Posted by : Zusli zuSaeng Triple'S Monday, May 5, 2014


Details:
Title            : Devil and His Angel Heart
Author       : Zusli aka Shin Sung Young
Genre         : Schoolship, Fantasy, Lifestyle
Category    : 15+

Casts:
-         Heo Young Saeng
-         Shin Sung Young
-         Other SS501’s personnels
-         Others

Thanks to God, casts, and readers..
Happy Reading^^

©2012 zuSaeng501




*501*

Hell. Monday, 00.00 HST (Hell Standard Time)

            Huh, akhirnya aku bisa menyusup dan keluar dari ruang pertemuan. Malas sekali rasanya mengikuti Devil meeting, mendingan jalan-jalan, kan? Menghirup udara panas neraka yang khas. Selain itu juga bisa bebas bermain atau makan-makan. Daripada di ruangan pertemuan yg penuh sesak dengan devil berbagai rupa, aku pasti bisa mati bosan mendengarkan segala bahasan tentang cara-cara menyesatkan manusia. Sooo bored.
            Ah, sebenarnya rencana kaburku juga karena hal lain. Tidak mau mendengarkan bahasan itu karena aku tidak mau menyesatkan manusia. Menyesatkan manusia? Bukankah itu perbuatan yang sangat buruk? Noumu nappeun!(very bad). Ya, ya, aku memang devil yang aneh. Aku tidak suka menjalankan hal-hal buruk seperti menyesatkan manusia walau sebenarnya takdirku untuk hal itu. Tapi aku malah lebih suka menolong mereka, hmm…bukankah itu sangat mulia? Kadang aku berpikir, kenapa aku bisa diciptakan menjadi devil bukan angel, huh? Tapi inilah nasibku, sosok devil berhati malaikat, hohoho. Tidak kupedulikan semua olokan dan teguran dari teman-teman dan keluarga. Aku senang seperti ini, menjadi devil yang baik.

            “Tolong!! Ah…”
            Mwo? Suara minta tolong siapa itu tadi? Ommo! Bukankah itu angel? Kok bisa ampai di sini? Ini neraka! Dia bisa terbakar. Oh, angel yang malang. Dia terikat di tiang yang dibawahnya sudah terhampar lubang berisi api berkobar yang siap melalap tubuh indahnya. Gawat! Tiang itu ternyata rapuh, perlahan semakin merunduk menahan beban si angel. Oke, sekarang waktunya menjadi pahlawan, menolong angel cantik itu.

            “Kyaaa!!”

            Hup! Untung saja aku cepat menangkapnya sebelum dia masuk ke lubang itu. Jantungku berdebar cepat, ini…ini…bukankah angel ini adalah Sung Young? Jujur, sudah lama aku menyimpan perasaan pada angel ini. Yah, walau semua angel itu sangat cantik, tapi…menurutku Sung Young berbeda, entah apa itu. Aku tidak mengerti dengan perasaanku, tapi aku sungguh menyukainya. Hanya saja, bukankah devil tidak boleh menikah atau berhubungan dengan angel? Mereka bisa dimusnahkan oleh kelompok masing-masing, huf.

            “Kau…Kau menyelamatkanku?
            Dia tampak terkejut mendapati akulah yang saat ini memeluknya, bukan, lebih tepatnya menyelamatkannya, ck sosok devil yang menyeramkan. ANNIEYO. Aku tidak menyeramkan, kok. Bahkan aku sangat tampan dan banyak digemari oleh devil-devil yeoja. Hanya saja karena kebaikanku kepada semua makhluk membuat mereka tidak mau mendekatiku, haha.
            “Ne, aku yang menyelamatkanmu.” Kulihat Sung Young berusaha menjaga jarak.
            “Waeyo? Bukankah semua devil ingin membunuhku? Membunuh angel?”
            “ANIEYO! Aku tidak seperti itu. Aku devil yang baik.”
            Oke, itu memang pernyataan bodoh bagi telinga angel. Mana mungkin sosok devil berhati baik. Sung Young hanya tersenyum getir, aku yakin dia tidak percaya pada kata-kataku tadi. Bukankah devil selalu berbohong? Haduuh, tapi aku tadi berkata yang sebenarnya.
            “Ommo! Aku harus pergi. Gamshamnida sudah menolongku.”
            Hell! Baru kali ini aku melihat senyuman Sung Young yang begitu manis. Astaga, aku ingin meleleh. Terus kutatap kepergian Sung Young, menatap sayap indahnya yang mengepak ketika terbang. Saking terpesonanya aku tidak tahu kalau ada 2 devil lain yang datang. Pantas saja Sung Young buru-buru pergi. Aigo, 2 devil itu benar-benar mengganggu mommentku dan Sung Young. Siapa tahu kan saking berterimakasihnya, Sung Young bisa saja menciumku. Oh, itu menyenangkan. Aish, apa sih yang kupikirkan. Ternyata sifat alamiku tidak hilang, ckck.

            “Aish! Kau lagi? Sekali-sekali jangan ikut campur kenapa, sih? Aku sudah muak melihat sifat manismu itu.”
            Sosok devil ini, ck kuakui benar-benar mengagumkan. Badan tinggi, besar, tegap, berotot, bertanduk besar, dan yang pastinya sangat kejam. Benar-benar perpaduan yang sempurna devil yang satu ini. Tak ayal, banyak sekali penggemarnya. Bisa dilihat dari tanduknya yang besar dan panjang melengkung, dia adalah sunbae(senior). Ah, lebih tepatnya dia hyungku.
            “Kapan kau akan menjadi devil yang sesungguhnya, hah?! Membantai dan menyesatkan makhluk lain?! Devil payah kau!”
            Kuakui devil yang bersama hyungku ini juga tampan dan kejam. Tapi tingkatannya masih di bawah hyungku yang sudah sangat senior. Hanya saja, aku agak aneh melihat wajahnya yang seperti kuda, hehe. Kuyakin devil ini teman hyungku.
           
            Tiba-tiba kurasakan tanduk kecilku mereka cengkram kuat-kuat dan menyeretku. Aku tahu, aku akan dibawa ke tempat appa(dad). Aku tahu karena ini bukan untuk yang pertama kali. Akan kuceritakan, ssstt..tapi jangan bilang-bilang, ne? Appaku adalah penguasa di neraka ini, devil yang sudah benar-benar memiliki nama besar, devil paling ganas dan kejam. Ish, aku tidak pernah bangga pada tahtanya, itu malah seperti aib. Bukan bukan, sebenarnya akulah aib di sini, di neraka ini. Devil keturunan penguasa neraka bisa sangat lemah lembut, memiliki hati yang lain dari devil lainnya. Yah, tapi ITULAH AKU.

            Oiya, aku lupa memperkenalkan diri. Jonenun Young Saeng imnida. Umur? Entahlah mungkin ribuan tahun. Eits, tapi wajahku masih seperti manusia-manusia berumur 20an, loh. Tampan dan tampan pokoknya, hehe. Alamat rumahku di neraka ke 7. Adakah yang mau mampir? Nanti aku jamu dengan masakan khas neraka, deh.
Tadi sudah kuceritakan, appaku adalah raja di sini. Aku mempunyai hyung yang tadi sempat membentakku, namanya Hyun Joong. Sebenarnya masih ada adikku, Hyung Jun. Lebih tepatnya adik angkatku, tapi dia jarang sekali berada di neraka. Kerjanya berkeliaran kesana-kemari, menggoda makhluk-makhluk lain terutama manusia. Kecil-kecil dia sudah menjadi senior hebat, ck. Tidak kecil ding, badannya saja seperti hyungku, berotot. Lalu, bagaimana dengan eommaku? Belum lama ini kuketahui ternyata eomma adalah sesosok angel, hebat bukan? Awalnya aku tidak menyangka semua ini tapi jika dipikir-pikir ini masuk akal. Mungkin sifat baik hatiku berasal dari eomma. Sayangnya, eomma sudah musnah. Yah, dia dimusnahkan oleh para angel karena ketahuan berhubungan dengan devil. Huhu eommaa~

            “Kau membuat masalah lagi?!” Bentak Appa begitu kami sampai di hadapan beliau yang tengah duduk di kursi tahtanya. Appa benar-benar sosok yang mengagumkan sekaligus menyeramkan.
            “Ne, Appa! Si payah ini menolong angel buruanku, huh aku kan jadi gagal membunuh si cantik itu.”
            See! Mata Appa langsung menyala merah mengerikan, plus melotot. Aku tahu dia sangat marah sekarang. Tapi apa peduliku, sudah biasa aku menerima berbagai hukuman dari Appa. Yang paling parah mungkin saat dikurung di black hole bau selama 3 hari, ck. Jadi, apa hukumanku sekarang? Aku tidak sabar.
            “Ini sudah yang kesekian kalinya! Kau ini devil, bukan angel?! Kapan kau akan seperti hyungmu atau dongsaengmu, hah?!”
            “Bukankah eomma adalah angel?! Aku__”
            Plak! Apa ini? Tongkat besi yang selalu dibawa Appa tiba-tiba mendarat di kepalaku. Aish, appo. Tega sekali devil tua ini memukul anaknya. Ya ya harusnya aku tahu Appa memang devil yang sangat kejam, bahkan kepada anaknya.
            “Kau harus belajar seperti hyungmu!! Terimalah hukumanku!!”

            Tiba-tiba lantai yang aku pijak bergetar hebat, seperti gempa bumi bersamaan dengan Appa yang mengetukkan ujung tongkat ke lantai. Hyun Joong hyung dan temannya bergegas menepi, merapat ke tembok. Aku…aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Menepi? TERLAMBAT! Lantai yang tepat di bawahku langsung runtuh membentuk lubang kecil namun cukup untuk membuatku terperosok ke dalam. Tanpa bisa dicegah tubuhku bagai melayang, pasrah mengikuti arus lubang yang semakin ke bawah rasanya semakin dingin. Entah sekarang atau nantinya aku akan dibawa kemana. Semuanya masih samar-samar, gelap, dan kenapa ini sangat melelahkan? Tubuhku rasanya tidak berdaya lagi semakin tubuhku terdorong ke bawah. Dan akhirnya mataku terpejam, tertidur di perjalanan panjang ini.

***

Earth. Friday, 16.00 KST (Korean Standard Time)

            Sung Young, Sung Young, dan Sung Young. Ah, angel itu yang selalu muncul dalam benakku. Yeoja yang sangat mengagumkan menurutku. Kapan ya aku bisa dekat dengannya? Atau paling tidak mengutarakan perasaanku padanya? Masa bodoh dengan aturan yang tidak memperbolehkan sesosok devil bersama dengan angel. Paling juga pernyataan cintaku tidak digubris oleh angel itu.
            Kurasakan sentuhan-sentuhan kecil menggelitik pinggangku. Apa ini? Entahlah aku tidak tahu. Mataku masih sibuk terpejam, merasakan duniaku sendiri. Yah, walau aku sudah tersadar tapi enggan mata ini untuk terbuka. Tubuhku rasanya remuk semua saat dalam perjalanan panjang yang entah memakan waktu berapa lama. Semakin lama sentuhan itu semakin terasa keras, bahkan menyakitkan. Aish, siapa sih yang mengganggu tidurku? Apa boleh buat, aku harus membuka mata untuk melihat pelakunya.
           
            “Ah, kau masih hidup rupanya.”

            Kukerjapkan mata mencoba meyakinkan. Orang ini, ah yeoja yang menunduk di atasku ini bukankah Sung Young? BENAR! Dia mirip sekali dengan Sung Young. Hanya saja, kapan yeoja itu mengecat rambutnya menjadi hitam? Setahuku angel itu memiliki rambut pirang.
            Dengan sekuat tenaga aku berusaha duduk dari posisiku yang terlentang. Aigo, ternyata sedari tadi atau entah sedari kapan aku hanya tidur terlentang di tanah yang keras. Pantas saja tubuhku sakit semua. Yeoja yang ternyata tadi menendang-nendang pinggangku hanya berdiri, bersandar pada sebuah pohon sambil mendengarkan lagu dari headphonenya. Matanya awas menelisikku dari atas ke bawah, memperhatikan dengan seksama siapakah diriku ini. Gawat! Apa saat ini aku bertelanjang dada? Ternyata aku sudah berpakaian lengkap! Aigoo darimana datangnya pakaian ini? Seingatku aku tidak pernah ganti baju.

            “Kau? Apa yang terjadi sampai tidur di tanah? Kupikir kau ini sudah mati.”

            Aku belum menjawab, yang kulakukan hanya memperhatikan yeoja yang sedang berdiri di depanku ini. Rambutnya hitam panjang diikat asal, wajahnya kotor dan ada lukanya, seperti habis berguling-guling di tanah. Seragam sekolahnya sangat lusuh dan kotor. Ck, yeoja ini sekilas sangat berbeda dengan Sung Young, tapi…jika kau perhatikan, dia sangat mirip hanya penampilan saja yang membedakan.

            “Geurae(all right) geuare, ini bukan urusan__” Dia hendak pergi.
            “Neo? Apa namamu Sung Young?”
            Yeoja itu menghentikan langkahnya, berbalik lagi menatap kearahku heran, lalu melepas headphonenya.
            “Bagaimana kau tahu? Apa kita saling kenal? Aku rasa aku tidak tahu siapa kau ini. Siapa namamu?”
            Ommo. Bisa tidak sih yeoja ini bertanya satu per satu. Oke, aku akan menjawab semuanya.
            “Joneun Young Saeng imnida. Hmm..Mungkin kita memang tidak saling kenal. Ah, aku hanya salah orang karena kau sangat mirip dengan temanku jadi kupikir kau ini dia, dan kebetulan nama kalian sama.”
            Tampaknya yeoja itu tidak tertarik dengan pembicaraanku. Jadi, dia kembali memasang headphonenya dan bersiap meninggalkanku yang terpaku, kebingunan, apa yang harus kulakukan? Saat ini aku yakin sudah tidak berada di neraka. Tempat ini lebih sejuk dari neraka, bahkan banyak tumbuhan di sini. Ne, ini bumi. Aku terdampar di negeri manusia. Sepertinya aku tahu, Appa menghukumku dengan cara mengasingkanku di bumi. Benar-benar jahat, kan? Lalu apa yang harus kulakukan? Aku tidak kenal siapapun di negeri ini.

            “Sung..Sung Young-shi, jamkkanman!(wait)” Aku pikir yeoja ini bisa membantu.
            “Ne? Waeyo?”
            “Aku…Aku merasa asing dengan tempat ini. Mungkin aku tersesat setelah mengalami perjalanan yang jauh dan melelahkan.”
            “Lalu?”
            Aigo, apa yang harus kukatakan? Yeoja ini benar-benar tidak peka dengan maksudku.
            “Apa kau bisa membantuku?”
            “Anieyo. Aku saja tidak mengenalmu.”
            GOOD! Benar-benar yeoja yang baik. Apa semua manusia seperti itu? Oke, hilang sudah kesempatanku untuk mendapat teman yang mungkin bisa membantuku hidup di negeri yang tidak kumengerti ini. Aku hanya bisa memandang lesu kepergian yeoja bernama Sung Young, sedetik aku sedikit berharap dirinya sangat baik seperti angel pada umumnya. Baru kusadari, benar-benar yakin kalau dia bukan Sung Young si angel yang selama ini kukagumi. Mereka berbeda 100%.

            “Kyaa!!”
            Yeoja yang perlahan kubuntuti itu tiba-tiba menjerit keras sambil melopat-lompat dan bertingkah tidak jelas. Hah? Apa dia sinting? Apa yang dilakukannya? Rok kotak-kotaknya dikibas-kibaskan tidak jelas. Dari ekspresinya bisa kutebak dia begitu ketakutan. Tidak ada pilihan lain, karena penasaran akhirnya kudekati dia.
            Aah, ternyata ada sesuatu yang menempel pada rok coklatnya. Seekor binatang kecil yang lucu berwarna hijau. Jika dtempatku, binatang seperti ini sudah menjadi santapan nikmat. Makhluk ini benar-benar menggemaskan. Kadang aku merasa tidak tega untuk memakannya.
            “Waegeurae?”
            “Tolong! Jebal, tolong singkirkan ulat menjijikkan ini. Yaa!” Yeoja ini semakin pucat saat makhluk hijau itu semakin menggeliat ke atas.
            “Tenanglah, kau jangan bergerak terus.”
            Tanganku terulur mencoba meraih si ulat yang berpegang erat pada rok yeoja ini. Hanya saja, sejenak sebuah pemikiran melintas di benakku, cukup brilliant.
            “Sebentar. Apa aku boleh menginap di rumahmu? Aku tidak tahu tempat ini.”
            “YAA! Cepatlah singkirkan ulatnya!! Ppali!!”
            “Jawab aku dulu! Mau atau tidak?”
            “Ne, ne, geurae!! Ppali!!”
            Hohoho aku tahu ini akan berhasil. Ternyata, diriku ini cukup licik juga. Tentu saja, walau aku baik, tapi tetap saja aku sosok devil yang dibenci manusia, musuh manusia. Tunggu dulu, berarti aku harus menyembunyikan identitasku yang sebenarnya. Tidak ada yang boleh tahu kalau aku adalah devil, terutama yeoja ini. Ne, dia tidak boleh tahu. Kalau tidak aku tidak akan mendapat tempat tinggal, ditambah aku tidak punya uang, huhu.
            Yeoja ini bernafas lega saat ulat hijau tadi sudah kupindahkan ke sebuah semak-semak yang menjuntai di sampingku. Sejenak dia menatapku aneh, mungkin masih berusaha menilai siapa diriku ini.
            “Tenang saja, aku bukan orang jahat.”
            Tentu, aku kan bukan orang tapi devil, hihihi. Sung Young tidak menjawab apapun. Dia malah mengeraskan volume lagu yang sedang didengarnya, bersenandung kecil, lalu melanjutkan perjalanan. AGH! Yeoja yang seperti es batu. BERUNTUNG SEKALI aku bertemu dengannya, ckckck. Oke, tidak apa-apa.

            “Ah, tolong bawakan ini.”
            Yeoja itu melempar tas gendongnya kearahku, untung aku cepat menangkapnya. Aigoo! Apa isi dari tas ini, hah? Batu? Besi? Jika ditimbang mungkin sudah berkilo-kilo. Lalu aku harus membawa ini? Apakah Sung Young selalu membawa tas berat ini setiap ke sekolah?
            “Ini berat sekali.”
            “Kau ini namja atau bukan, hah? Aku saja kuat.”
            “Lalu kenapa tidak kau saja.”
            Sung Young langsung berhenti, menengokku yang tertinggal di belakang, memberi deathglare yang..menakutkan? Oke, oke, aku akan menurutinya membawa tas ini. Sudah untung dia mau memberiku tumpangan tempat tinggal, bukankah ini hal kecil untuk membalas kebaikannya? Fighting, Young Saeng!

            AKHIRNYA…Sampai juga kami di sebuah rumah yang WAW besar. Rumah orang kaya, nih. Tapi kenapa ya aku ragu Sung Young tinggal di sini? See, penampilannya saja seperti itu, lusuh dan kotor, malah seperti gelandangan, hoho. Aku hanya diam mengikuti saat yeoja itu mengambil kunci dari sakunya dan membuka pintu kayu yang luar biasa tinggi menjulang di depan kami. Dia tidak berkata apa-apa, langsung mengambil tasnya dariku dan berlalu ke dalam. Eh? Bagaimana denganku? Dia sama sekali tidak mempersilakan masuk. GEURAE, aku akan menunggu di depan saja. Mana mungkin, kan aku seenaknya masuk? Aku tamu di sini, orang asing yang bahkan tidak mengenal Sung Young dan Sung Young tidak mengenalku.
            Menit demi menit berlalu. Aku kira sudah 20 menit berlalu dan aku hanya berdiri di depan pintu yang menjeplak terbuka, tidak tahu apa yang harus dilakukan seperti anak hilang tak tahu tujuan. Oke, aku memang tidak mempunyai tujuan selain singgah di rumah ini. Apa sih sebenarnya yang dilakukan yeoja itu? Ckckck. Pandanganku menelusuri kesetiap sudut halaman berusaha mengusir bosan. Sampai pada gerbang rumah aku melihat seorang namja sedang berjalan terhuyung, berusaha masuk ke halaman, bersusah payah berpegangan pada gerbang besi. Nuguseyo?(who) Apa dia tamu? Kelihatannya namja itu sedang mabuk.
            Perlahan dia semakin mendekat kearahku yang sedang menatapnya heran. Dia berusaha berdiri tegak dan balas menatapku heran.
           
            “Siapa kau?”
            “Young Saeng imnida, lalu kau siapa?”

            Namja itu tidak menjawab, dia langsung melewatiku dan berusaha masuk ke dalam. Eh, eh siapa dia seenaknya saja masuk rumah Sung Young? Aku berusaha mencegahnya tapi dia tidak peduli, tetap berusaha masuk. Tiba-tiba namja misterius ini ambruk di ambang pintu tidak kuat menopang tubuhnya saat dalam keadaan mabuk. Segera kubantu dia berdiri.

            “OPPA! Kau mabuk lagi? Ini masih sore, ck.”
            Kulihat Sung Young berlari-lari kecil menuruni tangga. Ah, yeoja itu. Dia sudah tidak seperti yeoja gelandangan lagi. Kulitnya sudah bersih dan…wangi. Seragam kotornya sudah diganti dengan kaos ungu dan celana hitam selutut. Hanya saja rambutnya masih diikat asal-asalan. Duh, kalau seperti ini dia semakin mirip saja dengan Sung Young si angel yang selalu kukagumi. Aaa~aku tahu, ternyata dia lama sekali karena sedang mandi, toh.
            Tunggu dulu, dia tadi memanggil oppa? Oh, jadi namja ini oppanya. Aish, Young Saeng sotoy, nih. Kupikir namja mabuk ini orang jahat, ternyata dia oppa Sung Young. Aku jadi malu sendiri.

            “Jangan melamun! Bantu aku memapah Kyu Jong Oppa.”
            Eh, jadi aku daritadi melamun ne? Aku segera membantu Sung Young mengangkat namja yang ternyata sangat berat ini. Berat sekali karena dia sudah benar-benar tidak sadar. MWO? Kamarnya ada di lantai 2. Loh, loh, Sung Young malah pergi dan membiarkanku memapah namja ini sendirian ke lantai 2 yang melewati tangga berputar-putar. Aish, yeoja itu! Kenapa daritadi senang menyiksaku?!
            Aku langsung duduk di salah satu anak tangga begitu selesai memapah oppa Sung Young, berusaha mengatur tenaga dan merenggangkan otot karena sebenarnya tubuhku masih sakit setelah perjalanan gelap itu, perjalanan dari neraka ke bumi. Tiba-tiba kudengar suara mengerikan yang begitu dekat. Apa itu? OH! Baru kusadari kalau itu suara perutku. Huhuhu, aku lapar.
           
            “Kkaja!”
            Kulihat Sung Young ternyata sudah berdiri di depanku, mengajakku ke suatu tempat di rumahnya yang besar ini. Hm, dapur yang tersambung dengan ruang makan. Wah, kebetulan sekali, ternyata tadi Sung Young sedang menyiapkan makanan, untukku?? Semangkuk…errr apa ini namanya? Kenapa terlihat begitu menjijikkan? Berwarna putih dan kental. Apa ini makanan yang disantap manusia setiap hari?

            “Kalau kau tidak suka bubur instan, maka kau tidak usah makan.”

            Sung Young sudah duduk manis di kursi seberangku, menyendok makanan yang ada di mangkuk itu. Dia terlihat begitu lahap. Apakah seenak itu? Ini tidak akan membunuhku, kan? Karena penasaran dan saking laparnya akhirnya mau tidak mau kucoba mencicipi makanan aneh ini. Aku lebih suka bubur cacing, ulat atau apalah yang biasa aku makan di neraka. Tapi mungkin kan di rumah Sung Young tersedia hal semacam itu. Melihat ulat saja dia kelojotan.
            Kulihat isi mangkuk Sung Young sudah hamper hapis. Yeoja itu terus makan dengan lahapnya tanpa memperhatikanku. Akhirnya, kumakan juga sesendok demi sesendok makanan ini. Ah, ternyata rasanya lumayan juga, tidak seburuk yang aku pikirkan.
           
            “Kau tidak makan berapa hari?”

            Aku hanya menatapnya sambil tersenyum. Dibalasnya dengan tatapan aneh dan terlihat menahan tawa. Babo! Ternyata bubur yang kumakan belepotan di sekitar mulut, ckck.

            Tidak terasa, malam sudah tiba. Sedari tadi aku hanya duduk di sofa ruang tamu sambil mengamati Sung Young yang berlalu-lalang kesana kemari, tidak peduli jika ada tamu di rumahnya. Ah, aku harusnya mengerti. Dia sedari tadi sibuk membereskan dan membersihkan rumah. Yah, kuakui saat pertama dating ke sini keadaan rumah terlihat kacau, barang-barang bertebaran dimana-mana, bahkan ada barang yang bukan pada tempatnya.
            Kulihat sosok namja yang kupapah tadi berjalan meniruni tangga. Ah, sudah sadar rupanya. Pandangan kami sejenak bertemu, datar, cukup lama. Tapi saat aku tersenyum dia balas tersenyum padaku. Namja itu semakin mendekat lalu duduk di sampingku.

            “Apa kau kekasih Sung Young?” Katanya sambil meraih sebuah majalah di meja.
            “Mwo? Anieyo, aku…aku hanya orang tersesat yang ditolong oleh neon yeodongsaeng(your little sister) yang baik itu.”
            “Lalu darimana asalmu?” Matanya tetap focus memperhatikan isi majalah.
            Skak match! Aku harus jawab apa? Mana mungkin kan aku bilang ‘Aku berasal dari NERAKA’ benar-benar bodoh. Cukup lama aku berpikir untuk menemukan jawaban yang tepat, sampai pada akhirnya Sung Young datang untuk menyelamatkanku. SYUKURLAH!
           
            “Op..Oppa, aku sudah menyiapkan makan untukmu.”
            “Bubur instan lagi?” Sung Young mengangguk ragu.
            “CK! Apa hanya itu yang bisa kau masak? Selalu makanan instan.”
            “Harusnya Oppa tahu kan!! Aku TIDAK BISA MEMASAK! Yasudah kalau tidak mau, huh.”
            Adu mulut yang cukup..menakutkan. Namja yang seingatku bernama Kyu Jong ini terlihat begitu tidak suka, matanya menyorot kekesalan pada Sung Young. Sementara yeoja itu hanya menggerutu tidak jelas, marah-marah. Aku jadi merasa tidak enak melihat kejadian ini.
            Sung Young langsung menghempaskan pantatnya kesal di sofa sebelahku, tetap memasang ekspresi yang tidak peduli akan kehadiranku. Apa aku dianggapnya patung di sini? Oke, sabar Young Saeng, kau ini bukan siapa-siapa di sini. Sekilas kulirik Sung Young yang tengah membaca majalah yang tadi dipegang oppanya. Hah? Bukankah itu emm..majalah…… Sung Young harusnya tidak membaca itu, kuyakin umurnya belum 18 tahun.

            “Hey, umurmu belum 18 tahun, kan?”
            “So? Problem?” Dirinya masih asyik saja membaca.
            “Terserah kau saja.” Oke, aku tidak akan membahas tentang itu lagi.

            “Oppamu itu, sepertinya sedang banyak masalah.”
            “Anieyo, sudah lama dia seperti itu. Playboy yang kerjaannya mabuk dan suka marah-marah padaku.”
            Aku tertegun sejenak. Sebegitunyakah namja yang kukira sangat kalem dan terlihat baik-baik? Sulit dipercaya. Aku jadi merasakan aura yang aneh tinggal di rumah ini, seperti rumah yang dihuni oleh devil-devil. Tidak mungkin! Dua orang ini bukan devil, kan? Hanya sifat buruk manusianya yang lebih dominan menjadikannya yah…sedikit nappeun.

            “Aku ngantuk.”
            Sung Young segera berdiri dari duduknya sambil menenteng majalah tadi, ck, dilihat dari covernya saja sudah jelas kalau itu sangat buruk. Lalu dia bergegas menaiki tangga, bersiap untuk tidur di kamarnya yang terletak di lantai atas. Bagaimana denganku? Aku tidur dimana? Orang-orang di rumah ini bahkan tidak memberitahuku, ck benar-benar bagus. Ok, gwaenchana aku bisa kok tidur di sofa yang untungnya sangat empuk ini.
            Sejenak kurebahkan tubuhku, mencoba merasakan kenikmatan berbaring di tempat empuk. Melemaskan otot-otot punggunggku, mengistirahatkan tubuhku yang sedari tadi masih begitu sakit plus lelah. Yah, aku butuh memejamkan mata, butuh tidur agar tenagaku pulih. Perlahan seluruh kesadaranku berada di ambang batas..dan..gelap.

***

Sung Young’s House. Saturday, 15.00 KST

            Fyuuhh…benar-benar sangat melelahkan. Kurebahkan sejenak tubuhku di sofa yang semalam kujadikan tempat untuk tidur. Tidak biasanya aku mengalami rasa lelah seperti ini, cukup parah. Bayangkan saja, sejak membuka mata tadi pagi aku sudah seperti diklaim menjadi pembantu saja. Sung Young memberiku syarat agar diriku ini membersihkan apa saja yang kotor di rumah ini, tapi pastikan tidak ada sejumput barang pun yang hilang, dengan begitu aku bisa tinggal gratis di rumah ini semauku. Benar-benar seperti pekerja.
            Aku sendiri bingung, kapan ya bisa bebas atau paling tidak mempunyai tempat tinggal sendiri. Sayangnya tubuhku masih asing dengan semua kegiatan dan kebiasaan manusia-manusia bumi. Memang sih saat dulu di neraka, akulah devil paling malas, devil yang paling jarang turun ke bumi. Why? Yah, karena aku selalu kabur saat jam itu. Aku benar-benar tidak mau turun ke bumi kalau itu hanya untuk menjahili atau menyesatkan manusia, membosankan dan aku kasihan pada manusia. Kalau bisa, aku malah ingin menolong mereka semua.
            Oiya, bagaimana dengan neraka? Tempat tinggalku yang seharusnya. Ah, sudah berulang kali kucoba untuk berkomunikasi dengan siapa saja, tetap saja tidak ada devil yang menyahutku. Berulang kali kucoba untuk terbang, tapi rasanya percuma saja aku tidak tahu letak neraka secara realnya. Yang kutahu dulu kami selalu dipandu oleh sosok Lucifer, devil jahat nan mengerikan agar bisa keluar-masuk neraka-bumi. Sekarang? Aku sungguh tidak tahu bagaimana cara membuka gerbang antara duniaku dengan dunia manusia.

            BOSAN. Sudah 8 jam aku sendirian di rumah. Sung Young dan Oppanya sudah daritadi pagi menghilang, yah untuk apalagi kalau bukan untuk sekolah. Setahuku sih begitu. Dengan balutan seragam mereka berangkat terpisah. Kyu Jong naik motor, sementara Sung Young jalan kaki. Aku masih belum mengerti dengan ketidak akraban oppa-dongsaeng itu. Dan yang tidak kumengerti lagi mereka benar-benar tidak mirip, hehe.
Sebenarnya aku sangat ingin ikut Sung Young ke sekolah manusia. Saat dulu aku ditugaskan di bumi, paling sering tempat yang kukunjungi adalah sekolah, tapi sepertinya bukan sekolahan Sung Young. Dan itu adalah tempat yang luar biasa. Hanya saja setelah ketua devil mengetahui aku malah ikut belajar, akhirnya sejak saat itu aku tidak boleh lagi berkunjung ke sekolah.

Sambil tiduran di sofa, kuedarkan mataku ke segala penjuru ruang tamu ini. Banyak sekali foto-foto di dinding yang baru kusadari keberadaannya. Sejenak aku terdiam, mataku tertuju pada sebuah foto paling besar, mengamatinya sejenak. Di foto itu ada seorang yeoja dan namja serta dua anak kecil yang berada di pangkuan, lucu sekali. Ah, sepertinya dua anak kecil itu Sung Young dan Kyu Jong, sementara dua orang lainnya adalah eomma dan appa mereka. Oiya, by the way kemana ya appa dan eomma Sung Young? Sedari kemarin aku tidak melihat mereka. Kuharap sesuatu yang buruk tidak terjadi.

Tiba-tiba pintu kayu besar di belakangku menjeblak terbuka, seorang yeoja yang asing bagiku masuk sambil memapah seorang yeoja yang terlihat kepayahan, lunglai, dan dipenuhi luka. Mwoya?!(what) Bukankah yeoja terluka itu Sung Young? What happen?

“Musun iliya?(what happen).”
Kubantu mendudukan Sung Young di sofa yang tadi kutempati.
“Sung Young berkela…eh, neoneun nuguseyo?(who are you).”
Yeoja manis itu menatapku heran, merasa asing. Duh, aku harus menjawab apa? Tidak mungkin kan aku memberitahu kalau aku orang asing yang ditolong Sung Young. Dia bisa saja tidak percaya dan berpikiran yang tidak-tida.
“Dia..ermm, orang itu.” Erang Sung Young berusaha bicara, matanya tetap terpejam, menahan sakit di wajahnya yang penuh luka. Sejenak kudapati yeoja yang sepertinya teman Sung Young itu mengangguk-angguk mengerti, tapi aku tidak mengerti maksud mereka.

Tanpa diperintah segera kuambil beberapa obat di kotak P3K. Sebenarnya aku paling ahli dalah hal obat-obatan, karena dulu aku sering menolong banyak makhluk yang terluka saat di neraka. Aku hanya mengandalkan insting untuk mengetahui obat mana yang cocok digunakan, hebat bukan?
Sedikit demi sedikit kubersihkan darah Sung Young, lalu mengusapkan kapas yang sudah di tetesi obat. Kuyakin dengan ini luka Sung Young akan cepat mengering. Sejenak matanya terbuka, memperhatikanku yang sednag mengobatinya, tapi tak kupedulikan. Sementara yeoja yang bersama Sung Young tadi masih belum pergi, duduk manis disamping Sung Young, mengamati setiap yang kulakukan, memasang ekspresi khawatir. Tenang saja, aku tidak akan membuat Sung Young bertambah parah. Sebenarnya sayang sekali kulit mulus Sung Young dipenuhi luka. Aku masih penasaran, sebenarnya apa sih yang terjadi.

“Wah, kau telaten juga ya. Oiya, jonenun Dae Hye imnida, temannya Sung Young, sobatnya Sung Young, karibnya Sung Young, teman sebangku Sung Young, teman senasib seperjuangan Sung Young.”
Aku hanya tersenyum mendengar penuturannya. Kubalas uluran tangan yeoja itu, walau aku tidak mengerti apa artinya. Tapi kulihat manusia-manusia suka melakukan ini, bersalaman.
“Young Saeng imnida, aku yakin Sung Young sudah memberitahumu.”

*501*

Sung Young’s house. Saturday, 20.00 KST

            Baru kuketahui. Semua luka yang menghiasi seluruh tubuh Sung Young ternyata berasal dari teman dan sunbaenya(senior). Tadi Dae Hye bercerita (setelah kudesak) kalau Sung Young sebenarnya sangat suka punya masalah dengan teman dan sunbaenya, entah apa. Pasti ada saja sesuatu yang membuat emosinya tersulut akibat ulah orang-orang itu, namun memang pada dasarnya yeoja itu pemarah.
           
            “Eottokhae?(how)”
            “Hm, sudah beres.”
            Yah, aku baru saja melaksanakan apa yang diperintah Sung Young, membuang setumpukan kertas dan membakarnya. Kertas itu berisi nilai-nilai Sung Young, dan yang paling menakjubkan semua nilainya itu E, ckck yeoja pintar. Pantas saja dia ingin memusnahkan kertas-kertas itu.

            “Belajarlah! Agar nilaimu bisa A.”
            Sung Young langsung menatapku tajam. Ops, aku pasti salah bicara. Oke, aku tidak akan menyuruhnya lagi. Lagipula itu hanya saran.
            “Mending kau buatkan aku susu.”
            Lagi? Dia memerintahku lagi. Ooo baiklah baiklah aku akan membuatkan susu untuk yeoja manja ini. Dia benar-benar menyiksaku di rumah ini. Aku sendiri heran, sebenarnya siapa sih yang devil.

            “Oh ya, ngomong-ngomong kemana orangtuamu? Aku tidak melihatnya dari kermarin.”
            Sung Young yang sedang menikmati susu yang baru saja aku buatkan langsung berhenti, mengernyitkan dahi sambil menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa kutebak. Eh, apa aku salah bicara lagi? Ommo, babo(stupid) Young Saeng!!

            “Sejak eomma meninggal 5 th lalu, appa menikah dengan seorang yeoja dari Amerika Serikat. Appa tinggal di sana entah sampai kapan, meninggalkanku dan Kyu Jong Oppa. Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali appa datang ke Korea. Tapi, dia setiap bulan rutin mengirimi kami uang untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Yah, walau begitu kami tetap merindukannya, merindukan kasih sayang seorang appa.”
            Aku tidak tahu harus berbuat apa. Sung Young, yah yeoja itu menitikkan air mata. Ommo, bagaimana ini? Young Saeng! Kau yang telah membuatnya menangis. Bodoh sekali kau menanyakan tentang orangtuanya. Tapi kan aku tidak tahu.

            “Ssstt, uljima(don’t cry) masih ada Kyu Jong, oppamu yang selalu menyayangimu.”
            “Kyu Jong Oppa bukan oppaku!”
            Hah? Bukan oppanya?
            “Semenjak Kyu Jong Oppa tahu dia adalah anak angkat appa dan eomma, sifatnya padaku menjadi berubah. Aku rindu dengan sifatnya yang lembut, sabar, dan ramah pada siapa saka. Hhh..tapi sekarang berbeda.”
Pertanyaanku terjawab sudah. Aku mengerti, sekarang aku bisa memaklumi kenapa yeoja ini begitu berbeda dengan yeoja kebanyakan. Sering berkelahi dengan namja, begitu pemarah, dingin, dan lainnya. Itu semua dilakukannya untuk menutupi dirinya yang sebenarnya rapuh, seperti ini. Sung Young benar-benar berbeda jika seperti ini, seperti yeoja polos tanpa dosa. Hm, semua sifatnya itu mungkin juga terbentuk karena keluarganya tidak ada yang peduli badanya. Aku benar, kan?
Tanpa ragu kubelai pelan rambutnya, bermaksud untuk menenangkannya dari isakan. Sejenak dia menatap tanganku yang berada di rambutnya, lalu menatap mataku dengan matanya yang masih berurai air mata. Dengan cepat dihapusnya, titik air mata itu, seperti tengah tersadar kembali dari isakannya. Aku hanya tersenyum, tapi dia malah beranjak pergi, menuju kamarnya.

*501*

Sung Young’s house. Monday, 07.30 KST

            “Jebal, aku ingin ikut ke sekolah.”

            Dari tadi aku terus memohon pada Sung Young agar mengajakku ke sekolahannya. Aku benar-benar rindu dengan tempat yang bernama sekolah, ingin ikut menuntut ilmu di sana. Tapi yeoja yang sedari tadi kuajak bicara hanya terdiam, terus menyuapkan sesendok sereal ke mulutnya. Huh, sifat cueknya kambuh lagi. Padahal masih teringat dibenakku dirinya yang tengah menangis malam itu, sungguh berbeda.

            “Aku juga ingin sekolah, Sung Young-ah.”
            “Mwo? Kau ini asal-usulnya saja tidak jelas. Mana bisa sekolahanku menerimamu.”
            JLEB! Benar-benar deh yeoja ini. Memang benar sih, selama ini aku tidak memberitahunya tentang tempat tinggalku. Tentu saja aku tidak akan memberitahunya, dan aku sama sekali tidak pandai mengarang cerita. Untung saja sikap cueknya sedikit membantuku, dengan begitu dia tidak bertanya macam-macam.

            “Bagaimana kalu mengantarmu?”
            “Huh, geurae. Kau bisa ikut, tapi bawakan tasku!!”
            Ha? Membawakan tasnya yang seperti batu itu? Aigooo, lagi-lagi dia menyiksaku di pagi hari. Tapi tidak apa-apalah, dengan cara ini aku bisa ke sekolahan.

            Sung Young!! Kenapa kau berjalan sangat cepat, hah? Atau hanya aku saja yang lamban? Huh, gara-gara tas ini, aku jadi seperti siput. Huhu, jahat sekali, sekolahannya ternyata sangat sangat jauh. Kenapa sih tidak naik sepeda atau kendaraan umum saja? Jadi aku tidak perlu repot-repot membawa tasnya.

            Itu dia! Untung saja sekolahannya sudah terlihat dari sini. Wow, sekolahan yang sangat megah. Tapi…tiba-tiba di balik pepohonan muncul beberapa namja yang langsung menghadang jalan Sung Young. Aku berhenti sejenak, menatap dari kejauhan 3 orang namja yang sedang berbincang dengan Sung Young, entah apa yang mereka bicarakan. Tak lama kemudian perkelahian seru sudah terjadi. AIGOO! Perkelahian? Yah, Sung Young sendirian melawan 3 namja itu. Aku harus menolongnya! Langsung kujatuhkan tasnya dan berlari menuju medan perang(?)
            Sung Young langsung membuat tanda STOP begitu melihatku mendekat, dengan maksud agar aku berhenti dan tidak ikut campur. Baru kusadari, yeoja devil(?) ini begitu lincah saat menghindar dari serangan dan sangat kuat memukuli 3 namja yang mengerubutinya. Kaki dan tangannya terus teranyun mengenai perut, wajah dan kaki namja yang berani mendekatinya. Ck, wajahnya benar-benar garang saat seperti itu.
Satu per satu 3 namja itu sudah tergeletak di tanah, kesakitan. Bibir mereka berdarah dan wajahnya sedikit biru. WOO! Prok! Prok! Prok! Benar-benar yeoja tangguh. Aku sampai melongo melihat pertempuran ini. Kulihat Sung Young tidak terluka sedikitpun, tapi wajahnya berkeringat, lelah. Yeoja itu berdiri dan berkacak pinggang bangga, dirapikan rambutnya yang sempat awut-awutan. Aku tertegun melihatnya, kenapa dia……??

“Woy! Jangan ganggu aku lagi!” Teriak Sung Young sambil menendang salah satu namja yang tergeletak.
Namja-namja itu langsung berdiri sambil memegangi perut dan wajah. Mereka teman satu sekolah Sung Young? Seragamnya sama. Oh~ Aku tahu sekarang, ternyata mereka inilah yang membuat Sung Young babak belur waktu itu.
“Ini belum berakhir!”
JAMKKANMAN!!(Wait) Wajah namja-namja itu terlihat begitu familiar bagiku. Bukankah….Bukankah namja yang berbicara tadi Hyun Joong hyung?? Ya benar sekali dia Hyun Joong Hyung, sangat mirip. Dan dua orang lainnya kalau tidak salah teman Hyun Joong Hyung yang seperti kuda, umm..Jung Min dan Hyung Joon, nae namdongsaeng(my little brother). AIGO, Mereka di bumi juga?

“Hey! Mana tasku?
Aku tersentak. Yeoja itu benar-benar bisa membuatku tuli, berteriak tepat di telingaku. Aku menghela nafas sejenak, sabar, lalu mengambil tasnya yang kujatuhkan tadi.

“Kau boleh pulang.”
Yeoja itu langsung berlari menuju sekolahnya, begitu terdengar bunyi bel dari lonceng sekolah yang menjulang tinggi. Tadi dia menyuruh apa? Pulang? Oh, tidak bisa. Aku ingin berkeliling sekolah dulu sebelum pintu gerbang di tutup.

Sungguh. Sekolahan ini terlihat lebih besar begitu aku menginjakkan kaki di rumput halaman sekolah yang super luas. Wow, Sung Young benar-benar orang berada bisa masuk ke sekolah mewah ini. Kakiku terus kuarahkan, menelusuri setiap jalan setapak yang terbentuk di halaman. Semenjak bunyinya bel tadi, suasana langsung sunyi senyap, semua hagsaeng(student) sudah masuk ke kelas.
Saat sampai di persimpangan, aku melihat 3 namja yang berkelahi dengan Sung Young tadi tengah memanjat pagar besi. Ow, mereka terlambat. Salah satu dari mereka menatap kearahku, menyeringai. Eh, dia benar-benar mirip dengan Hyun Joong hyung. Aku menjadi berdebar, entah kenapa. Lalu mereka ber3 bergegas lari, menuju ke sebuah kelas. Tapi aku masih bisa melihat mereka, namja yang seperti Hyun Joong Hyung tadi terus saja menatapku.

Plak! WAAA! Aku hampir meloncat saat seseorang menepuk pundakku. Ga..gawat! Aku ketahuan. Semoga orang yang menepukku bukan guru ataupun murid. Jeng! Jeng! Ternyata lebih parah! He is a headmaster. Headmaster of Hyundai Senior High School, setidaknya begitu bunyi nametagnya. Namanya…Mr. Cha Eun Suk.

“Kau mencari siapa?”
“Ah, anieyo. Aku….”
“Tadi kulihat kau bersama Nona Shin Sung Young, benar? Kau mencarinya?”
“Aku teman Sung Young , aku__”
“Kkaja! Kalau kau mencarinya nanti saja saat istirahat. Kemarilah, tunggu saja di ruang tuggu.”
Ish, kenapa sih orang ini tidak memberiku kesempatan untuk bicara. Ah, apa boleh buat, aku hanya mengikutinya menuju ke sebuah ruangan(sebenarnya dia sedikit memaksaku untuk ikut). Sudah untung aku tidak dianggap sebagai mata-mata atau apa.
Wo? Ternyata beliau membawaku ke ruang kepala sekolah. Hm, sepertinya ruang tunggu yang ia maksud ada di ruang kepala sekolah. Dengan ramah dia menyuruhku duduk di sebuah kursi yang kelewat bagus. Bingung! Tentu saja. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan saat kepala sekolah tadi meninggalkanku.
Hmm…Sejenak kuedarkan pandanganku ke ruangan yang sangat besar dan rapi ini. Mataku tertuju pada setumpuk kertas yang tersaji di hadapanku. Karena penasaran dan iseng aku mengambilnya satu. Oke, sebenarnya ini lancang. Oh, ternyata kertas ulangan siswa. Dan kertas yang kuambil ini KEBETULAN kertas milik seorang hagsaeng yang bernama SHIN SUNG YOUNG. Lagi-lagi dia mendapat E, ckck. Pantas saja, dari 10 soal yang dikerjakannya hanya 3, itu saja salah semua. Iseng-iseng aku membaca soalnya, ah matematika. Kenapa bagiku ini mudah?

“Kau hebat.”
Langsung kuletakkan kembali kertas milik Sung Young saat mendengar sebuah suara berat. Waa, kepala sekolah.
“Yang kau lakukan tadi__”
“Jeongmal mianhae, aku tidak bermaksud mengambil kertas ulangan itu.”
“Bukan, bukan. Apa kau tidak tahu? Jawabanmu benar semua.”
Baru kusadari kalau ternyata tadi aku menggumamkan jawaban-jawaban dari soal di kertas ulangan milik Sung Young. Dan kepala sekolah ini mendengarnya? Beliau terlihat begitu senang dan langsung duduk di sampingku.

“Kau sekolah dimana?”
“Eh, emm..aku sudah lama tidak sekolah.”
“Sayang sekali, kulihat kau ini anak yang cukup cerdas. Bagaimana kalau kau sekolah di sini? Tidak dipungut biaya apapun asal kau selalu mendapat ranking.”

Mataku hampir keluar mendengar penuturan namja paruh baya ini. AIGO! Mimpi apa aku semalam? Apakah hari ini hari keberuntunganku setelah mengalami hari-hari suram(?) di rumah Sung Young? Ah, ini akan menyenangkan.
Tanpa pikir panjang langsung kuiyakan saja. Mr.Cha terlihat sangat puas. Hebatnya lagi aku langsung masuk ke level 2 begitu Mr. Cha memberiku beberapa pertanyaan yang dengan mudah kujawab. Tidak kusadari sebelumnya kalau ternyata aku sangat pintar, hehe.

“Kau sungguh hebat! Aku berharap kau bisa mengajari temanmu, nona Shin Sung Young.”

Aku hanya mengangguk-angguk saja. Senyumku terus terkembang sedari tadi saking senangnya. Sejenak aku berpikir, apa wajahku masih cocok masuk dalam kategori seorang anak Senior High School? Hahaha, aku kan masih terlihat muda dan tampan. Hm, bagaimana bisa Mr.Cha menawariku untuk masuk ke Hyundai tanpa terlebih dahulu mengetahui identitasku walau setelahnya aku disuruh mengisi formulir yang kuisi asal. Dia benar-benar aneh tapi yah..sangat baik hati.
Tunggu dulu, kenapa ya wajah Mr.Cha cukup familiar?? Nuguseyo?

*501*

School. Tuesday, 07.15 KST

            Huh, gugup juga ya rasanya pertama kali menginjakkan kaki di halaman sekolah tempatku belajar sekarang. Oke, ini memang bukan yang pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Hyundai Senior High School (mengingat kejadian kemarin) tapi ini berbeda, statusku sekarang adalah pelajar level 2, hohoho. Tidak sabar rasanya memulai hari baru, mewarnai hari-hari dengan belajar dan berteman dengan banyak manusia. Membayangkan saja menyenangkan. Hm, kuharap orang-orang di sekolahan ini sangat ramah dan baik padaku. Yah, dan kuharap aku bukanlah teman yang membosankan, walau aku pintar dan wajahku tidak jelek-jelek amat, haha.

            Wah, belum bel rupanya. Masih banyak warga sekolah yang memenuhi halaman serta koridor. Aku semakin gugup saja kala tatapan orang-orang tidak lepas dariku, mengamati setiap gerak-gerikku, mengikuti setiap langkahku dengan tatapan yang tidak bisa kudeskripsikan. Kadang aku risih dengan bisikan-bisikan mereka, walau aku tidak tahu yang mereka bicarakan itu positif atau negative. Aku hanya bias tersenyum ramah pada setiap orang yang berpapasan denganku, dan untungnya mereka juga membalas senyumanku.

            Akhirnya, sampai juga aku di depan sebuah pintu bertuliskan 2nd-Excellent (nama kelas yang cukup unik), yah inilah kelasku. Kugeser perlahan pintunya. Semua orang di dalam langsung menatapku. Ada yang tanpa ekspresi, ada yang senyum-senyum sendiri, ada yang mengernyit, dan semacamnya. Baru satu langkah ke kelas, mataku menangkap sosok namja yang tengah duduk di atas meja dengan angkuhnya. ITU, Itu Hyun Joong Hyung?? Ne, itu namja yang sangat mirip dengan kakakku yang super evil itu. Hanya saja dia tidak memiliki tanduk besar dan sayap mengerikan. Namja yang tengah berbincang dengan seorang namja lain itu langsung beralih menatapku, terkesan datar, dan tersungginglah sebuah senyum di bibirnya, bukan lebih tepatnya seringai.

            Zyuuuutt..Baru aku akan melangkah lagi, kurasakan sesorang menarik tasku (semua perlengkapan sekolahku dikasih oleh Mr.Cha) dan ternyata dia adalah…Sung Young?

            “Kau pikir ini permainan, hah? Apa yang kau lakukan di sini? Kau benar-benar sudah kehilangan akalmu.” Semprotnya tepat di depan pintu kelas. Semua orang di koridor tentu tidak melewatkan adegan seru ini. Menyadari itu, Sung Young segera menarikku ke suatu tempat yang jauh dari keramaian.
            “Sung Young-ah, aku kesini tidak untuk mengikutimu. Aku hanya ingin ikut sekolah, lagipula kemarin Mr.Cha sendiri yang menawariku untuk sekolah. Hm, kita bisa berpura-pura tidak kenal, arraseo(understand)?”
            “Aish, tapi beberapa hagsaeng sudah melihat kita tadi.”
            “Sudahlah, tidak usah dipedulikan. Kalau kamu ditanya jawab saja kita adalah teman atau saudara.”
            “Hm, geurae.”
            Sesaat kami mendengar bell masuk. Yeoja yang ternyata masih level 1st-Amazing ini bergegas memasuki kelas yang berada di lantai dasar. Aku pun begitu, bergegas masuk kelas karena tidak mau membuat masalah di hari pertamaku sekolah di Hyundai, sekolahan terkenal dan andalan yang diperebutkan oleh banyak siswa di luar sana.

            Hari pertamaku di kelas sungguh luar biasa. Seonsaengnim-seonsaengnim(teachers) tidak jarang yang memuji kepintaranku (Aku bangga terlahir menjadi devil pintar), bahkan sekarang semua teman sekelasku dengan cepat menjadi teman akrabku. Mereka ternyata tidak seburuk yang aku bayangkan, benar-benar teman yang baik dan ramah. Hanya saja, 1 orang yang benar-benar tidak mau menyapaku. Yah, dia adalah namja yang duduk di kursi sampingku. Siapa lagi kalau bukan namja yang mirip dengan Hyun joong Hyung itu. Dan hebatnya, nama namja itu juga Hyun Joong, lebih tepatnya Kim Hyun Joong. Aku tidak menyangka, di neraka maupun di bumi tetap saja aku berpapasan dengan wajah itu, ck. Kenapa Hyun Joong Hyung selalu menghantuiku, huhu.

            “Annyeong, Young Saeng.”
            Aku hanya tersenyum menanggapi orang-orang yang berseliweran menyapaku. Yah, begitulah. Aku serasa menjadi terkenal mendadak di sini. Semenjak 5 menit yang lalu aku duduk di batu pinggir taman sekolah sambil membaca, sudah umm…sekitar 7 yeoja menyapaku. Entah itu teman sekelasku, teman satu angkatan, ataupun hoobae(junior). Benar-benar hebat bukan?? Ini baru sehari, bagaimana kalau seminggu? Sebulan? Atau setahun? Huaa aku tidak bisa membayangkannya.
            See. Dari sini aku bisa melihat ke sebuah lapangan basket. Seorang yeoja tengah mendribble bola kesan-kemari, bermain basket sendirian di tengah teriknya matahari. Rambutnya yang dibiarkan terurai berkibar kesana-kemari mengikuti angin yang berhembus. Yeoja itu, baru kulihat dengan jelas wajahnya saat akan menembakkan bola ke ring. Ah, Sung Young. YAH! Sayang sekali bolanya meleset. Mataku masih saja mengikuti setiap gerak-gerik Sung Young, sampai tiba-tiba seseorang mengagetkanku.

            “Kau, sekolah di sini juga?” Ommo, Kyu Jong?
            “Umm..yeah. Kamu kelas berapa, Kyu Jong-ah?”
            “2nd-Brilliant.” Jawabnya singkat tanpa memandangku, matanya fokus menatap ke depan, terkesan datar tanpa ekspresi.
            “Oh, ya ampun, sepertinya yeoja itu tidak pernah bisa berhenti untuk bertengkar. Aku pergi dulu.”
            Ah, ternyata yang dimaksud Kyu Jong adalah Sung Young. Yeoja itu terlihat tengah berbincang dengan 3 orang namja. Hah, siapa lagi kalau bukan musuh bebuyutannya. Ne, mereka adalah namja-namja devil yang suka memukuli Sung Young, suka berkelahi dengan Sung Young. Dan sekarang, entahlah apa yang akan mereka lakukan. Eh, aku kira Kyu Jong pergi untuk menolong Sung Young, ck ternyata dia malah menghampiri seorang yeoja yang sangat cantik dan seksi, merangkulnya, dan pergi entah kemana. Benar-benar Oppa yang baik.
            Ommo, Sung tidak bisa berkutik lagi. Kedua tangannya di cengkram oleh masing-masing 1 namja. Sekuat tenaga dia berontak, tentu saja tenaga namja lebih besar, kan? Oh, ini tidak bagus!! Kenapa sih tidak ada yang peduli paling tidak menolong Sung Young. Ah, di sini memang jarang di lewati orang. Baiklah, sepertinya aku yang harus menolong yeoja itu.

            “Ya! Lepaskan dia! Apa yang akan kalian lakukan?”
            Empat kepala langsung menoleh ke arahku. Tatapan 3 pasang mata nama itu terlihat begitu mengerikan. Sementara Sung Young hanya menatapku sayu. Hyun Joong yang sepertinya bersiap menyiksa Sung Young beralih berjalan kearahku, menatapku tajam. Sejenak kami terdiam, saling menatap sengit tanpa berkata sepatah katapun. Tunggu, ada apa dengan jidatnya? Memerah dan sedikit bengkak. A! sepertinya aku tahu, bola basket Sung Young yang meleset tadi ternyata mengenai jidat Hyun Joong, hihi.
            Detik-detik berikutnya kami hanya terdiam, Ku kira selanjutnya aku akan dipukuli, ternyata Hyun Joong malah berlalu meninggalkanku, memberi isyarat pada kedua temannya untuk mengikutinya pergi. Eh? Hanya begitu saja? Waaah, gampang sekali.

            “Gwaenchanayo?” Tanyaku pada Sung Young yang tengah mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah. Tanpa berkata-kata yeoja itu langsung melangkah pergi, meninggalkanku sendirian di tengah lapangan basket. Hah, tenryata hanya inilah yang aku dapatkan.

*501*

School. Tuesday, 15.15 KST

            Aigo! Ternyata selain pemarah dan dingin, Sung Young juga yeoja pendendam. Lihatlah, buktinya dia sekrang tengah berusaha ‘memodifikasi’ motor yang kutahu motor milik Hyun Joong. Dicorat-coretnya seluruh bagian motor yang mengkilap dengan spidol permaen warna-warni. Sebenarnya ini bukan balas dendam, tapi lebih tepat dibilang cari maslaah. Yah, yeoja ini cari masalah saja. Sung Young tidak sendiri melancarkan aksinya. Dia dibantu sahabatnya yang kemarin kerumahnya itu. Kalau tidak salah namanya Dae Hye.

            “Hahaha, motor milik Jung Min juga sudah aku bereskan.” Kata Dae Hye semangat.
            Aku hanya bisa melongo dari jauh melihat hasil mereka. Hyun Joong dkk pasti sangat marah. Nah, sekrang aku tidak bisa membayangkan apa yang akab terjadi selanjutnya. Dari tikungan kulihat Hyun Joong dan temannya muncul sambil tertawa. Tapi tak lama, sesampai di parkiran betapa terkejutnya mereka mendapati motor-motor kesanyangan mereka sudah berubah menjadi 3 motor karnaval. Gawatnya Sung Young dan Dae Hye belum sempat kabur. BAGUS!!!

            “NEONEUN MICHYEO YEOJA!! Apa kau tidak pernah merasa puas kalau tidak mencari masalah denganku sehari saja, hah?!!” Sung Young terlihat kesusahan bernafas saat kerah bajunya dicengkram Hyun Joong erat sampai tubuhnya terangkat, sepidorl yang sedari tadi digenggamnya terlepas, menggelinding kesana-kemari.
            “Akh…khu…”
            “YA! Lepaskan Sung Young!!” Dae Hye berniat menyelamatkan Sung Young tapi tangannya buru-buru dicengkram oleh seorang dari mereka yang sangat mirip dengan adikku, Hyung Joon. Dan kuyakin nama mereka sama.

            Duggh! Hyun Joong langsung tersungkur saat lutut Sung Young telak mengenai bagian bawah perutnya. Aw! Itu pasti sangat sakit, miris rasanya mendengar rintihan Hyun Joong, hoho. Tapi namja itu ternyata masih punya tenaga, dibalasnya perbuatan Sung Young dengan pipin chubby yeoja itu yang menjadi sasaran telapak tangannya sampai Sung Young menitikkan air matanya, pedih. CUKUP! Aku tidak bisa melihat hal ini terus. Geurae, aku akan menolong Sung Young lagi walau sebenarnya ini salahnya. Namun aku benar-benar tidak tega melihat seorang yeoja diperlakukan kasar.

            “Kau keterlaluan Hyun!! Memukul seorang yeoja, bukankah itu sangat kejam dan memalukan?! Kau ini namja atau bukan? Manusia atau bukan?” Ops, apa sih yang baru saja aku katakan.
            “Kau lagi! apa sih maumu? Dia itu bukan yeoja! Tapi devil!!” Jawab Hyun Joong semakin mengencangkan cengkramannya di kerah Sung Young.
            “Kau ini, sudah memukulnya, masih saja mengatainya!”
            “OOOW~ Kau mau dipukul juga, hah?! Geurae, lawan aku dan akan kulepaskan kalian.”
            MWO? Itu berarti aku harus berkelahi dengan Hyun Joong? Anieyo anieyo! Aku tidak mau berkelahi. Bukannya tidak bisa atau takut akan kalah, tapi sungguh aku tidak mau berkelahi. Berkelahi hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga saja. Itu perbuatan yang sangat tercela, bukan begitu? Aku sungguh tidak mau.

BUGH! 1 pukulan mendarat di sisi kiri wajahku tanpa sepengetahuanku dan tentu saja membuatku tidak bisa menghindar. Tangan Hyun Joong terkepal sempurna, lengan seragamnya di gulung keatas memperlihatkan otot-otot yang menonjol disepanjang tangannya, WOW.

BUGH! 1 Lagi mendarat, kali ini disisi kanan wajahku.

            “HYUN! Aku tidak mau berkelahi!”

BUGH! 1 Lagi mampir di pipi kananku, meninggalkan luka memar yang sangat perih. Kerasnya pukulan membuatku tersungkur dan mulutku mengeluarkan darah. Hyun Joong berjongkok di sampingku, bersiap melayangkan 1 kepalan tangannya lagi. CUKUP! Aku tidak tahan lagi! Ini sangat perih, huhu.
            Entah mendapat kekuatan darimana, kudorong Hyun Joong sehingga ia yang tertidur di tanah berumput sementara aku diatasnya sambil mencengkram kerah seragam kusutnya.
“Sudah kubilang aku tidak mau berkelahi, Hyun!” Hyun Joong hanya melotot, merasa sesak tidak bisa bebas bernafas karena cengkramanku yang terlalu kuat.
Aigo, aku tidak pernah merasa segarang ini. Apa kekuatan devilku muncul? Ini seharusnya tidak boleh terjadi, bisa-bisa sayap dan tandukku muncul sekarang juga. Kulirik sejenak ke belakang, ah sepertinya sayapku tidak keluar, syukurlah. Aku harus menghentikan ini sebelum kebablasan. Kutatap Hyun Joong lagi, dia menyeringai, menakutkan. Akhirnya kulepaskan ia dan berjalan pergi, pulang.

*501*

Sung Young’s House. Tuesday, 17.00 KST

            “Babo namja!”
            “Michyeo namja!”
            “Aku benar-benar tidak mengerti denganmu!”
            “Kau sangat aneh!”
            Aku hanya tersenyum mendengar Sung Young ngedumel sendiri, mengataiku. Setelah peristiwa tadi wajahku jadi tidak tampan lagi. Banyak memar menghiasi wajahku, membuatku semakin chubby dari biasanya. Hanya saja chubby kali ini terasa begitu biru dan menyakitkan, sangat perih. Dan sekarang, yeoja garang bernama Sung Young ini mengobatiku, mengompres memarku. Tidak kusangka Sung Young bisa melakukan ini dengan lembut. Terus kuperhatikan wajahnya yang sangat serius dan terlihat khawatir.

            “Kenapa kau tidak melawan, huh? Kutahu kau sangat kuat.”
            “Anieyo, aku tidak mau berkelahi. Bukannya tidak bisa, tapi ini hanya akan membuang waktu dan tenaga saja.”
            “Itu bukan berkelahi, tapi membela diri!”
            “Membela diri? Sepertinya bukan. Tidakkah kau tahu, aku melakukan itu sampai wajahku penuh luka seperti ini hanya karena ingin menolongmu, membelamu. Sung Young-ah, kalau kau tidak mencorat-coret motor Hyun Joong, maka hal seperti ini tidak akan pernah terjadi. Sebenarnya ada masalah apa, sih?”
            Sejenak aktivitas Sung Young terhenti, ekspresinya berubah seketika. Umm…Apa pertanyaanku mengingatkan sesuatu baginya? Apa aku salah bicara? Aku tidak bermaksud. Dia meletakkan handuk putih yang penuh dengan darahku di sebuah baskom kecil berisi air hangat.
            “Hyun Joong. Emm, entah kenapa aku sampai detik ini merasa sangaaat sebal dengannya. Bukannya balas dendam, tapi dia benar-benar pantas mendapatkan semua ini.”
            “Wae?(why)”
            Sung Young memejamkan mata sejenak sambil menghela nafas, lalu ditatapnya diriku sambil tersenyum getir. Tanpa menjawab pertanyaanku dia membereskan beberapa obat ke dalam kotak P3K dan berdiri, bersiap pergi dari pandanganku.

            “Hyun Joong itu mantan kekasihku, dia pernah menyakitiku, sangat sakit.” Setelah berkata seperti itu, Sung Young lalu melangkah pergi.

*501*

School. Saturday, 07.00 KST

            Seperti biasa, setiap pagi aku selalu berangkat ke sekolah, kecuali hari Minggu tentunya. Dan karena ini hari Sabtu, entah kenapa aku merasa begitu semangat. Um, tidak tidak, itu berarti semakin kedepan examination day semakin dekat, ommo. Tidak terasa sebentar lagi aku akan menghadapi ujian, lebih tepatnya latihan ujian kenaikan kelas, yah baru latihan. Dan hari itu tepat jatuh pada hari senin besok. Aku harus berusaha lebih giat agar mendapat nilai yang bagus, membuktikan pada Mr.Cha kalau diriku ini memang pantas masuk Hyundai, hoho.

            Terus kulangkahkan kakiku di sepanjang koridor yang lumayan sepi, tidak seperti biasanya. Seharusnya banyak hagsaeng yang sedang memadu kasih di sini, ckck. Syukurlah kalau mereka sudah sadar. Tapi dari kejauhan kulihat banyak hagsaeng berkerumun di suatu titik, di depan sebuah papan mading. Apa yang mereka lakukan? Atau apakah yang sedang mereka lihat? Aku jadi penasaran, maka kudekati saja.
            Semua mata langsung tertuju padaku yang sedang berjalan kearah mereka. Aku jadi menghentikan langkah, bingung, horror, sebenarnya ada apa sih? Aku jadi takut melihat tatapan mereka yang mendadak. Namun tetap kuberanikan diri untuk mendekati mereka dan bertanya langsung, daripada aku mati penasaran.

            “Musun iliya?(what happen).”
“WA! Young Saeng-ssi, chukaeyo!” Kata seorang yeoja tiba-tiba sambil menepuk-nepuk lenganku diikuti yang lain. Semakin banyak, banyak, dan akhirnya semua hagsaeng menyalamiku. YA! Aku semakin bingung saja!

            “Sebenarnya ada apa, sih?”
            “Lihat itu!”

            Kulihat dengan seksama beberapa foto yang terpampang jelas di sebuah papan yang tertempel di dinding, saling berurutan dari atas ke bawah. Apa ini? Di sini tertempel 5 foto namja. MWOYA?(what) Popular Boys of the Month?? Yah, setidaknya itu judul yang tertulis besar-besar dan berkelap-kelip. Yang paling mengejutkan lagi foto namja nomor satu adalah seorang namja yang sangat familiar denganku. Tentu saja, itu kan fotoku. Bagaimana bisa aku menjadi juara 1? Impossible. Baru beberapa hari saja aku sudah menjadi popular namja, ckck, orang-orang di sini memang aneh tapi jujur aku sangat senang, hehe.
            Woah, ternyata aku menggeser si juara bertahan, Kim Hyun Joong. Dia sekarang menjadi nomor dua dengan keterangan ‘namja paling tampan tapi kasar dan dingin’, haha itu memang benar. Di posisi ketiga ada…Kim Hyung Joon? Ah, benar kan nama namja ini Hyung Joon. Benar-benar persis namdongsaengku(brother). Di fotonya tertulis ‘namja yang sangat tampan tapi ketampanannya dimanfaatkan untuk menggaet beberapa yeoja, namun tidak bisa dipungkiri kalau dia banyak idolanya’ Ckck, benar-benar keterlaluan.
Ow, bukankah nomor 4 ini namja yang mirip kuda itu? Yah, Park Jung Min hehehehe. Dia ‘kapten basket yang sangat tampan tapi terkesan cuek dan itulah yang membuatnya tampak cool’ Apa-apaan ini? Hahaha.
Hey! Bukankah namja nomor 5 ini Kyu Jong? Oppanya Sung Young. Wow, ternyata dia popular juga sebagai ‘namja tampan dan pintar’. Lalu, bagaimana dengan tulisan yang ada di bawah fotoku? Di situ terbaca ‘Namja imut yang sangat baik dan ramah’ Hahaha, tidak kusangka aku mendapat gelar seperti itu. Tapi setidaknya tidak ada hal negative yang tertulis.

            “Daebak!(good job)”

            Kudengar suara tepuk tangan menggema di koridor yang..eh? sudah sepi? Kemana orang-orang tadi? Huh, aku ditinggal sendiri rupanya. Seorang yeoja sudah berdiri tepat di sampingku dengan kedua tangannya masuk di saku jas. Oh, Sung Young. Dia terlihat agak berbeda hari ini. Rambutnya yang biasnaya kusut terurai sekarang terkucir rapi berpita. Umm, sebenarnya itu membuatnya cukup manis, apalagi saat ia memandangku sambil tersenyum.

            “Tidak kusangka, dalam waktu singkat kau sudah menjadi namja popular.” Katanya masih sambil tersenyum-senyum riang. Jarang sekali aku melihatnya yang seperti ini.
            “Hehe, aku juga tidak mengerti dengan orang-orang di Hyundai. See! Aku tidak setampan 4 namja lainnya.”
Kini kami berdua hanya menatap lekat foto-foto yang tertempel.
            “Oh, ayo kita rayakan! Akan kutraktir kau makan burger, kkaja!”
            HEH? Apa aku tidak salah dengar? Dia akan mentraktirku makan? Seorang Shin Sung Young mentraktirku makan? Huaa asyiik. Tapi..Apa itu burger? Aku harap itu makanan yang enak. Dengan semangat kuikuti langkah Sung Young menuju kantin sekolah, hm mumpung bell masuk belum berdentang dan kebetulan aku tadi juga belum sarapan. Akhir-akhir ini Sung Young menjadi sangat baik dan sedikit lebih hangat padaku. Sebenarnya semenjak kejadian aku dipukuli itu. Ah, aku merasa senang dia tidak terus-menerus menyiksaku. Setidaknya aku bisa bernafas, fyuuh.

            “Young Saeng-ah, tapi bisakah kau mengambilkan tasku yang tertinggal di perpustakaan?”
            Bagus! Baru saja aku bernafas lega, Sung Young sudah menyuruhku untuk mengambil tasnya yang berada di lantai 3!! Agh, Lantai 3 itu bukan tempat yang dekat!! Tapi baiklah, setidaknya dia meminta dengan halus, tidak membentak seperti biasanya.

           
            Entah kenapa, padahal hanya naik-turun tangga saja membuatku berkeringat, huh. Sung Young yang tahu aku lelah langsung menyodorkan segelas teh manis yang sudah dipesannya 3. Tiga? Yah, saat ini kami duduk bertiga di bangku pojok kantin. Aku, Sung Young, dan Dae Hye. Kebetulan Dae Hye sudah di kantin jadi kami bergabung dengannya.

            “Wah, kalian semakin akrab saja kelihatannya.” Oceh Dae Hye sambil tersenyum-senyum.
            “Memangnya aku dan Sung Young dulu-dulunya tidak akrab?” Jujur, sebenarnya apa yang dikatakan Dae Hye benar.
            “Young Saeng-ssi, bukankah Sung Young itu selalu__”
            Yeoja itu tidak melanjutkan kata-katanya, malah tertawa saat Sung Young memberikan deathglare. Ckck, tidak dilanjutkan saja aku sudah tahu apa yang akan dikatakannya.

            Seorang namja gemuk paruh baya mendekati meja kami dengan nampan di tangannya. Wah, pesanan kami sudah datang. Apa ini? Inikah yang disebut burger? Kenapa makanannya bertumpuk-tumpuk seperti ini? Lalu bagaimana cara memakannya? Aish, aku tidak boleh bertindak seperti orang bodoh di depan 2 yeoja ini. Baiklah, aku akan menunggu Sung Young atau Dae Hye memakan burgernya agar aku tahu bagaimana cara makannya. Tapi sial! Tenryata mereka malah mengobrol dulu, huh. Aduh, padahal aku kan sudah ngiler saking laparnya.

            “Dae Hye-ya? Bagimana perkembangannya? Apa kau sudah berbicara dengannya?”

            “Entahlah Sung Young-ah, aku sepertinya menyerah menghadapi Oppamu itu. Aku sudah berusaha mengutarakan perasaanku, tapi itu terlalu sulit karena waktunya tidak tepat dan Oppamu begitu cuek.”

            “Hah~Mianhae(sorry), aku juga tidak bisa membantumu, Kau tahu sendiri, kan Kyu Oppa umm..seperti itu sifatnya padaku.”

            “Ne, dan lagipula, bukankah dia sudah punya yeojachingu baru?”

            “Nugu?(who) Nicole eonni? Aish, yeoja itu sebenarnya tidak mencintai Kyu Jong Oppa! Dia hanya mencintai harta Kyu Jong Oppa! Aku sudah berkali-kali mengatakan itu pada Kyu Oppa tapi dia sepertinya terlalu mencintai yeoja sexy itu.”

            “…”

            “Ops! Dae Hye-ya! Jeongmal-jeongmal mianhae(really sorry) Bukan maksudku mengatakan itu. Umm, aku yakin sebentar lagi Kyu Oppa akan melepas yeoja itu.”

            “Gwaenchana(no problem) Sung Young-ah. Aku tahu, aku memang tidak sexy dan cantik.”

            “HEY, Princess DaeHye!! Berkacalah! Kau sangat cantik dan tentunya baik. Aku lebih rela kau menjadi kakak iparku daripada yoeja tengil seperti Nicole!”

            “Ssst! Jangan keras-keras babo(stupid)! See, Oppamu dan Nicole eonni ada disini. Lihatlah betapa mesranya mereka!”

            “Yaa! Kau tidak usah melihatnya! Ayo kita pergi saja di dari sini!”

            “Tidak usah! Lihatlah, Young Saeng sepertinya sedang menikmati makanannya.”

            Sung Young dan Dae Hye yang sedang asyik berteriak-teriak tadi sontan berhenti. Aku hanya mengernyitkan dahi saat kedua yeoja ini tiba-tiba menatapku heran sambil mengulum senyum. Langsung kuhentikan aksiku yang sedang memakan daging burger.

            “Ada apa eoh?”
            “Kau,,memakannya satu per satu?” Sung Young juga mengernyitkan dahinya sementara Dae Hye tidak kuasa menahan tawanya lagi.
            Yah, karena aku sudah tidak tahan menunggu 2 yeoja ini, akhirnya kumakan saja apa adanya. Tentu saja aku mengira bahwa makanan ini dimakan satu persatu. Jadi pertama-tama kumakan roti yang berada paling atas, berlanjut ke daun hijau itu. Eh, tapi aku tidak memakannya ding, tidak enak! Lalu kumakan sesuatu berwarna kuning itu dan baru saja kunikmati dagingnya, mereka langsung menegurku.

            “Umm..Aa..Aku lebih suka menikmati burger seperti ini.” Sumpah! Aku takut dikira orang gila di sini.
            Sung Young masih terheran-heran sambil menatapku dengan pandangan menyelidik. Kemudian dia mengambil selembar tissue di tasnya dan diusapkannya pada pipi dan hidungku. Eh??

            “Kau memang namja aneh, Young Saeng-ah.”





*501*

School. Friday, 11.00 KST.

            Dag Dig Dug.. Bukan hanya jantungku saja yang berdebar begitu cepat saat ini. Kuyakin semua hagsaeng juga begitu. Yah, kami sudah sejak 5 menit yang lalu berkumpul, berdesak-desakan di sepanjang koridor, mengamati setiap layar yang tergantung dilangit-langit koridor. Di layar itu sebentar lagi akan terpampang peringkat siswa dari yang tertinggi sampai terendah diperoleh dari hasil pekerjaan latihan ujian yang baru saja berakhir kemarin. Menurutku sih selama 4 hari itu aku bisa mengerjakan soal-soalnya, tapi…entahlah bagaimana hasilnya. Seperti ini toh rasanya menjadi hagsaeng saat sedang senam jantung.

            Akhirnya, taraa..muncullah sederet nama dan angka di layar. Pencantuman peringkat dimulai dari level 1. Aigoo, aku tidak menyangka. Sung Young? Yah, tidak salah lagi, Sung Young mendapat peringkat yang bisa dibilang buruk. Dia masuk ke dalam peringkat 10 besar..tapi..dari bawah. Entahlah, kenapa aku malah yang merasa sedih? Aku tidak bisa membayangkan betapa sedihnya yeoja itu. Yang lebih mengejutkan, peringkat 1 paralel diduduki oleh Hyung Joon dan yang kedua Jung Min. Wow, sulit dipercaya. Dan baru kusadari kalau namja-namja itu masih level 1.
            Nah, sekarang giliran level 2. Pertama-tama layar menunjukkan peringkat ke 105, lalu naik dan naik sampai pada peringkat pertama. Jeng! Jeng! Ternyata AKU yang menduduki peringkat pertama, seorang HEO YOUNG SAENG? Ini..ini salah kan? Tidak mungkin aku peringkat pertama, ommo. Lagi-lagi aku menggeser peringkat Hyun Joong yang selalu juara 1. Semua orang yang berkumpul di situ langsung berteriak-teriak memanggil namaku dan memberi selamat. Aku jadi malu sendiri diperlakukan seperti ini, bukan lebih tepatnya terharu. Senang sekali rasanya, padahal ini baru latihan ujian. Kulihat sekilas punggung seorang namja yang semakin menjauh, berjalan dengan kesal sambil sesekali menendang tembok. Ah, Hyun Joong.

***

Sung Young’s house. Saturday, 20.00 KST

            Sejak pengumuman peringkat waktu itu, Mr.Cha langsung menyuruhku untuk menjadi guru privat Sung Young, mengajari yeoja itu agar setidaknya nilai-nilainya menjadi lebih baik daripada yang kemarin diperolehnya. Mungkin hanya akulah satu-satunya harapan Mr.Cha, yah, karena yeoja itu memang sedikit susah untuk diatur. Tahu sendiri kan dia seperti apa? Sung Young adalah tipe yeoja yang keras kepala dan bandel. Orang-orang kebanyakan pasti mengiranya begitu, but I don’t think so. Lamanya aku tinggal di rumah Sung Young, membuatku menjadi lumayan akrab dengannya dan menjadi tahu sifatnya (setidaknya begitu). Dia ternyata orang yang cukup menyenangkan walau kuakui memang sedikit keras kepala jika menyangkut hal tertentu atau saat perdebatan, dan kupikir sifat yang bandel dan sedikit childish itu hanya akal-akalannya untuk mendapat perhatian. Yah, yeoja itu benar-benar kesepian. Mungkin karena tidak ada keluarganya yang peduli terhadapnya bahkan Oppanya sendiri. Hanya Dae Hye saja yang bisa mengerti, dan menurut Dae Hye sebenarnya Sung Young yeoja yang cukup asyik.
            Ups, kenapa sih aku jadi bercerita tentang Sung Young? Hm, jadi intinya sekarang aku dan Sung Young sedang duduk lesehan di lantai ruang keluarga, menghadap sebuah meja dengan buku-buku yang bertumpuk. Yups, aku sedang menjalankan tugasku, menjadi guru privatnya.

            “YA! Kau tidak mendengarkanku?”
            “Ah, mian mianhae.”
            Aish! Padahal mulutku sudah bersusah payah berusaha menerangkan pelajaran sampai pegal, eh, ternyata dia daritadi hanya melamun, tidak mendengarkan. Arrrghh~yeoja ini.

            “Huh, kau kerjakan saja soal itu, aku ingin beristirahat sebentar, mencari udara segar di luar. Sung Young-ah! Bukannya aku sok ingin mengatur ini itu dan berceramah, tapi kau tahu sendiri kan? Sebentar lagi kita akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Kalau nilaimu tidak memenuhi batas minimal, bagaimana bisa kamu naik ke level 2? Kau sendiri yang akan merasa rugi.”
            Sung Young malah hanya mentapku tanpa ekspresi, menatap dengan wajah innocent sepeti anak yang tidak punya dosa. Sejenak ia tersenyum padaku. Eh?? Kenapa aku jadi berdebar-debar ya?

            “Ah, arraseo(understand) Oppa.”

            Kulihat Sung Young langsung meraih pensilnya, membuka-buka halaman lembar kerja siswa, dan mengerjakan soal akuntansi yang tertera. Sekilas aku tersenyum melihat sikapnya lalu bangkit, berjalan menuju teras untuk menghirup udara malam yang begitu dingin dan juga untuk memberi waktu Sung Young mengerjakan soalnya dengan tenang. Eh, tunggu dulu, tadi Sung Young memanggilku Oppa? Apa tidak salah? Entah kenapa perkataannya itu terus terngiang-ngiang.

           
            Hmm, kurasa sudah 20 menit berlalu. Dan itu waktu yang cukup untuk Sung Young menyelesaikan pekerjaannya. Baiklah, waktunya melihat sampai mana dia bekerja. Aku harap sih pekerjaanya sudah selesai dan benar semua, jadi penjelasan panjang lebarku tadi tidak sia-sia.
WHATS? Ternyata! Ternyata Sung Young malah terpejam. Posisinya saat ini masih duduk, hanya saja kepalanya terkulai di meja dengan buku-buku paket yang digunakan untuk bantal. Yaa!! Bisa-bisanya dia memanfaatkan waktu untuk tidur, huff. Aku kira daritadi dia serius mengerjakan. Kudekati dia, meneliti apakah yeoja ini benar-benar tertidur. Sepertinya memang benar tidur, terbukti dengan nafasnya yang teratur. Kulirik pekerjaanya, eh…Ternyata sudah selesai. Tabel-tabel yang tersedia sudah terisi semua dengan jawaban yang…BENAR. Seharusnya aku tahu, Sung Young sebenarnya yeoja yang pintar seperti Oppanya. Apa mungkin dia hanya berpura-pura bodoh saat di sekolah? Ada-ada saja yeoja ini.

            Cukup lama aku terdiam, memandangi yeoja yang sedang terlelap ini. Wajahnya begitu damai dan terlihat polos saat tertidur. Benar-benar sulit dipercaya kalau yeoja manis ini jago berkelahi. Yah, kuakui Sung Young itu manis. Hanya dandanannya saja yang sedikit extrim. Kusibak perlahan poninya yang menutupi muka, mengganggu pemandangan. Aigooo! Jantungku!! Aku belum pernah merasa seberdebar ini. Wae…Waeyo? What happen with me? Jujur, perasaan ini kerap muncul saat aku betatapan langsung dengan Sung Young yang sedang tersenyum. AAH! Apakah aku jatuh cinta? NAN MOLLAYO!(I don’t know). Jatuh cinta dengan seorang manusia? Seorang devil jatuh cinta dengan manusia? Kasus ini benar-benar jarang terjadi atau mungkin baru aku yang menciptakan sejarah baru. Tapi memang tidak bisa dipungkiri kalau aku tertarik dengan Sung Young. Dan sejauh ini, Sung Young belum mengetahui diriku yang sebenarnya. JANGAN! Jangan sampai dia tahu kalau aku devil atau dia akan menghindariku. ANIEYO!(NO)
            Aku masih betah saja menatap wajahnya. Semakin lama… semakin lama aku memandang wajah Sung Young membuatku menjadi sesak nafas. Oke, aku memang berlebihan, tapi inilah yang benar-benar kurasakan. Perlahan aku semakin mendekatinya, sebegitu dekatnya sampai dapat kurasakan hembusan nafasnya yang teratur menerpa wajahku. Dan…Entah mendapat dorongan darimana aku berhasil mengecup bibirnya. WAA! NEONEUN MICHYEO NAMJA, YOUNG SAENG-AH!!(You’re a crazy boy, Young Saeng-ah!!!).

*501*

School. Saturday, 14.00 KST

            LEGA. Ah, ya sangat lega! Aku benar-benar merasa senang hari ini. Waeyo? Umm, yang pertama, aku sudah terbebas dari ujian akhir kenaikan kelas. Yang kedua, lagi-lagi aku mendapat peringkat pertama parallel. Huah, itu sangat membanggakan. Dan yang terkahir, usahaku selama ini ternyata tidak sia-sia. Sung Young, yeoja itu berhasil menduduki 10 besar parallel, tapi kali ini dari atas. Sangat mengejutkan memang, dia bisa melejit sebegitu jauh dari 10 besar terendah sampai 10 besar tertinggi. Dari awal aku sudah menduga, kan dia sebenarnya yeoja yang pintar.

            “Kau sangat hebat, Sung Young-ah! Bagaimana bisa kau mendapat ranking 7? Ini benar-benar perkembangan yang sangat mengagumkan.” Dae Hye sedari tadi terus berlebay ria, memuji-muji perkembangan Sung Young. Yeoja di sampingku ini hanya tersenyum-senyum malu.
            “Dae Hye-ah, sebenarnya aku ini pintar. Yah, hanya saja akhir-akhir ini semangat belajarku sedang dalam keadaan baik.” Ucap Sung Young smabil melirikku sekilas, ah aku tahu maksudnya. Sementara itu Dae Hye hanya membalas dengan cibiran.

            Seperti biasa, sekarang ini kami ber3 sedang duduk-duduk di kantin sepulang sekolah. Tumben sekali hari Sabtu ini sekolah memulangkan hagsaengnya lebih awal. Aku hanya bisa menyangga kepalaku, memperhatikan percakapan tanpa henti 2 yeoja di depanku, bahkan tanpa titik, ckck.

            “Young Saeng-ssi, apa kau ikut nanti malam?”
            “Hm? Ikut apa Dae Hye-ah?”
            “Ya! Kau tidak tahu? Ini sudah menjadi tradisi Hyundai untuk mengadakan pesta setelah berakhirnya ujian kenaikan kelas. Hitung-hitung sebagai refreshing dan sebagai perayaan kelulusan hagsaeng level 3. Kau harus datang berpasangan karena akan ada pesta dansa. Jadi, apa kau sudah punya?” Yeoja ini terlihat begitu bersemangat.
            Dia bilang apa tadi? Pesta? Wah, pasti akan ada pesta yang menyenangkan. Hm, mengenai yeoja aku tidak tahu. Memang sih daritadi banyak sekali yeoja-yeoja yang terus mendekatiku, beramah-ramah denganku, dan sangaaaat baik padaku bahkan kelewat baik sampai-sampai aku ngeri sendiri, jadi ternyata untuk itu toh. Mereka berharap aku mengajak salah satu dari mereka? Walaupun tidak sedikit yang sangat cantik dan manis, tapi aku sama sekali tidak tertarik. Mungkin kalau aku jadi Hyung Joon, semua yeoja itu akan kuajak, haahahaha. Sayang aku bukan dia.

            “Eottokhae?(how)”
            Kulirik Sung Young sekilas, dia hanya mengaduk-aduk jusnya. “Nan molla Dae Hye-ah.”
            “Ah, kau ini. Bukankah banyak sekali yeoja-yeoja yang mendekatimu?” Aku hanya meringis menanggapi. “Lalu bagaimana denganmu, Youngi?” Sung Young tersentak kaget. Ternyata daritadi dia melamun.
            “Aku tidak tertarik! Pesta? Yang benar saja.”
            “Yaa! Kau berkata seperti itu karena tidak ada yang mau mengajakmu, kan? Ckck. Sudahlah, kalian pergi berdua saja, cocok kan?”
            OHOK!! Rasanya jus yang baru saja kutelan menyumbat kerongkonganku, meminta dikeluarkan lagi setelah mendengar perkataan Dae Hye.
            “Hey! Kau tahu, kan? Aku tidak suka memakai gaun, berdandan, memakai ini itu rempong banget.”
            “Ow~masalah itu? Hahahaha tenang saja! Kau akan menjadi princess malam ini.” Kata Dae Hye semangat sambil mengedipkan sebelah mata.
Perkataan mereka barusan terus terngiang-ngiang dibenakku. Seorang Sung Young berdandan? Wow~aku tidak bisa membayangkannya. Sepetinya aku harus membeli beberapa tabung oksigen untuk membantu memperlancar pernapasanku. Okey, aku berlebihan lagi, jadi abaikan saja.

“Lalu, bagaimana denganmu? Kau akan pergi dengan siapa Dae Hye-ah?”
“Engg, entahlah..aku.” Yeoja itu berubah muram saat kutanyai itu. Ah, aku tahu, dia pasti berharap sekali bisa pergi bersama Kyu Jong.
“Dae-ah, ada kabar bagus. Sepertinya Kyu Jong Oppa sudah putus dengan Nicole Eonni. Jadi kau punya kesempatan untuk mendekati Kyu Oppa, yah sekalian menghiburnya karena dia sepertinya sangat terpukul. Benar dugaanku, yeoja itu hanya menginginkan uang Oppa dan setelah itu meninggalkannya dengan cara yang sangat menyakitkan.”
Sejenak Dae Hye terdiam, merenungkan kata-kata Sung Young.
“Em, geurae, aku akan mencoba mendekati dan menghibur Oppamu agar tidak murung lagi. Akan kutunjukkan kalau aku jauh lebih baik dari Nicole Eonni!!”

***

Sung Young’s house. Friday, 19.00 KST

            GUGUP. Tentu saja. Aku belum pernah menghadiri pesta apapun apalagi dengan pakaian seperti ini, sebuah tuxedo biru gelap yang sangat bagus. Entah milik siapa tapi Dae Hye memberikan padaku untuk dipakai saat pesta. Jantungku berasa ingin meledak saat aku harus benar-benar menghadirinya bersama Sung Young, yeoja yang umm…sejauh ini masih saja mengusik hatiku. Sudah bermenit-menit aku duduk di sofa yang biasa kupakai tidur (sampai saat ini Sung Young masih membiarkanku tidur si sofa), menunggu Sung Young yang tengah dirias oleh Dae Hye.
            DAN! Jeongmal! Jantungku berasa melompat-lompat melihat sesosok yeoja berjalan mendekatiku. Dress biru mudanya melambai-lambai indah, rambutnya yang tergerai rapi seperti terkena efek angin sepoi-sepoi yang membuatnya berkibar, membuatku ingin pingsan saja melihat pemandangan ini. Okey, berlebihan lagi.
.           Tidak kusangka, ini…yeoja ini adalah Sung Young? Sung Young si angel yang selalu kukagumi? Aigooo…benar-benar mirip. Sepersekian detik aku sempat mengira kalau yeoja di depanku ini memang Sung Young si angel, tapi segera kutepis pikiran itu. Ini bukan si angel, tapi Sung Young si yeoja sadis.

            “Eottokhae? Hebat, kan riasanku! See, Young Saeng-ssi sampai bengong melihatmu, Youngi-ah, hahahaha.”
            Aku hanya cemberut mendengar olokkan Dae Hye yang frontal. Tapi memang benar sih, aku sempat terbengong melihat Sung Young yang…ck sangat berbeda dari biasanya.
            “Aish! Kau jangan seperti itu Dae Hye-ah! Eh, lihatlah itu Kyu Jong Oppa. OPPA! Kau tidak ke pesta?!”

            Kyu Jong yang akan naik tangga langsung menghentikan langkahnya, menengok kearah Sung Young, wajahnya datar tanpa ekspresi dan terkesan muram.
            “Anieyo!” Katanya ketus.
            “Ayolah, jangan kau pikirkan yeoja centil itu lagi! Masih banyak yeoja yang lebih baik!”
            Kyu Jong terlihat menahan kesal mendengar ocehan Sung Young, matanya menyipit menatap tajam.
            “LALU?! Aku harus bagaimana, heum?”
            “Apa kau tidak tahu, Oppa? Dae Hye sedari tadi menunggumu. Dia ingin pergi kepesta bersamamu.”
            Dae Hye menunduk dalam, merasa takut melihat tatapan Kyu mungkin?
            “Cih! Aku tidak akan pergi bersama anak kecil!!”
            Kyu Jong langsung meneruskan langkahnya, menghentak kesal menaiki anak tangga menuju kamarnya. Aku dan Sung Young hanya terdiam terpaku, merasakan kalau perkataan Kyu benar-benar sangat..sangat mengerikan untuk didengar. Kulihat Dae Hye. Yeoja itu, pasti lebih terpukul dan syock daripada aku. Benar saja, dia menitikkan air mata yang semakin lama semakin deras saja. Sung Young merangkul yeoja itu, berusaha menghibur.

            “Sung Young-ah! Ini sudah jam setengah delapan, kalian bisa terlambat. Berangkatlah sekarang!”
            “Ta..tapi Dae Hye_”
            “Ah~aku tidak apa-apa. Ppaliya!(quick/fast)”
            Aku tahu Dae Hye sangat sedih, tapi ia berusaha mengurung kesedihannya, berusaha tersenyum padaku dan Sung Young sambil terus menyuruh kami untuk pergi ke sekolah. Ini tidak bagus! Aku merasa kasihan dengan yeoja itu. Ish, ternyata Kyu Jong benar-benar menyebalkan pada yeoja baik dan lembut seperti Dae Hye. Rasanya Ingin sekali aku menonjoknya.

*501*

School. Saturday, 20.00 KST

            Suara music yang lembut mengalun indah di telingaku. Suara biola, saxophone, dan piano yang dipadukan dengan sangat indah membentuk sebuah alunan bernuansa romace. Berbagai pasang namja dan yeoja mulai memenuhi lantai dansa di tengah-tengah aula tempat diselenggarakannya pesta. Dengan anggun mereka bergerak kesana-kemari mengikuti alunan music yang menghanyutkan, saling berpelukan satu sama lain. Mereka begitu menikmati suasana romantic ini.
            Ah, tapi berbeda dengan kami berdua. Aku dan Sung Young hanya duduk-duduk di kursi saja sambil memandangi orang-orang yang sedang berdansa. Kejadian tadi saat di rumah terus terngiang-ngiang di kepala kami. Teutama Sung Young, yeoja itu pasti sedang memikirkan sahabatnya. Rasanya memang kurang lengkap kalau tidak ada Dae Hye yang ikut menyemarakkan pesta.
            Huh, tapi lama-lama bosan juga kalau hanya terdiam. Melihat orang-orang yang semakin hanyut dalam alunan music membuatku ingin berdansa juga dengan Sung Young. Kulirik yeoja yang sedang menatap lurus kedepan itu. Aku tahu, Sung Young pasti juga ingin berdansa. Geurae, aku akan mencoba mengajaknya.

            “Sung Young-ah, ayo…kita berdansa! Kamu mau, kan? Ini pesta, sudah sepantasnya kita bersenang-senang.”
            “…”
            “Umm, aku tahu kau merasa tidak semangat karena tidak ada Dae Hye. Tapi, apa kau mau menyia-nyiakan kerja keras Dae Hye meriasmu? Apa kau dirias hanya untuk duduk? Ayolah, jujur ini pertama kali aku berdansa, jadi aku ingin mencobanya. Kkaja!”
            Kuulurkan tanganku padanya, berniat mengajak. Beberapa detik tanganku tetap tergantung di udara menunggu sambutan Sung Young. Untungnya! Yeoja itu membalas uluran tanganku. Tidak kusangka dia mau juga berdansa denganku. Akhirnya dengan seulas senyum kami berjalan menuju tengah-tengah aula diiringi tatapan orang-orang yang sedang berdansa.

            Tangan kananku sedikit gemetar saat menyentuh pinggul Sung Young, sementara yeoja itu tertunduk malu. Tangan kiriku dan tangan kanannya saling bertemu. Dengan perlahan kami turut mengikuti alunan music yang daritadi masih lagu ini-ini saja. Sehati-hati mungkin aku berusaha untuk menginjak kaki Sung Young. Wow, rasanya menyenangkan sekali bisa berdansa, apalagi dengan yeoja di depanku ini.


            “Young Saeng Oppa, gamsahamnida ne kau telah menumbuhkan semangat belajarku lagi.” Setelah beberapa menit kami terdiam, akhirnya Sung Young membuka suara. “Entah kenapa melihatmu yang begitu berusaha membuatku rajin belajar menjadikan semangatku hidup lagi.” Tidak kusangka dia akan berterimakasih padaku.
            “Cheonmaneyo, Sung Young-ah. Kau harus terus mempertahankan semangatmu walaupun aku sudah tidak menyemangatimu lagi.” Dengan teratur kami masih saja bergerak mengikuti alunan music.
            “Apa…Apakah setelah ini Oppa akan pergi?” Sejenak Sung Young mendongak, menatapku. Kenapa ekspresinya seperti itu?
            “Aku tidak mungkin, kan tinggal di rumahmu selamanya?”

            Tentu saja. Tempatku bukan di bumi. Tempatku adalah neraka. Aku seorang devil, Sung Young-ah! Tidakkah kau tahu itu?? Mungkin setelah aku tahu caranya kembali ke neraka, aku akan tetap kembali ke tempatku yang seharusnya. Argh~kenapa rasanya sangat berat?! Jujur aku sudah terlanjur nyaman berada di bumi, di rumah Sung Young, di Hyundai. Menurutku di sini lebih nyaman dibandingkan tinggal di neraka, di negeri antah berantah yang jauh.

            “Oppa, aku ingin bertanya satu hal.” Aku hanya bisa menunggu apa yang akan dikatakan selanjutnya. “Apakah Oppa menyukaiku?”

            DUAR! AKU HARUS JAWAB APA? Sebenarnya aku juga masih bingung sih dengan yang kurasakan. Suka? Entahlah. Ttidak suka? Umm..tidak juga. Benci? Tentu saja tidak, yah, walau aku tahu Sung Young itu yeoja yang sering menyiksaku, tapi aku tidak pernah sakit hati. Sepertinya memang rasa suka yang lebih dominan. Ne, aku menyukai Sung Young, bahkan mencintai yeoja ini.

            “Ehh..Bagaimana denganmu? Apa kau menyukaiku?”
Babo aku malah balik bertanya. Kulihat Sung Young kembali menunduk sambil tersenyum-senyum, memikirkan jawaban yang pantas diberikan. Aku menjadi deg-degan dengan kalimat yang akan dilontarkannya. TAPI! Tak kusangka Sung Young malah memelukku tiba-tiba, membuat gerakan dansa kami terhenti. Aku terdiam, syock!

“Dulu aku adalah seorang yeoja yang kesepian, tidak memiliki teman yang bisa diajak untuk mengobrol atau bermain selama 2 th. Semenjak aku mengenal Dae Hye, kehidupanku yang sepi sedikit demi sedikit mulai ramai dengan canda tawa kami. Hanya saja sifatku dari situ mulai berubah. Saat SMP aku dikenal sebagai yeoja yang pintar dan ramah, tapi setelah SMA semuanya berbanding 180 derajat membuatku semakin kesepian bahkan mempunyai musuh. Lalu….Pada akhirnya aku menemukan seorang teman lag. Teman yang selalu ramah dan baik padaku walau aku sering jahat padanya, sering menyiksanya. Aku tidak mengerti dengan namja itu, selalu berusaha tersenyum walau aku tidak pernah tersenyum sedikit pun padanya. Semakin hari aku semakin menyiksanya, namja itu malah semakin baik padaku, bahkan sempat menolongku 2x, menolong secara fisik dan batin.”
Sepertinya aku tahu siapa yang dimaksud Sung Young.
“Dalam waktu singkat saja, aku bisa nyaman berada di dekat namja yang entah aku tidak tahu asal-usulnya karena ketidakpedulianku. Awalnya kukira dia orang jahat karena ia tiba-tiba ingin menginap di rumah. tapi ternyata…dugaanku salah. Salah besar malah. Dia hanyalah seorang namja yang tersesat dan kesepian juga. Tapi hebatnya dia selalu tersenyum. Kemudian, perasaan yang kurasakan tahap demi tahap mulai berkembang. Pertamanya aku hanya biasa saja padanya, lalu mulai merasa nyaman, kemudian berubah menjadi rasa yang sulit dideskripsikan, tawanya sulit kulupakan, wajahnya terus terngiang di benakku, bahkan aku sempat takut kehilangan dia. OH! Aku sudah gila, kan?”
            Sung Young mendongak menatapku. Wajahnya bersemu merah entah mungkin merasa malu telah mengatakan itu semua. Kubelai rambutnya pelan sambil tersenyum. Aku…merasa sangat senang saat ini.
           
            “Anieyo, Sung Young-ah. Kau tidak gila! Tapi kau suka padaku, hehehe.” Sung Young ikut terkekeh.
            “Ne Oppa. Mungkin aku memang menyukaimu. Anni, mencintaimu.”
            Deg! Cinta? Kenapa saat dia mengatakan cinta…umm, perasaanku bercampur antara senang dan takut. Yah, takut, aku takut kami saling mencintai dan sampai saat ini Sung Young belum mengetahui identitasku yang sebenarnya. AH! TAPI INI SUDAH TERJADI! Sung Young dan aku saling mencintai! Lalu? Apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya kalau aku ini devil? Ouh, Sung Young akan membenciku detik itu juga. Dan aku tidak mau itu terjadi.

            “Hm, nado saranghaeyo(I love you too) Sung Young-ah!”
            Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakannya, jadi kuputuskan untuk menyimpan rahasia ini lebih lama lagi, menunggu saat-saat yang pas walau aku tahu semakin ditunda itu semakin tidak baik. Ah, apa boleh buat. Kubalas pelukan Sung Young sambil kembali bergerak mengikuti alunan lagu yang belum berhenti.

            “Gomawo Oppa. Um, apa kau tidak mau tahu tentang awalnya aku benar-benar mulai sulit melupakanmu?”
            “Err, saat apa itu?”
            “Saat kejadian di ruang keluarga, hehe.”
            Ha? Saat di ruang keluarga? WAAAAAA~ Jangan-jangan saat aku menciumnya!! HEY, yeoja ini menyebalkan sekali. Aku kan jadi malu. Sontan kulepaskan pelukan kami.
            “Ba..bagaimana kau tahu kalau aku…aku.”
            “Ah, aku tidak benar-benar tidur waktu itu.”
CK, benar-benar yeoja yang menyebalkan, bukan? Berani-beraninya dia membohongiku.
“Mi…mianhae.” Sial, wajahku pasti sudah mirip dengan tomat sekarang.


            PETT!! Tiba-tiba lampu di aula ini mati. Gelap gulita membuatku tidak bisa melihat dengan jelas. Sontan semua yeoja yang kaget berteriak-teriak memenuhi ruangan mengalahkan suara music yang tadi. Aigoo..kuraba-raba sekelilingku, berusaha menggapai Sung Young yang sempat menjauh dariku. Aduh, aku tidak menemukannya.

            “Sung Young-ah!” Tidak ada jawaban. Keamana dia?

            Blar! Lampu hidup kembali. Alunan music yang sama terdengar lagi. Hanya saja…SUNG YOUNG! Yeoja itu menghilang. Kemana perginya dia? Entah kenapa aku merasa panik, benar-benar panik berbeda dengan orang-orang yang mulai tenang kembali, bahkan ada yang melanjutkan berdansa tapi sebagian ada yang beristirahat. Terus kuteriakkan nama Sung Young tanpa mempedulikan sekitarku. Tapi NIHIL! Yeoja itu tidak ada. Kusibak orang-orang yang menghalangi jalanku. Aku harus menemukan yeoja itu.
            Sampai pada akhirnya aku sampai di luar aula, di koridor yang sepi. Sampai detik ini juga aku belum menemukan Sung Young. Aish, membuat khawatir saja dia.

            “Ummm!! Tol…ummp!” Sayup-sayup kudengar suara yeoja dari luar. Kutengok dari jendela yang kebetulan kulintasi. BENAR SAJA! Itu Sung Young, kan? Seorang yeoja dengan baju yang sama dengan yang dipakai Sung Young tengah di dekap dan ditarik paksa di halaman oleh seorang namja yang diikuti 2 orang namja. Err~Hyun Joong, Jung Min, dan Hyung Joon!!! Yah, aku yakin itu mereka.
            Dengan tergesa-gesa kuturuni tangga, berusaha menuju halaman secepat mungkin. Mau cari masalah apa lagi sih Hyun Joong dkk? Setahuku Sung Young tidak membuat masalah lagi akhir-akhir ini. Aku yakin kali ini mereka yang memancing masalah. Tidak akan kuampuni mereka kalau berani-beraninya menyakiti Sung Young. Entah kenapa aku bisa merasa semarah ini.

*501*

School. Saturday, 21.00 KST

BRAK!! Kutendang pintu gudang yang baru saja tertutup. Ne, Hyun Joong dan lainnya membawa Sung Young ke gudang sekolah. Sebenarnya ini lab kimia, tapi sudah tidak pernah dipakai lagi dan malah diisi dengan barang-barang rongsokan. Kuedarkan pandanganku di ruangan yang sangat minim penerangan ini, tapi aku masih bisa melihat gerak-gerik di pojokan sana.

“Ah, kau datang Young Saeng-ah.” Ucap Hyun Joong dengan santainya sambil berjalan kearahku. Kutatap ia sengit.
“Kau mau apa, ha? Menolong yeojachingumu? Ck.” Jika aku tidak bisa membendung kesabaranku, sudah kutonjok mukanya.
“Lepaskan Sung Young, ppali!”
Hyun Joong langsung menahanku yang ingin menghambur menolong Sung Young yang saat ini tengah diikat oleh Jung Min dan Hyung Joon, walaupun mereka sempat terkena tendangan Sung Young namun kelihatannya mereka tenang-tenang saja

“Kali ini ada masalah apa lagi? Bukankah Sung Young sudah tidak pernah membuat masalah?” Aku berusaha sesabar mungkin.
“Hahahaha, babo! Kali ini justru masalahnya jauuuh lebih besar! Tidakkah kau tahu? Atau kau memang bodoh! Ck, sang juara parallel sepertinya sudah berubah menjadi bodoh.” Tunggu dulu, jangan bilang Hyun Joong cemburu karena aku mengalahkannya. Haha kekanakan sekali.
“Hyun Joong-ah, kalu kau berusaha lebih giat lagi dan mengurangi sedikit aksi berandalmu itu, aku yakin nilaimu jauh di atasku.”
“HAHAHAHA~Sepertinya kau memang benar-benar bodoh. Bukan itu, babo!” Hyun Joong masih tertawa-tawa sambil berjalan menuju Sung Young yang sudah terikat sempurna di sebuah kursi tua.
“Geurae, jadi begini, sebenarnya aku itu masih mencintai yeojachingumu ini.”

“KOJITMAL!! Setelah kau menyakitiku, dengan mudahnya kau__” PLAK! Sebuah tamparan sukses mendarat di pipi Sung Young, membuat yeoja itu merintih. Yaa! Apa-apaan itu!
“Diam kau!!”
“Kau menyingkirlah darinya!! Atau aku akan menghajarmu!!” Emosiku sudah benar-benar meledak sekarang. Ingin sekali kuhabisi namja sialan itu dan kedua temannya yang sedari tadi hanya cengengesan.

“Menghajarku? Hahaha..coba saja, pengecut!”
Hyun Joong berjongkok, mensejajarkan posisinya dengan Sung Young yang duduk. Ditariknya tengkuk Sung Young berusaha mencium yeoja itu. HEY! Itu tidak akan terjadi!! Langsung saja kutarik kerah kemeja Hyun Joong dari belakang agar menjauh dari hadapan Sung Young.

BUGH!! Tidak bisa dihindari lagi, kali ini aku benar-benar meloloskan pukulanku.
DUGH!! Hyun Joong membalas dengan memukul perutku. Rasa sakit yang ditimbulkan tidak kupdulikan. Tanganku terus saja terayun menjangkau bagian mana saja dari tubuh Hyun Joong.

“Young Saeng Oppa!! Hati-hati!”
BUGH!! Lagi. Aku kembali mendapat pukulan, kali ini dari Jung Min yang ikut bergabung di medan perkelahian begitu juga Hyung Joon. Ini tidak adil! Aku jelas kalah jumlah, tapi..aku harus berusaha keluar dari kepungan mereka.
Setelah mendapat pukulan yang kesekian dari mereka bertiga, aku merasa tubuhku menjadi aneh, panas sekali seperti air mendidih. Apa ini? Aku tidak pernah merasakan tubuhku seperti ini. Otot-otot punggung dan tanganku rasanya berkontraksi semua. Kepalaku berdenyut-denyut hebat, panas, dan darahku mengalir begitu cepat. Jangan-jangan….AA~!! Sesuatu yang tidak kuinginkan terjadi. Aku..aku berubah menjadi wujud asliku. Yeah, AKU BERUBAH JADI DEVIL. Di sini, saat ini, di depan 4 orang yang tengah menatapku takjup memperhatikan sayapku yang muncul dari punggung merobekkan tuxedo yang kukenakan. Tandukku mencuat panjang, ah lebih panjang dari sebelumnya. Ommo, bagaimana ini.

“Op..Oppa…Kau ini apa?” Tanya Sung Young horror. Duh, bagaimana aku menjelaskannya.
“HAHAHAHA!!!” Tiga orang namja ini tertawa semua, terlihat begitu puas.
“Oke, guys. Sepertinya misi kita sudah selesai.” Kata Hyung Joon semangat. Misi? Apa maksudnya?
Sekejap aku melihat api yang membara tubuh mereka. Menggantikan tubuh 3 namja tampan menjadi 3 makhluk merah menyeramkan dengan sanyap dan tanduk. Ja…jadi..Hyun Joong, Jung Min, dan Hyung Joon benar-benar sosok devil? Hyun Joong yang selama ini dikenal sebagai teman sekelasku dan namja popular di sekolah ternyata memang hyungku sendiri, begitu juga dengan Jung Min dan Hyung Joon? Se..Sebenarnya apa yang terjadi? Tolong seseorang beritahu aku!!

“Ehm! jadi begini adikku sayang. Aku, Jung Min, dan Hyung Joon diperintahkan oleh Mr.Cha, eh maksudku oleh Appa untuk melatihmu menjadi sosok devil hebat saat di bumi. Huh, dengan susah payah kami mencari dan memancingmu, akhirnya berhasil juga kami menjadikanmu devil yang tingkatannya lebih bagus dibanding sebelumnya. Lihatlah, kau berhasil membuat kami kesakitan seperti ini, ck. Dan..oow lihatlah tandukmu itu, sepertinya lebih panjang. WAH, chukhaeyo Dongsaengi (congratulation brother).”
“Hyun Joong-ah, ayo kita kembali ke neraka.”
“Sabar sedikit, kuda! Huh, geurae kami akan pergi. Goodbye Young Saeng, aku menunggumu di neraka. Dan…Goodbye sayang, Sung Young-ku yang cantik.”
BLAR!! Tiga namja ini langsung terbakar tidak tersisa. MWO?! Bisa-bisanya mereka pergi setelah melakukan ini semua padaku. AAA~ AKU TIDAK PERCAYA MEREKA SENGAJA MELAKUKAN INI!! Dan..Mr.Cha, dia ternyata dirasuki oleh Appa, atau dia memang ayahku?? Huaaaaa~ Bodoh sekali aku terkena pancingan mereka dan ikut terlibat dalam sandiwara ini.

SYOCK! Aku benar-benar tidak tahu, ternyata hukumanku di bumi adalah sebuah pelatihan. Sung Young? Yeoja itu pasti lebih syock lagi. Kulihat dia hanya melotot, menatapku ngeri setelah menyaksikan adegan yang sangat diluar dugaan tadi. Kudekati ia, bermaksud untuk melepaskan tali yang melilitnya dan menjelaskan semuanya. Menjelaskan? Oh, aku rasa semuanya sudah jelas. BAGUS! Dengan begini Sung Young akan membenciku.
“Sung Young.” Kugenggam tangannya begitu tali ditubunya terlepas. Yeoja itu sedikit menitikkan air mata. Yah, aku tahu dia sangat kecewa padaku.

“PERGI KAU DEVIL!!” Dihentaknya tanganku sehingga terlepas. “Aku tidak percaya, ternyata selama ini kau membohongiku!! Kau berani-beraninya telah memasuki hidupku dan membuatku lagi-lagi merasakan sakitnya cinta. Tidak kusangka selama ini ternyata aku mencintai…mencintai sosok DEVIL!! Bahkan 2x, aigooo.. Kembalilah ke asalmu! Aku tidak mau kau membohongiku terlalu banyak!!”
Yeoja itu langsung berlari kencang keluar gudang. Sempat kulihat buliran-buliran air mata yang menghiasi wajahnya. HELL! Kenapa rasanya sesakit ini!
“Sung Young!!! Aku tidak pernah bermain-main untuk mencintaimu!!! Aku tidak berbohong tentang perasaanku!!” Nampaknya dia tidak peduli, terus berlari menembus malam sambil menangis tentunya. Agh, dadaku rasanya sesak sekali. Sung Young-ah, bukan maksudku untuk membohongimu. Naneun jeongmal saranghae. Really love you.

***
Saturday, 21.30 KST

            Walaupun Sung Young menyuruhku pergi, tetap kuikuti dia. Tentu saja, aku tidak mau kehilangan yeoja itu. Aku benar-benar bodoh telah membuat yeoja itu menangis, tak hentinya kurutuki diriku sendiri. Sung Young terus berlari sepanjang jalan yang sangat sepi, mungkin menuju rumahnya. Kuikuti langkahnya dengan terbang diatasnya, berharap dia tidak mengetahui keberadaanku dan semoga saja tidak ada seorang pun yang melihatku. Akan heboh nanti kalau ada yang tahu.
            Ternyata memang benar, Sung Young langsung masuk ke rumah dan menutup pintu keras. Kulihat dia masih saja menangis. Ah, apa yang harus kulakukan? Aku tidak mungkin meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Jadi, kuputuskan untuk menunggunya, duduk di teras rumahnya. Aku ingin meyakinkannya kalau aku tidka main-main dengan perassanku. Hah, kuusap wajahku dengan kedua tangan, wae? Kenapa rasanya aku juga ingin menangis. Dadaku benar-benar sesak dan tepat di sisi kiri rasanya sangat nyeri. Ah ya, sakit sekali.

            BRAK! Tiba-tiba pintu di belakangku menjeplak. Sung Young kembali! Matanya terlihat masih sembab. Cepat-cepat ia mengunci pintu rumahnya, bergegas memakai jaket, dan melangkah pergi. Sejenak ia terkejut mendapatiku berdiri di teras rumahnya, tapi sepertinya ia mengacuhkan keberadaanku. Aku hanya terpaku saat dia menstop taxi dan pergi… Mau kemana dia? Oke, akan kuikuti.

            Ternyata taxi yang dinaiki Sung Young berhenti di Rumah Sakit Umum Seoul. Memangnya siapa yang sakit? Ah, lebih baik aku ikuti saja dia. Mendadak perasaanku tidak enak melihat Sung Young yang tergesa-gesa memasuki rumah sakit. Orang-orang di rumah sakit langsung menatapku heran. Tentu saja, siapa sih yang tidak heran melihat seorang namja tengah berkeliaran di rumah sakit dengan tuxedo yang punggungnya sobek 2. Aku berusaha tidak memperhatikan mereka. Yang kufokuskan saat ini hanya Sung Young yang semakin cepat berjalan menembus lalu lalang orang. Aku tidak boleh kehilangan jejaknya. Tapi juga tidak boleh terlalu dekat atau dia akan mengusirku.
            Akhirnya dia berhenti di depan pintu sebuah ruangan. Lorong di sini sangat sepi. Di depan pintu sudah berdiri seorang yeoja yang sepertinya aku tahu. Yah, dia Dae Hye kalau aku tidak salah melihat. Sung Young langsung memeluk Dae Hye dan menangis kencang sampai-sampai aku mendengarnya dengan jelas. Apa yang terjadi sebenarnya?? Kenapa Sung Young seperti itu? Aku sudah tidak bisa melawan rasa penasaranku.

            “Dae Hye-ah, apa yang terjadi?” Kuputuskan untuk mendekati Dae Hye yang masih berdiri di depan pintu, sementara Sung Young sudah masuk.
            “Young Saeng-ssi!” Jiah, yeoja itu malah menangis.
            “Ada apa?”
            “Kyu Jong Oppa. Aku menemukannya tengah kesakitan saat di rumah tadi. Dia…hipertensinya kambuh. Darahnya tiba-tiba naik dan membuatnya kejang. Aku tidak mengerti kenapa bisa secepat ini, tapi…dia sudah. Huaaa.”
            MWO?? Kyu Jong terkena hipertensi?! Merasakan aura tidak menyenangkan ini jangan-jangan….Kyu Jong. Sekilas kulirik papan di atas pintu, di sana tertulis ‘mortuary’. Syock!! Tentu saja aku syock. Aku tidak bisa membayangkan betapa sedih dan terpukulnya Sung Young sekarang.
            “Kata dokter, dari dulu sudah diketahui kalau Kyu Jong Oppa mengidap penyakit ini. Tapi karena dia akhir-akhir ini sering merokok dan meminum minuman keras membuat hipertensinya semakin parah dan suka kambuh. Dan…sekaranglah puncaknya.” Lemas, aku terduduk lemas di kursi tunggu mendengar berita itu .

            “Ya ampun, aku tidak penah membayangkan Kyu Jong akan pergi secepat ini, meninggalkan donsaengnya, membuat yeoja itu semakin kesepian.”
            “Ne, Oppa, aku kasihan sekali dengan Sung Young. Dia begitu sendiri mengingat orang tuanya tidak ada untuknya. Sekarang dia harus menerima kenyataan bahwa Oppa angkat yang amat dicintainya itu juga telah meninggalkannya.” Dan sebentar lagi aku juga akan meninggalkannya, hah~
            “Dae Hye-shi, kau harus selalu menemaninya.”
            “Bagaimana denganmu? Bukankah kalian tinggal serumah? Aku yakin kalian sudah jadian, kan? Kau harus__”
            “Tidak Dae Hye-shi, aku akan pulang dan mungkin….aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku di rumah Sung Young lagi.” Damn! Hampir saja aku menangis.
            “Loh..wa..waeyo?”

            Kreek!! Pintu kamar mayat itu terbuka menampilkan sosok Sung Young yang terlihat sangat kacau, wajahnya sudah benar-benar basah oleh air mata. Dae Hye langsung menangkap Sung Young yang sangat lesu. Aigoo..ingin sekali aku memeluknya, menguatkan hatinya. Dia sedikit terkejut mendapati diriku yang muncul lagi dihadapannya. Pasti dia ingin sekali mengusirku, membentakku, tapi aku tahu dia sudah tidak punya tenaga lagi.

            “Sung Young-ah, untuk kali ini saja biarkan aku bertemu dengan Kyu Jong.” Dia hanya diam saja.
            “Jebal Sung Young-ah, aku..aku hanya ingin berpamitan.” Sung Young malah menangis lagi sambil memeluk Dae Hye. Okey, kesempatan ini tidak kusia-siakan.

            Hawa dingin mencekam langsung menusuk kulit saat kumasuki ruangan ini. Terdapat sebuah ranjang di pojokan sana dengan sosok tubuh tanpa nyawa terbaring di atasnya. Kyu Jong, namja itu tidur dengan tenang. Kulitnya sedikit pucat dan dingin saat kusentuh. Baru kusadari, ternyata Kyu Jong sangat sangat tampan. Haha, walau aku namja, tetap saja kuakui ketampanannya.

“Kyu Jong-ssi, kau jahat sekali meninggalkan Sung Young secepat ini. Harusnya kau lebih bisa menjaga dirimu untuk menghindari rokok dan minuman keras.” Masih teringat dengan jelas di benakku, saat-saat pertama kali aku bertemu dengan Kyu Jong dalam keadaan mabuk berat, lalu namja ini pingsan tepat di depanku. Hah~
“Kyu Jong-ssi, jika caranya seperti ini, aku menjadi lebih sulit untuk pergi. Jujur aku tidak ingin Sung Young lebih kesepian lagi. Tapi…kurasa dia akan semakin terganggu jika aku masih terus-terusan di sini.” Gumamku lirih sambil tetap memandangi wajah pucatnya.
“Kyu Jong-ssi, maaf selama ini aku berbohong kepada kalian. Sebenarnya aku ini bukan manusia! Aku devil! Walaupun begitu kau bisa menjamin kalau aku ini baik.”
“Kyu Jong-ssi, tapi sepertinya aku memang bukan devil yang baik. Maaf telah menyakiti yeodongsaenmu. Tapi jujur, aku benar-benar mencintainya.”

AH! Masa bodo aku sudah tidak bisa membendung air mataku. Kuletakkan tanganku di dadanya, lebih tepatnya di jantungnya, lalu kuusap perlahan. Aku tidak tahu apa yang kulakukan tapi kurasakan sesuatu yang hangat memancar begitu saja dari dalam tubuhku dan berkumpul menjadi satu di telapak tanganku. Eh? Apa ini? Aku tidak pernah merasakan yang seperti ini. Lama sekali tanganku terus tertempel pada dada Kyu Jong yang hanya tertutup selimut. Dari yang semula hangat perlahan menjadi sangat panas, sontan kujauhkan tanganku.

“A..apa itu tadi?”
Kulihat telapak tanganku, namun tidak ada yang aneh. Kulirik Kyu Jong yang masih terbaring tenang, tapi MWO?? Kyu Jong sedang memandangku heran dengan matanya yang hitam. Bagaimana bisa seperti ini? Bukankah Kyu Jong sudah mati? Jangan-jangan dia hantu..waaa~

“Ugh, di mana ini?” Namja itu berusaha duduk.
“Kyu…Kyu Jong. Kau…kau..”
“Weyo, Young Saeng-ah? HIYAAAA~Kenapa aku telanjang?!”
Aku masih syock, terdiam sambil melihat namja yang setahuku sudah mati, tiba-tiba melek dan ngomel-ngomel karena tidak pakai pakaian. Apakah semua ini berhubungan dengan kejadian tadi? Apakah ini kekuatan devil yang tersimpan di dalam tubuhku? Wow, benar-benar ajaib.
“Kau tidak menelanjangiku kan?” Astaga Kyu, aku tidak senekad itu.
“YAA~Tentu saja tidak. Jadi begini, kau sebenarnya ada di kamar mayat sebuah rumah sakit. Kenapa kamar mayat? Karena dokter sudah menyatakan kalau kau itu sudah mati. Tapi…kau..”
Kyu Jong terdiam sejenak berusaha mencerna kata-kataku atau..mungkin sedang mengingat sesuatu.
“Beberapa menit yang lalu aku juga merasa sudah mati. Entah kenapa aku bisa merasakan kehadiran seseorang, lalu tubuhku langsung menjadi panas dan…dan akhirnya aku bisa membuka mata lagi.”
“Ini suatu keajaiban, Kyu. Ah, syukurlah kalau kau bisa sadar lagi. Jadi..aku bisa pergi dengan tenang.”
“Aku mendengar semuanya.”
Hening~

“Aku mendengar semua yang kau katakana tadi. Young Saeng-ah, sebenarnya dari dulu aku tahu kalau kau ini makhluk lain hanya saja kubiarkan saja. Melihat semua tingkah anehmu itu membuatku benar-benar yakin kalau kau bukan berasal dari sini. Tapi sekali lagi kuacuhkan saja karena toh ternyata kau baik dan mau menjadi teman Sung Young.” Dia terdiam. “Young Saeng-ah, kenapa kau tidak tinggal saja kalau kau memang menyukainya?”
“Haha, tidak bisa Kyu, adikmu sudah terlanjur membenciku dan dialah yang mengusirku. Tidak mungkin, kan Sung Young pacaran dengan sosok sepertiku.”
“Ah~kalau kalian saling menyukai kenapa tidak?”
“Hahahahaha jangan bercanda. Sekarang waktunya kau merubah semua sikapmu, Kyu. Kembalilah menjadi Kyu Jong yang kata Sung Young adalah namja ramah dan menyenangkan. Kau harus bisa mengganti waktu kebersamaanmu dengan Sung Young yang telah kau sia-siakan. Dari sana, aku ingin sekali melihat Sung Young terus tersenyum. Sebabagai kakak, kau bisa melakukan itu kan? Aku ingin kasih sayangmu mewakili kasih sayangku, jebal(please)”
Namja itu tersenyum. Diletakannya salah satu tangannya di pundakku.
“Tentu saja aku bisa!! Kau benar-benar namja baik, Young Saeng-ah. Dan apa kau yakin akan pergi? Kurasa Sung Young masih menyukaimu.”
“Yakin! Sekaranglah saatnya, aku akan pergi ke neraka, tempat diamana sudah seharusnya aku berada. Selamat tinggal, Kyu.”
Dengan berat hati kulangkahkan kakiku menuju pintu kamar. Ah, walau berat tapi setidaknya sudah sedikit lega karena masih ada seseorang yang akan selalu menjaga Sung Young dan membimbing yeoja itu agar tidak kembali menjadi nappeun lagi. Aku yakin Kyu Jong akan kembali seperti dulu, menjadi Oppa yang selalu didambakan Sung Young.
“Oh, iya satu lagi Kyu. Tidak usah jauh-jauh mencari yeojachingu, karena…sudah ada seorang yeoja yang dengan setia menunggumu dan akan selalu mencintaimu. Jangan biarkan dia menunggu terlalu lama, hehe. Dia tidak buruk.” Kyu Jong hanya terkekeh. Huh, semoga Dae Hye tidak marah aku mengatakan itu.

Oh lihatlah, ternyata Sung Young masih saja menangis sambil memeluk Dae Hye. Aku tahu kehilangan Oppa sangat berat baginya tapi aku harus cepat-cepat menyampaikan berita gembira ini agar aku tidak terlalu lama tersiksa karena melihatnya menangis.
“Hey nappeun yeoja, kau sanga jelek kalau menangis. Lebih baik kau masuk ke dalam dan hapus semua air matamu. Ada seorang namja yang sangat merindukanmu sedang menunggu, lihatlah!”
“KAU TEGA SEKALI BERKATA SE___”
“Aish, maksudku bukan seperti itu, Dae Hye-shi! Kau lebih baik juga ikut masuk.”
Tanpa buang-buang waktu Sung Young segera masuk diikuti Dae Hye yang penasaran. Samar-samar kudengar jeritan Sung Young yang kuyakin dia pasti sangat terkejut melihat Oppanya hidup lagi. Aku tahu, 2 yeoja itu pasti sangat bahagia sekarang. Ah~aku bisa pergi dengan tenang. Selamat tinggal Sung Young, Kyu Jong, dan Dae Hye. Kalian manusia yang baik/ Aku berharap suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi.

*501*

Hell. Saturday, 15.00 HST

            Hah~sampai detik ini aku masih saja teringat dengan yeoja itu. Siapa lagi kalau bukan Sung Young si nappeun yeoja. Padahal sudah lama sekali semenjak aku meninggalkan bumi, mungkin berbulan-bulan lamanya tapi tetap saja bayang-bayang yeoja itu sulit dihilangkan dan terus menghantuiku. Aneh sekali, sesosok devil dihantui manusia (-__-) namun itulah kenyataannya. Masih teringat dengan jelas sifat dinginnya, kemahirannya dalam berkelahi, pakaiannya yang selalu acak-acakan, wajahnya yang manis saat tersenyum, dan yang pasti semua perintah-perintahnya. JEONGMAL! Aku sangat merindukannya!!!
           
            Disinilah aku sekarang, duduk termenung di sebuah batu besar bawah pohon yang meranggas. Kata manusia sih keadaanku saat ini sedang galau. Yah galau atau apalah namanya. Dari sini kulihat seberkas cahaya putih terang mendekat dan terus mendekat kearahku. Semakin dekat sosok itu semakin jelas, memperlihatkan sayap indah dan wajah yang cantik. Aa~Sung Young si angel? Untuk apa dia kemari? Ommona, kenapa saat melihatnya membuatku begitu senang? Mungkin karena wajahnya yang memang mirip dengan Sung Young si nappeun yeoja, yeoja yang saat ini tengah kurindukan. Rasanya seperti aku berada di bumi lagi.
            “Annyeong Young Saeng-ssi!” Hei, angel itu menyapaku.
            “Ann..annyeong!” Astaga, sekarang dia duduk di sampingku.
`           “Wah, lama tidak bertemu, ne? semenjak peristiwa itu.” Wah, angel ini masih ingat ternyata peristiwa dimana aku menyelamatkan hidupnya dari perangkap jahil 3 evil devils.
            “Haha, ne. Bagaimana keadaanmu?”
            “Sangat baik. Oiya, selang beberapa jam semenjak peristiwa itu aku baru menyadari kalau kau adalah devil baik yang hanya berniat untuk menyelamatkan angel lemah sepertiku. Aku menyadari kesalahanku, waktu itu aku belum mengucapkan terimakasih dengan layak. Lama aku mencarimu setelahnya tapi tidak kunjung aku menemukanmu, dan sekarang aku senang sekali bisa bertemu denganmu.”
            SYOCK. Angel cantik ini langsung memelukku erat. Dapat kurasakan rambut pirangnya yang lembut mengenai wajahku. Ah, ini sangat nyaman dan menyenangkan tentunya. Oh my hell, sekarang impianku benar-benar terwujud. Dari dulu aku berharap dipeluk seroang angel cantik seperti Sung Young ini.
            “Young Saeng-ah, gomawo ne sudah menyelamatkanku.” Aish! Suaranya sangat sexy.
            “Sung…Sung Young-ah, nae yeojachingu halkkayo?(would you be my girlfriend?).”
            What? Apa yang baru saja aku katakan! Babo Young Saeng!!!! Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku. AAAA~Sung Young pasti akan membenciku. Aigo, aku mengatakan itu sungguh di luar kesadaran. Mungkin dari dulu aku memang ingin mengutarakan perasaanku pada angel ini dan tanpa sadar aku menugucapkannya sekarang. Babo! Babo! Babo!!!
            Sung Young langsung melepasakan pelukannya. Aku tidak berani menatapnya, sungguh ini sangat memalukan. Tapi sekilas kulihat ia tersenyum, sangat manis sama persis dengan Sung Young yang ada di bumi. OH! Kenapa Sung Young selalu membuatku gila. Entah itu yang di bumi atau yang di heaven.

            “Young Saeng-ah, lihat kearahku.” Kuberanikan untuk menatap Sung Young. Dia tetap tersenyum.
            “Aku tahu kau dari dulu sangat menyukaiku.” Katanya, membuatku benar-benar terkejut. “Aku pun sama, sangat menyukaimu.” Kali ini aku lebih terkejut lagi!!
            “Jadi??”
            “Jadi apa? Ah! Sayang sekali Young Saeng-ah, ada beberapa alasan kenapa kita tidak bisa bersama.”
            “Alasan seperti apa?”
            “Pertama, kita tidak bisa bersama karena kau tahu sendiri, kan. Aku angel dan kau devil. Itu tidak akan berhasil.”
            “Tapi…”
            “Kedua, aku sebenarnya sudah menjadi milik seorang angel namja. Belum lama ini kami meresmikannya.” OH! Dengan begini jelas aku tidak bisa memeilikinya lagi. BAGUS!
            “Yang ketiga, umm..sebenarnya..kita adalah saudara. Aku adikmu Young Saeng-ah, maaf tidak memanggilmu Oppa, tapi sungguh, kita memang saudara kandung.”
            KOJITMAL! Bagaimana bisa aku dan Sung Young itu saudara? Aigoo.
            “Mungkin sulit untuk mempercayainya, tapi sungguh kita berasal dari orang tua yang sama. Akulah satu-satunya keturunan ibu, murni sesosok angel sama seperti beliau. Dan kau Young Saeng-ah, baru kusadari kau keturunan yang unik. Ragamu berbentuk devil tapi hatimu, sangat baik seperti angel.”
            “Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?”
            “Aku saja baru tahu belum lama ini, sungguh. Dan satu lagi yang terakhir..” Ha? Masih ada satu lagi ruapanya. Ck, ternyata aku memang tidak ditakdirkan untuk menjadi pendamping angel. “Young Saeng-ah, bisa kulihat dengan jelas. Sebenarnya kau hanya sekedar kagum saja padaku. Aku tahu, sangat tahu bahwa kau menyukai seorang yeoja cantik bernama Shin Sung Young yang berasal dari negeri lain, bumi. Yah, kau masih mencintai yeoja itu kan? Jujur saja. Jangan kau beranggapan mau menjadi pendamping seseorang hanya karena wajahnya mirip dengan orang yang kau kagumi, jangan. Jadikan yeoja yang kau sukai sebagai yeoja yang istimewa yang akan selalu kau cintai kebaikan dan keburukan yang dimilikinya. Cintailah hatinya jangan sekedar fisiknya, ne?”
            Aku hanya terpaku mendengar semua penuturan Sung Young. Bagaimana dia bisa tahu banyak tentang semuanya? Bagaimana dia tahu aku mencintai seorang yeoja bumi? Ah, ya, aku memang bodoh karena telah meminta angel ini untuk menjadi yeojachinguku padahal jelas-jelas aku masih sangat mencintai Sung Young yang ada di bumi, yeoja yang selalu kurindukan. Hah~mianhae Sung Young-ah.
           
            “Okey, kau memang benar. Ah~ tapi aku dan yeoja bumi itu tidak akan mungkin bisa bersama. Seperti katamu, aku dan dia sosok yang berbeda. Aku devil sementara dia manusia, ini tidak akan berhasil. Terlebih yeoja itu pasti sangat membenciku karena aku telah membuat kesalahan besar.”
            “Kau sok tahu sekali. Anieyo, Sung Young masih mencintaimu. Bahkan sampai detik ini dia masih suka memikirkan dan merindukanmu. Dia masih mengharapkan kehadiranmu tapi tidak tahu bagaimana caranya agar kau bisa kembali.”
            “Hah? Bagaimana kau tahu semua itu?”
            “Hahaha, anggap saja aku sisi lain darinya. Nah, sekarang aku bertanya, apakah kau ingin bersama Sung Young lagi? Bersama selamanya.”
            “Tentu saja aku sangat ingin! Bagaimana caranya?” Angel di depanku ini terdiam sejenak sambil menatap mataku dalam, berusaha mencari kebenaran dan keseriusanku.
            “Ada satu cara. Yaitu kau harus menjadi manusia untuk bisa bersama dengan Sung Young.”
            “M..mwo?? Eottokhae?”
            “Pertama-tama kau harus benar-benar yakin dengan keinginanmu untuk berubah menjadi manusia karena sekali kau menjadi manusia, kau tidak akan pernah bisa menjadi devil lagi, ingat itu! Menjadi manusia tidaklah semudah kau menjadi devil yang bisa bebas kemana saja dan melakukan apapun. Kau harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan sesuatu yang kau inginkan, tidak seperti devil yang bisa dengan sekejap mendapatkan sesuatu.”
            “Ne, arraseo Sung Young-ah.”
            “Jadi, untuk bisa berubah menjadi manusia kau hanya perlu melakukan satu hal kecil tapi harus dilandasi dengan ketulusan hati. Cium dia, Young Saeng-ah. Dengan begitu kau bisa menjadi manusia walau harus mengalami masa transformasi terlebih dahulu.”
            “Hanya itu? Haha, mudah sekali. Eh, tunggu dulu, aku…sebenarnya aku sudah pernah mencium Sung Young. Tap..tapi kenapa..” Sekelebat peristiwa di ruang keluarga itu kembali berputar di otakku. Aish~itu membuatku malu mengingat Sung Young mengetahui apa yang aku lakukan padanya.
            “Hahahahaha! Kau pikir dengan menciumnya secara diam-diam bisa membuatmu berubah menjadi manusia?! Babo, kalian harus melakukannya dalam keadaan sadar. Dalam arti sadar jiwa dan hati. Kalian harus saling mencintai, cinta yang tulus dan bisa saling memahami. Mungkin kalau memang berhasil kalian pasti benar-benar berjodoh. Lakukanlah Young Saeng-ah! Aku pikir kau lebih baik tinggal di bumi, menjadi seorang manusia dari pada menjadi sesosok devil tanggung, devil berhati baik yang hidup di neraka dan disia-siakan oleh saudara-saudara jahatmu. Aku mendukungmu, Oppa!”
            Benar juga apa yang dikatakan oleh angel ini. Dia benar tentang segalanya. Yeah, mungkin takdirku yang sebenarnya adalah bukan menjadi angel maupun devil. Tapi aku ditakdirkan untuk menjadi sesosok manusia, Wuah, betapa menyenangkannya.
            “Geurae, Sung Young-ah! Aku akan ke bumi, menjadi seorang manusia yang mencintai Shin Sung Young!” Perasaanku gundahku yang tadi terus menghantui seketika lenyap menjadi semangat yang menggebu. “Eh, jamkkanman. Bagaimana kau tahu kalau aku mencium Sung Young secara diam-diam?”
            “HAHAHAHA, itu tidak penting. Ppaliya, aku sudah membukakan pintu menuju ke bumi. Young Saeng Oppa, aku akan sangat merindukanmu. Tapi percayalah, aku akan selalu ada di sampingmu. Mungkin kadang aku akan mengunjungimu lewat mimpi.”
            “Nado Sung Young-ah, nae yeodongsaeng(my sister). Gamsahamnida untuk semuanya.” Aku tidak ragu lagi untuk memeluk Sung Young, dia adikku, apa salahnya? Ah, berat juga rasanya pergi meninggalkan salah satu anggota keluarga yang begitu memahamiku.
            “Tidak perlu khawatir, Oppa. Nan gwaenchana, aku sudah bahagia sekarang.”
            “Ne, kalau begitu aku pergi dulu. Aku tidak tahu kalau seorang angel bisa membaca pikiran.”
            Sung Young tersenyum. Mungkin senyuman ini akan selalu teringat. Hah~selamat tinggal duniaku, my hell and my heaven. Kadang aku pasti akan merindukan ini. Merindukan semua kehidupan yang pernah aku jalani. Dan, selamat tinggal appa, Hyun Joong Hyung, Hyung Jun, kalian tidak akan pernah merasa malu lagi karena memiliki anggota keluarga sepertiku. Aku tidak akan kembali ke sini.

***

Earth. Saturday, 16.00 KST

            AH~Seperti kembali lagi ke rumah. Yeah, di sinilah aku kini, menapak hangatnya tanah dan menatap birunya langit bumi. Aku baru sadar kalau tempat kemunculanku sekarang adalah tempat yang sama dengan tempat kemunculanku yang sebelumnya. Bedanya dulu sedang musim gugur, sekarang sepertinya sedang musim semi. Terbukti dengan banyaknya pepohonan yang mulai menghijau dan berbagai rumput yang mulai tumbuh. Dan lagi, bedanya sekarang tidak ada seorang yeoja yang membangunkanku. Hah~Sung Young. Tempat ini benar-benar mengingatkanku pada pertemuan awal kami. Semua kejadian itu terus berputar bagaikan flashback dan tempat ini bagaikan proyektor yang menampilkan masa lalu kami. Aku menjadi tidak sabar untuk bertemu lagi dengan Sung Young. Seperti apa dia sekarang? Aku harap semua yang dikatakan oleh adikku itu benar, benar bahwa Sung Young masih mencintaiku. Jadi, di mana aku harus mulai mencari?
            Geurae,  kulangkahkan kakiku menyusuri jalan ini. Baru beberapa langkah kudengar suara langkah kaki yang smakin lama semakin jelas terdengar. Aku tidak sendirinya rupanya. Seorang yeoja berambut panjang berjalan menujuku dengan wajah tertunduk. Yeoja dengan seragam sekolah itu tampak sedang sangat sedih. Eh? Aku seperti mengenal yeoja itu. Kalau tidak salah…

            “Sung Young-ah?”
            Yeoja yang masih beberapa meter di depanku itu mendongak, menatapku. DEG! Benar itu dia! Itu SUNG YOUNG! Dia tampak sama terkejutnya denganku. Mulutnya ditutup dengan kedua tangannya berusaha tidak teriak, matanya menatap tidak percaya, dan langkahnya sedikit demi sedikit mundur. Aku tahu dia sangat-sangat terkejut mendapatiku tiba-tiba berada di hadapannya. Aku hanya berharap dia tidak kabur.

            “Neo..A..Apa yang kau lakukan di sini?” Tanyanya gugup. Dia mengerjapkan mata sejenak memastikan kalau ini benar-benar aku.
            “Yeah, untuk apa lagi? Aku sangat merindukanmu, Sung Young-ah! Jeongmal bogoshipoyo(really miss you).”
Perlahan kudekati dia yang masih mematung, hanya menyisakan jarang sekitar 5 langkah di antara kami. Yeoja ini ternyata banyak berubah, berbeda sekali dengan yang aku lihat pertama kali. Seragamnya sekarang bersih dan disetrika rapi, rambutnya dipotong rapi, dan dia sekarang mau memakai penak-pernik yang umumnya dipakai yeoja. Sebuah pita, gelang, dan anting-anting. Ini bukan seperti Sung Young yang aku kenal. Yeoja ini…lebih..lebih feminim. Tapi, AKU SUKA!! Sung Young sangat cantik. Dan aku baru menyadari satu hal, dia memakai sebuah pin bergambar angka #1. Aku seperti pernah memiliki pin itu sebelumnya. Tentu saja, itu pin kejuaraan. Apa Sung Young benar juara 1 tahun ini??
“Kau….tidak seharusnya di sini.”
“Jangan menyangkal, aku tahu kau masih mencintaiku, kan? Dan kalau tidak salah kau kemari untuk mengenang pertemuan kita.” Dia terbelalak mendengarku berkata seperti itu. Haduh, aku saja bingung kenapa bisa berkata begitu. Aku mulai mempersempit jarak kami lagi, sehingga hanya tersisa  1 langkah.
“ANIEYO! Aku…”
“Jangan berbohong! Berbicaralah sesuai dengan kata hatimu. Sung Young-ah aku benar-benar merindukanmu.” Tanpa ragu kurengkuh tubuhnya, mencurahkan semua perasaanku, kuharap Sung Young bisa merasakan juga. “Sampai detik ini aku masih sangat menicintaimu. Saat di neraka pun, hanya kau yang kupikirkan.”
Sung Young langsung menangis. Apa pelukanku terasa begitu mengerikan sampai dia menangis? Tentu saja tidak! Aku bisa mersakannya, yah Sung Young juga sedang menumpahkan kerinduannya. Rasanya aku juga ingin menangis, tapi tidak bisa.
“Apa benar kau merindukanku, masih menicntaiku?”
“Ne, Oppa. Aku masih mencintaimu, noumu.”
“Bisakah kita melanjutkan hubungan kita?”
Sung Young langsung terdiam, berusaha melepas pelukanku. Aku tahu dia punya pemikiran bahwa kami berbeda makhluk, jadi tidak akan bisa bersatu.
“Oppa, ini tidak akan berhasil. Kita…”
“Aku tahu apa yang kau pikirkan. Untuk itulah aku kembali ke bumi, aku ingin bersamamu lagi Sung Young-ah. Aku ingi menjadi manusia, sama sepertimu, lalu melanjutkan hubungan kita. Bisakah kau menerima itu?”
“Kalau itu memang bisa, aku sangat mau Oppa. Tapi bagaimana caranya?”
“Apa kau yakin benar-benar mencintaiku?” Aku harus meyakinkan ini sebelum melakukan rencanaku.
“YAP! Jeongmal saranghae Young Saeng Oppa.”
OH, aku sangat senang mendengarnya. Ternyata, semua yang dikatakan oleh adikku itu benar, Sung Young masih mencintaiku. Tanpa buang waktu lagi, kucondongkan badanku berusaha melakukan apa yang sudah disarankan adikku agar aku bisa menjadi manusia. Sung Young mundur, sedikit terkejut. Kuberikan senyuman mautku padanya, mensugesti bahwa ini akan baik-baik saja. Kuraih tengkuk Sung Young dan lagi…aku kembali merasakan bibir yeoja ini. Tapi, rasanya saat ini sungguh berbeda. Tentu saja, selain dilakukan dalam keadaan sadar, kami juga saling mencintai. Ah~ini sangat menyenangkan.
Tiba-tiba kurasakan kakiku memanas seperti terbakar saat di neraka. Panas ini terus naik, naik, dan naik sampai kepalaku. Belum pernah kurasakan sesuatu sedahsyat ini. Mengetahui perubahanku, Sung Young melepas kontak kami. Aku langsung mengerang merasakan rasa sakit dan panas yang mendera tubuhku. Aish, apa ini yang dinamakan transformasi? Oke, aku harus tahan kalau ingin menjadi manusia dengan sempurna. Tapi tiba-tiba kurasakan sekelilingku gelap.

*501*

Sung Young’s house. Sunday, 10.00 KST

            Uh~Jadi, dimana aku sekarang? Ruangan bernuansa hijau ini, sepertinya aku tahu. Oiya, ini kan kamar Sung Young. Jadi, aku dibawa kemari oleh yeoja itu? Aku berusaha bangun dari ranjang empuknya, berjalan menuju sebuah cermin sebesar tubuhku. Apakah aku sudah menjadi manusia? Tapi sepertinya tidak ada perubahan yang berarti, semuanya tampak sama. Kucoba untuk meyakinkan satu hal, yaitu berusaha mengeluarkan tanduk dan sayapku. Tidak bisa! Sekuat tenaga aku mengeluarkannya tetap saja tidak bisa. KYAAA!! Sepertinya ciuman itu berhasil! Horray! Aku sekarang manusia!

            “Oppa? Kau sudah bangun rupanya.”
            Eh? Sung Young tiba-tiba sudah berada di ambang pintu kamar. Huh, mengagetkan saja. Dia mendekatiku, lihatlah dia sudah benar-benar menjadi yeoja. Maksudku, tampilannya sudah seperti yeoja.
            “Kau tampak berbeda Oppa.”
            “Apanya? Menurutku ini sama saja.”
            “Anieyo, kau sekarang manusia, bukan devil lagi.” Sung Young menyentuh pipiku, hangat. Deg deg, aduh..pagi-pagi sudah senam jantung. Sung Young-ah, kalau kau ingin tahu perasaanku saat ini, rasanya aku…aku SANGAAAAT BAHAGIAAAAA! Okey, berlebihan.
           
            “Ehm, Ayolah kalian berdua segera turun.”
            Yaa! Siapa itu yang mengganggu ‘romantic atmosphere’ kami. Bukankah itu Dae Hye? Jadi dia di sini?
            “Hehe, kkaja Oppa, aku tahu kau sangat lapar setelah tidur dari kemarin. Hari ini, aku, Dae Hye, dan Kyu Jong Oppa mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kelulusan Kyu Oppa dan keberhasilanku mendapat peringkat satu. Keren, kan?”
            “Huaa, jinjayo?” Ternyata pin yang aku lihat kemarin memang benar.
            “Ne, semua itu berkatmu. Semenjak kepergianmu aku menjadi tertantang untuk melakukan pesan yang kau sampaikan. Aku berusaha untuk giat belajar dan mendapat prestasi walau tidak ada ‘special person’ yang menyemangatiku. Gamsahamnida ne.”
            Kuacak-acak rambutnya sambil tersenyum. Aigoo, aku bangga sekali rasanya. Kini aku bisa melihat sisi lain dari Sung Young, yaitu seorang yeoja yang semangat, ceria, dan tidak murung lagi seperti dulu-dulu.
            Wah, ternyata ruang keluarga sudah di sulap menjadi ruang pesta. Banyak makanan terhampar di meja dan music berdentum keras menggema di seluruh ruangan. Kyu Jong yang sedang duduk-duduk di sofa bersama Dae Hye langsung berdiri melihat kedatanganku. Kyu Jong tampak berbeda sekarang. Sama seperti adiknya, dia terlihat kebih ceria.

            “Kau kembali juga.” Kyu Jong memelukku hangat, menepuk punggungku. Aw~sebenarnya ia menepuk terlalu keras.
            “Yeah, demi mengejar cintaku, aku berani kembali.” Kataku asal. Hahaha, ini konyol.
            “Joasseo(good). Gamsahamnida untuk semuanya. Berkat kau aku bisa menyadari kebodohanku dan mendapat yeoja yang begitu sayang padaku.” Katanya sambil melirik Dae Hye.
            “Hahaha, itu bagus.”
            “Aish, kalian lama! Ayo kita makaaaan!!” Teriak Dae Hye penuh semangat.
           
            Kami berempat langsung menyambar makanan yang sudah tersedia. Ah, seperti inilah gambaran kehidupan yang aku impikan. Banyak teman dan dipenuhi canda serta kebersamaan. Ini sangat sangat menyenangkan. Aku tidak akan pernah mendapatkan yang seperti ini jika di neraka. Hah~berada di sini rasanya seperti berada di antara keluarga dan teman. Mungkin aku tidak akan pernah menyesal karena memilih jalan menjadi manusia, never.
            Jadi, inilah balasannya, balasan atas semuanya. Sung Young yang begitu menyayangi Oppanya, sekarang mendapatkan kembali oppanya. Dae Hye, yeoja yang selalu setia menanti Kyu Jong, menjalani berbagai ujian batin karena ulah Kyu Jong, akhirnya bisa mendapatkan namja itu. Kyu Jong, usahanya dalam memperbaiki diri aku harap juga bisa membuahkan hasil. Semoga saja dia dan Dae Hye dapat terus bersama sampai ajal menjemput. Dan aku, mungkin karena semua kebaikan dan kesabaranku, aku mendapat apa yang selama ini kuinginan. Yaitu kehidupan yang nyaman dan bahagia seperti sekarang. Mudah-mudahan kehidupan di bumi akan jauh lebih baik daripada di neraka. Aku harap.

*THE END*

DON'T FORGET TO RCL!
NO PLAGIATOR!! NO SILENT READER!!






Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog
©2014 FF501. Powered by Blogger.

Newest Updates

Popular Posts

- Copyright © Fanfiction for SS501 -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -