Posted by : Zusli zuSaeng Triple'S Thursday, May 22, 2014


Details:
Title           : Kesepakatan Gila (Daesung’s Gender Bender Series)
Author      : Zusli aka Shin Sung Young
Genre        : Shoolship, Friendship, Romance
Category  : 15+

Casts:
     Shin Sung Young (Shin Joo Young)
     Heo Young Saeng
     Other SS501’s personnels
     Other Cast…

Thanks to God, casts, and readers..
Happy Reading^^


©2013 zuSaeng501




*501*


        “Woy! Sung Young-ah!”

          Yeoja berambut pendek yang sedang berdiri di ambang pintu cafeteria semakin menjenjangkan lehernya mencari seseorang yang baru saja memanggilnya. Itu mereka, dua orang namja yang duduk jauh di ujung cafeteria tengah melambaikan tangan kearah Sung Young agar yeoja itu tahu. Dia memperbaiki letak tasnya lalu berjalan santai ke ujung cafeteria.
          Shin Sung Young namanya. Dia adalah yeoja tomboy yang popular di kampus, Daesung International University. Populer bukan hanya karena wajahnya yang tampan untuk ukuran yeoja tomboy, tapi juga karena otak dan kelakuannya. Yeoja sastra mandarin itu dikenal sebagai premannya Daesung karena dia cukup evil dan berani.
          Brak! Seorang namja menabrak Sung Young yang masih berjalan dengan angkuhnya. Segelas lemon dan beberapa makanan yang dibawa si namja sukses membuat kemeja Sung Young kotor. Seisi cafeteria sontan menengok kearah mereka dengan pandangan iba dan takut, bahkan seorang yeoja di dekat mereka hanya bisa menutup mulut, takut akan nasib namja itu selanjutnya. Sung Young memelototi namja itu sengit sambil menggulung kedua lengan kemejanya sampai siku.
         
          “Jeongmal, jeongmal mianhae.” Si namja bergegas membereskan makan siangnya yang berantakan.
          “Maksudnya apa, hah!!”  Sung Young menunduk untuk meraih kemeja namja berambut coklat itu, mencengkramnya kuat membuat si namja meringis.
          “A..aku tidak sengaja.”
          Sung Young menatap tajam sambil memperhatikan ekspresi namja di depannya itu. Hm, aneh, biasanya siapapun yang berhadapan dengan Sung Young akan langsung menampakkan ekspresi takut yang berlebihan dan gemetar. Tapi namja itu terkesan lebih santai dan malah menutup matanya.  Mungkin menunggu saat-saat Sung Young memukulya.
          “Temui aku di taman selatan  jam 3.” Kata Sung Young, sangat pelan. Kemudian ia melepas cengkramannya, membiarkan namja itu bebas. Semua orang nampak bernafas lega dan kembali melanjutkan aktivitas seolah-olah yang tadi itu tidak pernah terjadi.

          “Young Saeng lagi. Kenapa sih namja itu senang sekali membuat masalah denganmu?” Tanya seorang namja yang tadi memanggil Sung Young begitu yeoja tomboy itu duduk di hadapannya.
          “Ne, Sung Young-ah, dari kemarin dia terus. Tapi, tampaknya kamu tidak pernah membuat perhitungan dengannya.” Sahut namja yang satunya.
          “Hyung Jun-ah, sudah berapa kali kubilang. Panggil aku Joo Young.” Joo Young adalah nama tomboy Sung Young. Dia memperkenalkan diri sebagai Shin Joo Young pada warga Daesung dan mengharuskan untuk memanggilnya itu walaupun semua orang tahu nama aslinya Sung Young.
          “Ah, aku lupa. Hey, Hyun Joong-ya, kenapa kau selalu memperhatikan Young Saeng?”
          Diam-diam Sung Young berusaha mengambil kue Hyun Joong, namun Hyun Joong tahu dan langsung menepuk tangan Sung Young cukup keras membuatnya meringis. Yah, dua namja itu adalah mahasiswa Daesung yang tidak takut pada yeoja preman itu bahkan bisa sangat akrab.
          “Ah, aniyo, aku tidak memperhatikan Young Saeng.”
          Akhirnya Sung Young mengambil makanan Hyung Jun, dan berhasil melahapnya sampai habis.
          “Kojitmal! Aku selalu memergokimu memandangi Young Saeng. Kau…jangan-jangan kau menyukai namja cantik itu.” Sung Young terbatuk mendengar perkataan Hyung Jun.
          “MWOYA? Aku bukan dirimu yang menyukai Park Jung Min si namja jangkung itu!! Lagian Young Saeng kan dikabarkan bersama Kyu Jong.”
          “Yak! Aku masih normal, ish.”
          “Aniyo, aniyo, aku sering melihatmu berusaha mendekati Jung Min.”
          Dan pada akhirnya Sung Young berhasil melahap makanan Hyun Joong karena namja itu asik adu mulut dengan Hyung Jun. Selalu saja soal namja-namja aneh seperti Young Saeng, Kyu Jong, dan Jung Min. Menurut orang-orang di Daesung 3 namja itu sedikit ‘belok’ sama seperti dirinya yang tomboy karena mereka selalu saja berkumpul dengan yeoja-yeoja, berpakaian mencolok dan lemah lembut. Dan parahnya orang-orang mengira mereka juga ‘belok’ dalam hal menyukai lawan jenis.
          Sung Young menengok ke belakang. Ia mendapati namja yang menabraknya tadi tengah tertawa-tawa senang bersama Kyu Jong dan Jung Min serta beberapa yeoja.

