joong berjongkok, mensejajarkan posisinya dengan Sung Young yang duduk.
Ditariknya tengkuk Sung Young berusaha mencium yeoja itu. HEY! Itu tidak akan
terjadi!! Langsung saja kutarik kerah kemeja Hyun Joong dari belakang agar
menjauh dari hadapan Sung Young.
BUGH!!
Tidak bisa dihindari lagi, kali ini aku benar-benar meloloskan pukulanku.
DUGH!!
Hyun Joong membalas dengan memukul perutku. Rasa sakit yang ditimbulkan tidak
kupdulikan. Tanganku terus saja terayun menjangkau bagian mana saja dari tubuh
Hyun Joong.
“Young
Saeng Oppa!! Hati-hati!”
BUGH!!
Lagi. Aku kembali mendapat pukulan, kali ini dari Jung Min yang ikut bergabung
di medan perkelahian begitu juga Hyung Joon. Ini tidak adil! Aku jelas kalah
jumlah, tapi..aku harus berusaha keluar dari kepungan mereka.
Setelah
mendapat pukulan yang kesekian dari mereka bertiga, aku merasa tubuhku menjadi
aneh, panas sekali seperti air mendidih. Apa ini? Aku tidak pernah merasakan
tubuhku seperti ini. Otot-otot punggung dan tanganku rasanya berkontraksi
semua. Kepalaku berdenyut-denyut hebat, panas, dan darahku mengalir begitu
cepat. Jangan-jangan….AA~!! Sesuatu yang tidak kuinginkan terjadi. Aku..aku
berubah menjadi wujud asliku. Yeah, AKU BERUBAH JADI DEVIL. Di sini, saat ini,
di depan 4 orang yang tengah menatapku takjup memperhatikan sayapku yang muncul
dari punggung merobekkan tuxedo yang kukenakan. Tandukku mencuat panjang, ah
lebih panjang dari sebelumnya. Ommo, bagaimana ini.
“Op..Oppa…Kau
ini apa?” Tanya Sung Young horror. Duh, bagaimana aku menjelaskannya.
“HAHAHAHA!!!”
Tiga orang namja ini tertawa semua, terlihat begitu puas.
“Oke,
guys. Sepertinya misi kita sudah selesai.” Kata Hyung Joon semangat. Misi? Apa
maksudnya?
Sekejap
aku melihat api yang membara tubuh mereka. Menggantikan tubuh 3 namja tampan
menjadi 3 makhluk merah menyeramkan dengan sanyap dan tanduk. Ja…jadi..Hyun
Joong, Jung Min, dan Hyung Joon benar-benar sosok devil? Hyun Joong yang selama
ini dikenal sebagai teman sekelasku dan namja popular di sekolah ternyata
memang hyungku sendiri, begitu juga dengan Jung Min dan Hyung Joon?
Se..Sebenarnya apa yang terjadi? Tolong seseorang beritahu aku!!
“Ehm!
jadi begini adikku sayang. Aku, Jung Min, dan Hyung Joon diperintahkan oleh
Mr.Cha, eh maksudku oleh Appa untuk melatihmu menjadi sosok devil hebat saat di
bumi. Huh, dengan susah payah kami mencari dan memancingmu, akhirnya berhasil
juga kami menjadikanmu devil yang tingkatannya lebih bagus dibanding
sebelumnya. Lihatlah, kau berhasil membuat kami kesakitan seperti ini, ck.
Dan..oow lihatlah tandukmu itu, sepertinya lebih panjang. WAH, chukhaeyo
Dongsaengi (congratulation brother).”
“Hyun
Joong-ah, ayo kita kembali ke neraka.”
“Sabar
sedikit, kuda! Huh, geurae kami akan pergi. Goodbye Young Saeng, aku menunggumu
di neraka. Dan…Goodbye sayang, Sung Young-ku yang cantik.”
BLAR!!
Tiga namja ini langsung terbakar tidak tersisa. MWO?! Bisa-bisanya mereka pergi
setelah melakukan ini semua padaku. AAA~ AKU TIDAK PERCAYA MEREKA SENGAJA
MELAKUKAN INI!! Dan..Mr.Cha, dia ternyata dirasuki oleh Appa, atau dia memang
ayahku?? Huaaaaa~ Bodoh sekali aku terkena pancingan mereka dan ikut terlibat
dalam sandiwara ini.
SYOCK!
Aku benar-benar tidak tahu, ternyata hukumanku di bumi adalah sebuah pelatihan.
Sung Young? Yeoja itu pasti lebih syock lagi. Kulihat dia hanya melotot,
menatapku ngeri setelah menyaksikan adegan yang sangat diluar dugaan tadi.
Kudekati ia, bermaksud untuk melepaskan tali yang melilitnya dan menjelaskan
semuanya. Menjelaskan? Oh, aku rasa semuanya sudah jelas. BAGUS! Dengan begini
Sung Young akan membenciku.
“Sung
Young.” Kugenggam tangannya begitu tali ditubunya terlepas. Yeoja itu sedikit
menitikkan air mata. Yah, aku tahu dia sangat kecewa padaku.
“PERGI
KAU DEVIL!!” Dihentaknya tanganku sehingga terlepas. “Aku tidak percaya,
ternyata selama ini kau membohongiku!! Kau berani-beraninya telah memasuki
hidupku dan membuatku lagi-lagi merasakan sakitnya cinta. Tidak kusangka selama
ini ternyata aku mencintai…mencintai sosok DEVIL!! Bahkan 2x, aigooo.. Kembalilah
ke asalmu! Aku tidak mau kau membohongiku terlalu banyak!!”
