Posted by : Zusli zuSaeng Triple'S
Thursday, May 1, 2014
Details:
Title
: Self-Sacrifice (SS)
Author
: Zusli aka Shin Sung Young
Genre
: Horror, thriller, mystery
Category
: 17+
Casts:
-
Park Hye Mi
-
Park Hyun Hee
-
Shin Sung Young
-
SS501
Thanks to God, casts, and readers..
Happy Reading^^
©2012 zuSaeng501
PROLOG
“Hyung!”
“Ha! Di situ rupanya kau bocah
tengil!”
“Sekarang terserah padamu.”
“Kau menyerah? Ah, bagus. Aku sudah
capek mengejarmu. Kenapa tidak dari tadi, hah? Merepotkan saja.”
“Bukan menyerah, tapi kukorbankan
diriku.”
“Terserah, yang penting kau mati
sekarang!”
“AAAAGGHHH~”
START
Tuesday,
22.30 KST (Korean Standard Time)
“Cheerrss!”
Sudah berulang kali gelas-gelas wine
iru beradu. Empat orang langsung meneguk gelasnya masing-masing. Seorang
yeoja(girl) diantara mereka sepertinya sudah cukup kehilangan kesadaran
sehingga hanya setengah minuman yang diteguknya.
“Kenapa
kau…tidak minum, huh?” Kata yeoja setengah mabuk itu pada teman yeojanya yang
duduk di sebelah namja(boy/man) berbaju putih.
“Sudah
kubilang aku sedang tidak ingin.” Jawabnya tak acuh sambil memakan kue coklat
di depannya.
Namja
berbaju putih yang statusnya sebagai kekasihnya itu hanya memandangi
yeojachingunya(girlfriend) dari atas ke bawah, diperhatikannya lekat, merasa
aneh dengan perilakunya beberapa saat ini. Seperti menjadi lebih pendiam,
bukankah biasanya cerewe? Bahkan seing kali dia mendapati yeojanya seperti
mengalihkan tatapan. Dan sekarang, sepertinya yeojachingunya itu nampa sedang
tidak enak badan. Terlihat dari wajahnya yang pucat. Hanya saja dia tidak
berani menyakan.
“Young
Saeng-ssi! Kenapa tidak kau bawa saja yeojachingumu yang sedang tidur itu ke
kamar?” Tanya seorang namja berbaju hitam yang sedang merangkul si yeoja mabuk
kepada seorang namja yang memiliki pipi seperti bakpao.
“Geurae(all
right/ok).” Young Saeng langsung meneguk sisa winenya kemudian memperhatikan
dengan lekat yeoja yang tengah terpejam di sampingnya , tidur dengan posisi
bersandar pada tubuhnya.
Tadi
saat enam orang itu berkumpul, yeojachingu Young Saeng hanya sibuk mengamati
teman-temannya meneguk minuman beralkohol itu. Dia tidak terbiasa minum. Dan
pada akhirnya dia malah tertidur. Dengan mudah Young Saeng mengangkat tubuh
kecil kekasihnya dan membawa ke kamar villa milik si namja berbaju hitam, Kim
Hyun Joong. Sudah 5 hari mereka berada di sini.
Yah,
saat ini enam orang atau lebih tepatnya tiga pasangan ini sedang menghabiskan
sisa liburan di sebuah villa yang terletak di kawasan sekitar Daegu. Di liburan
musim panas seperti ini memang cocok berada di villa milik Hyun Joong. Selain
pemandangan yang indah, hawanya pun sangat sejuk. Mereka sebenarnya sangat
betah, tapi berhubung dalam waktu dekat ini mereka ada acara, mau tidak mau
besok pagi harus sudah kembali ke Seoul.
“Jadi,
kita besok benar akan pulang?” Tanya si namja berbaju putih yang bernama Kyu
Jong.
“Ne,
aku bahkan sudah berkemas.” Jawab Hyun Joong sambil merangkul yeojachingunya,
wajah cantiknya terlihat menggemaskan saat mabuk seperti itu.
“Oppaaaa…Aku
pusing.” Keluh yeojachingu Hyun Joong, matanya terpejam. Merasa berat untuk
membukanya karena pengaruh alkohol.
“Hye
Mi-ah, kalau begitu kita ke kamar saja.”
Sekilas
namja itu menampakkan evil smirknya, menakutkan, namun Hye Mi tidak berkomentar
apa-apa. Dia diam saja saat Hyun Jong memapah tubuh tingginya menuju lantai 2
tempat dimana kamar mereka berada.
“Selamat
bersenang-senang, Young Saeng! Hehe…” Lanjut Hyun Joong begitu melihat Young
Saeng hendak membuka pintu kamar. Sedikit sualahan karena tangannya sibuk
menopang tubuh yeoja di gendongannya. Mendengar Hyun Joong, dia hanya terekeh
pelang menanggapi.
Sekarang
tinggal Kyu Jong dan kekasihnya yang masih bertahan di ruangan besar itu.
Tampaknya Kyu masih betah duduk di sofa putih yang selama 3 jam telah
ditempati. Kue coklat yang masih tersisa dilahapnya. Menyadari suasana begitu
sepi karena yeojachingunya diam saja membuat Kyu Jong sedikit bosan. Tidak
seperti biasana mereka kikuk seperti ini.
“Waeyo?(why). Kenapa kau dari tadi diam
saja, Hyun Hee-ah?” Ditatapnya Hyun Hee lekat sambil mulutnya tetap sibuk
mengunyah kue.
“Anieyo(no), oppa.”
“Katakanlah. Aku tahu kau ingin
mengatakan sesuatu padaku.”
Benar, itu semua benar. Hyun Hee
yang semula menatap kosong ke depan beralih menatap namjachingunya selama 1,5
tahun ini yang sebenarnya sangaaat ia cintai. Tapi sifat Kyu Jong yang sedikit
cuek akhir-akhir ini membuatnya enggan mengatakan sesuatu yang mengusik hatinya
belakangan ini.
“Aku…aku…:
“Ne? Teruskan.”
“Aku hamil, oppa.” Kata Hyun Hee
sangat lirih sambil menunduk takut. Walau begitu, Kyu Jong dengan jelas
mendengarnya mengingat suasana begitu sepi. Wine yang diteguknya seolah
berhenti di kerongkongan, membuat tersedak.
“Uhuk! Ba…Bagaimana bisa?” Kyu Jong
Nampak tidak percaya.
“Tentu saja bisa!” Bentak Hyun Hee
kesal.
“Aku tidak tahu kalau kit
abenar-benar melakukannya.”
“Oppa mabuk waktu itu.”
Tak terasa air mata yeoja cantik itu
mengalir. Walau hatinya lega karena sudah mengatakan yang seharusnya dikatakan,
tapi perasaannya saat ini berganti cemas, kecewa, takut, dan sedih. Takut kalau
namja yang sudah membuatnya seperti ini tidak mau bertanggung jawab.
“Apa kau yakin itu hasil perbuatanku?”
Ujar Kyu tak acuh, membuat Hyun Hee semakin terisak.
“Tentu saja! Memang siapa lagi
selain oppa! Hiks…Selama ini aku hanya mencintaimu.” Air mata Hyun Hee semakin
deras saja.
“Lalu aku harus bagaimana?” Ujar Kyu
dingin.
Kali ini Hyun Hee tidak menjawab.
Menangis, hanya itu yang dilakukannya. Sudah berakhir semuanya. Secara tidka
langsung Kyu Jong telah mengatakan kalau dia menolak untuk bertanggung jawab.
Tidak habis piker, padahal kelihatannya dia sangat menyayangi Hyun Hee.
“Aku akan tetap merawat anak ini
walau kau tidak mau tanggung jawab!!”
Baru kali ini yeoja lembut seperrti
Hyun Hee membentak Kyu Jong begitu keras, membuat terkejut. Karena sudah tidak
tahan, akhirnya Hyun Hee berjalan cepat menuju kamar. Bukan untuk tidur,
mungkin untuk menangis sepuasnya.
Di
sisi lain,,,
Young Saeng yang baru saja
meletakkan tubuh yeojachingunya di kasur langsung menengok ke ruang tengah
begitu mendengar teriakan-teriakan. Sejenak ia berpapasan dengan Hyun Hee yang
berurai air mata. Merasa kasihan, tapi tidak ada yang bisa dilakukan karena ini
bukan urusannya. Tiba-tiba kepala Young Saeng berdenyut-denyut, akhrnya dia
memutuskan untuk kembali lagi ke kamar tempat yeojanya berbaring.
Young Saeng terdiam sejenak
mengamati yeojachingunya yang tengah berkelana di dunia mimpi. Wajah damainya
saat tidur terlihat menggemaskan. Tidak sadar tangan Young Saeng terulur untuk
membelai wajah yeoja di depannya itu. Sekelebat pikiran ‘aneh-aneh’ langsung
melintas. Dia berusaha menepis tapi mungkin karena pengaruh wine membuat
pikiran itu begitu kuat. Tidak ada pilihan lain, perlahan namja chubby itu
semakin mendekat. Tapi mendadak yeojachingunya yang sedang terlelap membuka
matanya lebar. Young Saeng yang tahu langsung menjauh. Dilihatnya setets air
mengalir dari sudut mata yeoja yang dicintainya itu. Sekejap bad mind Young
Saeng menghilang entak kemana. Ditambah dengan mendengar isakan lirih
membuatnya dihinggapi rasa cemas. Young Saeng tahu, tahu betul apa yang
terjadi. Karena ini bukan yang pertama kali.
“Uljimayo(don’t cry), Sung
Young-ah.” Katanya menenangkan sambil mendekap tubuh Sung Young.
“Hiks…Oppa, Waeyo? Kenapa selalu
mimpi itu?”
“Mimpi yang sama?”
“Sama persis, hiks. Aku takut. Itu
terlalu mengerikan.”
“Uljima, sudah kubilang jangan kau
ingat terus.”
“Tapi selalu muncul dan teringat,
oppa.”
“Sudah, sudah…” Young Saeng semakin
mempererat pelukannya. Dibelainya lembut rambut hitam panjang Sung Young, Cara
ini biasanya membuat yeoja itu sedikit tenang.
“Oh, ya, oppa. Ada kejadian yang
sedikit berbeda.”
“Oya?”