*♀♂*

          Sung Young berjalan melintasi rumput taman yang membentang luas, menuju ke sosok namja yang sedang duduk santai di rumput bersandarkan pohon apel besar yang belum berbuah sambil menutup mata. Sung Young memandangi namja itu datar, nampaknya Young Saeng belum sadar akan kedatangannya. Sung Young sengaja menjatuhkan tas beratnya di pangkuan Young Saeng,
          “OH! Om..mo..aish, ada apa denganmu?”
          Young Saeng menyingkirkan tas Sung Young dan langsung bergelung di rumput, menahan sakit di daerah perut kebawahnya akibat timpaan tas Sung Young yang berisi buku paket dan kamus Bahasa Mandarin. Sung Young tidak merasa kasian, bahkan pedulipun tidak. Dia masih berdiri sambil bersedekap, menatap ke seluruh penjuru taman selatan yang sepi. Melihat Sung Young hanya diam tak peduli, Young Saeng segera duduk seperti semula. Sung Young ikut duduk ala seorang namja, salah satu kaki ditekuk dan yang lainnya lurus.
          “Bisakah kau duduk lebih manis?” Sung Young menengok ke samping, menatap tajam kearah Young Saeng, seolah berkata ‘terserah aku’ dan namja itu hanya menngedikkan bahu. “Ah, ya, aku minta maaf soal tadi pagi. Jeongmal! Aku tidak sengaja.”
          “Belikan aku es krim!”
          “Mwo?” Young Saeng menatap Sung Young miris “Ta..tapi kan kedai esnya di taman utara, masa aku…”
          “PPALI!!”
          “Ash, ne ne, geurae.”

          Entah kenapa, Young Saeng tidak bisa menolak. Dia dengan malas berdiri dan berjalan menuju taman utara yang artinya dia harus melintasi separuh lingkungan Universitas Daesung yang tentunya sangat luas. Young Saeng menghabiskan waktu setengah jam untuk membeli 2 es krim. Dia berlari-lari sekembalinya dari kedai karena takut es krimnya meleleh. Sung Young melepas headphonenya begitu Young Saeng mendekat.
          “Hah..hah..igeo. Yak! Satu saja, yang ini punyaku.”
          Sung Young memakan es krimnya dalam diam. Saking sukanya dengan es krim, yeoja itu bisa menghabiskannya hanya dalam waktu 5 menit.
          “Kau mau punyaku?” Young Saeng menyodorkan es krimnya yang masih setengah.
          “Aniyo. Gomawo. Aku harus pergi sekarang.” Sung Young berdiri, mengambil tasnya dan menyampirkan di pundak. Dia menunduk ke arah Young Saeng. Tanpa diduga yeoja itu mencium pipi chubby Young Saeng sekilas dan bergegas pergi meninggalkan Young Saeng yang terbengong.

*♀♂*

          “Sebentar lagi ujian kelulusan!! AAA~Aku belum siap!” Celoteh Hyun Joong. “Aku menyesal masuk ke sastra Bahasa Inggris. Ish.”
          Sore hari setelah jam kuliah berakhir, tiga anak sastra itu memutuskan untuk bermalas-malasan di taman Utara. Siapa lagi kalau bukan Sung Young, Hyung Jun, dan Hyun Joong. Hyung Jun asik membaca sebuah majalah playboy, Hyun Joong hanya tiduran di rumput sambil mengeluh, sementara Sung Young asik tengkurap di rumput sambil memainkan game di PSPnya.
          “Kau aku suruh masuk sastra Korea tidak mau, Hyun. Sastra Korea lumayan gampang.”
          “Kupikir dengan masuk sastra Inggris kemampuan bahasa Inggrisku bisa membaik, hah, ternyata malah sebaliknya.”
          “Belajarlah. Aku sudah mempersiapkan semuanya, merangkum dan menghafalkan materi.”
          “Aku juga sudah membuat ringkasan. Apa yang sudah kau persiapkan Joo Young-ah?”
          “Starcraft 3, Empire 2, dan Dungeon Dragon.”
          “Ommo, itu semua kan judul game. Hish, aku iri dengan otakmu.”

          PRAKK!! Tiba sebuah bola kasti memantul tepat di PSP Sung Young membuat benda hitam itu terlepas dari pegangan Sung Young. Seketika layar PSP yang menampilkan peperangan seru langsung berubah menjadi hitam, gelap. Sebuah retakan tampak jelas di bagian belakang PSP yang tadi terhantam bola. Sung Young hanya bisa melotot menyaksiskan kejadian itu lalu diambilnya PSP dan bola kasti itu dengan marah. Dia berjalan kearah 3 orang namja. yang sedang tersenyum-senyum mengejek, namja-namja yang dikenal sebagai preman kedua Daesung. Hyun Joong dan Hyung Jun hanya bisa menelan ludah, menebak-nebak apa yang akan terjadi.
          “Ah, mian boy, aku tidak sengaja.” Kata salah satu namja yang berada di tengah dengan santainya. Ternyata dia memang nerniat mengenai Sung Young tapi untungnya bola kasti itu justru mengenai PSP.
          Namja kekar itu mengulurkan tangan, bermaksud meminta bola kasti yang dipegang Sung Young. Namun Sung Young malah melempar bola kasti itu ke wajah si namja dan sukses menghantam jidat. Si namja mengerang marah sekaligus kesakitan, dia bermaksud menyerang Sung Young tapi yeoja itu justru melempar PSPnya. Kali ini mengenai hidung mancung si namja. Kerasnya hantaman membuat namja itu terjatuh. Tanpa berkata apa-apa Sung Young pergi begitu saja.

          Sung Young berjalan sepanjang koridor, kesal bercampur sedih karena PSPnya rusak dan itu artinya dia harus mengulang gamenya dari awal.
          “Sialan namja itu!” Tiba-tiba saku celana Sung Young bergetar, lebih tepatnya handphonenya bergetar tanda ada sms masuk. Dari Young Saeng?
          ‘Pergilah ke atap gedung fakultas ekonomi.’ Kira-kira begitu isinya. Tanpa berpikir 501x lagi Sung Young segera memacu langkahnya menuju fakultas ekonomi.
          Sesampainya di depan pintu yang menghubungkan atap gedung, keraguan yeoja itu justru muncul. Dia bertanya-tanya, untuk apa Young Saeng menyuruhnya kemari? Sung Young sedang kesal sekarang, dia tidak mau melampiaskannya pada Young Saeng. Namun hati kecilnya berkata dia harus membuka pintu itu. Tada…di balik pintu berdiri Young Saeng yang sedang memegang tart berukuran sedang dengan banyak lilin menyala di atasnya. Sung Young hanya diam, terpaku, tidak tahu apa yang harus dilakukan.
          “Saengil chukahamnida, Sung Young-ah!” Young Saeng menyodorkan kue tart yang nampak sangat lezat itu. “Mianhae, karena selama 1 minggu ini aku harus menginap di universitas, aku jadi tidak bisa memberikan kejutan lebih awal, mian. Tapi aku menyempatkan waktu untuk membuat ini.”
          Sung Young masih terdiam, tidak percaya dengan apa yang telah diperbuat namja manis nan tampan di depannya itu.Orang-orang tidak ada yang memberinya ucapan hari ini bahkan dia sendiri lupa kalau ulang tahun. Dia hanya bisa menatap sendu kearah Young Saeng, tatapan yang sangat jarang ia berikan pada siapapun.
          “Sudahah, uljima. Tiup lilinnya!”
          “Aku tidak menangis!!! Ish.” Young Saeng terkekeh pelan melihat tingkah Sung Young. Baginya, yeoja itu sangat lucu jika sedang kesal ataupun marah, yah, walaupun nampak sangat horror.
          Young Saeng menyodorkan pisau ke Sung Young, mengisyaratkan yeoja itu untuk memotong kue agar bisa dinikmati bersama. Kue tart berlapis coklat itu begitu menggiurkan. Ditambah beberapa buah-buahan di atasnya, membuat air liur Sung Young hampir menetes. Young Saeng tersenyum senang melihat yeoja di depannya itu juga tersenyum senang, walaupun dia tahu kalau sebenarnya Sung Young sedang ada masalah hari ini. Tapi tentu saja Young Saeng tidak mau membahasnya karena ini adalah moment special bagi keduanya.

          “Apa kau senang?”
          Mereka kini duduk-duduk di atap sambil menikmati kue buatan Young Saeng yang luar biasa enak. Lihatlah, Sung Young hanya mengiris kecil kue dan diberikannya pada Young Saeng sementara dia menikmati bagian lainnya yang tentu lebih besar. Namun Young Saeng tidak peduli, dia senang melihat Sung Young ternyata sangat menyukai kue buatannya. Bahkan sebenarnya dia tidak merasa lapar.
          “Gomawo. Kenapa kau sangat baik padaku?”
          “Itu pertanyaan yang tidak perlu kujawab.”
          “Um, geurae. Walau begitu, aku tidak akan berhenti membullymu.”
          “Aish, kau ini. Huh, asal kau yang membullyku, aku terima saja, deh.” Sung Young memperlihatkan smirk menyeramkannya. “Eh, jamkkanman, ini kan tanggal 22. AHA! Berarti kesepakatan kita berakhir! Hahaha. Aku tidak harus menurutimu terus sekarang.“ Sekarang Young Saeng yang mengeluarkan smirknya.
          “Begitu? Tidak masalah. Aku tetap bisa mencari cara untun membullymu.”
          “Pff…Lihat saja nanti. Oya, ada lagi.”  Kali ini Young Saeng mengeluarkan sebuah kotak degan pita hijau di atasnya yang langsung disambar oleh Sung Young.
          “PSP?!!”
          “Keren, kan. Hahaha.”
          Sung Young kali ini tidak bisa menahan kebahagiaannya lagi. Dia tersenyum lebar, senyum tulus untuk namja di depannya itu. Young Saeng hanya mengangguk saat Sung Young mengucapkan terimakasih untuk yang kedua kalinya. Baginya, melihat Sung Young tersenyum senang seperti itu benar-benar moment langka dan itu sukses membuat detak jantungnya serasa semakin cepat.
          “Eitz, jangan senang dulu.” Young Saeng mengoleskan krim coklat kue ke hidung dan pipi Sung Young. Senyum yang menghiasai wajah Sung Young langsung lenyap begitu saja, digantikan dengan cemberut dan mata yang menyipit, kesal.
          Young Saeng tak bisa menahan tawanya, dia senang membuat Sung Young merasa terbully. O o, seharusnya Young Saeng tidak perlu melakukan itu karena Sung Young tidak akan pernah terima jika dibully dan saat ini kue coklat yang masih tersisa banyak di piring sudah beralih menempel di wajah Young Saeng.
          “Rasakan.”