Yeoja
itu langsung berlari kencang keluar gudang. Sempat kulihat buliran-buliran air
mata yang menghiasi wajahnya. HELL! Kenapa rasanya sesakit ini!
“Sung
Young!!! Aku tidak pernah bermain-main untuk mencintaimu!!! Aku tidak berbohong
tentang perasaanku!!” Nampaknya dia tidak peduli, terus berlari menembus malam
sambil menangis tentunya. Agh, dadaku rasanya sesak sekali. Sung Young-ah,
bukan maksudku untuk membohongimu. Naneun jeongmal saranghae. Really love you.
***
Saturday,
21.30 KST
Walaupun Sung Young menyuruhku
pergi, tetap kuikuti dia. Tentu saja, aku tidak mau kehilangan yeoja itu. Aku
benar-benar bodoh telah membuat yeoja itu menangis, tak hentinya kurutuki
diriku sendiri. Sung Young terus berlari sepanjang jalan yang sangat sepi,
mungkin menuju rumahnya. Kuikuti langkahnya dengan terbang diatasnya, berharap
dia tidak mengetahui keberadaanku dan semoga saja tidak ada seorang pun yang
melihatku. Akan heboh nanti kalau ada yang tahu.
Ternyata memang benar, Sung Young
langsung masuk ke rumah dan menutup pintu keras. Kulihat dia masih saja
menangis. Ah, apa yang harus kulakukan? Aku tidak mungkin meninggalkannya dalam
keadaan seperti ini. Jadi, kuputuskan untuk menunggunya, duduk di teras
rumahnya. Aku ingin meyakinkannya kalau aku tidka main-main dengan perassanku.
Hah, kuusap wajahku dengan kedua tangan, wae? Kenapa rasanya aku juga ingin
menangis. Dadaku benar-benar sesak dan tepat di sisi kiri rasanya sangat nyeri.
Ah ya, sakit sekali.
BRAK! Tiba-tiba pintu di belakangku
menjeplak. Sung Young kembali! Matanya terlihat masih sembab. Cepat-cepat ia
mengunci pintu rumahnya, bergegas memakai jaket, dan melangkah pergi. Sejenak
ia terkejut mendapatiku berdiri di teras rumahnya, tapi sepertinya ia
mengacuhkan keberadaanku. Aku hanya terpaku saat dia menstop taxi dan pergi…
Mau kemana dia? Oke, akan kuikuti.
Ternyata taxi yang dinaiki Sung
Young berhenti di Rumah Sakit Umum Seoul. Memangnya siapa yang sakit? Ah, lebih
baik aku ikuti saja dia. Mendadak perasaanku tidak enak melihat Sung Young yang
tergesa-gesa memasuki rumah sakit. Orang-orang di rumah sakit langsung
menatapku heran. Tentu saja, siapa sih yang tidak heran melihat seorang namja
tengah berkeliaran di rumah sakit dengan tuxedo yang punggungnya sobek 2. Aku
berusaha tidak memperhatikan mereka. Yang kufokuskan saat ini hanya Sung Young
yang semakin cepat berjalan menembus lalu lalang orang. Aku tidak boleh
kehilangan jejaknya. Tapi juga tidak boleh terlalu dekat atau dia akan
mengusirku.
Akhirnya dia berhenti di depan pintu
sebuah ruangan. Lorong di sini sangat sepi. Di depan pintu sudah berdiri
seorang yeoja yang sepertinya aku tahu. Yah, dia Dae Hye kalau aku tidak salah
melihat. Sung Young langsung memeluk Dae Hye dan menangis kencang sampai-sampai
aku mendengarnya dengan jelas. Apa yang terjadi sebenarnya?? Kenapa Sung Young
seperti itu? Aku sudah tidak bisa melawan rasa penasaranku.
“Dae Hye-ah, apa yang terjadi?”
Kuputuskan untuk mendekati Dae Hye yang masih berdiri di depan pintu, sementara
Sung Young sudah masuk.
“Young Saeng-ssi!” Jiah, yeoja itu
malah menangis.
“Ada apa?”
“Kyu Jong Oppa. Aku menemukannya
tengah kesakitan saat di rumah tadi. Dia…hipertensinya kambuh. Darahnya
tiba-tiba naik dan membuatnya kejang. Aku tidak mengerti kenapa bisa secepat
ini, tapi…dia sudah. Huaaa.”
MWO?? Kyu Jong terkena hipertensi?!
Merasakan aura tidak menyenangkan ini jangan-jangan….Kyu Jong. Sekilas kulirik
papan di atas pintu, di sana tertulis ‘mortuary’. Syock!! Tentu saja aku syock.
Aku tidak bisa membayangkan betapa sedih dan terpukulnya Sung Young sekarang.
“Kata dokter, dari dulu sudah
diketahui kalau Kyu Jong Oppa mengidap penyakit ini. Tapi karena dia
akhir-akhir ini sering merokok dan meminum minuman keras membuat hipertensinya
semakin parah dan suka kambuh. Dan…sekaranglah puncaknya.” Lemas, aku terduduk
lemas di kursi tunggu mendengar berita itu .
“Ya ampun, aku tidak penah
membayangkan Kyu Jong akan pergi secepat ini, meninggalkan donsaengnya, membuat
yeoja itu semakin kesepian.”
“Ne, Oppa, aku kasihan sekali dengan
Sung Young. Dia begitu sendiri mengingat orang tuanya tidak ada untuknya.
Sekarang dia harus menerima kenyataan bahwa Oppa angkat yang amat dicintainya
itu juga telah meninggalkannya.” Dan sebentar lagi aku juga akan
meninggalkannya, hah~
“Dae Hye-shi, kau harus selalu
menemaninya.”
“Bagaimana denganmu? Bukankah kalian
tinggal serumah? Aku yakin kalian sudah jadian, kan? Kau harus__”
“Tidak Dae Hye-shi, aku akan pulang
dan mungkin….aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku di rumah Sung Young
lagi.” Damn! Hampir saja aku menangis.
“Loh..wa..waeyo?”
Kreek!! Pintu kamar mayat itu
terbuka menampilkan sosok Sung Young yang terlihat sangat kacau, wajahnya sudah
benar-benar basah oleh air mata. Dae Hye langsung menangkap Sung Young yang
sangat lesu. Aigoo..ingin sekali aku memeluknya, menguatkan hatinya. Dia
sedikit terkejut mendapati diriku yang muncul lagi dihadapannya. Pasti dia
ingin sekali mengusirku, membentakku, tapi aku tahu dia sudah tidak punya
tenaga lagi.
“Sung Young-ah, untuk kali ini saja
biarkan aku bertemu dengan Kyu Jong.” Dia hanya diam saja.
“Jebal Sung Young-ah, aku..aku hanya
ingin berpamitan.” Sung Young malah menangis lagi sambil memeluk Dae Hye. Okey,
kesempatan ini tidak kusia-siakan.
Hawa dingin mencekam langsung
menusuk kulit saat kumasuki ruangan ini. Terdapat sebuah ranjang di pojokan
sana dengan sosok tubuh tanpa nyawa terbaring di atasnya. Kyu Jong, namja itu
tidur dengan tenang. Kulitnya sedikit pucat dan dingin saat kusentuh. Baru
kusadari, ternyata Kyu Jong sangat sangat tampan. Haha, walau aku namja, tetap
saja kuakui ketampanannya.
“Kyu
Jong-ssi, kau jahat sekali meninggalkan Sung Young secepat ini. Harusnya kau
lebih bisa menjaga dirimu untuk menghindari rokok dan minuman keras.” Masih
teringat dengan jelas di benakku, saat-saat pertama kali aku bertemu dengan Kyu
Jong dalam keadaan mabuk berat, lalu namja ini pingsan tepat di depanku. Hah~
“Kyu
Jong-ssi, jika caranya seperti ini, aku menjadi lebih sulit untuk pergi. Jujur
aku tidak ingin Sung Young lebih kesepian lagi. Tapi…kurasa dia akan semakin
terganggu jika aku masih terus-terusan di sini.” Gumamku lirih sambil tetap
memandangi wajah pucatnya.
“Kyu
Jong-ssi, maaf selama ini aku berbohong kepada kalian. Sebenarnya aku ini bukan
manusia! Aku devil! Walaupun begitu kau bisa menjamin kalau aku ini baik.”
“Kyu
Jong-ssi, tapi sepertinya aku memang bukan devil yang baik. Maaf telah
menyakiti yeodongsaenmu. Tapi jujur, aku benar-benar mencintainya.”
AH!
Masa bodo aku sudah tidak bisa membendung air mataku. Kuletakkan tanganku di
dadanya, lebih tepatnya di jantungnya, lalu kuusap perlahan. Aku tidak tahu apa
yang kulakukan tapi kurasakan sesuatu yang hangat memancar begitu saja dari
dalam tubuhku dan berkumpul menjadi satu di telapak tanganku. Eh? Apa ini? Aku
tidak pernah merasakan yang seperti ini. Lama sekali tanganku terus tertempel
pada dada Kyu Jong yang hanya tertutup selimut. Dari yang semula hangat
perlahan menjadi sangat panas, sontan kujauhkan tanganku.
“A..apa
itu tadi?”
Kulihat
telapak tanganku, namun tidak ada yang aneh. Kulirik Kyu Jong yang masih
terbaring tenang, tapi MWO?? Kyu Jong sedang memandangku heran dengan matanya
yang hitam. Bagaimana bisa seperti ini? Bukankah Kyu Jong sudah mati?
Jangan-jangan dia hantu..waaa~
“Ugh,
di mana ini?” Namja itu berusaha duduk.
“Kyu…Kyu
Jong. Kau…kau..”
“Weyo,
Young Saeng-ah? HIYAAAA~Kenapa aku telanjang?!”
Aku
masih syock, terdiam sambil melihat namja yang setahuku sudah mati, tiba-tiba
melek dan ngomel-ngomel karena tidak pakai pakaian. Apakah semua ini
berhubungan dengan kejadian tadi? Apakah ini kekuatan devil yang tersimpan di
dalam tubuhku? Wow, benar-benar ajaib.
“Kau
tidak menelanjangiku kan?” Astaga Kyu, aku tidak senekad itu.
“YAA~Tentu
saja tidak. Jadi begini, kau sebenarnya ada di kamar mayat sebuah rumah sakit.
Kenapa kamar mayat? Karena dokter sudah menyatakan kalau kau itu sudah mati.
Tapi…kau..”
Kyu
Jong terdiam sejenak berusaha mencerna kata-kataku atau..mungkin sedang
mengingat sesuatu.
“Beberapa
menit yang lalu aku juga merasa sudah mati. Entah kenapa aku bisa merasakan
kehadiran seseorang, lalu tubuhku langsung menjadi panas dan…dan akhirnya aku
bisa membuka mata lagi.”
“Ini
suatu keajaiban, Kyu. Ah, syukurlah kalau kau bisa sadar lagi. Jadi..aku bisa pergi
dengan tenang.”
“Aku
mendengar semuanya.”
Hening~
“Aku
mendengar semua yang kau katakana tadi. Young Saeng-ah, sebenarnya dari dulu
aku tahu kalau kau ini makhluk lain hanya saja kubiarkan saja. Melihat semua
tingkah anehmu itu membuatku benar-benar yakin kalau kau bukan berasal dari
sini. Tapi sekali lagi kuacuhkan saja karena toh ternyata kau baik dan mau
menjadi teman Sung Young.” Dia terdiam. “Young Saeng-ah, kenapa kau tidak
tinggal saja kalau kau memang menyukainya?”
“Haha,
tidak bisa Kyu, adikmu sudah terlanjur membenciku dan dialah yang mengusirku.
Tidak mungkin, kan Sung Young pacaran dengan sosok sepertiku.”
“Ah~kalau
kalian saling menyukai kenapa tidak?”
“Hahahahaha
jangan bercanda. Sekarang waktunya kau merubah semua sikapmu, Kyu. Kembalilah menjadi
Kyu Jong yang kata Sung Young adalah namja ramah dan menyenangkan. Kau harus
bisa mengganti waktu kebersamaanmu dengan Sung Young yang telah kau sia-siakan.
Dari sana, aku ingin sekali melihat Sung Young terus tersenyum. Sebabagai
kakak, kau bisa melakukan itu kan? Aku ingin kasih sayangmu mewakili kasih
sayangku, jebal(please)”
Namja
itu tersenyum. Diletakannya salah satu tangannya di pundakku.
“Tentu
saja aku bisa!! Kau benar-benar namja baik, Young Saeng-ah. Dan apa kau yakin
akan pergi? Kurasa Sung Young masih menyukaimu.”
“Yakin!
Sekaranglah saatnya, aku akan pergi ke neraka, tempat diamana sudah seharusnya
aku berada. Selamat tinggal, Kyu.”
Dengan
berat hati kulangkahkan kakiku menuju pintu kamar. Ah, walau berat tapi
setidaknya sudah sedikit lega karena masih ada seseorang yang akan selalu
menjaga Sung Young dan membimbing yeoja itu agar tidak kembali menjadi nappeun
lagi. Aku yakin Kyu Jong akan kembali seperti dulu, menjadi Oppa yang selalu
didambakan Sung Young.
“Oh,
iya satu lagi Kyu. Tidak usah jauh-jauh mencari yeojachingu, karena…sudah ada
seorang yeoja yang dengan setia menunggumu dan akan selalu mencintaimu. Jangan
biarkan dia menunggu terlalu lama, hehe. Dia tidak buruk.” Kyu Jong hanya
terkekeh. Huh, semoga Dae Hye tidak marah aku mengatakan itu.
Oh
lihatlah, ternyata Sung Young masih saja menangis sambil memeluk Dae Hye. Aku
tahu kehilangan Oppa sangat berat baginya tapi aku harus cepat-cepat
menyampaikan berita gembira ini agar aku tidak terlalu lama tersiksa karena
melihatnya menangis.
“Hey
nappeun yeoja, kau sanga jelek kalau menangis. Lebih baik kau masuk ke dalam
dan hapus semua air matamu. Ada seorang namja yang sangat merindukanmu sedang
menunggu, lihatlah!”
“KAU
TEGA SEKALI BERKATA SE___”
“Aish,
maksudku bukan seperti itu, Dae Hye-shi! Kau lebih baik juga ikut masuk.”
Tanpa
buang-buang waktu Sung Young segera masuk diikuti Dae Hye yang penasaran.
Samar-samar kudengar jeritan Sung Young yang kuyakin dia pasti sangat terkejut
melihat Oppanya hidup lagi. Aku tahu, 2 yeoja itu pasti sangat bahagia
sekarang. Ah~aku bisa pergi dengan tenang. Selamat tinggal Sung Young, Kyu
Jong, dan Dae Hye. Kalian manusia yang baik/ Aku berharap suatu saat nanti kita
bisa bertemu lagi.
*501*
Hell.
Saturday, 15.00 HST
Hah~sampai detik ini aku masih saja
teringat dengan yeoja itu. Siapa lagi kalau bukan Sung Young si nappeun yeoja.
Padahal sudah lama sekali semenjak aku meninggalkan bumi, mungkin
berbulan-bulan lamanya tapi tetap saja bayang-bayang yeoja itu sulit
dihilangkan dan terus menghantuiku. Aneh sekali, sesosok devil dihantui manusia
(-__-) namun itulah kenyataannya. Masih teringat dengan jelas sifat dinginnya,
kemahirannya dalam berkelahi, pakaiannya yang selalu acak-acakan, wajahnya yang
manis saat tersenyum, dan yang pasti semua perintah-perintahnya. JEONGMAL! Aku
sangat merindukannya!!!
Disinilah aku sekarang, duduk
termenung di sebuah batu besar bawah pohon yang meranggas. Kata manusia sih
keadaanku saat ini sedang galau. Yah galau atau apalah namanya. Dari sini
kulihat seberkas cahaya putih terang mendekat dan terus mendekat kearahku.
Semakin dekat sosok itu semakin jelas, memperlihatkan sayap indah dan wajah
yang cantik. Aa~Sung Young si angel? Untuk apa dia kemari? Ommona, kenapa saat
melihatnya membuatku begitu senang? Mungkin karena wajahnya yang memang mirip
dengan Sung Young si nappeun yeoja, yeoja yang saat ini tengah kurindukan.
Rasanya seperti aku berada di bumi lagi.
“Annyeong Young Saeng-ssi!” Hei,
angel itu menyapaku.
“Ann..annyeong!” Astaga, sekarang
dia duduk di sampingku.
` “Wah, lama tidak bertemu, ne?
semenjak peristiwa itu.” Wah, angel ini masih ingat ternyata peristiwa dimana
aku menyelamatkan hidupnya dari perangkap jahil 3 evil devils.
“Haha, ne. Bagaimana keadaanmu?”
“Sangat baik. Oiya, selang beberapa
jam semenjak peristiwa itu aku baru menyadari kalau kau adalah devil baik yang
hanya berniat untuk menyelamatkan angel lemah sepertiku. Aku menyadari
kesalahanku, waktu itu aku belum mengucapkan terimakasih dengan layak. Lama aku
mencarimu setelahnya tapi tidak kunjung aku menemukanmu, dan sekarang aku
senang sekali bisa bertemu denganmu.”
SYOCK. Angel cantik ini langsung
memelukku erat. Dapat kurasakan rambut pirangnya yang lembut mengenai wajahku.
Ah, ini sangat nyaman dan menyenangkan tentunya. Oh my hell, sekarang impianku
benar-benar terwujud. Dari dulu aku berharap dipeluk seroang angel cantik
seperti Sung Young ini.
“Young Saeng-ah, gomawo ne sudah
menyelamatkanku.” Aish! Suaranya sangat sexy.
“Sung…Sung Young-ah, nae yeojachingu
halkkayo?(would you be my girlfriend?).”
What? Apa yang baru saja aku
katakan! Babo Young Saeng!!!! Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku.
AAAA~Sung Young pasti akan membenciku. Aigo, aku mengatakan itu sungguh di luar
kesadaran. Mungkin dari dulu aku memang ingin mengutarakan perasaanku pada
angel ini dan tanpa sadar aku menugucapkannya sekarang. Babo! Babo! Babo!!!
Sung Young langsung melepasakan
pelukannya. Aku tidak berani menatapnya, sungguh ini sangat memalukan. Tapi
sekilas kulihat ia tersenyum, sangat manis sama persis dengan Sung Young yang
ada di bumi. OH! Kenapa Sung Young selalu membuatku gila. Entah itu yang di
bumi atau yang di heaven.
“Young Saeng-ah, lihat kearahku.”
Kuberanikan untuk menatap Sung Young. Dia tetap tersenyum.
“Aku tahu kau dari dulu sangat
menyukaiku.” Katanya, membuatku benar-benar terkejut. “Aku pun sama, sangat
menyukaimu.” Kali ini aku lebih terkejut lagi!!
“Jadi??”
“Jadi apa? Ah! Sayang sekali Young
Saeng-ah, ada beberapa alasan kenapa kita tidak bisa bersama.”
“Alasan seperti apa?”
“Pertama, kita tidak bisa bersama
karena kau tahu sendiri, kan. Aku angel dan kau devil. Itu tidak akan
berhasil.”
“Tapi…”
“Kedua, aku sebenarnya sudah menjadi
milik seorang angel namja. Belum lama ini kami meresmikannya.” OH! Dengan begini
jelas aku tidak bisa memeilikinya lagi. BAGUS!
“Yang ketiga, umm..sebenarnya..kita
adalah saudara. Aku adikmu Young Saeng-ah, maaf tidak memanggilmu Oppa, tapi
sungguh, kita memang saudara kandung.”
KOJITMAL! Bagaimana bisa aku dan
Sung Young itu saudara? Aigoo.
“Mungkin sulit untuk mempercayainya,
tapi sungguh kita berasal dari orang tua yang sama. Akulah satu-satunya
keturunan ibu, murni sesosok angel sama seperti beliau. Dan kau Young Saeng-ah,
baru kusadari kau keturunan yang unik. Ragamu berbentuk devil tapi hatimu,
sangat baik seperti angel.”
“Kenapa kau tidak memberitahuku
sebelumnya?”
“Aku saja baru tahu belum lama ini,
sungguh. Dan satu lagi yang terakhir..” Ha? Masih ada satu lagi ruapanya. Ck,
ternyata aku memang tidak ditakdirkan untuk menjadi pendamping angel. “Young Saeng-ah,
bisa kulihat dengan jelas. Sebenarnya kau hanya sekedar kagum saja padaku. Aku
tahu, sangat tahu bahwa kau menyukai seorang yeoja cantik bernama Shin Sung
Young yang berasal dari negeri lain, bumi. Yah, kau masih mencintai yeoja itu
kan? Jujur saja. Jangan kau beranggapan mau menjadi pendamping seseorang hanya
karena wajahnya mirip dengan orang yang kau kagumi, jangan. Jadikan yeoja yang
kau sukai sebagai yeoja yang istimewa yang akan selalu kau cintai kebaikan dan keburukan
yang dimilikinya. Cintailah hatinya jangan sekedar fisiknya, ne?”
Aku hanya terpaku mendengar semua
penuturan Sung Young. Bagaimana dia bisa tahu banyak tentang semuanya?
Bagaimana dia tahu aku mencintai seorang yeoja bumi? Ah, ya, aku memang bodoh
karena telah meminta angel ini untuk menjadi yeojachinguku padahal jelas-jelas
aku masih sangat mencintai Sung Young yang ada di bumi, yeoja yang selalu
kurindukan. Hah~mianhae Sung Young-ah.
“Okey, kau memang benar. Ah~ tapi
aku dan yeoja bumi itu tidak akan mungkin bisa bersama. Seperti katamu, aku dan
dia sosok yang berbeda. Aku devil sementara dia manusia, ini tidak akan
berhasil. Terlebih yeoja itu pasti sangat membenciku karena aku telah membuat
kesalahan besar.”
“Kau sok tahu sekali. Anieyo, Sung
Young masih mencintaimu. Bahkan sampai detik ini dia masih suka memikirkan dan
merindukanmu. Dia masih mengharapkan kehadiranmu tapi tidak tahu bagaimana
caranya agar kau bisa kembali.”
“Hah? Bagaimana kau tahu semua itu?”
“Hahaha, anggap saja aku sisi lain
darinya. Nah, sekarang aku bertanya, apakah kau ingin bersama Sung Young lagi?
Bersama selamanya.”
“Tentu saja aku sangat ingin!
Bagaimana caranya?” Angel di depanku ini terdiam sejenak sambil menatap mataku dalam,
berusaha mencari kebenaran dan keseriusanku.
“Ada satu cara. Yaitu kau harus
menjadi manusia untuk bisa bersama dengan Sung Young.”
“M..mwo?? Eottokhae?”
“Pertama-tama kau harus benar-benar
yakin dengan keinginanmu untuk berubah menjadi manusia karena sekali kau
menjadi manusia, kau tidak akan pernah bisa menjadi devil lagi, ingat itu!
Menjadi manusia tidaklah semudah kau menjadi devil yang bisa bebas kemana saja
dan melakukan apapun. Kau harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan sesuatu
yang kau inginkan, tidak seperti devil yang bisa dengan sekejap mendapatkan
sesuatu.”
“Ne, arraseo Sung Young-ah.”
“Jadi, untuk bisa berubah menjadi
manusia kau hanya perlu melakukan satu hal kecil tapi harus dilandasi dengan
ketulusan hati. Cium dia, Young Saeng-ah. Dengan begitu kau bisa menjadi manusia
walau harus mengalami masa transformasi terlebih dahulu.”
“Hanya itu? Haha, mudah sekali. Eh,
tunggu dulu, aku…sebenarnya aku sudah pernah mencium Sung Young. Tap..tapi
kenapa..” Sekelebat peristiwa di ruang keluarga itu kembali berputar di otakku.
Aish~itu membuatku malu mengingat Sung Young mengetahui apa yang aku lakukan
padanya.
“Hahahahaha! Kau pikir dengan
menciumnya secara diam-diam bisa membuatmu berubah menjadi manusia?! Babo,
kalian harus melakukannya dalam keadaan sadar. Dalam arti sadar jiwa dan hati.
Kalian harus saling mencintai, cinta yang tulus dan bisa saling memahami.
Mungkin kalau memang berhasil kalian pasti benar-benar berjodoh. Lakukanlah
Young Saeng-ah! Aku pikir kau lebih baik tinggal di bumi, menjadi seorang
manusia dari pada menjadi sesosok devil tanggung, devil berhati baik yang hidup
di neraka dan disia-siakan oleh saudara-saudara jahatmu. Aku mendukungmu,
Oppa!”
Benar juga apa yang dikatakan oleh
angel ini. Dia benar tentang segalanya. Yeah, mungkin takdirku yang sebenarnya
adalah bukan menjadi angel maupun devil. Tapi aku ditakdirkan untuk menjadi sesosok
manusia, Wuah, betapa menyenangkannya.
“Geurae, Sung Young-ah! Aku akan ke
bumi, menjadi seorang manusia yang mencintai Shin Sung Young!” Perasaanku
gundahku yang tadi terus menghantui seketika lenyap menjadi semangat yang
menggebu. “Eh, jamkkanman. Bagaimana kau tahu kalau aku mencium Sung Young
secara diam-diam?”
“HAHAHAHA, itu tidak penting.
Ppaliya, aku sudah membukakan pintu menuju ke bumi. Young Saeng Oppa, aku akan
sangat merindukanmu. Tapi percayalah, aku akan selalu ada di sampingmu. Mungkin
kadang aku akan mengunjungimu lewat mimpi.”
“Nado Sung Young-ah, nae
yeodongsaeng(my sister). Gamsahamnida untuk semuanya.” Aku tidak ragu lagi
untuk memeluk Sung Young, dia adikku, apa salahnya? Ah, berat juga rasanya
pergi meninggalkan salah satu anggota keluarga yang begitu memahamiku.
“Tidak perlu khawatir, Oppa. Nan
gwaenchana, aku sudah bahagia sekarang.”
“Ne, kalau begitu aku pergi dulu.
Aku tidak tahu kalau seorang angel bisa membaca pikiran.”
Sung Young tersenyum. Mungkin
senyuman ini akan selalu teringat. Hah~selamat tinggal duniaku, my hell and my
heaven. Kadang aku pasti akan merindukan ini. Merindukan semua kehidupan yang
pernah aku jalani. Dan, selamat tinggal appa, Hyun Joong Hyung, Hyung Jun,
kalian tidak akan pernah merasa malu lagi karena memiliki anggota keluarga
sepertiku. Aku tidak akan kembali ke sini.
***
Earth.
Saturday, 16.00 KST
AH~Seperti kembali lagi ke rumah.
Yeah, di sinilah aku kini, menapak hangatnya tanah dan menatap birunya langit
bumi. Aku baru sadar kalau tempat kemunculanku sekarang adalah tempat yang sama
dengan tempat kemunculanku yang sebelumnya. Bedanya dulu sedang musim gugur,
sekarang sepertinya sedang musim semi. Terbukti dengan banyaknya pepohonan yang
mulai menghijau dan berbagai rumput yang mulai tumbuh. Dan lagi, bedanya
sekarang tidak ada seorang yeoja yang membangunkanku. Hah~Sung Young. Tempat
ini benar-benar mengingatkanku pada pertemuan awal kami. Semua kejadian itu terus
berputar bagaikan flashback dan tempat ini bagaikan proyektor yang menampilkan
masa lalu kami. Aku menjadi tidak sabar untuk bertemu lagi dengan Sung Young.
Seperti apa dia sekarang? Aku harap semua yang dikatakan oleh adikku itu benar,
benar bahwa Sung Young masih mencintaiku. Jadi, di mana aku harus mulai
mencari?
Geurae, kulangkahkan kakiku menyusuri jalan ini. Baru
beberapa langkah kudengar suara langkah kaki yang smakin lama semakin jelas
terdengar. Aku tidak sendirinya rupanya. Seorang yeoja berambut panjang
berjalan menujuku dengan wajah tertunduk. Yeoja dengan seragam sekolah itu
tampak sedang sangat sedih. Eh? Aku seperti mengenal yeoja itu. Kalau tidak
salah…
“Sung Young-ah?”
Yeoja yang masih beberapa meter di
depanku itu mendongak, menatapku. DEG! Benar itu dia! Itu SUNG YOUNG! Dia
tampak sama terkejutnya denganku. Mulutnya ditutup dengan kedua tangannya
berusaha tidak teriak, matanya menatap tidak percaya, dan langkahnya sedikit
demi sedikit mundur. Aku tahu dia sangat-sangat terkejut mendapatiku tiba-tiba
berada di hadapannya. Aku hanya berharap dia tidak kabur.
“Neo..A..Apa yang kau lakukan di
sini?” Tanyanya gugup. Dia mengerjapkan mata sejenak memastikan kalau ini
benar-benar aku.
“Yeah, untuk apa lagi? Aku sangat
merindukanmu, Sung Young-ah! Jeongmal bogoshipoyo(really miss you).”
Perlahan
kudekati dia yang masih mematung, hanya menyisakan jarang sekitar 5 langkah di
antara kami. Yeoja ini ternyata banyak berubah, berbeda sekali dengan yang aku
lihat pertama kali. Seragamnya sekarang bersih dan disetrika rapi, rambutnya
dipotong rapi, dan dia sekarang mau memakai penak-pernik yang umumnya dipakai
yeoja. Sebuah pita, gelang, dan anting-anting. Ini bukan seperti Sung Young
yang aku kenal. Yeoja ini…lebih..lebih feminim. Tapi, AKU SUKA!! Sung Young
sangat cantik. Dan aku baru menyadari satu hal, dia memakai sebuah pin
bergambar angka #1. Aku seperti pernah memiliki pin itu sebelumnya. Tentu saja,
itu pin kejuaraan. Apa Sung Young benar juara 1 tahun ini??
“Kau….tidak
seharusnya di sini.”
“Jangan
menyangkal, aku tahu kau masih mencintaiku, kan? Dan kalau tidak salah kau
kemari untuk mengenang pertemuan kita.” Dia terbelalak mendengarku berkata seperti
itu. Haduh, aku saja bingung kenapa bisa berkata begitu. Aku mulai mempersempit
jarak kami lagi, sehingga hanya tersisa
1 langkah.
“ANIEYO!
Aku…”
“Jangan
berbohong! Berbicaralah sesuai dengan kata hatimu. Sung Young-ah aku
benar-benar merindukanmu.” Tanpa ragu kurengkuh tubuhnya, mencurahkan semua
perasaanku, kuharap Sung Young bisa merasakan juga. “Sampai detik ini aku masih
sangat menicintaimu. Saat di neraka pun, hanya kau yang kupikirkan.”
Sung
Young langsung menangis. Apa pelukanku terasa begitu mengerikan sampai dia
menangis? Tentu saja tidak! Aku bisa mersakannya, yah Sung Young juga sedang
menumpahkan kerinduannya. Rasanya aku juga ingin menangis, tapi tidak bisa.
“Apa
benar kau merindukanku, masih menicntaiku?”
“Ne,
Oppa. Aku masih mencintaimu, noumu.”
“Bisakah
kita melanjutkan hubungan kita?”
Sung
Young langsung terdiam, berusaha melepas pelukanku. Aku tahu dia punya
pemikiran bahwa kami berbeda makhluk, jadi tidak akan bisa bersatu.
“Oppa,
ini tidak akan berhasil. Kita…”
“Aku
tahu apa yang kau pikirkan. Untuk itulah aku kembali ke bumi, aku ingin
bersamamu lagi Sung Young-ah. Aku ingi menjadi manusia, sama sepertimu, lalu
melanjutkan hubungan kita. Bisakah kau menerima itu?”
“Kalau
itu memang bisa, aku sangat mau Oppa. Tapi bagaimana caranya?”
“Apa
kau yakin benar-benar mencintaiku?” Aku harus meyakinkan ini sebelum melakukan
rencanaku.
“YAP!
Jeongmal saranghae Young Saeng Oppa.”
OH,
aku sangat senang mendengarnya. Ternyata, semua yang dikatakan oleh adikku itu
benar, Sung Young masih mencintaiku. Tanpa buang waktu lagi, kucondongkan
badanku berusaha melakukan apa yang sudah disarankan adikku agar aku bisa
menjadi manusia. Sung Young mundur, sedikit terkejut. Kuberikan senyuman mautku
padanya, mensugesti bahwa ini akan baik-baik saja. Kuraih tengkuk Sung Young
dan lagi…aku kembali merasakan bibir yeoja ini. Tapi, rasanya saat ini sungguh
berbeda. Tentu saja, selain dilakukan dalam keadaan sadar, kami juga saling
mencintai. Ah~ini sangat menyenangkan.
Tiba-tiba
kurasakan kakiku memanas seperti terbakar saat di neraka. Panas ini terus naik,
naik, dan naik sampai kepalaku. Belum pernah kurasakan sesuatu sedahsyat ini.
Mengetahui perubahanku, Sung Young melepas kontak kami. Aku langsung mengerang
merasakan rasa sakit dan panas yang mendera tubuhku. Aish, apa ini yang
dinamakan transformasi? Oke, aku harus tahan kalau ingin menjadi manusia dengan
sempurna. Tapi tiba-tiba kurasakan sekelilingku gelap.
*501*
Sung
Young’s house. Sunday, 10.00 KST
Uh~Jadi, dimana aku sekarang?
Ruangan bernuansa hijau ini, sepertinya aku tahu. Oiya, ini kan kamar Sung
Young. Jadi, aku dibawa kemari oleh yeoja itu? Aku berusaha bangun dari ranjang
empuknya, berjalan menuju sebuah cermin sebesar tubuhku. Apakah aku sudah
menjadi manusia? Tapi sepertinya tidak ada perubahan yang berarti, semuanya
tampak sama. Kucoba untuk meyakinkan satu hal, yaitu berusaha mengeluarkan
tanduk dan sayapku. Tidak bisa! Sekuat tenaga aku mengeluarkannya tetap saja
tidak bisa. KYAAA!! Sepertinya ciuman itu berhasil! Horray! Aku sekarang
manusia!
“Oppa? Kau sudah bangun rupanya.”
Eh? Sung Young tiba-tiba sudah
berada di ambang pintu kamar. Huh, mengagetkan saja. Dia mendekatiku, lihatlah
dia sudah benar-benar menjadi yeoja. Maksudku, tampilannya sudah seperti yeoja.
“Kau tampak berbeda Oppa.”
“Apanya? Menurutku ini sama saja.”
“Anieyo, kau sekarang manusia, bukan
devil lagi.” Sung Young menyentuh pipiku, hangat. Deg deg, aduh..pagi-pagi
sudah senam jantung. Sung Young-ah, kalau kau ingin tahu perasaanku saat ini,
rasanya aku…aku SANGAAAAT BAHAGIAAAAA! Okey, berlebihan.
“Ehm, Ayolah kalian berdua segera
turun.”
Yaa! Siapa itu yang mengganggu ‘romantic
atmosphere’ kami. Bukankah itu Dae Hye? Jadi dia di sini?
“Hehe, kkaja Oppa, aku tahu kau
sangat lapar setelah tidur dari kemarin. Hari ini, aku, Dae Hye, dan Kyu Jong
Oppa mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kelulusan Kyu Oppa dan keberhasilanku
mendapat peringkat satu. Keren, kan?”
“Huaa, jinjayo?” Ternyata pin yang
aku lihat kemarin memang benar.
“Ne, semua itu berkatmu. Semenjak
kepergianmu aku menjadi tertantang untuk melakukan pesan yang kau sampaikan.
Aku berusaha untuk giat belajar dan mendapat prestasi walau tidak ada ‘special
person’ yang menyemangatiku. Gamsahamnida ne.”
Kuacak-acak rambutnya sambil
tersenyum. Aigoo, aku bangga sekali rasanya. Kini aku bisa melihat sisi lain
dari Sung Young, yaitu seorang yeoja yang semangat, ceria, dan tidak murung
lagi seperti dulu-dulu.
Wah, ternyata ruang keluarga sudah
di sulap menjadi ruang pesta. Banyak makanan terhampar di meja dan music
berdentum keras menggema di seluruh ruangan. Kyu Jong yang sedang duduk-duduk
di sofa bersama Dae Hye langsung berdiri melihat kedatanganku. Kyu Jong tampak
berbeda sekarang. Sama seperti adiknya, dia terlihat kebih ceria.
“Kau kembali juga.” Kyu Jong memelukku
hangat, menepuk punggungku. Aw~sebenarnya ia menepuk terlalu keras.
“Yeah, demi mengejar cintaku, aku
berani kembali.” Kataku asal. Hahaha, ini konyol.
“Joasseo(good). Gamsahamnida untuk
semuanya. Berkat kau aku bisa menyadari kebodohanku dan mendapat yeoja yang
begitu sayang padaku.” Katanya sambil melirik Dae Hye.
“Hahaha, itu bagus.”
“Aish, kalian lama! Ayo kita
makaaaan!!” Teriak Dae Hye penuh semangat.
Kami berempat langsung menyambar
makanan yang sudah tersedia. Ah, seperti inilah gambaran kehidupan yang aku
impikan. Banyak teman dan dipenuhi canda serta kebersamaan. Ini sangat sangat
menyenangkan. Aku tidak akan pernah mendapatkan yang seperti ini jika di
neraka. Hah~berada di sini rasanya seperti berada di antara keluarga dan teman.
Mungkin aku tidak akan pernah menyesal karena memilih jalan menjadi manusia,
never.
Jadi, inilah balasannya, balasan
atas semuanya. Sung Young yang begitu menyayangi Oppanya, sekarang mendapatkan
kembali oppanya. Dae Hye, yeoja yang selalu setia menanti Kyu Jong, menjalani
berbagai ujian batin karena ulah Kyu Jong, akhirnya bisa mendapatkan namja itu.
Kyu Jong, usahanya dalam memperbaiki diri aku harap juga bisa membuahkan hasil.
Semoga saja dia dan Dae Hye dapat terus bersama sampai ajal menjemput. Dan aku,
mungkin karena semua kebaikan dan kesabaranku, aku mendapat apa yang selama ini
kuinginan. Yaitu kehidupan yang nyaman dan bahagia seperti sekarang. Mudah-mudahan
kehidupan di bumi akan jauh lebih baik daripada di neraka. Aku harap.
*THE END*
DON'T FORGET TO RCL!
NO PLAGIATOR!! NO SILENT READER!!
Related Posts :
- Back to Home »
- 15+ , Fantasy , Heo Young Saeng , Kim Hyun Joong , Kim Hyung Jun , Kim Kyu Jong , Lifestyle , OC , Park Jung Min , Schoolship , SS501 , Young Couple »
- zuSaeng501 | Devil and His Angel Heart | Schoolship, Fantasy