“Ne(yes), biasanya kan aku hanya
melihat seorang appa, eomma, dan seorang yeoja muda yang dibunuh, Tapi kali ini
aku juga melihat seorang namja muda tengah dikejar-kejar seornag namja yang
lebih tua. Namja yang sama dengan namja pembunuh itu. Namja muda it uterus
bersembunyi di ruangan yang sangaaat gelap. Tapi beberapa saat kemudian namja
muda itu menyerahkan dirinya pada namja yang mengejarnya tadi. Dan…ahh,
nasibnya sama dengan korban lainnya. Mengerikan, oppa.”
Sung Young menelungkupkan wajahnya
di dada lebar namja yang sudah 2 tahun ini menjadi kekasihnya. Meceritakan
mimpi yang seperti nyata itu membuatnya takut lagi. Young Saeng tahu benar
perasaan Sung Young. Karena setahunya yeoja ini sangat penakut. Sudah berulang
kali mimpi yang sama muncul di ingatan Sung Young. Mimpi yang menurutnya sangat
mengerikan. Yah, begitu anggapannya saat mendengar cerita Sung Young.
“Gwaenchana, jhagiya(dear/honey),
itu hanya mimpi. Tidurlah kembali.”
“Aku takut mimpi itu datang lagi.”
“Tidak akan! Selama aku di
sampingmu, mimpi itu tidak akan datang lagi.”
Sung Young hanya tersenyum senang
karena namjachingunya sangat perhatian. Dan tak lama kemudian mereka terlelap.
Untungnya, mimpi buruk itu tidak muncul lagi.
Wednesday,
14.00 KST (Korean Standard Time)
“Kkaja!(let’s go/come on) Ppaliya!(fast)”
Teriak Hyun Joong dari halaman dimana sebuah mobil hitam sudah terparkir.
Hye Mi terburu-buru membawa boneka
teddy bernya yang kelewat besar sehingga pandangannya tertutup tubuh boneka itu.
Hampir saja ia menabrak Hyun Joong yang berjalan berlawanan arah.
“Oww…Hati-hati, babe.” Hyun Joong
mengambil alih membawa boneka teddy Hye Mi.
“Hehe, Oppa! Hati-hati di dalam saku
teddy ada ponselku.”
“Semua teratasi.”
Tampak di pintu masuk villa, Hyun
Hee sangat kerepotan membawa tas-tasnya yang tidak bisa dibilang sedikit dan
itu semua sangat berat. Karena memang Hyun Hee selalu seperti itu jika akan
menginap di suatu tenpat, seperti pindah rumah saja. Dia menengok mencoba
mencari bantuan, tapi nampaknya teman-temannya sedang sibuk. Ia lalu melihat
Kyu Jong berjalan mendekat, berharap namja itu akan membantu. Tapi sayang
sekali namja tampan itu berlalu mengabaikan Hyun Hee dengan terus berjalan
menuju mobil sambil menentengtas ransel. Sabar, hanya itu yang bisa dilakukan.
Kyu Jong benar-benar mengacuhkannya semenjak kejadian semalam. Padahal, masih
ada setumpuk cinta dan kepedulian pada diri Hyun Hee. Entah dengan namja itu.
Sampai pada akhirnya Sung Young dan
Young Saeng lah yang dating untunk membantunya. Sedikit melegakan karena masih
ada orang yang peduli.
“Hyuni? Apa kau baik-baik saja?”
Tanya Hye Mi begitu Hyun Hee sampai di mobil untuk memasukan barang-barang.
“Gwaenchanayo(no problem/that’s all
right)
“Ne,
kau tampak tidak sehat dan sedikit kacau.” Sambung Sung Young tak kalah
khawatir.
“A~Kau
begadang dengan Kyu Jong Oppa, ne?” Kata Hye Mi sambil mengedipkan sebelah
matanya. Hyun Hee tahu maksudnya.
“Hahaha,
apaan, sih kau ini.”
“Memangnya
Hyun Hee itu kamu, huh?” Protes Sung Young pada Hyemi. Yeoja itu malah
terkekeh.
“Alaah…Seperti
kau tidak saja, Youngi-ah!” Hye Mi menyikut-nyikut lengan sahabatnya itu sambil
tersenyum penuh arti.
“Aish,
sudahlah.”
Akhirnya
Sung Young mengalah. Dia tidak mau berbincang lebih jauh lagi dengan Hye Mi
yang otaknya agak-agak tidak beres, yadong akut. Sung Young lebih dulu masuk
mobil, mengambil tempat di bagian tengah sebelah kiri, tempat favoritnya.
“PPALI!
Semuanya masuk! Kita berangkat sekarang!” Teriak Hyun Joong dari dalam mobil.
Empat
orang lainnya bergegas masuk mobil setelah memastikan tidak ada yang
tertinggal. Kyu Jong mengambil tempat di samping Hyun Joong, di samping kursi
pengemudi. Sebenarnya itu kursi yang biasa ditempati Young Saeng. Sejak
menerima kenyataan yang unbelieved, Kyu memutuskan untuk menjaga jarak dulu
dengan Hyun Hee. Entah mengapa dia merasa belum siap atas kenyataan itu.
Young
Saeng yang sempat mengomel pada Kyu akhirnya mengalah untuk duduk di kursi
tengah sisi kanan. Sebenarnya ini lebih menyenangkan karena berseberangan langsung
dengan Sung Young. Sementara Hye Mi dan Hyun Hee duduk di kursi belakang
bersama teddy bear Hye Mi yang kelewat besar sehingga tidak muat di bagasi.
“JJa,
let go tu hom!” Teriak Hyun Joong semangat sambil menyalakan mesin.
“Let’s
go to home!” Protes yang lainnya karena Bahasa Inggris Hyun Joong yang kacau.
Mereka tahu itu.
Wednesday,
17.15 KST (Korea Standard Time)
“Hyung!”
“Ha! Di situ rupanya kau bocah
tengil!”
“Sekarang terserah padamu.”
“Kau menyerah? Ah, bagus. Aku sudah
capek mengejarmu. Kenapa tidak dari tadi, hah? Merepotkan saja.”
“Bukan menyerah, tapi kukorbankan
diriku.”
“Terserah, yang penting kau mati
sekarang!”
“AAAAGGHHH~”
“Sung
Young! Irreona!(wake up)”
Sung
Young yang ternyata terlelap langsung membuka matanya lebar-lebar. Rait
ketakutan jelas tergurat di wajahnya. Lima pasang mata menatapnya heran.
“Kau
membuatku kaget dengan teriakanmu.” Komentar Hyun Joong yang ternyata tadi
langsung menghentikan mobil begitu mendengar Sung Young berteriak histeris saat
tidur. Bahkan Sung Young tidak sadar kalau ikut terlarut dalam mimpinya.
“Mi…Mianhae(I’m
sorry).” Sedetik kemudian mobil berjalan lagi.
“Gwaenchanayo?
Ini minumlah.” Hye Mi menyodorkan botol minuman yang langsung diteguk setengah
oleh Sung Young.
“Apakah
kau bermimpi lagi?”
“Ne,
oppa…Aku takut.”
“Sudahlah,
jhagi.” Young Saeng membelai rambut Sung Young mencoba menenangkan.
“Mimpi
apa?” Tanya Hyun Joong sambil asyik mengemudi.
“Apa
mimpi yang pernah kau ceritakan itu?” Sela Hyun Hee yang dibalas anggukan oleh
Sung Young.
“Sudahlah.
Hanya bunga tidur.”
Sung
Young tidak membalas perkataan Hye Mi. Ini sudah yang ke-5 kali mimpi itu
menghampirinya, Sekarang yang dilakukannya hanya asyik merenung sambil melihat
pemandangan di luar yang ternyata sepi dan gelap. Tidak terasa hari sudah sore
ditambah dengan mereka yang melewati pohon-pohon besar berjajar rapat, seperti
berjalan di tengah hutan. Yeoja itu yakin, jalan ini belum pernah ia lewati.
Dimana ini tepatnya?
“Hyun
Joong Oppa? Ini dimana? Menyeramkan.”
“Ah,
aku mencoba jalan pintas.”
“Yah,
kita hanya bisa menurut pada Pak Sopir yang selalu ingin mencoba jalan baru.”
Kata Kyu Jong.
“Sebentar,
berarti Hyun Oppa belum pernah lewat jalan ini?”
“Dulu
pernah sekali saat aku pulang dari villa.”
“Ne,
aki ingat jalan sepi ini.” Sambung Hye Mi.
Dilihatnya
semua orang tampak tenang-tenang saja. Hyun Hee bahkan terpejam, sementara
Young Saeng sibuk bermain game di ponselnya. Berbeda dengan Sung Young yang
tampak gelisah. Perasaan serta pikirannya dihinggapi hal-hal buruk. Tentu semua
ini langsung ditepis.
Ciiiiittt….!
Mobil berhenti mendadak membuat Kyu Jong terbentur.
“Waaaa!!!
Apa itu tadi?” Kaget Hyun Joong.
“Mwoya?
Mwo?(what).”
“Aku
melihat seseorang melintas.”
“Tidak
ada siapa-siapa dari tadi, Hyung.” Protes Kyu sambil mengusap-usap belakang
kepalanya.
“Suer,
deh.”
“Sudah
lanjut saja.” Hyun Hee ikut protes karena tidurnya terusik.
“Geurae(all
right).”
Hyun
Joong mencoba menghidupkan mobilnya yang sempat mati tadi. Namun, mesinnya
tidak mau menyala walau sudah dicoba berkali-kali. Gawat!
“AISH!
Bahan bakarnya habis!”
“MWOYA?!
Bagaimana kita mencari pom di tempat seperti ini?”
Semua
orang mendadak panic. Di tempat sepi nan gelap ini bisa-bisanya mobil Hyun
Joong kehabisan bahan bakar. Matahari yang semakin tenggelam membuat tempat
yang dipenuhi pepohonan tampak sangat gelap dan mengerikan. Hyun Joong
memutuskan keluar dari mobil untuk mengecek apakah dia membawa bahan bakar
cadangan atau tidak. Dan sayangnya dia tidak membawa. Oh, sial.
Keadaan
semakin memburuk saja saat matahari sudah benar-benar menghilang. Hyun Joong
dan Kyu Jong berniat mencari bantuan, tapi diurungkan cepat karena mereka tidak
bisa melihat apa-apa, percuma. Mereka memutuskan untuk menghubungi seseorang,
tapi sama sekali tidak ada yang menjawab. Bahkan ponsel sebagian dari mereka
mendadak mati. Entah apa sebabnya.
“Eottokhae?(how)
Ini menyeramkan.” Protes Hye Mi sambil memainkan senter yang ternyata ada di
dalam tas kecilnya.
“Ah…Entahlah.”
Desah Hyun Joong frustasi.
“Oppa,
aku takut.” Sung Young yang semula duduk sendiri langsung beringsut di kursi
Young Saeng, memeluk namja itu kencang.
“Gwaenchana.”
Namja itu balas memeluk.
Di
tengah-tengah kepanikan, Hyun Hee sempat melihat setitik cahaya yang sepertinya
tidak begitu jauh dari tempat mereka kini. Hyun Hee yakin itu cahaya dari
sebuah rumah. Tapia pa mungkin ada rumah di tempat seperti ini?
“Eh,
lihat! Ada cahaya di sebelah sana!”
Semua
orang serentak memandang kearah yang ditunjuk. Setitik cahaya mengintip
diantara pepohonan dan semak yang tumbuh subur.
“Kalu
begitu, ayo kita cari bantuan di sana.” Seru Hyun Joong semangat, merasa
bersyukur karena sebentar lagi mereka bisa keluar dari sini.
“Ada
yang mau ikut? Tambahnya.
Sejenak
5 orang lainnya terdiam mempertimbangkan tawaran Hyun Joong.
“Aku
ikut!” Kata Kyu Jong.
“Aku
di sini saja.” Mungkin karena tidak mau bersama Kyu Jong, akhirnya Hyun Hee
memutuskan untuk tetap tinggal di mobil.
“Young
Saeng Oppa, kita di sini saja.”
“Ah,
geurae. Aku dan Sung Young di mobil saja.”
“Hm,
kalau begitu aku akan ikut.”
Hye
Mi langsung bergegas keluar dari mobil, berdiri diantara Kyu dan Hyun Joong.
Benar, suasana begitu sunyi dan menyeramkan.
“Oke!
Kita pergi dulu. Jaga mobilku, ne?”
Tiga
orang itu langsung berjalan menembus malam ditemani sebuah senter yang dipinjam
Hye Mi dari Hyun Hee. Sepanjang berjalan, mereka hanya melihat pohon, pohon,
dan pohon. Benar-benar seperti hutan yang terselip di tengah kota.
Sementara
itu, tiga orang lainnya yang berada di mobil hanya bisa bergidik ngeri
mengingat keadaan bertambah sepi sepeninggal 3 temannya. Sung Young sedari tadi
tidak terlepas dari Young Saeng. Wjahnya terus ditelungkupkan pada dada
namjachingunya, enggan melihat keadaan di luar sana yang begitu gelap.
Hyun
Hee yang semula duduk di belakang kini berpindah tempat di kursi yang tadinya
dipakai Sung Young. Baru saja pantatnya mapan, yeoja itu melihat sesosok yeoja
berbaju compang-camping dengan rambut panjang menutupi sema wajahnya. Ditambah
dengan darah yang berlumuran di sekujur tubunya. Oh, mengerikan.
“AAAAAA!!~
ITU!!!”
Young
Saeng dan Sung Young langsung menengok, memperhatikan sesuatu yang membuat Hyun
hee teriak. Akhirnya mereka ber-3 ikut berteriak , membahana di mobil.
Cepat-cepat mereka keluar dari mobil lewat pintu sisi kanan karena hantu yeoja
itu semakin mendekat. Dan pada akhirnya mereka lari sekuat tenaga menyusul 3
teman lainnya yang sudah sampai di sebuah rumah kayu. Rumah satu-satunya yang
berdiri di tempat rimbun ini. Aneh memang. Padahal rumahnya sangat besar dan
terkesan mewah, tapi sayang kurang terawat.
“Huaaaaaaaa!!!~”
“Yaaa!
Kalian ini kenapa?” Protes Hye Mi begitu melihat teman-temannya muncul sambil
berteriak.
Empat
pasang mata langsung menatap Hyun Hee, Sung Young, dan Young Saeng heran.
Empat? Yah, sepasang mata lainnya adalah milik si pemilik rumah besar itu.
Seorang namja jangkung yang masih muda, berpakaian lusuh kebesaran dengan
rambut kecoklatannya yang acak-acakan. Pantas saja, orangnya seperti itu,
rumahnya pun tidak terawat.
“Tadi…hah…di
sana..Ada hantu!” Jawab Hyun Hee terengah.
“Jinja?!”
Pekik Hye Mi.
“Ne!
Ada di sisi kiri mobil.”
“Yaa!
Kalian meninggalkan mobilku?!”
Hyun
Joong terlihat gusar. Dia ingin kembali, tapi tidak berani. Bagaimana caranya
membawa mobilnya kesini? Di dorong? Itu tidak mungkin jika dilakukan seorang
diri. Yakin 501% kalau orang-orang ini tidak mau membantu.
“Di
sekitar sini memang sering ada hal semacam itu.” Kata namja pemilik rumah yang
beberapa detik ini diabaikan keberadaannya. Semua mata langsung tertuju padanya
dengan tatapan horror. Ngeri…Bukan karena orang itu, tapi karena perkataannya
tadi.
“Ah!
Kita akan tetap menginap di sini!” Kata Hyun Joong semangat. “Aku sudah izin.
Namja ini bernama Jung Min.”
“Ne,
Jung Min imnida(yes, my name is Jung Min).”
“Joneun
Young Saeng imnida(I’m Young saeng).”
“Hyun
Hee imnida.”
“…..”
Sung Young hanya diam saja, menatap lurus dengan pandangan aneh. Ssekali dia
menatap namja yang bernama Jung Min itu dengan sedikit linangan air mata di
matanya yang bulat.
“Jhagi?”
Young Saeng mengguncang-guncangkan tubuh Sung Young, namun yeoja itu tetap
bergeming.
“Kau
kesurupan?” Kata Hyun Joong sambil mengkibas-kibaskan tangan di depan wajah
Sung Young yang terlihat pucat.
“Bisakah
kita masuk?” Hye Mi sudah mulai kedinginan. Sesekali mengaduh karena digigit
nyamuk.
“Kkaja!
Aku punya 3 kamar kosong di dalam”
“Joasseo!(Good)
Kita tidur seperti biasa.” Ujur Hyun Joong sambil mengedipkan sebelah mata pada
Hye Mi. Yeoja itu terkekeh.
“Hye
Mi-ah, jebal, aku denganmu saja mala mini. Hyun Oppa biar tidur dengan Kyu
Oppa.”
“Waeyo
Hyun Hee-ah?”
“Anieyo,
kkaja! Sudah lama aku tidak tidur bersamamu.”
“Huuufff…Geurae,
Berarti Young Saeng tetap bersama Sung Young.”
“Ne,
Hyun Joong Hyung.”
“Kkaja
masuk!”
“HAJIMA!!~(Don’t).”
Pekik Sung Young saat orang-orang akan masuk, membuat semuanya kaget dan
menatap Sung Young heran.
“Waeyo?”
Hyun Joong mulai terlihat kesal.
“Jebal…Kita
pergi saja dari sini.” Air mata Sung Young mulai menetes. Hye Mi dan Hyun Hee
berusaha menghibur dan menenangkan sahabatnya. Young Saeng juga ikut
menenangkan yeojachingunya yang terisak semakin keras.
“Ah,
aku tahu kau hanya takut.. Dengar! Kita hanya sehari di sini sampai aku
berhasil menghubungi siapa saja yang akan menjemput kita. Ini sudah malam.”
“Aku
mohoon..oppaaa.”
Hyun
Joong tidak peduli. Dia dan Kyu langsung masuk, mengikuti Jung Min yang sudah
lebih dulu menghilang di dalam. Hye Mi juga ikut masuk karena ditarik olehHyun
Joong, sementara Hyun Hee ditarik Hye Mi. Jadi tinggal Young Saeng dan Sung
Young yang masih di luar.
Menangis.
Yeoja itu masih menangis entah karena apa. Young Saeng sangat ingin bertanya,
tapi dia berpikir untuk menunggu isakan Sung Young mereda. Dipeluknya yeoja itu,
membiarkannya menangis di dadanya. Mereka kini duduk di sebuah kursi tua depan
rumah.
“Ceritakan.
Sebenarnya apa yang terjadi?”
“Rumah
ini, oppa. Rumah ini yang selalu muncul di mimpiku.”
“Jeonmal?”
“Ne,
dan…aku seperti mengenal namja bernama Jung Min itu.”
“Emm,
mungkin kalian pernah bertemu.”
“Bukan
bertemu. Tapi aku melihatnya…Lewat mimpi. Nuguseyo? (who)” Sung Young memegangi
kepalanya, berpikir.
“Sudahlah,
mungkin memang kalian pernah bertemu.”
“Oiya,
oppa. Tadi juga ada seseorang yang berbisik padaku agar kita tidak memasuki
rumah ini.”
“Hm?
Nuguseyo?”
“Seseorang
yang suka muncul di mimpiku juga sepertinya. Sebenarnya, seseorang yang sudah
meninggal.”
Young
Saeng tercekat. Wajahnya pucat mengetahui ada arwah yang bergentayangan di
sekitarnya. Matanya melihat ke segala tempat tapi dia tidak melihat apa-apa
selain pepohonan dengan daun yang begoyang karena angin.
“Sepertinya…Dia
di belakangmu oppa.”
Sung
Young menatap sosok pucat yang terlihat samar-samar dan sedikit bercahaya di
belakang Young Saeng. Memang terlihat tidak jelas karena mata yeoja itu sedikit
buram akibat air mata. Tapi Sung Young yakin itu adalah arwah yang membisikinya
tadi. Sementara Young Saeng hanya diam saja mencoba meyakinkan dirinya antara
percaya dan tidak. Dia menengok sejenak ke belakang tapi tidak menjumpai
siapapun. Mendadak bulu kuduknya meremang.
“Tenang
saja Oppa. Dia berkata kalau dia adalah orang baik.”
“Umm…Jinja?
La…lalu apa alasannya kita tidak boleh masuk rumah?”
“Emm..”
Sung Young menatap lagi ke belakang tubuh Young Saeng, tapi sosok tadi sudah
tidak ada. “Entahlah, mollayo(I don’t know).”
“Dengar.
Kalau memang kita tidak diperkenankan masuk seharusnya ada alasan yang pasti.
Dwaesseo(forget it), jhagiya. Lupakan semua mimpi buruk yang ada dan hal-hal
yang berbau mistis. Aku tidak ingin kau terus-terusan seperti ini. Aku tidak
ingin Sung Youngku terus dihantui hal-hal buruk. Aku ingin Sung Young yang
dulu, yang selalu ceria, bersemangat, dan penuh canda. Mana Sung Young yang
seperti itu, huh?”
“Apa
Oppa pikir aku bohong tentang semuanya?”
“Bukannya
tidak percaya. Tapi mana? Kenapa aku tidak bisa merasakan atau melihatnya? Jika
sosok yang kau sebut tadi ingin memperingatkan, seharusnya jauh-jauh hari
sbelum ini. Dan pastinya harus ada alas an yang meyakinkan. Kau hanya lelah,
jhagiya. Kkaja kita istirahat.”
“Tapi__”
“Hssssttt…Sudahlah.
Ayo kita masuk! Jika memang ada apa-apa dengan rumah ini, aku tidak akan
membiarkan sesuatu yang buruk menimpamu. Aku akan melindungimu.”
Akhirnya
Sung Young menyerah. Dia menurut saja saat dituntun Young Saeng ke dalam.
Hatinya masih belum tenang tapi pikirannya macet. Terlalu lelah untuk
memikirkan ini semua. Sosok tadi, sudah benar-benar menghilang. Mungkin ini
memang hanya khayalan dan perasaannya saja. Jiwa raganya yang telah lelah
membuat pikirannya kacau.
“Mungkin
kau benar, Oppa. Aku butuh istirahat.”
“Tentu
saja aku benar. Emm…Apa kau tidak butuh hiburan?”
“Hiburan?”
Young
Saeng langsung menggendong Sung Young ala bridal style menuju kamar yang telah
disediakan oleh Jung Min, sebuah kamar di lantai atas yang tepat bersandingan
dengan kamar Hyun Hee dan Hye Mi. Sementara Kyu Jong dan Hyun Joong di kamar
bawah.
“Kyaaaa!
Oppa turunkan!”
“Jangan
berisik. “
“Oppaaaa!”
Kita
akan bersenang-senang, jhagiya.” Kata Young Saeng dengan evil smile di
bibirnya.
“Di
rumah ini? Michyeo!(crazy).”
Wednesday,
21.00 KST (Korea Standard Time)
Hye
Mi hanya bisa membelai rambut Hyun Hee saat yeoja itu terus saja menangis. Hye
Mi penasaran setengah mati dengan masalah Hyun Hee, tapi sepertinya waktu untuk
menanyakan belum tepat. Ditunggunya isakan Hyun Hee sedikit mereda.
“Hye
Mi-ah, apa yang harus kulakukan..hiks.”
“Ne?
Memang kau berbuat apa?”
“Kyu
Jong Oppa, hiks. Dia tidak mau tanggung jawab, huee…”
“Mworago?!
Jadi…neo?(you).”
“Ne,
aku hamil.” Kata Hyun Hee lirih.
Terdiam.
Masih sedikit syock untuk Hye Mi mengetahui sahabatnya ini ternyata hamil
diluar pertanggung jawaban Kyu Jong.
“Bagaimana
bisa Kyu Jong berkata seperti itu? Setahuku dia sangat mencintaimu.”
“Mollayo.”
Hyun Hee terlihat putus asa. Tapi ada sedikit kekuatan dan ketegaran dalam
hatinya.
Tok!
Tok! Tok! Terdengar suara pintu kamar mereka diketuk. Hye Mi dengan malas
bangkit dan berjalan menuju pintu. Sedangkan Hyun Hee cepat-cepat menghapus
sisa air matanya. Ah, ternyata Hyun Joong yang mengetuk.
“Hyun
Hee-ah, jebal kau tidur di kamar Kyu Jong, ne?”
“Yaa!
Memang kenapa kalau Oppa yang tidur bersama Kyu Oppa?” Malah Hye Mi yang protes
pada namjachingunya. Hyun Hee terdiam sejenak. Dia bingung harus berkata apa.
“Geurae,
aku akan ke bawah.” Kata yeoja itu akhirnya dengan seulas senyum yang sedikit
dipaksakan.
“Hyun___”
“Tidak
apa-apa Hye Mi-ah, mungkin Hyun Joong Oppa merindukanmu, hihihi.” Yeoja itu
berlalu, menghilang dibalik pintu kamar yang ditutupnya.
“Ssstt..Oppa!
Hyun Hee itu sedang ada masalah dengan Kyu Oppa.”
“Aku
tahu, maka dari itu aku menyuruhnya untuk bersama Kyu Jong. Namja itu sudah
kubujuk dan kunasehati.”
“Jeongmal?(really)
Apa katanya?”
“Bisalah
namja, dia merasa belum siap untuk menjadi pendamping Hyun Hee. Dia, kan belum
bekerja. Dia takut tidak bisa membahagiakan yeoja itu.”
“Aaah,
arraseo(understand).”
“Maka
dari itu aku menyuruhnya untuk berkata langsung. Nah, sekarnag apa yang akan
kita lakukan?” Tanya Hyun Joong penuh arti.
“Memangnya
apa? Tentu saja tidur!”
“A~Kau
tidak merindukanku?”
“Awas
ya kalau Oppa….Kyaaa!”
Sementara
Hyun Joong dan Hye Mi sibuk sendiri, Hyun Hee merasa bingung dengan apa yang
harus dilakukannya. Ke kamar Kyu Jong? Itu tidak mungkin. Kembali ke kamar Hye
Mi? Ommo(oh my God) dia hanya akan menjadi obat nyamuk. Ke kamar Sung Young?
Yeoja itu sedang ada masalah. Atau ke kamar Jung Min? Woo..Itu lebih tidak
mungkin.
Yeoja
itu berjalan pelan menuruni tangga. Dia ingin ke kamar Kyu Jong tapi dirinya
benar-benar takut. Tetes demi tetes air matanya mulai keluar seiring dia
berjalan. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sosok yang berdiri di sudut
dinding. Sosok yang tinggi dan hitam. OMMO! Sosok itu dipenuhi oleh belatung di
disekujur tubuhnya, menjijikkan. Yeoja itu berteriak tertahan sambil menutup
matanya berharap sosok itu segera pergi. Beberapa doa turut dilontarkannya.
Karena matanya tertutup, Hyun Hee menjadi salah pijak anak tangga. Tubuhnya
oleng akan jatuh.
“Kyaaa~”
Hup!
Untung saja seseorang segera datang dan menyelamatkannya. Mwo? Orang itu adalah
Kyu Jong.
“Kalau
jalan tuh lihat-lihat, malah tutup mata.”
Speechless.
Hyun Hee masih syock. Dilihatnya sudut dinding tempat sosok mengerikan tadi
berada. Sudah tidak ada rupanya, fyuuhh.
“Kkaja,
kau pasti sangat lelah hari ini.”
Hyun
Hee masih tetap diam. Aneh, padahal tadi Kyu Jong sangat cuek padanya. Tapi
kenapa sekarang dia begitu peduli? Perlahan namja itu menuntun Hyun Hee ke
kamar.
“Hyun,
aku__”
Baru
saja Kyu Jong ingin mengatakan sesuatu pada Hyun Hee, yeoja itu malah berlari
terburu-buru menuju kamar mandi yang kebetulan ada di kamar Kyu Jong. Merasa
mual, akhirnya ia memuntahkan apa saja yang ada di perut. Kyu hanya bisa
menatap Hyun Hee dari pintu kamar mandi. Entah kenapa, perasaannya campur aduk
saat ini melihat Hyun Hee seperti itu.
“Gwaenchanayo?”
“Ne,
Oppa.”
“Istirahatlah,
Hyun. Aku akan tidur di sofa”
Thursday,
04.00 KST (Korea Standard Time)
“Ckckck, bisa-bisanya kau
melakukannya di kamarku.”
Sung Young mengerjap pelan setelah
mendengar suara-suara yang sedikit mengusik tidur lelapnya. Samar-samar ia
melihat bayang-bayang putih tengah berdiri di samping tempat tidur. Sosok yang
tinggi dan bercahaya.
Setelah mata Sung Young terbiasa
dengan keadaan kamar yang gelap, betapa terkejutnya dia mendapati seorang namja
yang cukup tampan berdiri di sampingnya sambil tersenyum penuh arti. Sung Young
langsung terduduk dan ingin berteriak, tapi diurungkannya cepat niat itu. Ingin
dibangunkannya Young Saeng yang tengah tertidur di sampingnya, tapi namja itu
melarang.
“Dia tidak akan percaya. Jadi, jangan
kau bangunkan dulu.”
“Kau….Kau…Yang dari tadi
membisikiku?”
“Ne, apa kau mengingatku?” Katanya
sambil duduk di samping Sung Young.
“Umm..Aku seperti pernah melihatmu.”
Sekuat tenaga Sung Young melawan rasa takutnya.
“Tentu saja, aku selalu hadir di
mimpimu belakangan ini.”
Syock. Sung Young terdiam beberapa
saat untuk mencerna dan mengingat semua yang diimpikannya belakangan ini. Namja
ini? Yah, dia baru ingat kalau namja ini adalah orang yang menjadi tokoh dalam
mimpinya, lebih tepatnya berperan sebagai orang yang selalu dikejar-kejar.
Aigooo…namja ini adalah salah satu dari korban pembunuhan yang sudah 5 kali ini
muncul dlaam benaknya. Mendadak tubuh Sung Young kaku karena takut.
“Kau sudah mengingatku?”
“…..”Sung Youg hanya mengangguk.
Suaranya serasa tercekat.
“Joneun Hyung Jun imnida. Kau Sung
Young, kan? Aku tahu aku tahu.” Namja itu atau lebih tepatnya arwah itu terus
saja mengoceh. “Hey, kau bersenang-senang di kamarku, ne? Aigooo.”
Sung Young baru ingat. Dia buru-buru
mengambil bajunya yang tercecer(?).
“Yaaa! Apa kau mengintip?”
“Anieyo, aku tidak perlu mengintip.
Aku sudah tahu semuanya, kan aku dari tadi di sini.” Namja itu hanya
tersenyum-senyum sendiri.
“Kau hantu menyebalkan!” Entah
kenapa rasa takut Sung Young malah berganti dengan rasa kesal pada sosok itu.
“Hahaha, keep calm, oke? Oiya,
kenapa kau tidak mengindahkan peringatanku?”
“Peringatan? Ah, kau tidak jelas
memberikan peringatan.”
Hyung Jun hanya melengos. Kesedihan
dan kekecewaan terlukis di wajahnya. Sung Young jadi merasa bersalah.
“Ini tidak bagus!” Hyung Jun benar-benar
terlihat putus asa, atau lebih tepatnya khawatir?.”Berarti aku percuma
mempengaruhi mimpimu? Sung Young-ah, aku tidak tahu ini memang takdir atau
bukan. Tapi…tapi ini sangat berbahaya.”
“Sungguh. Aku tidak tahu maksudmu.”
“Hah, dengar! Kau, maksudku kalian
ber-6 tidak akan bisa keluar dari sini, dari rumah ini.”
“Ba…bagaimana bisa?” Sung Young
mulai terlihat takut lagi.
“Rumah ini dipenuhi hal-hal buruk.
Entah itu kutukan atau apa namanya.” Sung Young semakin bergidik. “Kau ingat
Jung Min? Namja itu adalah orang yang telah membunuhku. Dia sering muncul juga
di mimpimu, apa kau tidak ingat?”
501 % Sung Young benar-benar merasa
takut. Bad mind langsung menyerangnya. Dia merasa bingung, tidak tahu apa yang
harus dilakukannya.
“Sung Young-ah, kalian harus
berhati-hati. Dia jahat! Dia akan membunuh kalian semua untuk tumbal. Kau tahu?
Jung Min itu juga arwah, bukan manusia! Dia arwah yang terlihat kuat fisiknya
sehingga menyerupai manusia tapi sebenarnya dia sangat lemah. Maka dari itu dia
mencari korban agar dirinya menjadi kuat, agar menjadi manusia lagi.”
Hening…
“Begini, 2 tahun yang lalu, aku
pindah dari rumahku yang di Incheon ke tempat ini. Ini adalah rumah ahjumma,
beliau mengangkatku menjadi anaknya semenjak orangtuaku meninggal. Aku sangat
disayangi di sini, sehingga aku sangat betah tinggal. Tapi semakin hari, aku
merasa ada yang aneh pada hyungku itu, Jung Min Hyung. Tak tahu awal mulanya
dia membunuh semua keluarganya, appanya, eommanya, bahkan noonanya sendiri.
Ternyata itu dilakukan agar dia menjadi orang yang sukses. Tapi ujung-ujungnya
aku juga turut dibunuhnya, hanya saja karena pengorbananku dengan suka hati
menyerahkan tubuhku, dia malah menjadi seperti itu. Bukan kesuksesan yang
didapatnya melainkan keburukan dan kutukan.”
Sung Young hanya bisa terdiam
mencerna semua yang dikatakan Hyung Jun.
“Dan dia telah menunggu saat-saat
ada orang yang tersesat di rumah ini. Ternyata inilah saatnya, kalian akan
mati.”
Bagai terhempas lagi ke dunia, Sung
Young menjadi sadar akan bahaya yang sedang mengencamnya beserta
teman-temannya. Hari ini gilirannya. Giliran salah satu atau bahkan semuanya
dari enam orang yang akan menjadi persembahan.
“Hyung…Hyung Jun-ssi! Katakan, apa
yang harus kami lakukan agar bisa keluar dari sini, hah? Eottokhae? Aku takut.”
Yeoja itu terlihat ingin menangis.
“Tenanglah, kalian masih bisa keluar
dari sini.” Namja itu berhenti sejenak. “Caranya
adalah dengan mengumpulkan jasad-jasad korban Jung Min.”
“Mwoya?!!”
“Ne! Kumpulkan jasad eomma(mom),
appa(dad), dan noona(sister) yang tersebar di rumah ini. Carilah! Dan letakkan
mereka di ruang bawah tanah. Pintu masuknya ada di kamar yang ditempati oleh
temanmu yang bernama Kyu Jong. Setelah itu kau akan kubimbing untuk membaca
mantranya agar kalian ditunjukkan jalan keluarnya.”
“Bagaimana dengan jasadmu?”
“Hhh…Jasadku sudah dicacah oleh Jung
Min. CEPATLAH! Siang ini Jung Min akan memulai ritual! Dan ingat, tetaplah
berhati-hati karena ada jebakan di setiap tempat penyimpanan jasad itu.”
Sung Young langsung membangunkan
Young Saeng. Namja itu sedikit tersentak karena kaget diguncang-guncang dengan
keras. Dengan detail Sung Young menceritakan semua yang dikatakan Hyung Jun
walau sebenarnya namja itu masih di ruangan yang sama, tapi tentu saja Young
Saeng tidak bisa melihat. Awalnya memang Young Saeng tidak percaya, tapi karena
Sung Young terlihat sangat ketakutan dan meyakinkan, lama-lama Young Saeng
percaya. Dari awal sebenarnya dia juga memiliki firasat yang kurang bagus.
Sesaat
kemudian Young Saeng langsung keluar kamar untuk membangunkan dan menceritakan
semuanya pada teman-temannya.
“Hyung Jun-ssi, mianhae tidak
mengindahkan peringatanmu.”
“Gwaenchana. Ini salahku tidak
memberikan informasi yang jelas padamu. Dan tadi aku malah menghilang
tiba-tiba.”
“Waeyo?”
“Karena aku melihat Jung Min, aku
tidak mau bertemu dengannya.”
“Arraseo. Gamsahamnida(thank you)
telah memberitahuku.” Ujar Sung Young sambil tersenyum.
“Aku akan membantu sebisaku.”
“Gamsahamnida juga untuk kamarmu,
hehe.”
“Tenang saja aku menikmati
pertunjukannya.” Tangan Sung Young benar-benar gatal ingin menjitak arwah itu,
tapi tentu saja tidak mungkin dilakukan.
“Kau ingin memukulku? Menjitakku?
Silakan, hehe.” Kata Hyung Jun sambil menjulurkan lidahnya. Sung Young hanya
melengos kesal.
“Aku berhutang 1 jitakan.”
“Young Saeng-ya! Ada apa
ribut-ribut, hah?” Protes Hyun Joong dari balik pintu.
“Ppaliya, Hyung. Berkumpullah di kamarku,
ada yang ingin ku bicarakan pada kalian. PENTING! Tapi…emm…Jangan lupa pakai
bajumu.”
Hyun Joong segera menutup pintu
kembali. Young Saeng dengan cepat menuruni tangga untuk membangunkan Kyu Jong
dan Hyun Hee. Langkahnya terlihat terburu karena dia begitu cemas.
Beberapa
saat kemudian 6 orang sudah berkumpul di kamar Hyung Jun. Dengan hati-hati agar
semua orang percaya, Sung Young menceritakan apa saja tentang rahasia rumah
ini, mimpinya, dan namja yang benama Jung Min. Semuanya terlihat begitu takut saat Sung Young mulai
cerita pada bagian tentang mereka yang tidak bisa keluar dari sini dan mengenai
syarat-syarat agar mereka terbebas.
“Aduh,
lalu bagaimana ini?” Hye Mi terlihat sangat panik.
“Tidak
ada pilihan lain, kita harus mencari jasad-jasad itu.” Kata Young Saeng.
“Anieyo!
Ini semua hanya bohong.”
Hyun
Joong yang ternyata tidak percaya langsung pergi untuk mengecek sesuatu.
Dicobanya untuk menemukan pintu atau jendela yang bisa membuatnya keluar dari
sini, tapi anehnya tidak ada lubang kecilpun yang bisa dia lewati untuk keluar.
Diperjalanan kepanikannya, namja itu justru berpapasan dengan sesosok makhluk
yang semalam dilihat Hyun Hee. Karena tidak ada pilihan lain akhirnya dia
terpaksa menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa keluar dari rumah misterius
ini.
“Ternyata
benar, tidak ada jalan keluar.” Kata Hyun Joong sambil mengatur nafasnya, ia
kembali duduk ditempatnya semula.
“Coba
ponsel kalian, kita harus menghubungi seseorang.” Usul Kyu Jong.
“Ponselku
mati.” Ujar Young Saeng dan Sung Young bersamaan.
“Nado(me
too)” Kata Hyun Joong.
“Ponselku
hilang.” Sesal Hye Mi.
“Aku
malah tidak bawa ponsel dari kemarin.”
“Aish!eottokhae?
Ponselku malah tertinggal di villa, huff.” Kyu Jong menjambak-jambak rambutnya
sendiri.
“Kita tidak ada waktu lagi…Siang ini
Jung Min akan melakukan ritual. Kita harus menemukan jasad-jasad itu sebelum
terlambat.” Ucap Sung Young lirih. Yeoja itu ternyata terisak kecil. Jasad?
Yah, itu berarti Sung Young harus berhubungan dengan mayat. Takut? Tentu saja.
Yeoja itu sangat membenci ini. Mengetahui hal itu, Young Saeng berusaha
menenangkan yeojachingunya.
Tidak hanya Sung Young, sebenarnya
Hye Mi dan Hyun Hee juga sangat membenci ini. Hye Mi langsung memeluk Hyun
Joong, takut. Sementara Hyun Hee? Memeluk Kyu? Itu tidak mungkin. Dia hanya
bisa menghela nafas menyiapkan diriniya untuk misi pencarian ini.
Di pojokan ruangan, Hyung Jun hanya
bisa mengamati mereka dengan tatapan sedih. Sejenak dia berbisik jarak jauh
pada Sung Young untuk membertitahu letak-letak jasad yang harus dicari. Setelah
menghela nafas beberapa saat, Sung Young berkata.
“Emm…jadi begini. Tiga jasad itu ada
di tempat yang berbeda. Yang pertama ada di kamar mandi samping tangga. Yang
kedua ada di sekitar dapur. Dan yang terakhir ada di kamar yang ditempati Hye
Mi.”
“Oke, kalau begitu kita berpencar
dua-dua.” Atur Hyun Joong. “Aku dan Hye Mi di kamar mandi, Kyu dan Hyun Hee di
dapur, lalu..kalian berdua di kamar sebelah, eottokhae?”
Semuanya mengangguk setuju atas usul
Hyun Joong.
▬
Hyun Joong and Hye Mi side…
Sekuat tenaga Hyun Joong menendang
pintu kamar mandi yang terkunci. Terus ditendangnya tapi tidak juga membuahkan
hasil. Hye Mi tak hanya berdiam diri, dia juga ikut menendang-nendang sampai
pada akhirnya engsel pintu yang memang sudah karatan langsung terlepas, pintu
pun menjeblak terbuka.
“YES!” Girang Hyun Joong.
Langkah mereka yang akan memasuki
kamar mandi langsung terhenti. Apa gerangan? Ternyata bau yang sangat menyengat
langsung menusuk hidung, yah, bau mayat. Dengan sangat terpaksa mereka harus
tahan. Bertahan sekuat mungkin agar tidak muntah.
Diedarkannya mata mereka ke seluruh
penjuru kamar mandi yang besar ini. Kamar mandi utama rupanya. Semua
barang-barang di sini anehnya masih terlihat rapi dan bersih. Sampai mata
mereka tertuju pada box kaca yang biasanya digunakan untuk bershower. Di
salamnya tergeletak sesuatu yang dicari-cari mereka. NE, mayat itu ada di box
shower.
“KYAA!Oppa…!”
Hye Mi tak kuasa melihat mayat yang
tergeletak begitu mengenaskan. Hyun Joong jadi ingat kalau ini adalah jasad
dari hantu yang dijumpainya tadi. Perlahan, namja itu menarik mayat yang sudah
tidak karuan itu. Hye Mi langsung hampir muntah begitu melihat banyak belatung
yang menggeliat di tubuh mayat dan sekitarnya. Dia berusaha sekuat tenaga untuk
menahan gejolak yang ada di perutnya.
“Hye Mi-ah, tolong, ini berat
sekali.”
Tidak ada pilihan lain, setelah
mengumpulkan keberanian Hye Mi ikut menyeret mayat itu keluar dari box.
Sialnya, baju yang dikenakan mayat itu terjepit diantara engsel pintu box. Hyun
Joong berniat masuk untuk melepas jepitannya tapi dirinya tidak cukup melewati
pintu box yang tidak terbuka sempurna. Akhirnya dengan sangat sangat terpaksa,
Hye Mi lah yang masuk karena tubuhnya lebih slim dibanding Hyun Joong.
Berhasil!
Yeoja itu berhasil melepas jepitan. Saat Hye Mi akan keluar, tiba-tiba pintu
box tertutup kencang. Mereka berdua sangat terkejut. Hye Mi panik seketika
mengetahui dirinya terkurung di box kaca itu. Hyun Joong dengan sekuat
tenaganya berusaha membuka pintu box namun nihil hasilnya.
“HUAAA!
OPPA! Eottokhae?” Jerit Hye Mi sambil menitikkan air mata saking takutnya.
“Bersabarlah
jhagiya, aku akan mengeluarkanmu!”
Segala
upaya sudah dilakukan Hyun Joong untuk mengeluarkan yeojachingunya, tapi tetap
saja tidak membuahkan hasil. SIALNYA! Shower yang ada di atas Hye Mi mendadak
mengeluarkan air dengan derasnya padahal tidak ada seorang pun yang menyalakan
keran.
“OPPA!!!
OPPAA!! TOLONG!!” Hye Mi makin panik saja. Dirinya bisa tenggelam jika tidak
segera keluar dari box. Dengan cepat air semakin naik, naik, dan naik. Baru 1
menit saja sudah sampai pada lutut Hye Mi. Dia sudah berasa mematika keran tapi
shower it uterus mengucur.
“Agh!
Bertahanlah jhagiya.” Hyun Joong tak kalah paniknya. Mungkin inilah yang
dimaksud dengan jebakan di setiap tempat jasad itu. Harusnya mereka lebih
berhati-hati.
Namja
itu celingak-celinguk berusaha mencari benda keras untuk memcahkan kaca yang
mengurung Hye Mi. Tapi tidak ada, akhirnya dia keluar kamar mandi untuk mencari
benda yang dimaksud. Tidak sengaja dia melihat pintu bawah tangga terbuka,
menampakkan isinya yang ternyata itu adalah sebuah tempat penyimpanan barang.
Diobark-abriknya ruangan kecil penuh barang itu berharap menemukan sesuatu.
Hyun Joong malah menemukan seikat dynamit.
“Mwo?
Dynamit?” Namja itu melempar benda itu takut kalau meledak di tangannya. Akhirnya
setelah beberapa lama Hyun joong menemukan besi panjang yang cukup kuat untuk
memecahkan box kaca.
“Hye
Mi-ah! Aku datang!”
Ommo!
Ternyata air sudah memenuhi box. Untungnya Hye Mi masih sadar. Wajahnya
terlihat pucat karena terendam air dan kesusahan mencari oksigen.
PRANGGG!!!
Air langsung meluber kemana-mana saat box kaca itu pecah. Syukurlah, Hye Mi
selamat. Dia batuk-batuk mencoba mengeluarkan air yang sempat mengisi
tenggorokannya. Hyun Joong dengan penuh rasa syukur langsung memeluk yeoja yang
sangat dicintainya itu.
“Gwaenchana,
jhagi?”
“Ne,
oppa. Gwaenchana…uhuk! Gomawo.”
▬
Kyu Jong and Hyun Hee side…
Hyun Hee dan Kyu Jong nampaknya
masih sibuk berkutat di dapur. Dibongkarnya seluruh barang dan tempat yang ada tapi tidak menemukan yang dicari.
Bahkan tidak ada bau busuk sekalipun. Mereka ragu kalau-kalau ternyata tidak
ada mayat di sini.
“Huh, sepertinya memang tidak ada
apa-apa di sini.” Ucap Kyu Jong sambil duduk di kursi melepas lelah.
“Ne.”
“Hyuni-ah, istirahatlah dulu
sejenak. Kau jangan terlalu lelah” Kyu Nampak khawatir. Dia tidak ingin Hyun
Hee terlalu lelah. Yeoja itu menatap Kyu sekilas, tidak percaya, namja itu
masih saja peduli padanya.
“Tidak ada waktu, Oppa.”
“Aish, biar akau saja yang mencari.”
Akhirnya Kyu memaksakan Hyun Hee
untuk duduk, istirahat. Sementara namja itu sibuk mencari lagi. Entah mengapa
air mata Hyun Hee menetes. Yah, dia senang karena ternyata Kyu Jong masih
peduli padanya. Namja itu, dia merasa namja bernama Kyu Jong itu masih
menyimpan cintanya di dalam hati. Hyun Hee terus saja memandangi wajah Kyu yang
terlihat begitu serius.
“Aduh dimana, sih? Hmm, mungkin ada
di almari itu.”
Kyu
Jong membuka pintu kitchen set yang ada di atas. Sebenarnya tidak mungkin
seonggok mayat diletakkan di situ, tapi dia mencoba saja. Tanpa diduga,
alat-alat memasak yang ada di atas kitchen set bergoyang, akan jatuh.
“OPPA!!
AWAS!”
Dengan
reflex yang bagus, Hyun Hee mendorong Kyu Jong agar terhindar dari alat-alat
yang terbuat dari alumunium itu. Alat-alat masak langsung berkelontangan dengan
suara yang keras. Tapi sayang, karena gerakan tiba-tiba Hyun Hee membuat lantai
kayu dapur yang memang sudah rapuh menjadi runtuh tepat pada lantai yang
dipijaknya.
“Kyaaa!
Oppa..”
Kaki
kiri Hyun Hee tersangkut di lubang lantai itu sebatas betis. Rasa sakit yang
amat sangat mendadak menjalar ke seluruh tubuh. Yeoja itu meringis dan terisak
kesakitan. Darah segar muncul dari sela-sela kaki dan lantai kayu, darah dari
kaki Hyun Hee yang tergores.
“Hyun
Hee! Bertahanlah.” Kata Kyu panik. Dia mencoba menarik-narik kaki Hyun hee tapi
yeoja itu justru semakin meronta karena sakit.
“Appo(pain/hurt)…hiks..oppa,
appo.”
“Sabar,
Hyun.”
Kyu
melihat-lihat sekitar dapur. Dia menemukan pisau daging dan digunakannya untuk
mencongkel lantai-lantai kayu di sekitar kaki Hyun Hee, mencoba membuat lubang
yang lebih besar agar Hyun Hee dapat terbebas.
“Oppa….ini..hiks
sakit sekali.”
“Se..sedikit
lagi. Nah, sudah.”
Setelah
dirasa lubang yang dibuat cukup lebar, Kyu membantu menarik kaki Hyun Hee. Hyun
Hee langsung terduduk sambil memegangi kakinya. Aigooo! Tidak hanya tergores,
ternyata telapak kaki yeoja itu tepat memijak beberapa paku payung yang entah
sengaja atau tidak tersebar di bawah lantai dapur itu. Hyun Hee terus saja
menangis merasakan sakit pada kakinya. Kyu menatap miris, bisa merasakan
kesakitan yang didera yeoja yang sebenarnya masih ia cintai.
“AAAH~OPPA!”
Teriak Hyun Hee histeris saat Kyu mencabut 3 paku yang bersarang di kaki Hyun
Hee. Tanpa henti darah langsung keluar, namun Kyu menyobek kemeja birunya untuk
membalut kaki Hyun Hee.
“Sudah.
Untung pakunya tidak berkarat.” Kata Kyu lega. “Hyun, kenapa kamu menolongku?”
Lanjutnya.
“Opp..oppa,
itu…itu karena aku masih mencintaimu.”
“Hyun, aku….aku sudah memikirkannya.
Emm..dan sepertinya aku memang masih mencintaimu.” Kata Kyu sambil menghapus
sisa air mata yeoja di depannya, lalu perlahan tangannya turun di perut Hyun
Hee yang masih rata. Penyesalan dan kekhawatiran jelas terlihat di wajahnya. Mendengar
Kyu yang berkata seperti itu membuat Hyun Hee langsung melupakan rasa sakit di
kakinya. Dia tidak pernah merasa sebahagia ini.
“Oh, Oppa, bau apa ini?”
Sejenak mereka terdiam, merasakan
bau yang semakin lama semakin menyengat. Mereka yakin itu bau busuk dari mayat.
Ternyata bau itu berasal dari lubang tempat Hyun Hee terjebak.
▬
Young Saeng and Sung Young side…
“Aku sudah mencarinya, tapi tidak
ada mayat di sini.” Keluh Young Saeng tapi matanya tetap menelisik ke segala
arah.
“Aku juga tidak menemukannya, Oppa.”
“Huh, kau saja tidak mencari,
bagaimana mau menemukan?”
“Yaa! Aku juga ikut mencari.” Kata
Sung Young sambil menggembungkan pipinya, kesal.
“Ah, mencari tapi hanya di satu
tempat.” Balas Young Saeng sambil menjulurkan lidah.
“Aku…Aku tidak suka mayat.”
“Tentu saja, kau kan menyukaiku.”
Sung Young hanya memutar bola
matanya mendengar candaan namjachingunya. Tiba-tiba dia mendengar sebuah suara,
yah, suara Hyung Jun. Arwah itu berbisik mengenai keberadaan sesuatu yang
sedang mereka cari.
“Ssstt, Sung Young-ah. Jasad noona
ada di loteng. Coba kau tarik saja tali itu.”
“Geurae.. Emmh, Oppa. Coba kau tarik
tali yang tergantung di langit-langit itu.”
Young Saeng mengamati tali yang
menjulur di pojokan tak jauh dari tempatnya berdiri. Sebuah tali yang cukup
besar tergantung di langit-langit kamar. Pelan, perlahan namja itu
menarik-narik tali berharap sebuah pintu menjeblak terbuka. Dia sedikit menjauh
takut kalau tertimpa sesuatu.
Dan benar saja. BRAAKK!!! Seiring
terbukanya pintu loteng, sesuatu yang besar terjatuh. Ah, itulah yang daritadi
mereka cari., seonggok mayat yang masih utuh tapi sudah tidak karuan. Darah tercecer
dimana-mana dan belatung yang masih hidup menggeliat-geliat. Sebagian masih
berada di loteng dan berjatuhan.
“KYAA! Mengerikan!”
Sung Young menelungkupkan wajahnya
di punggung Young Saeng,takut. Mereka langsung melangkah sedikit jauh merasa
jijik dan tidak mau mencium bau yang sangat tidak sedap.
“Kita harus cepat membawa itu ke
bawah.”
“Hati-hati, Oppa.”
Young Saeng perlahan melangkah mendekati
jasad seorang yeoja itu.
“AAAAH!!!~”
Hampir saja ia sampai pada jasad
itu, tiba-tiba lantai yang ia pijak terbuka membuatnya terperosok di dalamnya.
Sung Young yang melihatnya hanya bisa menjerit-jerit memanggil nama Young Saeng.
“YOUNG SAENG OPPAAAAA!!!”
Dia hendak menengok ke lubang itu
tapi sayang sekali sudah tertutup kembali, misterius. Seperti pintu jebakan
yang otomatis terbuka dan tertutup. Atau mungkin ada seseorang dibalik semua
ini?
“Huhuhu, Young Saeng Oppa.”
Sung Young langsung lemas dan
terjatuh bertumpu lutut. Air mata tak hentinya mengalir. Sedih, tentu saja. Dia
telah kehilangan namja yang sangat ia sayangi. Entah, mungkin Young Saeng sudah
terjatuh di dasar sana..dan….mati?
“Anieyo…Oppaa”
“Uljimayo.” Kata Hyung Jun yang
tiba-tiba muncul di samping Sung Young.
“Bagaimana aku tidak menangis? Young
Saeng Oppa sudah__”
“Mati? Belum! Dia hanya terperosok
ke lantai dasar.”
“Jinjayo?”
“Ne, emm..Tapi mungkin dia juga
sebentar lagi akan mati. AGH! Ini buruk.”
“YAA! Bagaimana bisa? Huaaaaaaa!”
Jerit Sung Young tepat di telinga hyung Jun.
“Aigoo..kau ini. Mianhae, ini
kesalahanku telat memberitahumu tentang lubang ini. Sebenarnya Young Saeng akan
terjatuh di sebuah ruangan di rumah ini. Ruangan itu adalah…Kamar Jung Min
Hyung. Tempat dimana dia akan melaksanakan ritual. Dan, ini sudah siang.
Mungkin, dia akan melakukannya…SEKARANG!”
“Ja..jadi Young Saeng Oppa akan
menjadi persembahan yang dimaksud?” Hyung Jun mengangguk.”HUAAAAAAA! Bagaimana
cara menyelamatkannya? HYUNG JUN-SSI! BERITAHU AKU!”
“Jhagi, bisa tidak kau tidak
berteriak? Walaupun aku arwah, tapi aku masih bisa mendengar.”
“Tidak mau tahu! Aku tidak mau Young
Saeng Oppa menjadi persembahan.”
“Selama ditangannya sudah terukir
tanda pengorbanan, maka dia tidak akan bisa diselamatkan.”
Sung Young terdiam sejenak, sebuah
pemikiran melintas di benaknya. Ia ingat sesuatu.
“Pengorbanan? Ah, bagaimana kalau
ada seseorang yang menggantikannya?”
“Mwo? Memang siapa yang akan
menggantinkannya? Jangan bilanag__”
“Ne, AKU! Aku akan menyerahkan
diriku untuk menggantikan Young Saeng Oppa. Sama
seperti yang kamu lakukan dulu.”
“Apa kau gila, hah?!!”
“Ne,
aku gila saat seseorang yang aku cintai dalam bahaya. Bukankah kau bilang saat
seseorang menyerahkan diri, maka Jung Min malah semakin terpuruk? Nah, mungkin
dengan aku yang berserah diri, dia justru akan hancur. Eottokhae?”
Kali
ini Hyung Jun yang terdiam. Yeoja itu benar, jika ada orang yang menyerahkan diri,
Jung Min tidak akan menjadi manusia tapi dia malah akan hancur selama-lamanya
sama seperti 2 tahun lalu saat Hyung Jun menyerahkan diri, Jung Min malah
menjadi arwah.
“I..Itu
benar. Tapi, apa kau yakin?”
“Ne,
aku yakin!”
“Itu
menyakitkan, Sung Young-ah.”
“Tidak
ada yang lebih menyakitkan selain melihat jasad orang yang kau cintai. Sekarang
ayo tunjukkan jalan menuju kamar Jung Min, ppali!”
“Emm…Tapi
bukankah kau harus menyelamatkan temanmu dulu?”
Sung
Young hanya mengangguk lalu dengan sekuat tenaga dan keberanian yang dimiliki,
seornag diri ia menyeret jasad yang sudah sangat busuk itu ke bawah, tempat
dimana semua mayat yang sudah dikumpulkan teman-temannya berada.
“Sung
Young-ah! Darimana saja kamu? Mana Young Saeng?” Tanya Hyun Joong khawatir
sambil membantu Sung Young memasukkan jasad terakhir ke pintu bawah tanah yang
sudah dibuka.
Sung
Young memandang ke sekeliling. Ia begitu sedih melihat teman-temannya yang
sudah sangat kacau dan kepayahan. Sebenarnya dirinya juga. Sung Young sangat
khawatir melihat Hye Mi yang basah kuyup dan Hyun Hee yang terluka kakinya,
mencoba menebak-nebak sebenarnya apa yang mereka alami. Tapi sedetik kemudian
ia teringat Young Saeng.
“Tidak
ada waktu lagi. Aku akan memulai, kalian bersiap-siaplah lari ke pintu utama.”
Hyung
Jun yang daritadi mengikuti Sung Young langsung membisikkan kata-kata ke yeoja
itu. Kata yang dibisikkan turut dilontarkan dengan keras oleh Sung Young.
Sebuah mantra yang digunakan untuk membebaskan mereka dari rumah terkutuk ini.
Sesaat setelah Sung Young selesai, mereka mendengar suara berderik dan cahaya
matahari menerobos.
“Ppali!
Pintunya sudah terbuka. Ayo segera pergi!”
Kyu
Jong langsung menggendong Hyun Hee yang kesusahan berjalan, sementara Hyun
Joong dan Hye Mi segera berlari menuju pintu. Sung Young awalnya mengikuti
mereka tapi dia langsung berlari lagi ke dalam mencari atau lebih tepatnya
menyelamatkan namjachingu yang sangat dicintainya.
“Sung
Young! Kau mau kemana?!” Teriak semuanya.
“Jangan
pedulikan aku! Pulanglah~” Suara Sung Young masih terdengar dari dalam.
“Aku
akan mengikuti yeoja itu.” Kata Hyun Joong tiba-tiba sambil melangkah akan
masuk.
“Oppa,
itu bahaya.” Hye Mi memegangi erat tangan Hyun Joong, menghentikan namjanya
agar tidak kembali lagi, padahal mereka baru saja menghirup udara segar.
“Kalian
kembalilah ke mobil, aku tidak akan lama. Aku juga memiliki rencana,
percayalah.”
“Andwae,
oppa!”
“Hyun
Hee-ah, aku akan meledakkan rumah ini agar kejadian seperti ini tidak terulang
lagi. Percayalah padaku, secepatnya aku akan kembali.”
Hyun
Joong menarik tengkuk Hye Mi dan langsung mencium yeoja itu. Ia membiarkan Hye
Mi sedikit tenang. Perlahan yeoja itu melepaskan cengkramannya di tangan Hyun
Joong.
“Aku tidak akan lama~” Kata Hyun
Joong sambil berlari ke dalam.
Tidak ada pilihan lain, Hye Mi
segera mengikuti Kyu Jong dan Hyun Hee menuju mobil yang masih terparkir di
tempat semula.
Thursday,
10.00 KST (Korea Standard Time)
Dengan segenap usahanya meyakinkan
dan memberanika dirinya sendiri, Sung Young menghela nafas singkat dan langsung
membuka paksa pintu di depannya. Sebuah pemandangan yang tidak diinginkannya
terlihat. Seorang namja yang tak lain adalah Young Saeng tengah terbaring
pasrah di lantai sambil berteriak-teriak ketika seorang namja yang sangat yakin
itu adalah Jung Min tengah menggoreskan sebuah belati ke punggung tangan Young
Saeng. Goresan yang seperti symbol itu langsung terbentuk. Dua huruf S yang
saling berhadapan.
“Hentikan!” Teriak Sung Young
lantang.
“Ow, lihatlah yeojachingumu yang
penakut ini datang untuk menyelamatkanmu.” Kata Jung Min merendahkan sambil
menatap Sung Young penuh arti.
“Ss..Sung Young-ah, apa yang kau
lakukan di sini?! Pulanglah di sini berbahaya!”
“Aku datang untuk menggantikan orang
itu! Aku menyerahkan diri sepenuh hati untuk kau jadikan persembahanmu. Bunuh
aku, tapi bebaskan dia.” Kata Sung Young mantab tanpa rasa takut. Tidak
percaya, seorang Sung Young yang diketahui Young Saeng adalah yeoja penakut
bisa mengatakan hal seperti itu.
Jung Min terdiam, menatap Sung Young
tak percaya. Namun kemudian dia menyeringai, mengerikan.
“Jinja? Tapi…aku sudah terlanjur
mengukir tanda persembahan pada namjachingumu ini.”
Young Saeng terus menutup-nutupi
lukanya yang terasa membara. Walau begitu, Sung Young sudah melihat tanda itu.
Ia lalu berjalan mendekati Jung Min dan merebut belati yang ada di tangannya.
Diukurinya sendiri tanda dua S yang saling berhadapan di punggung tangan
kirinya.
“Ssshh..arggh.”
Sekuat tenaga ia menahan rasa sakit
pada tangannya. Jung Min hanya tersenyum senang melihat apa yang sedang dilakukan Sung Young.
“HENTIKAN! Kau gila Sung Young-ah?!
Jangan lakukan itu! Pulanglah!”
Bunyi tring pelan terdengar saat
Sung Young menjatuhkan belati, telah selesai mengukir tangannya. Darah segar
langsung menetes di lukanya. Jung Min tertawa puas.
“Oppa, sudah saatnya ada seseorang
yang melindungimu. Aku merasa berhutang budi karena Oppa lah yang selalu
melindungku. Nah, sekarang saatnya aku membalas segala kebaikan Oppa.
Saranghae.”
“Anieyo anieyo, aku tidak pernah
meminta kau untuk membalasnya. Jangan Sung Young-ah! Jebal…” Ujar Young Saeng
sedih sambil memegang tangan Sung Young yang terluka. Air mata tidak bisa
ditahannya untuk tidak keluar.
“Lama.”
Jung Min langsung menarik Sung Young
menjauh dari Young Saeng. Sebuah tombak perak yang kira-kira panjangnya 1,5
meter itu berada di genggamannya, bersiap untuk menusuk siapa saja yang
dijadikan persembahan. Secepatnya Jung Min mengucapkan kalimat-kalimat mantra
sambil memejamkan mata dan…
JLEBB!!
Sial! Tombak itu malah mengenai
perut bagian kiri Young Saeng saat nama itu berusaha menghalangi Sung Young.
Jung Min kesal bukan main, ia mencabut tombaknya paksa yang sempat tersangkut
di perut Young Saeng.
“OPPAAAA!!!” Teriak Sung Young
histeris melihat namja yang ia cintai roboh dengan darah yang berlumuran
dimana-mana.
Sung Young jongkok di samping Young
Saeng, menggenggam tangan namja itu yang berada di perut menutupi luka yang
menganga. Namja itu masih bernafas walau tersengal. Sung Young tak hentinya
menitikkan air mata melihat Young Saeng seperti ini. Berbeda dengan Young
Saeng, dia malah tersenyum.
“Ce..path, pergilahh dari sini…”
“Oppa..Apa yang kau lakukan? Waeyo?
Haaa opp__”
JLEBB!! Kali ini ujung tombak Jung
Min terlihat menembus dada kiri Sung Young. Young Saeng terbelalak melihat hal
mengerika tersebut. Ternyata diam-diam Jung Min menusukkan tombaknya dari
punggung Sung Young tembus di dada kiri yeoja itu atau lebih tepatnya menembus
jantung. Sebelum akhirnya roboh, Sung Young sempat memuntahkan darah di dada
Young Saeng.
“SUNG…hh YOUNG!!” Teriak Young Saeng
sebisanya.
“Benar-benar pasangan bodoh.” Kata
Jung Min. “Sekarang tinggal menunggu... A….APA? KENAPA SEPERTI INI? AAA~”
Tiba-tiba seluruh tubuh Jung Min
terbakar dan lenyap tanpa tersisa. Young Saeng tidak peduli itu, dia terus saja
menangis sambil memeluk yeoja yang amat dicintainya. Tidak dipedulikannya luka
pada perutnya. Yang terasa sakit saat ini justru hatinya.
“Young Saeng!!” Teriak Hyun Joong
yang tiba-tiba muncul dari pintu. Namja itu terlihat syock dengan apa yang
dilihatnya.
“Kkaja! Kita harus segera pergi dari
sini! Waktu kita 5 menit 1 detik(05.01).”
Setelah mengatasi keterkejutannya,
namja itu segera menggendong Sung Young dan menuntun Young Saeng untuk berdiri.
Rasanya ingin menangis melihat kedua sahabatnya seperti ini.
“Aku..bisa sendiri.” Ucap Young
Saeng sambil berjalan dengan susah payah.
“Pegangan saja aku.”
Mereka secepatnya keluar dari rumah
terkutuk itu. Ternyata Hyun Joong telah menghidupkan dynamit waktu yang ia
temukan di tempat penyimpanan barang bawah tangga.
“Hyun Joong Oppa!! Ternyata ponselku
tidak hilang, aku baru ingat kalau ponselku ada di saku teddy bear. Dan aku
sudah menghubungi polisi dan keluargaku untuk menjemput…ki..ta.. SUNG YOUNG?!”
Hye Mi yang menyambut kedatangan Hyun
Joong langsung syock melihat sahabatnya berada di gendongan Hyun Joong tengah
terkulai bersimbah darah di sekujur tubuhnya. Dia hanya membungkam mulutnya. Begitu
tubuh tak bernyawa Sung Young diturunkan, semua orang langsung mengerubungi.
Begitu juga Young Saeng langsung memeluk jasad yeojachingunya.
“Young Saeng Oppa, kau terluka?”
Tanya Hyun Hee khawatir.
“Hatiku…hhh.. terluka lebih parah.”
Jawab Young Saeng susah payah.
“3…2…1…” Hitung Hyun Joong sambil
memandangi jam tangannya.
BUUUUMMM!!!
Suara ledakan terdengar dahsyat. Rumah besar itu langsung menjadi
kepingan-kepingan tidak berguna. Untung mereka berada cukup jauh sehingga tidak
terkena ledakan.
“YEAH!! KITA BERHASIL!” Teriak Hyun
Joong kegirangan. “Lihatlah, aku berhasil..me__”
Hyun Joong tidak jadi meneruskan
kata-katanya. Dilihatnya semua orang menangis bahkan Hye Mi langsung memeluknya
dan menangis kencang. Ige mwoya?(what is this)Ternyata, Young Saeng telah
menyusul Sung Young, meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Namja itu terlihat
tenang terkulai sambil memeluk yeojachingunya.
EPILOG
2
years later. Saturday, 10.30 KST
“Sung Young-ah, Young Saeng Oppa,
apa kalian baik-baik saja di sana? Tidak terasa sudah 2 tahun kalian
meninggalkan kami. Mungkin, kalian sudah menikah jika masih hidup di dunia ini.
Kami ber-4 sengaja berkumpul di sini untuk menengok kalian. Entah kenapa, kami
sangat merindukan kalian. Dan ternyata hari ini adalah tanggal yang sama dimana
kalian meninggalkan kami.
Kami sangat berterimakasih pada
kalian. Karena kalian, kami bisa menjalankan hidup dengan bahagia. Kalian telah
mengorbankan yang kalian miliki demi menyelamatkan kami, terlebih kau Sung
Young. Tidak akan ada kesenangan tanpa ada kesedihan, dan tidak akan ada
kesuksesan tanpa pengorbanan. Dan kau telah mengorbankan hidupmu demi
kebahagiaan hidup kami.
Lihatlah, apa kalian bisa melihat
dari sana? Namja tampan yang berada di dekat Kyu Jong itu adalah anaknya dan
Hyun Hee. Namanya Kim Min Suk, lucu sekali, kan? Dan tentangku, 3 bulan yang
lalu aku menikah dengan Hyun Joong Oppa. Itu adalah saat yang paling
membahagiakan. Ditambah saat ini aku sudah mengandung 1 bulan. Hebat bukan?”
Hye Mi tidak kuasa menahan
tangisnya. Ia tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.
“Ayo kita pulang saja.” Ajak Hyun
Joong ditanggapi anggukan oleh Kyu dan Hyun Hee yang dari tadi ternyata ikut
menitikkan air mata. Mereka ber-5 langsung masuk ke mobil Hyun Joong, mobil
yang sama dengan mobil yang membawa mereka 2 tahun lalu.
Mereka tidak sadar, ternyata Sung
Young dan Young Saeng dari tadi mengamati mereka. Yah, arwah mereka kini berada
di pohon dekat pusara mereka.
“Lihatlah, banyak sekali orang yang
menyayangi kalian.”
Sung Young dan Young Saeng menengok
tekejut mendapati seorang namja berdiri di samping Young Saeng.
“Hyung jun-ssi? Untuk apa kau di
sini?!”
“Hanya jalan-jalan.”
“Jadi ini hantu yang membisikimu
dulu?”
“Ne, Oppa. Dia hantu jahil, bahkan
dia juga mengintip kita waktu itu. Hei Hyung Jun-ssi!! Aku baru ingat kalau aku
masih punya hutang menjitakmu!” Kata Sung Young berbinar.
“MWO?! Yaaa!! Masih ingat saja kau~”
Kaget Hyung Jun sambil berlari menghindari Sung Young yang siap menjitaknya.
“Mereka benar-benar aneh.” Kata
Young Saeng tak acuh.
*THE
END*
DON'T FORGET TO RCL!
NO PLAGIATOR!! NO SILENT READER!!
Related Posts :
- Back to Home »
- 17+ , Heo Young Saeng , Horror , Kim Hyun Joong , Kim Hyung Jun , Kim Kyu Jong , Mystery , Park Jung Min , SS501 , Thriller , Young Couple »
- zuSaeng501 | Self-Sacrifice | SS