*♀♂*

          Hari ini adalah hari yang sangat penting bagi mahasiswa dan mahasiswi Daesung karena nasib mereka dipertaruhkan. Yah, ujian kelulusan tertulis dimulai. Semuanya nampak sangat serius mengerjakan soal. Sung Young duduk di depan meja pengawas dan dia tetap enjoy mengerjakan. Terlihat jelas 2 orang namja di belakang sedang berusaha untuk berbagi jawaban. Sial sekali, pengawas ruang itu ternyata sangat hebat.
          Sung Young dengan santai berjalan ke depan untuk mengumpulkan lembar jawaban, sambil matanya sesekali melirik dua namja tadi sedang dibully habis-habisan oleh dosen. Semua yang ada di ruangan itu hanya bisa terbengong-bengong, bagaimana mungkin Sung Young mengerjakan 50 soal dalam waktu setengah jam. Umm..tapi eharusnya mereka sudah tidak heran lagi karena Sung Young memang biasa seperti itu. Terlalu pintar mungkin.
          Yeoja tomboy itu menyampirkan tasnya seperti biasa dan berjalan keluar, berniat mencari udara segar. Dia bingung ingin menunggu ujian berakhir di mana. Taman? Ah, itu akan sangat membosankan jika hanya duduk termenung sendiri. Sial sekali headphone dan PSP barunya tidak dibawa. Ruang audio tiba-tiba melintas begitu saja di benaknya,  maka dia memutuskan untuk kesana. Yah, ruang audio nampaknya sangat tepat mengingat ruangan itu sangat sejuk berAC, terdapat sofa empuk di sana, dan dia bisa mengakses fasilitas tanpa mengganggu yang lain karena ruangan itu kedap suara.
          Ternyata ruangan itu sudah berpenghuni. Seorang namja tampak sedang asik tiduran di sofa, umm.. sepertinya Sung Young mengenalnya. Ah, benar dugaannya, itu Young Saeng.
          “Mwohaeyo?”
          “Sung Young?” Namja itu langsung duduk. “Ah, aku hanya mencari ketenangan dan kesejukan setelah ujian. Kau sudah selesai juga? Wah, aku hanya mengerjakan selama 30 menit, loh. Soal seperti apa itu? Tidak pantas disebut ujian.”
          “PD sekali kamu. Hah, aku juga hanya 30 menit.” Sung Young ikut duduk di samping Young Saeng, merasakan kesejukan ruangan itu. “Oya, gomawo untuk PSPnya. Sangat keren.”
          “Kau masih bisa mengucapkan terimakasih setelah kau membuat wajahku kotor? Ish.” Cibir Young Saeng yang hanya ditanggapi Sung Young dengan evil smile. “Berterimakasihlah dengan benar!”
          “Seperti apa?”
          Tiba-tiba Young Saeng memeluk Sung Young dari samping, sangat erat. Yeoja tomboy itu membulatkan mata terkejut dan memberontak seketika karena Young Saeng sangat jarang memeluknya, eh, sebenarnya Sung Young yang meminta untuk tidak dipeluk.
          “Lepaskan!”
          “Aniyo.”
          “Aku bilang lepaskan, Heo Young Saeng!!”
          “Fuh, shireo. Kau lupa? Aku tidak harus menurutimu terus sekarang karena kesepakatan kita sudah berakhir.”
          Entah kenapa Sung Young langsung diam, tidak memberontak lagi. Baru disadarinya kalau pelukan Young Saeng terasa sangat hangat serta nyaman dan dia suka itu. Sung Young merasakan adanya keanehan saat kepala Young Saeng semakin mendekat. Oh, namja itu ingin menciumnya. Dan lagi-lagi Sung Young hanya diam saja, dalam arti tidak melawan dan tidak membalas ciuman manis Young Saeng.
          BRUKK!! Tiba-tiba Young Saeng didorong Sung Young, membuat namja itu terlentang begitu saja di sofa. Baru disadari Young Saeng kalau tenaga yeoja itu ternyata sangat besar. Sung Young menampakkan smirk khasnya dan segera memposisikan diri di atas Young Saeng, menahan kedua pundaknya membuat namja itu mengkerutkan kening heran sekaligus was-was.
          “Jangan lupa, walau kesepakatan itu sudah berakhir, tapi kita masih punya kesepakatan lain.” Sung Young mendekat ke telinga Young Saeng. “Selama kita pacaran, kau yang akan selalu berada di posisi yeoja. Hm, nae yeppeo yeoja.” Dan detik itu juga Sung Young langsung melumat bibir Young Saeng. Mereka berciuman cukup lama karena selama ini mereka jarang melakukannya.

          “Ka..kalian?”
          Sung Young bisa saja terjatuh dari sofa jika tidak ditahan Young Saeng. Dua orang namja ternyata sudah berdiri di ambang pintu, menyaksikan adegan panas di ruangan berAC ini dengan mata membulat sempurna. Itu Jung Min dan Kyu Jong!! Mereka tidak menyangka kalau Sung Young dan Young Saeng bakal bisa sedekat itu karena setahu mereka dua orang itu tidak bisa akur.
          “Sebenarnya ada apa dengan kalian?” Kyu Jong berjalan menuju sofa lain sambil bersedekap dan mengeluarkan naughty smile. Young Saeng dan Sung Young sudah duduk seperti semula, nampak gugup dan sesekali saling lirik.
          “Young Saeng-ya, sebenarnya kalian ini punya hubungan apa? Ayolah cerita” kata Jung Min tak sabar.
          “Kami pacaran.” jawab Sung Young singkat, terkesan tak acuh.
          “Ba..bagaimana bisa?” tanya Jung Min masih penasaran.
          “Tentu saja bisa, kita kan saling mencintai. Benarkan Sung Young?” Yeoja itu hanya mengangguk, tetap tak acuh. Sesekali ia menatap kedua namja yang selama ini menjadi teman Young Saeng itu dengan tatapan aneh, membuat mereka sedikit takut.
          “Ah, jadi kalian selama ini hanya pura-pura bertengkar?”
          “Ani, aku memang suka membully Young Saeng.”
          “Aish, aku selama ini diam saja karena kesepakatan kita! Huh.”
          “Kesepakatan?” Tanya Jung Min dan Kyu Jong hampir bersamaan.
          “Ne, aku dan Sung Young 1 tahun yang lalu bertanding memainkan sebuah game di Play Station. Kita membuat kesepakatan, siapapun yang kalah harus menuruti segala permintaan yang menang selama 1 th , semuanya asal itu tidak membahayakan dan melanggar aturan. Yah, dan bisa kalian lihat, aku kalah. Tapi untung saja kesepakatan itu sudah berakhir 2 minggu lalu.” Terang Young Saeng panjang lebar sambil mengedipkan mata genit kearah Sung Young.
          “Ommona! Kalian benar-benar couple gila, ckck. Bagaimana bisa kau bertahan selama 1 tahun menjadi budaknya, Young Saeng-ah? Hahaha.” Ledek Jung Min.
          “Terpaksa. Tapi itu belum seberapa! Masih ada yang lebih gila.”
          “Mwoya?” Young Saeng melirik Sung Young meminta persetujuan dan yeoja itu hanya tersenyum simpul tanda menyetujui karena dia merasa Jung Min dan Kyu Jong adalah sahabat-sahabat Young Saeng yang baik dan tidak bermulut besar.
          “Aku sebenarnya juga heran, bagaimana bisa aku mencintai yeoja seperti Sung Young. Tapi, itulah yang terjadi. Aku mengenalnya saat SMA. Ketika lulus SMA aku sudah tidak tahan dan bertekad untuk menyatakan perasaan padanya. Untungnya Sung Young menerimaku tapi,,,dia membuat kesepakatan gila. Selama berpacaran, dia menginginkan posisi kita ditukar. Aku sebagai yeoja, dan dia sebagai namja karena Sung Young sejak dulu ingin mencoba tomboy style. Babonya, aku setuju-setuju saja.” Sung Young melirik tajam ke arah Young Saeng. “ Ah, tapi teryata ini cukup menyenangkan selama aku melakukannya bersama Sung Young, hahaha.”
          “Apakah kau berteman dengan kami karena pengaruh dari kesepakatan itu?” Tanya Kyu sedih.
          “Aniya Kyu Jong-ah, aku memilih kalian untuk dijadikan teman karena aku tau kalian adalah namja-namja yang baik, tidak seperti namja Daesung kebanyakan. Dan aku merasa nyaman berada di antara kalian.”

          Selanjutnya mereka masih tetap asik melanjutkan obrolan. Kyu Jong dan Jung Min adalah orang pertama yang mengetahui tentang kesepakatan itu. Mereka kini bisa melihat sisi lain dari Sung Young,  yeoja itu sebenarnya tidak seevil biasanya, dia hanya menjiwai perannya dan hebatnya Sung Young bisa melakukan dengan sangat baik. Detik itu juga Kyu dan Jung Min merubah pandangan mereka terhadap Sung Young.

          “Aku harus pergi sekarang. Kalian berdua, awas kalau tidak bisa menjaga rahasia.” Sung Young memberikan deathglare andalannya pada Kyu dan Jung Min, namun kali ini diselipi sebuah senyuman tipis.

*♀♂*

          Hari-hari ujian terlewati sudah. Pengumuman kelulusan pun juga sudah keluar. Hebat sekali, Young Couple alias Sung Young dan Young Saeng berhasil mendapat poin maksimal di masing-masing fakultas yang mereka tempati. Bahkan Young Saeng menjadi mahasiswa dengan nilai tebaik seDaesung National University. Young Saeng yang berniat meneruskan usaha Abeojinya benar-benar sudah melampaui harapan.
          Malam yang cerah ini sangat mendukung prom night yang dilaksanakan di halaman universitas. Yah, pesta dansa sekaligus sebagai pesta kelulusan, tempat di mana warga Daesung terlebih mahasiswa dan mahasiswi melepas penat dan refreshing setelah ujian. Jam 7 malam tadi pesta sudah dimulai, namun sampai saat ini Sung Young dan Young Saeng masih berada di jalan. Ini semua gara-gara Sung Young yang harus menyiapkan mental sebelum berangkat ke prom night.
          Lihatlah, yeoja tomboy yang dikenal sebagai premannya Daesung kini sudah bertransformasi menjadi sosok yeoja feminim dengan gaun malam selutut berwarna merah marun. Tidak lupa polesan make up tipis semakin mempercantik yeoja itu. Apalagi ditambah dengan wig panjang berwarna coklat gelap yang menyamarkan rambut pendek Sung Young. Dia benar-benar seperti yeoja sejati.
          Berbeda dengan Young Saeng. Namja yang biasanya berpakaian mencolok dan sedikit eksentrik itu kini nampak sangat tampan dan maskulin. Dengan setelan hitam-hitam membuat Young Saeng nampak berbeda dari biasanya Sekarang pasangan itu sudah tidak terbalik, mereka berpenampilan sesuai gender masing-masing. Itulah yang membuat Sung Young menjadi gugup karena dia tidak biasa berpakaian seperti ini di hadapan warga Daesung. Entah apa tanggapan mereka nanti.
          “Kita sudah sampai.”
          Young Saeng turun dari mobil, tak lupa ia membukakan pintu untuk Sung Young. Sangat gentleman. Sung Young merangkul lengan Young Saeng. Sejenak mereka bertatapan sambil tersenyum.
          “Kkaja, Chagi! Kita sudah terlambat.” Young Saeng nampak terkejut karena ini pertama kalinya Sung Young memanggilnya dengan Chagi.

          Seperti yang mereka duga, semua orang yang sudah berkumpul di halaman serentak memandang ke arah Young Couple. Tentu saja, orang-orang tidak menyangka kalau Sung Young bisa secantik dan sefeminim itu sementara Young Saeng bisa setampan dan segagah itu. Sulit dipercaya. Suasana saat ini membuat Young Couple nampak semakin gugup.
          “Huh, lama sekali kalian.” Kyu Jong yang pertama sadar.
          “Aigoo, Sung Young-ah, kau sangat cantik. Pasti tidak mudah ya, haha.” Jung Min ikut-ikutan menyambut Young Couple.
          “Kau mau sesuatu Chagi? Aku ambilkan.”  Tawar Young Saeng dimanis-maniskan bermaksud untuk menggoda orang-orang yang memperhatikan mereka.
          “Ambilkan aku es krim.”
          “Ha? Di sini tidak ada es krim.”
          “Carilah.” Kata Sung Young santai.
          “Aish, aku ambilkan yang lain saja.” Sung Young hanya terkekeh pelan saat Young Saeng pergi.

          Kali ini Hyun Joong dan Hyung Jun yang mendekat. Mereka memasang wajah terkejut berlebihan yang malah membuat mereka tampak seperti orang blah-bloh. Sung Young terkikik geli melihat reaksi dua sahabatnya.
          “Kau…kenapa..jadi seperti ini?” kata Hyun Joong.
          “Neomu yeppeo Sung Young-ah.” Hyung Jun berusaha meraih tangan Sung Young, tapi yeoja itu malah menjitak kepalanya cukup keras. “Yaak!”

          Selanjutnya semua orang sudah mulai tersadar dan percaya akan kehadiran Sung Young dan Young Saeng dengan tampilan berbeda. Dosen-dosen dan beberapa mahasiswa mulai mengintrogasi mereka macam-macam. Kebanyakan pertanyaan adalah ‘Bagaimana bisa kalian menjadi seperti ini?’ yang hanya ditanggapi seadanya oleh Sung Young maupun Young Saeng. Di prom night ini Sung Young dan Young Saeng benar-benar melewatkan malam pesta layaknya sepasang kekasih.
          Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Acara terakhir adalah pesta dansa. Namun sebelum itu, pembawa acara ingin mengumumkan pemenang King and Queen prom night. Ini sudah menjadi tradisi di Daesung.

          “Yak, semua pasti sudah tidak sabar siapa yang akan menjadi pemenangnya tahun ini. Dan malam ini… dosen-dosen dan beberapa mahasiswa sudah memutuskan untuk menunjuk pasangan yang akan menjadi pemenangnya.” Seru pembawa acara sambil membuka sebuah amplop.
          “Pasti pemenangnya kau dan Kyu Jong.” Bisik Sung Young pada Young Saeng.
          “Mwoya? Ish, berhenti menjodohkanku dengan Kyu. Dia hanya sahabatku..chagiiii..” tangan Young Saeng iseng meraih pundak Sung Young, merangkulnya.
          “Ya! Lepaskan.” Tapi Young Saeng tetap bergeming. Sung Young tetap berusaha melepaskan diri. Ia tidak mau terlihat bermesraan di depan banyak orang.
          Tiba-tiba sebuah lampu menyoroti mereka yang sedang ribut. Keduanya langsung mematung bingung karena orang-orang serentak kembali menatap mereka.
          “Chukhae! Mereka lah King and Queen tahun ini. Couple paling aneh karena sejauh ini kita tahu siapa mereka sebenarnya. Berikan applausenya!”

          Semburat merah langsung menghiasi wajah Sung Young saat dia dan Young Saeng beriringan naik ke pangung kecil yang sudah disediakan. Tepuk tangan yang sangat meriah terdengar begitu keras. Setelah diberi sebuah penghargaan, pembawa acara meminta penjelasan pada Young Saeng mengenai apa yang sebenarnya terjadi, tentu saja mengenai penampilan mereka yang tiba-tiba berubah 180 derajat dari biasanya. Dan tentu saja penjelasan mengenai hubungan mereka.
          “Kami sebenarnya sudah berpacaran dari dulu pertama kali menginjakkan kaki di Daesung. Umm..mengenai sifat asli, yah, sebenarnya inilah kami yang sebenarnya. Selama ini kami hanya bermain-main saja.”
          “Maaf jika selama di Daesung kami terutama Saya banyak membuat kesalahan pada kalian semua. Yah, sifat preman itu mungkin benar melekat pada diri Saya tapi Saya berusaha untuk memperbaiki. Maaf untuk teman-teman yang pernah Saya sakiti. Sebenarnya Saya tidak akan berbuat seperti itu jika kalian tidak memulai duluan.” Lanjut Sung Young sambil sesekali melirik tajam kearah namja yang waktu itu merusak PSPnya dengan bola kasti.
          “Yah, sepertinya cukup pidatonya, kami sudah mengerti sekarang. Kami memaafkanmu Sung Young-ah karena walaupun kau sangat evil tapi kau bisa mempertanggungjawabkan nilaimu di kelas.” Kata si pembawa acara. “Woke, sekarang pesta dansanya dimulai! Silakan ke Dance Floor!”

          Semua orang bergegas menempatkan posisi di dance floor tak terkecuali Sung Young dan Young Saeng. Akan tetapi mereka tidak berdansa seperti orang-orang di sekitar, mereka justru saling berpelukan. Sung Young merasa sangat senang beitupun Young Saeng,
          “Aku senang melihatmu berpenampilan seperti yeoja pada umumnya.”
          “Mian kalau aku selama ini banyak membullymu dan bertingkah seperti namja liar.”
          “Aniya, kau sebenarnya tetap manis dengan tomboy stylemu. Tapi aku lebih senang kamu seperti ini. Dan..bukankah sudah kubilang? Tidak apa-apa aku terus dibully asal dirimu yang melakukan.”
          “Hahaha, gomawo. Tapi kita masih berpacaran, jadi aku akan tetap menjadi namja.”
          “Andwae. Kau tidak akan menjadi namja lagi! Kau akan menikah denganku.”
          Sung Young tersenyum sambil mengeratkan pelukannya pada Young Saeng tapi namja itu malah melepaskan pelukan mereka, mensejajarkan wajahnya dengan Sung Young yang bisa dibilang lebih pendek.
          “Aku serius, chagi. Sekarang aku sudah lulus dan akan melanjutkan usaha Abeoji. So… Will you marry me, Shin Sung Young?” Sung Young tidak menunjukkan ekspresi apapun. Dia cukup shock mendengar kalimat barusan.
          “But… You must agree this agreement, Chagi.” Evil smile kembali muncul di bibir Sung Young.
          “Kesepakatan apa lagi?”
          “Kalau  kita menikah, kau yang hamil, ok?”
          “MWOYA?!”

* THE END *

DON'T FORGET TO RCL!
NO PLAGIATOR!! NO SILENT READER!!

FB Link: Oneshoot





Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog
©2014 FF501. Powered by Blogger.

Newest Updates

Popular Posts

- Copyright © Fanfiction for SS501 -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -