Posted by : Zusli zuSaeng Triple'S
Tuesday, July 22, 2014
Details:
-
Title : Green Peas Land (Ketika makhluk fana dan makhluk elemental
bersatu)
-
Genre :
fantasy, Adventure, Brothership
-
Category : 15+, Chapter
-
Author :
Zusli a.k.a Shin Sung Young
-
Casts
:
·
Kim
Hyun Joong aka Prince Kim HJ
·
Heo
Young Saeng aka Lord Heo
·
Kim
Kyu Jong aka KyuKyu
·
Park
Jung Min aka Prince Jung
·
Kim
Hyung Jun aka Junnie
·
Kim
Young Joong as Hyun’s brother
·
Shin
Hyun Gi as Oracle
·
Others…
Thanks
to God, Casts, and Readers^^
Happy
Reading~
©2013
zuSaeng501
*501*
Di
sebuah negeri fantasy yang bernama Green Peas berdirilah kerajaan-kerajaan di
setiap sudut negeri yang luas dan hijau itu. Setiap kerajaan mewakili satu
jenis makhluk tertentu. Ada makhluk elemental, ada makhluk immortal, dan ada
pula makhluk fana. Semuanya hidup penuh kedamaian, tidak ada benci dan
persaingan karena masing-masing sudah mempunyai daerah kekuasaan yang dirasa
telah mencukupi kebutuhan rakyat.
Namun perdamaian itu sirna saat
Bangsa Orc dari sisi tergelap dan terdalam Negeri Green Peas menyerbu serta
menghancurkan setiap kerajaan yang dilewati. Orc yang tamak dan haus perang
menginginkan perluasan wilayah, kebebasan, dan harta yang melimpah. Salah satu
kerajaan yang dipimpin oleh Bangsa Manusia menyerukan persatuan di antara semua
kerajaan Green Peas yang tersisa guna menumpas habis Bangsa Orc. Tapi karena
sudah terlalu lama Negeri Green Peas tidak dirundung perselisihan apalagi
perang, beberapa kerajaan lebih memilih untuk tunduk pada musuh, dan beberapa
memutuskan untuk meninggalkan Green Peas selamanya, memilih untuk membangun
kerajaan di negeri lain. Kerajaan yang tersisa mulai bergabung, menyatukan
kekuatan, dan berkumpul di Green Field untuk memerangi bangsa Orc.
Pertempuran itu berlangsung sengit
dan memakan waktu 3 hari. Pada akhirnya kemenangan diraih oleh sisi baik Green
Peas, belasan ribu Orc telah ditumpas habis. Namun tidak ada sorak sorai yang
terdengar. Yang ada hanya keheningan dan duka mendalam. Tentu saja, banyak
sekali korban jiwa yang berjatuhan karena pertempuran besar itu. Akibatnya,
kerajaan demi kerajaan memutuskan untuk mundur dari negeri Green Peas. Beberapa
ada yang pergi meninggalkan negeri hijau itu, beberapa memutuskan untuk
bersembunyi entah ingin menghindar dari pertempuran di masa depan atau ingin
mempersiapkan diri untuk pertempuran selanjutnya. Sebagian memulai hidup
sendiri secara liar atau apa adanya karena ketiadaan raja ataupun keturunannya.
Hanya Bangsa Manusialah yang tetap
berdiri pada tempatnya. Dipimpin oleh raja Agung yang sudah sangat berjasa
dalam pertempuran bernama Raja Kim Seon. Raja berumur 20 tahun ini yang telah membunuh pemimpin Orc
dan Raja Kim Seonlah yang banyak membantu dengan menyelamatkan hidup beberapa
raja yang sedang dalam kesulitan. Kemampuan pedangnya sangat mengagumkan. Dalam
pertempuran itupun tidak kurang dari 501 Orc ditebasnya seorang diri. Raja Kim
Seon pada akhirnya diserahi kekuasaan mutlak atas Negeri Green Peas. Seorang raja
besar termuda pada masa itu.
Raja Kim Seon sangat puas dengan
pemerintahannya selama 30 tahun ini. Dia dikaruniai 2 anak laki-laki yang kelak
akan meneruskan tahtanya sebagai raja. Sayangnya, 2 anak itu mempunyai sifat
yang sangat jauh berbeda. Akhirnya timbul masalah baru di Green Peas terutama
di kerajaan Bangsa Manusia. Raja Kim Seon sebelum wafat memerintahkan agar anak
bungsunyalah yang meneruskan sebagai raja, karena raja Kim Seon sangat tahu
bahwa kerajaan ini akan bertahan lama jika diperintah oleh si anak bungsu yang
mempunyai sikap lebih baik. Hal itu menimbulkan kecemburuan pada anak sulung
yang sejak kecil sudah menginginkan jabatan sebagai Raja mutlak.
“Abeoji, kenapa harus Hyun Joong?
Aku anak sulungmu! Aku lebih matang dan berpengalaman dibanding Hyun Joong!”
“Ne, Abeoji, Young Joong Hyung lebih
hebat.”
“Nah, Hyun Joong saja lebih senang
jika aku yang menjadi penerus Abeoji.”
“Putra-putraku
memang hebat semua. Tapi maaf, keputusanku sudah tidak bisa dirubah.”
Perbincangan
atau lebih tepatnya perdebatan di ruang singgasana itu terus terngiang di benak
Hyun Joong. Pangeran muda itu tidak pernah merasa tenang semenjak Raja Kim Seon
pergi untuk selamanya 3 hari yang lalu. Kesedihan dan duka mendalam kembali
menyelimuti Negeri Green Peas atas berpulangnya Raja tunggal dan kegelisahan
mulai merasuki karena masalah pergantian tahta. Young Joong si anak sulung
tetap tidak terima dan tidak rela jika Hyun Joong yang menjadi raja
selanjutnya.
“Hyun
Joong, kau tidak akan pernah bisa menjadi raja. Akulah Raja Negeri Green Peas
yang sesungguhnya.”
“Mianhae,
Hyung. Tapi Abeoji telah memintaku untuk menjadi penerusnya. Kau juga sudah
mendengarnya, kan?”
“Cih,
lihat saja. Penobatanmu sebagai raja akan dipenuhi oleh pertumpahan darah
rakyatmu sendiri. Akan kubuktikan bahwa akulah yang terkuat dan pantas menjadi
Raja Green Peas. Tunggu saja, dongsaeng! Akan kurebut tahta raja darimu.”
Semenjak perbincangan itu, Hyun Joong
tidak pernah bertemu dengan Hyungnya lagi. Young Joong pergi entah kemana.
Kegelisahan semakin merayapinya karena Young Joong telah menyatakan perang
tepat di depannya. Mungkin kakak satu-satunya itu sedang mempersiapkan pasukan
sampai pada awal musim panas, waktu yang
bertepatan dengan penobatan dirinya sebagai raja baru Green Peas. Tapi pasukan
macam apa?
“Pangeran Kim HJ, aku sudah
menemukan Pangeran Kim YJ!” seorang yeoja yang sangat anggun terlihat
tergesa-gesa berjalan ke singgsana tempat Hyun Joong merenung. Namja itu
langsung bangkit dan menghampiri sang oracle kerajaan.
“Hyun Gi, jebal panggil saja Hyun
Joong. Kau tidak perlu memanggilku dengan istilah pangeran mengingat kau adalah
tunangan Young Joong Hyung.”
“Jebal, jangan ingatkan aku tentang
pertunangan itu lagi. Hyungmu jahat, kau bahkan bisa melihat, kan, aku tidak
ikut pergi bersamanya. Kau tahu aku ingin mengakhiri pertunangan ini. Aku tidak
mau menikah dengan orang jahat.”
Hyun Joong hanya tersenyum sambil
menatap Hyun Gi. Sampai detik ini pun pandangan Hyun Joong terhadap oraclenya
itu tidak pernah berubah. Cantik, yeoja yang sangat cantik. Selama ini dia
berusaha menepis keinginannya untuk memiliki yeoja berbakat itu karena sejak 3
bulan yang lalu Hyun Gi telah resmi bertunangan dengan Hyungnya.
“Young Joong Hyung itu tidak jahat.
Dia hanya belum memahami keadaan ini. Sejak kami masih kecil, dia selalu
bercerita mengenai keinginannya akan menjadi raja besar Green Peas. Selama
bertahun-tahun Young Joong Hyung terus berlatih, belajar, dan mengamati segala
hal yang bisa membuatnya menjadi raja. Aku merasa tidak enak padanya karena
Abeoji telah memilihku menjadi raja.”
“Jeoseonghamnida. Kuakui sebenarnya
aku memang sempat menyukai namja itu. Dia type pekerja keras dan tidak mudah menyerah.
Namun aku takut ambisi dan emosinya yang besar akan mengalahkan sisi baik pada
dirinya. Yah, seperti yang akan terjadi nanti.”
“Katakan saja! Katakan, semua
rencana Young Joong Hyung.”
“Beberapa menit yang lalu aku memang
mendapat penglihatan, namun tidak hanya sebatas rencana Young Joong. Aku
melihat petunjuk! Ini sangat berbahaya.”
Sang oracle itu mengatakan semua
yang dia lihat dalam visinya. Berawal dari keberadaan Young Joong saat ini.
Pangeran itu telah tiba di sisi tergelap Green Peas dengan kata lain dia
sekarang berada di kerajaan Orc. Ternyata ancaman perang yang dilontarkan Young
Joong tidak main-main. Dia berusaha mengumpulkan kembali pasukan Orc dan
makhluk jahat lainnya untuk menyerang kerajaan terbesar Green Peas sekaligus
untuk menumbangkan Hyun Joong.
“Eottae? Aku bahkan tidak mempunyai
pasukan untuk menumpas Orc. Perang di masa lalu mengingatkanku bahwa belasan
ribu Orc dulu mampu membinasakan 60% penghuni Negeri Green Peas.”
“Aku masih punya 1 petunjuk lagi,
Hyun. Ramalan ini harus dipecahkan.”
“Katakan.”
Keturunan Kim Seon kan melakukan
perjalanan ke Timur seorang diri.
Satu menuju kehancuran, satu menuju
kekuasaan.
…..
Di lembah tersembunyi kan selamatkan
manusia abadi.
Di gunung emas kan temukan cahaya
yang hilang.
Di gua sunyi kan pastikan auman
pertemanan mengikuti.
Di puncak tertinggi kan selamatkan
naga cacat.
Makhluk fana dan elemental kan
bersatu.
Meniup kesengsaraan, mengembalikan
hijaunya negeri.
…..
Penyesalan tak dapat dihindari.
Ketulusan hati menyelesaikan
segalanya.
Hyun Joong hanya bersedekap sambil
memikirkan larik-larik panjang ramalan yang baru saja diutarakan Hyun Gi. Satu
larik ada yang sudah ia mengerti walau tidak yakin akan kebenarnannya.
“Keturunan
Kim Seon kan melakukan perjalanan ke Timur seorang diri. Apakah itu maksudnya
aku dan Young Joong Hyung?”
“Ne. Kalian akan benar-benar
melakukan perjalanan ke Timur namun dengan tujuan yang berbeda. Larik
berikutnya adalah Satu menuju kehancuran,
satu menuju kekuasaan. Itu pasti mengenai tujuan kalian. Young Joong pergi
menuju kehancuran karena dia berniat mengajak Bangsa Orc untuk bersatu. Dia
ingin menghancurkan Negeri Green Peas. Jadi, tujuanmu adalah yang sebalikanya.”
Hyun Joong hanya manggut-manggut
sambil berpikir. Mendengar ramalan itu justru membuatnya semakin gelisah, bukan
hanya karena tugas yang akan diembannya, tapi perjalanan ini akan menentukan
nasib Green Peas.
“Apakah maksudnya aku harus
mengumpulkan pasukan di Timur?”
“Ya dan tidak. Aku sudah mengetahui
arti larik selanjutnya walau tidak sepenuhnya. Kau memang harus melakukan
perjalanan ke Timur seorang diri, bukan untuk mengumpulkan pasukan di sana,
tapi kau harus mengumpulkan pasukan dan di bawa ke sini, untuk memerangi
pasukan Young Joong…..”
“Pasukan
macam apa? Makhluk-makhluk Green Peas trauma dengan perang di masa lalu, dan...”
“Mianhae
telah memotong pembicaraanmu, Pangeran. Tapi bisakah kau dengarkan dulu?
Mungkin aku punya jawaban atas kebingunganmu.”
“Hahahaha,
mian Hyun Gi. Geurae, lanjutkan.”
“Di lembah tersembunyi kan selamatkan manusia
abadi, aku yakin itu pasti Otter Valley.
Sudah bertahun-tahun aku tidak pernah melihat Kerajaan Elf. Mereka
menyembunyikan kerajaan dengan sangat baik. Walau mereka masih di lembah itu,
tapi tak ada seorang pun yang bisa menemukan kerajaan.”
“Jamkkanman,
maksudmu aku harus meminta bantuan pada Elf? Peri?”
“Ne!
Elf adalah makhluk elemental yang sangat pintar dan lebih mulia dibandingkan
manusia. Mereka sangat baik dan ramah, aku yakin mereka mau menerima dan
mendengarmu walau aku tidak yakin mereka akan membantu kita. Kau harus
melakukan sesuatu yang bisa membuat mereka mau membantu kita. Mungkin
menyelamatkan manusia abadi adalah jawabannya.”
Hyun
Joong mengeryit heran,”Dan apa itu manusia abadi?” Hyun Gi pun hanya
mengedikkan bahu tanda tidak tahu.
“Manusia
abadi mungkin manusia yang tidak bisa mati atau entahlah. Hm, selanjutnya Di gunung emas kan temukan cahaya yang
hilang, mungkin maksudnya adalah Glory Mountain. Di sana banyak sekali
emas. Para Dwarf atau kurcaci menambang emas di sana. Mungkin kau bisa minta
bantuan pada mereka.”
“Dwarf?
Apakah mereka bisa berperang?”
“Jangan
remehkan mereka! Larik selanjutnya adalah Gua Sunyi atau Silent Cave. Aku sama
sekali tidak mengerti maksudnya apa tapi kau benar-benar harus mengajak makhluk
elemental yang tinggal di sana untuk bergabung dalam perang kita. yang terakhir
di puncak tertinggi…”
Kali
ini Hyun Joong yang memotong pembicaraan. Dia tahu tempat mana yang harus
dituju dan makhluk apa yang harus diajaknya.
“Itu
pasti Draque Volcano, gunung berapi paling tinggi di Green Peas. Dulu gunung
itu adalah tempatnya para Draken atau naga. Itu adalah tempat yang sangat
berbahaya.”
“Ne,
benar sekali. Semenjak perang itu, para naga tidak pernah membiarkan seorang pun
memasuki kawasan gunung. Kau harus bisa meyakinkan mereka untuk kembali berada
di pihak kita.”
Hyun
Joong menghela nafas beberapa kali. Ditariknya sebilah pedang emas putih dari
sarung kulit yang menggantung tepat di pinggang kirinya. Dilihatnya pantulan
wajah sayu namun bersemangat itu di mata
pedang yang mengkilat. Hyun Joong tahu dia baru berumur 25 tahun, tapi pantulan
itu menunjukkan wajah yang lebih tua. Mungkin akibat dari masalah-masalah yang
terus menghantuinya, membuat gairah hidupnya menurun. Akan tetapi dia tidak
boleh menyerah begitu saja sebelum berperang. Dia tidak akan mengecewakan
Abeojinya, dia harus menunjukkan bahwa Abeoji tidak salah memilih dirinya
sebagai raja besar Negeri Green Peas.
“Geurae,
aku siap dengan tugas ini! Aku akan berangkat besok. Akan kucoba meyakinkan 4
makhluk elemental untuk berpihak pada kita dan memenuhi ramalan. Makhluk fana dan elemental kan bersatu. Meniup
kesengsaraan, mengembalikan hijaunya negeri. Semoga itu adalah tanda untuk
kemenangan kita di masa depan.”
Hyun
Gi hanya mengerjap, merasa kagum dengan namja penuh semangat di depannya itu.
Dalam hati dia merasa yakin bahwa Hyun Joong adalah raja yang pantas untuk
memimpin negeri hijau ini.
“Aku
akan membantumu berkemas.”
“Bisakah
kau membuatkanku peta? Aku..um, aku lemah di pelajaran geografi. Aku tidak bisa
mengingat letak tempat-tempat di Negeri Green Peas dengan baik.”
“Hahaha,
akan kubantu sebisaku. Lebih baik kau istirahat saja, Pangeran.”
“Gamsahamnida,
Hyun Gi,” Hyun Joong mendekat dan mendekap yeoja itu pelan sebagai ungkapan
terimakasih, perpisahan, sekaligus rasa sayang yang sudah ia pendam
bertahun-tahun.
*501*
Keesokan harinya Hyun Joong merasa
lebih bersemangat dan percaya diri. Dalam hatinya terus ditanamkan rasa percaya
akan keberhasilannya memenuhi ramalan. Hyun Gi dan beberapa pengawal kerajaan
telah menyiapkan keperluan perjalanan panjang Sang Pangeran.
Hyun
Joong muncul sambil menuntun kuda abu-abu kesayangannya, GalSaeg, lengkap
dengan pakaian kerajaan yang dilapisi pelindung tipis dan ditutupi jubah
bepergian warna hijau. Tak lupa pedang emas putihnya, hwagolgeom, tergantung di
pinggang terbalut sarung kulit. Hyun Joong mencengkramnya sejenak, ia kembali
teringat saat-saat Raja Kim Seon memberinya hwagolgeom. Dia juga mencengkram
sebuah kalung yang tergantung di lehernya selama 25 tahun ini. Yah, kalung
pemberian Eommoninya.
“Kali ini aku akan pergi sendiri,
kalian tidak perlu mengikutiku,” kata Hyun Joong kepada para pengawal yang
hendak mengambil kuda.
“Igeo, peta yang akan membantumu.
Berjanjilah untuk berhati-hati dan kembali dengan selamat sebelum musim panas
dimulai. Aku tahu musim panas masih 1 bulan lagi, tapi perjalananmu akan
memakan waktu yang lama dan jika kau salah langkah bisa jadi kau tidak akan
kembali tepat pada waktunya,” Hyun Gi menyerahkan selembar kertas berisi peta
Negeri Green Peas.
Hyun Joong membuka peta yang
terlipat, “Wow, ini artinya aku harus menjelajahi Negeri Green Peas.”
“Ne, Pangeran Kim HJ, setiap tempat
tujuan sudah aku beri tanda dengan gambar bendera walau aku tidak tahu pasti di
mana letaknya. Paling tidak aku sudah menggambarkan wilayahnya dengan cukup
jelas. Berkudalah hanya pada saat matahari masih terlihat.”
“Gomawo, Hyun Gi-ah, ini sangat membantuku.
Aku berjanji akan kembali dengan selamat.”
Hyun Joong memposisikan dirinya di
atas kuda. Sebelum berangkat, disempatkannya untuk menatap lambang Kim Seon di
pintu utama. Dia akan meninggalkan benteng dan istana dalam waktu yang lama.
Mengingatnya membuat dadanya sesak. Namun ia harus percaya pada Hyun Gi sang
oracle untuk mengurusi dan menjaga kerajaan sementara ia pergi menjelajahi Negeri
Green Peas yang luas.
Untuk terakhir kalinya sebelum
kembali lagi, disunggingkannya sebuah senyum kepada Hyun Gi, pengawal dan
prajurit kerajaan, serta masyarakat Human Mainland yang mengantar kepergiannya.
Selepas dari Human Mainland, Hyun
Joong disuguhi hamparan padang hijau yang sangat sangat luas sampai-sampai
batas padang tidak terlihat. Sudah seharian Hyun Joong berkuda menyusuri Green
Field namun ia tak kunjung menemukan batasnya. Padang ini memang sangat luas
dan cocok untuk berperang. Bahkan perang besar di masa lalu pun berada di
tempat ini.
Hyun Joong menjadi cukup ngeri
mengingat banyak korban perang entah itu elf, manusia, orc, atau makhluk
lainnya dibiarkan tergeletak begitu saja di sini selama bertahun-tahun, sampai
sekelompok Griffin yaitu burung elang bertubuh singa membawa pergi mayat-mayat
tersebut. Tidak jarang Hyun Joong melihat beberapa tulang manusia berserakan di
mana-mana. Walau sudah bertahun-tahun, tulang-tulang tersebut belum hancur
sepenuhnya.
Matahari sudah hampir tenggelam di
Barat. Hyun Joong harus mencari tempat berteduh yang cukup aman untuk untuk
istrirahat. Namun padang luas ini sama sekali tidak ditumbuhi pohon-pohon
tinggi. Yang ada hanya rumput-rumputan dan ilalang. Beruntung sekali, di dekat
Hyun Joong terdapat sekumpulan tanaman perdu yang tidak begitu tinggi. Ini
lebih baik daripada tidak ada sama sekali.
Sang pangeran dan kudanya
mengistirahatkan diri di bawah perdu. Dibukanya tas yang berisi perbekalan dan
persediaan makanan. Hyun Joong memberi kudanya beberapa buah-buahan sementara
ia menyalakan api unggun dan memasak beberapa makanan. Sebenarnya masih ada roti
siap makan di tasnya, namun ini kesempatan bagus untuk menyalakan api sebelum
ia berada di alam liar yang dipenuhi makhluk-makhluk tak dikenal. Hyun Joong
sebelumnya tidak pernah berada di alam liar seorang diri, terlebih memasak
makanan seperti ini. Seharusnya sekarang dia sudah duduk di ruang makan
ditemani beberapa hidangan yang sangat menggugah selera serta perapian yang
cukup untuk menghangatkan seluruh ruangan. Hyun Joong hanya tersenyum
mengingatnya, seolah itu semua sekarang hanyalah sekedar angan-angan. Dia tidak
bisa kembali sebelum ramalan itu terpenuhi. Namun semangat pangeran muda itu
tidak pernah luntur. Dia justru merasa tertantang dan ingin cepat-cepat
menyelamatkan Green Peas Land terlebih kerajaannya.
“Jika dalam menjalankan semua tugas
ini harus mengorbankan nyawaku sendiri, aku tidak akan pernah menyesal dan
jangan disesali karena aku akan berusaha sebaik mungkin demi Negeriku dan demi
orang-orang yang kusayangi.”
Keesokannya Hyun Joong kembali
memacu kudanya menyusuri Green Field. Akhirnya, saat senja tiba, ia sudah
mencapai tepi Green Wood dalam arti ia sudah mencapai batas Green Field. Dia
memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya lagi terebih pantatnya yang pegal
karena seharian duduk di atas GalSaeg. Kembali dibuatnya api unggun untuk
mengusir udara dingin. Sayup-sayup Hyun Joong mendengar suara-suara aneh dari
hutan di belakangnya yang cukup membuat bulu romanya meremang. Dia tidak boleh
takut hanya karena suara! Bahaya yang menanti di depannya akan jauh lebih
mengerikan lagi!
Hyun Joong menengok ke belakang.
Hutan ini sangat gelap dan rapat. Yah, Green Wood memanglah hutan terhijau,
terluas, terapat, terliar, dan terindah di Negeri Green Peas. Dulu pernah ia
sekali memasuki hutan ini di siang hari untuk berburu bersama para pengawal
kerajaan. Namun tidak sampai jauh ke tengah hutan, mungkin hanya beberapa kilo
saja, karena kabarnya sesuatu yang mendiami hutan ini sangat tidak bersahabat.
Tidak terasa matahari sudah terbit
kembali. Hyun Joong mengemasi barang-barangnya dan kembali memacu GalSaeg
memasuki Green Wood. Kuda itu meringkik keras tanda menolak, namun akhirnya
tetap menuruti sang majikan untuk menjelajahi hutan rapat ini dan sesegera
mungkin sampai ke tengah hutan lebih tepatnya Otter Valley, lembah yang
diyakini sebagai sebuah pintu gerbang menuju Kerajaan Elf yang tersembunyi.
“Hari demi hari berlalu begitu
cepat. Aku harus segera mencapai tujuan pertama.”
Hyun Joong semakin memacu kudanya
agar lebih cepat. Untung sekali di hutan ini terdapat jalan setapak yang sangat
membantunya agar tidak kehilangan arah. Semakin Hyun Joong masuk ke dalam Green
Wood, pohon-pohon dan tanaman jauh lebih hijau dan sangat indah, namun
binatang-binatang yang menghuni jauh lebih mengerikan. Hyun Joong bergidik saat
seekor laba-laba seukuran anak kambing melintas di sampingnya. Tak jarang
beberapa ekor serangga atau binatang melata aneh lainnya jatuh atau terbang
kearah Hyun Joong, namun pangeran itu dengan cekatan mengeluarkan pedangnya dan
menebas apa saja yang mendekatinya. Sebenarnya bisa saja dia menghindar, tapi
karena reflek sekaligus phobianya pada serangga membuatnya mau tak mau membunuh
makhluk-makhluk itu.
Semakim dalam Hyun Joong memasuki
hutan, pohon-pohon pun semakin tinggi dan besar sampai-sampai sinar matahari
tidak sampai ke tanah. Apalagi di malam hari, Hyun Joong sampai tidak bisa
melihat apa-apa saking gelapnya. Suasananya pun sangat hening dan mencekam,
seolah-olah penghuni Green Wood tidak ada. Namun Hyun Joong yakin bahwa di
sekelilingnya terdapat banyak makhluk-makhluk aneh yang mengintainya dalam
diam. GalSaeg bahkan tidak berani meringkik. Dia hanya mendengus-dengus tak
suka.
Sang pangeran memutuskan untuk
istirahat tanpa diterangi api unggun yang hangat. Dia tidak mau mengambil
resiko diserang makhuk Green Wood hanya karena cahaya api. Dia bahkan tidak mau
repot-repot membuka tasnya untuk mengambil maknanan karena bau makanan pasti
bisa tercium oleh makhluk lain. Akhirnya baik Hyun Joong maupun GalSaeg tidak
makan apa-apa malam itu.
Keesokan harinya pun keadaan masih
gelap namun tidak segelap malam hari. Hyun Joong sedikit bisa melihat
sekeliling. Samar-samar matanya menangkap laba-laba yang sedang asik berkumpul
di atas pohon sambil memangsa sesuatu yang lebih besar dari laba-laba itu
sendiri. Cepat-cepat Hyun Joong mengambil sebutir apel untuk GalSaeg dan segera
memacu kudanya lagi karena jarak pohon laba-laba hanya beberapa meter.
Sementara ia menyempatkan diri makan sebuah roti kerajaan sekedar untuk
mengganjal perut.
“Huh, sedari tadi aku tidak melihat
sungai. Hutan ini benar-benar sangat luas,” yah, sudah berjam-jam Hyun Joong
memacu GalSaeg cukup cepat, namun tidak juga ditemukannya sungai yang mengarah
ke Otter Valley, bahkan suara aliran air pun belum terdengar. Hyun Joong sempat
khawatir salah jalan.
Tiba-tiba sebuah suara minta tolong
mengejutkannya. Suara itu tak jauh darinya, mungkin hanya 20 meter di depan.
Hyun Joong lebih mempercepat laju kudanya. Tibalah ia di sebuah anak sungai
yang airnya mengalir dengan tenang tanpa suara. Ini dia, akhirnya Hyun Joong
berhasil menemukan satu-satunya sungai Green Wood yang berhulu di Otter Valley
atau Lembah Berang-Berang.
“Dowajuseyo!!”
Suara minta tolong itu terdengar
lagi, lebih jelas. Hyun Joong mengedarkan pandangannya sepanjang sungai.
Matanya menangkap seorang yeoja tengah berpegangan erat pada akar pohon
sementara pinggang kebawahnya tercebur di sungai. Dia berusaha naik ketepian
tapi sesuatu di dasar sungai seperti menariknya.
“Dowajuseyo!” teriak yeoja itu lagi.
Tak berpikir dua kali lagi, Hyun Joong segera turun dari kudanya dan berlari
menuju si yeoja. Dia menarik tangan yeoja itu, berusaha membawanya ketepian.
Namun yeoja itu justru semakin berteriak, kesakitan. Sekilas Hyun Joong melihat
sesuatu melilit kaki si yeoja yang ternyata
sulur tanaman hidup. Degan sigap Hyun Joong menarik pedangnya dan menebas sulur
itu sehingga ia bisa menarik yeoja tadi dengan mudah. Keduanya terengah-engah
setelah sampai ketepian.
“Ommo, jeongmal gomawo. Sudah 2 jam
aku terjebak di sana. Sulur itu mengerikan.”
“Cheonmaneyo. Tenang saja, kau sudah
aman sekarang.”
Hyun
Joong mengamati yeoja di depannya itu. Rambutnya bergelombang warna pirang
sepunggung. Wajahnya bersih dan sangat cantik. Kulitnya putih pucat karena
mungkin dia sudah sangat lama tinggal di
sini sehingga kekurangan cahaya matahari.
“Ireumi
mwoyo? Joneun An Imnida.”
“An?
Um..Joneun Hyun Joong imnida. Kau tinggal di mana, An? Kenapa berada di Green
Wood sendirian?”
“Aku
memang tinggal di Green Wood sendirian. Rumahku tidak jauh dari sini. Bisakah
Anda mengantarku kerumah? Aku tidak bisa berjalan, kakiku sakit akibat jeratan
tadi.”
Hyun
Joong menatap memar di kaki putih An. Sempat ia berpikir untuk tidak mengantar
yeoja itu kerumah karena dia baru saja menemukan sungai yang akan membawanya ke
Kerajaan Elf. Namun ia tidak bisa seperti itu. Jika ingin menolong kenapa
tanggung-tanggung? Yeoja ini sedang kesakitan, dia pasti sangat ingin
kerumahnya yang aman. Hanya saja, aneh sekali seorang yeoja tinggal sendirian
di Green Wood.
“An,
sebenarnya kau ini apa? Kenapa tinggal
di Green Wood?”
“Aku
ini manusia. Entahlah, orang-orang di desa tidak menyukaiku karena kulitku yang
terlalu putih seperti mayat hidup. Mereka mengusirku ke Green Wood. Awalnya aku
bersama eomma, tapi dia sudah meninggal beberapa bulan yang lalu.”
Hati
Hyun Joong semakin tergugah untuk menolongnya. Dipapahnya yeoja itu menuju
kudanya. Dibantunya An untuk naik ke kuda sementara ia menyusul duduk di
belakangnya.
“An,
apa kau tahu siapa aku?”
“Anda
manusia, kan? Um..manusia yang sangat baik bernama Hyun Joong.”
Hyun
Joong hanya tersenyum. Hm, dia pikir nama dan gelarnya sebagai pangeran, putra
Raja Kim Seon sudah diketahui oleh seluruh makhluk hidup di Green Peas Land.
Tapi sebentar lagi Hyun Joong akan menjadi raja besar Negri Green Peas, dan
namanya akan terukir di batu sejarah masyarakat Green Peas.
Setelah
beberapa menit akhirnya mereka sampai di sebuah gubuk tua di tengah hutan.
Cukup besar memang karena bertingkat 2, tapi kayu-kayu rumahnya sudah banyak
yang lapuk dan berjamur. Bahkan jamur yang tumbuh sampai ada yang sebesar
kepala Hyun Joong. Dia tidak habis pikir yeoja cantik itu hidup di tempat
seperti ini, kasian sekali. Sempat tepikir oleh Hyun Joong jika dia selamat
dalam misi dan perang nanti, ia ingin mengajak An untuk tinggal di Human Mainland.
Hidup dengan sepantasnya dan bersosialisasi dengan sesama manusia.
“Mari
masuk, aku sangat berhutang budi padamu.”
Hyun
Joong membiarkan GalSaeg tanpa mengikatnya, karena kuda itu tidak akan kabur
tanpa pemiliknya kecuali dalam keadaan mendesak.
“Gwaenchana,
santai saja. Aku sedang buru-buru.”
“Memang
Hyun Joong mau kemana? Sampai mau memasuki Green Wood.”
“Aku
sedang dalam misi pencarian. An, apakah kau tahu di mana kerajaan Elf?”
sebenarnya tidak baik membicarakan misi kepada orang asing. Namun mengingat An
sudah lama tinggal di Green Wood, apa salahnya bertanya mengenai tujuan
pertamanya.
“Lebih
baik kita masuk dulu, kkaja! Mianhae, rumahku tidak bagus,” tidak ada salahnya
istirahat sebentar. Hyun Joong membantu memapah An ke dalam.
Rumah
An benar-benar buruk. Udara begitu pengap dan sedikit busuk saat mereka sudah
di dalam. Ternyata yeoja ini tidak pintar bersih-besrsih. Hyun Joong
mengedarkan pandangannya kesepenjuru rumah yang remang-remang. Dia sempat
terbelalak saat banyak binatang seperti babi hutan, laba-laba raksasa, macan
putih, dan lainnya tergantung di tiang-tiang yang berjajar. Mungkin bau busuk
itu tercium dari sana.
“An,
apa itu?”
Hyun
Joong menengok ke tempat An semula duduk. Namun ia semakin terbelalak saat An
sudah digantikan dengan sosok yeoja atau lebih tepatnya halmeoni tua renta yang
sangat buruk. Wajahnya kehijauan seperti lumutan dengan banyak jerawat yang
menghiasi. Pakaiannya compang-camping.
Ketakutan perlahan mengaliri sang pangeran, apalagi saat pintu masuk
tiba-tiba tertutup rapat. Gawat, ternyata ini semua hanya jebakan! Halmeoni
mengerikan itu bangkit dari duduk dan berjalan mendekat.
“Hahahaha!”
tawanya sangat mengerikan. Hyun Joong segera mencabut pedangnya dan mengacungkannya
pada si halmeoni.
“Siapa
kamu sebenarnya?!”
“Wah,
wah, wah, ternyata Putra Kim Seon,” halmeoni itu memelototi pedang Hyun Joong
lalu beralih menatap matanya tajam diiringi sebuah senyuman keji. “Aku adalah
penguasa dunia tengah. Yang terbuang. Yang terburuk.”
“Black
Witch!”
“Pintar
sekali,” katanya dengan sebuah senyuman mengejek. Dikeluarkannya sebuah tongkat
sihir panjang dari balik jubah hitam yang dikenakan. Ujungnya yang dihiasi
semacam batu antik mengeluarkan asap hitam pekat dan sedikit berpendar.
Black
Witch adalah satu-satunya penyihir yang masih tersisa di Negeri Green Peas.
Sebelum perang, penyihir-penyihir masih banyak tersebar di pelosok negeri.
Masing-masing penyihir menonjolkan satu warna dan namanya pun sesuai dengan
warna yang ditonjolkan. Penyihir yang paling terkenal sampai saat ini adalah
Black Witch, si penyihir hitam. Terkenal bukan karena kebaikannya, tapi karena
kejahatan dan kelicikannya. Dia sangat kuat dan setengah abadi. Susah sekali
untuk membunuh penyihir satu ini. Black Witch hanya bisa dibunuh dengan satu
cara, namun tidak ada seorang pun yang tahu, kecuali dirinya sendiri tentunya.
Beberapa
tahun yang lalu Black Witch bersekutu dengan musuh dan dia membunuh semua
penyihir Green Peas yang tersisa. Akan tetapi seiring kematian para penyihir,
ternyata kekuatannya juga semakin menipis karena tidak ada aura magic yang
kuat. Akhirnya Black Witch menyingkir dan tinggal di Green Wood. Menunggu
korban-korban tersesat untuk dijadikan bahan guna meningkatkan aura magic pada
dirinya.
“Apa
yang kau ingingkan? Dasar penyihir licik!” Hyun Joong semakin mengacungkan
pedangnya.
“Kau
ingin menebasku? Silakan! Hahahaha…tapi percuma saja, karena aku abadi!
Tentunya kau sudah mendengar cerita-cerita tentang kehebatanku!”
Sang pangeran sudah mengumpulkan
tenaga dan bersiap menyerang Black Witch dengan hwagolgeom. Mata pedang itu sempat
mengenai ujung tongkat Black Witch. Namun dengan cepat penyihir itu mengetukkan
pangkal tongkat panjangnya dan terbukalah lantai yang dipijak Hyun Joong. Tentu
saja Hyun Joong terperosok, terus meluncur semakin dalam ke ruangan bawah
tanah. Lebih tepatnya, Hyun Joong terperosok ke penjara bawah tanah.
Dengan pendaratan yang tidak mulus,
punggung Hyun Joong menghantam lantai tanah yang tentunya tidak empuk. Hwagolgeom
yang baru saja terjatuh hampir saja mengenai kepalanya. Udara di ruangan ini jauh lebih pengap dan lebih
gelap. Hanya nyala api dari kejauhan yang menerangi seluruh ruangan bawah
tanah.
Hyun
Joong bangkit perlahan, mencoba mengabaikan rasa sakit di punggungnya. Otaknya
dipaksa untuk berpikir, mencari cara agar bisa keluar dari tempat mengerikan
ini sebelum Black Witch berbuat sesuatu yang buruk terhadap dirinya. Hyun Joong
sempat mengetahui cara-cara meloloskan diri dari penjara. Salah satunya dengan
hwagolgeom. Pedang sakti itu mampu menembus besi ataupun baja sekalipun saking
tajamnya. Dengan tenaga yang tersisa, diayunkannya hwagolgeom agar menebas
jeruji yang mengurungnya. Namun nihil! Berkali-kali diayunkannya pedang itu,
namun besi tetap bergeming, yang ada hanya membuat tangannya sakit akibat
benturan dua benda keras. Sang pangeran mendesah panjang, baru menyadari kalau
ternyata penjara ini adalah penjara sihir.
Sebenarnya
Hyun Joong tidak ingin menyerah. Tapi tidak ada ide lain agar bisa terbebas
dari penjara sihir ini. Beberapa menit dia hanya duduk sambil merenung serta
berpikir. Masih teringat dengan jelas sesosok yeoja bernama An yang ditolongnya
ternyata jelmaan dari penyihir paling jahat di Green Peas. Mungkin memang
itulah rencana yang selama ini dilakukan Black Witch untuk menarik mangsa.
Pantas saja, orang-orang yang masih waras enggan masuk ke Green Wood karena
mempercayai keberadaan makhluk berahaya di hutan hijau ini. Ternyata penyebab
ketakutan itu adalah Black Witch. Awalnya dia sempat berhara bahwa An adalah
manusia abadi yang harus diselamatkannya sesuai ramalan.
“Atau
jangan-jangan Black Witch lah yang harus kuselamatkan? Tapi untuk apa? Untuk apa aku menyelamatkan
penyihir jahat. Hm, mungkin ada manusia abadi lain yang belum kuketahui.”
Jam
demi jam berlalu dengan cepat. Tapi sampai detik ini tidak ada yang terjadi.
Hyun Joong sudah mulai sesak, kelaparan, dan haus. Dia harus memikirkan cara
agar bisa keluar dari sini atau dia akan mati. Lapar memang tidak akan
membuatnya mati, namun kekurangan oksigen dan dehidrasi bisa membuat nyawanya
melayang. Mungkin Black Witch memang menunggunya mati terlebih dahulu sebelum
memutuskan untuk bertindak lebih lanjut.
Dari
kegelapan di ujung, samar-samar Hyun Joong mendengar suara langkah kaki yang
cukup keras. Suara ketepak itu semakin mendekat. Dicengkramnya hwagolgeom erat,
waspada dengan kemungkinan serangan. Hyun Joong yakin itu Black Witch, jelas
sekali karena terdengar juga suara ketukan-ketukan tongkat.
“Annyeong,
pangeran! Apa kau sudah menunggu terlalu lama?” suara serak itu membuat bulu
roma Hyun Joong meremang. Black Witch muncul dari kegelapan bersama…
“Galsaeg!”
“Kudamu
tidak sopan sekali. Dia berusaha merobohkan pintu rumahku, ckck. Mal, lebih
baik kamu bergabung dengan tuamu!”
Galsaeg
berontak dan meringkik-ringkik tak suka. Ruang bawah tanah memang tempat yang
tidak cocok untuk seekor kuda. Tapi sepertinya dia sudah diikat dengan sebuah
mantra sehingga tidak bisa terlalu brutal. Black Witch mengetukkan tongkatnya
dan hilanglah sebagian jeruji penjara Hyun Joong. Kesempatan ini tidak
disia-siakan. Mungkin Black Witch
memanglah penyihir yang kuat, tapi ternyata dia tidak terlalu pintar.
Karena
bakat yang sudah turun-temurun, Hyun Joong bisa mengayunkan pedangnya dengan
mudah dan cepat. Mata Hwagolgeom membuat tongkat Black Witch terpotong menjadi
dua. Seketika mantra yang mengikat Galsaeg pudar. Kuda itu sudah bisa bergerak
bebas sekarang.
“ANIOOO!! Kau merusak tongkatku!”
Black
Witch benar-benar terlihat marah. Sebelum ia meluapkan kemarahannya, Hyun Joong
sudah lebih dulu naik ke punggung Galsaeg dan memacu cepat, berusaha keluar
dari rumah horror ini. Cukup melegakan Hyun Joong sudah berhasil menginjak
halaman rumah. Akhirnya dia bisa menghirup kebeasan dan segarnya udara hutan. Tapi
ternyata perang belum berakhir.
Tiba-tiba
Galsaeg terjatuh, yang tentunya membuat Hyun Joong terjatuh juga. Ternyata kaki
Galsaeng dililit kabut hitam yang berbentuk tali. Black Witch sudah berdiri di
ambang pintu sambil mengangkat tongkatnya yang menyala. Aigo, walaupun
tongkatnya sudah terpotong menjadi dua, nampaknya masih berfungsi cukup baik.
“Argh..,”
rintih sang pangeran saat berusaha bangkit.
Hyun
Joong langsung mengambil batu yang kebetulan ada di depannya. Dilemparkannya
sekuat tenaga batu itu dan sukses mengenai ujung tongkat Black Witch. Kabut
hitam yang melilit Galsaeg sudah lenyap. Kali ini Hyun Joong tidak mau kabur.
Dia segera mensiagakan pedangnya dan berlari kearah Balck Witch. Masa-masa penyihir
harus segera berakhir!
TRANG!
Hwagolgeom berhasil menyentuh ujung tongkat Black Witch. Beberapa detik mereka
saling menahan. Dengan sekali hentakan, Hyun Joong terlempar ke belakang. Lagi,
dia terjatuh lagi. Belum sempat Hyun Joong berdiri, Black Witch sudah merapal mantra.
Kabut hitam melesat kearah Hyun Joong cepat, untungnya sang pangeran punya
reflek yang bagus. Dia mengangkat hwagolgeom untuk menahan kabut hitam yang
dilontarkan. Kesaktian hwagolgeom benar-benar bisa digunakan untuk menahan
sihir hitam. Black witch tidak mau kalah, dia semakin meningkatkan mantra.
Beberapa
detik mereka kembali saling menahan. Kali ini Hyun Joong yang mengehentakkan pedang, mencoba membalikkan mantra. Sial,
mantra itu justru meledak. Baik Hyun Joong maupun Black Witch sama-sama
terlontar cukup jauh. Hwagolgeom dan tongkat sihir pun terlontar entah kemana.
Hyun
Joong tersadar lebih dulu. Dia melihat hwagolgeom tertancap di batang pohon
yang cukup jauh. Sempat terpikir olehnya untuk mengambil pedang itu, namun Hyun
Joong justru mengambil tongkat penyihir yang tergeletak cukup dekat lalu sekuat
tenaga ditusukkannya ujung tongkat ke tubuh Black Witch.
“Per-percuma
kau membunuhku! Aku abadi!”
Hyun
Joong tidak peduli. Dia semakin melesakkan tongkat ke tubuh Black Witch.
Tiba-tiba tubuh penyihir itu terbakar sedikit demi sedikit dan terbuyarkan
menjadi abu. Hyun Joong terduduk, merasa sangat lelah, sakit, sekaligus lega.
Rahasia yang selama ini menghantui masyarakat Green Peas terjawab sudah. Black
Witch hanya bisa dibunuh dengan tongkat sihirnya.
Susah
payah Hyun Joong berdiri dan berjalan kearah Galsaeg. Tak dihiraukannya luka
lecet dan memar di kakinya. Galsaeg sebenarnya juga merasa sakit pada kakinya
yang tadi dililit mantra. Namun sang pangeran tidak mengetahui itu, dia
bergegas naik ke punggung Galsaeg, ingin segera melanjutkan perjalanan yang
masih sangat jauh. Dia ingin cepat-cepat sampai di kerajaan elf sebagai tujuan
pertama untuk meminta bantuan sesuai ramalan. Maka, Hyun Joong dan Galsaeg kembali
ke aliran sungai, tempat di mana mereka bertemu dengan gadis manis bernama An.
Galsaeg
yang sebenarnya mulai merasa sangat kesakitan tetap memaksa kakinya untuk
berjalan di sepanjang sungai. Hyun Joong yang duduk-duduk lemas dan
terkantuk-kantuk tidak tahu keluhan yang disampaikan oleh si kuda abu-abu. Hyun
Joong baru tersadar saat Galsaeg tiba-tiba ambruk.
“Ommo!
Galsaeg!” Hyun Joong bergegas turun dan mengecek apa yang terjadi. Ternyata
kaki bekas mantra tadi meninggalkan luka yang dalam.
“Kenapa
aku tidak menyadarinya, babo! Galsaeg, aku janji kau akan baik-baik saja.”
Hyun
Joong lebih panik seperti ini daripada saat berhadapan dengan Black Witch tadi.
Diedarkannya pandangannya keseluruh hutan berharap menemukan sesuatu. Namun dia
justru mematung karena baru menyadari telah sampai di Otter Valley. Air terjun
besar yang mengalir tenang terhampar di sampingnnya. Airnya berwarna hijau,
sangat jernih, dan berkilau saat terkena sinar matahari.
Di
bawah air terjun terdapat banyak binatang coklat yang sedang hilir mudik. Hyun
Joong mendekat, ternyata itu berang-berang. Saat Hyun Joong berjalan,
berang-berang langsung menghentikan aktivitasnya dan serentak memandang kearah
Hyun Joong. Cukup menyeramkan memang ditatap seperti itu, namun Hyun Joong
berusaha tidak peduli. Sekarang ini dia lebih tergoda untuk minum air yang
sangat jernih di sungai yang bertemu dengan air terjun, sekaligus ingin mengisi
kantong airnya yang hampir kosong.
Saat
Hyun Joong menyentuhkan tangannya ke air, tiba-tiba berang-berang menjadi ribut
dan satu per satu meloncat kearahnya. Sang pangeran yang terkejut dan tidak
siap terkena cakaran dan gigitan. Tidak ada pilihan lain, Hyun Joong menarik
hwagolgeom dari sarungnya dan bersiap untuk bertarung melawan berang-berang
liar. Hewan-hewan pengerat itu semakin terlihat marah. Hyun Joong menelan ludah,
tidak habis pikir akan diserang oleh hewan selucu berang-berang.
“Mundur!”
Semua
berang-berang justru meloncat kearah Hyun Joong, menyerang. Sang pangeran
terkejut dan…sial…ia terpeleset. Tubuhnya tercebur ke sungai. Dia berusaha
berenang ke permukaan, namun tekanan air sungai ini begitu kuat. Dadanya
perlahan menjadi sesak, tubuhnya kaku, kulitnya pucat. Hyun Joong hanya pasrah
pada air yang membawanya entah kemana. Sang pangeran sudah di ambang kesadaran
saat ada tangan muncul dari permukaan untuk menariknya hingga terbebas dari
tekanan air. Dia masih sempat melihat penolongnya, yaitu sosok berpendar yang
memakai baju zirah hijau. Ternyata tidak sendiri, setidaknya ada selusin sosok
berzirah yang sedang mengelilinginya. Hyun Joong mencengkram hwagolgeom,
berniat menyerang. Namun rasa sakit dan lelah lebih dulu merenggutnya dari
kesadaran.
*501*
Hyun Joong mencoba membuka matanya
yang terasa berat. Pertama kali yang dilihatnya adalah warna hijau. Setelah
berusaha untuk fokus, akhirnya dia dapat meihat dengan jelas. Entah berapa lama
ia tidur di atas ranjang berkelambu yang sangat mewah ini. Dia merasa sedikit
pening saat mencoba bangun. Diedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, merasa
takjub. Semua benda yang ada di ruangan ini dominan hijau dan biru. Sejenak
Hyun Joong merasa berada di kerajaan lagi, namun segera ditepis pikiran itu.
Ruangan ini lebih harum dan segar dari kamarnya.
“Sebenarnya di mana aku?”
Sang
pangeran mendapati dirinya masih berpakaian sama seperti terakhir kali yang dia
ingat, hanya saja pakaiannya lebih bersih dan tidak ada cacat sedikitpun. Bahkan luka-luka di tubuhnya sudah hilang
semua. Dilangkahkannya kedua kakinya, ingin menyelidiki tempat keeradaannya
sekarang. Hyun Joong justru hanya terbengong saat berhasil keluar dari kamar.
Beberapa
makhluk bertelinga lancip, berkulit putih kehijauan, dan berpakaian hijau
tengah melayang ke sana kemari. Walau tanpa sayap, mereka tetap bisa melayang
dengan bebas. Mereka mengeluarkan wangi yang memabukkan saat melintas. Wajah
mereka pun tidak ada yang buruk. Hyun Joong baru menyadari kalau dia saat ini sudah
berada di Kerajaan Elf. Kelegaan dan semangat kembali mengalirinya.
Hyun
Joong mencoba bertanya ke elf-elf yang melayang-layang itu mengenai keberadaan
sang raja. Namun tidak ada satu pun yang merespon. Mereka justru terlihat
kebingungan dan segera melesat pergi.
“Mereka
tidak mengerti bahasamu,”
Hyun
Joong menoleh. Di sampingnya sudah berdiri 5 elf lengkap dengan baju zirah.
Namun elf yang paling depan mengenakan jubah sutra berwarna hijau toska yang
sangat indah. Rambutnya yang pirang dan panjang tergerai seperti yang lainnya. “Suilaid!
(salam!)” kata elf yang paling depan sambil membungkuk. Empat elf lainnya juga
ikut membungkuk.
“Mwoya?”
Hyun Joong sama sekali tidak mengerti.
“Itu
bahasa elf.”
“Sorry,
sir. I not speak elf.”
“Hahaha,
tentu saja, kau tidak bisa bahasa elf. Bahasa Inggrismu juga buruk.”
Hyun
Joong sebenarnya ingin marah,tapi sepertinya tidak baik marah dan bertindak
ceroboh di kerajaan elf. Daripada marah, dia lebih memilih untuk membungkuk.
“Apakah
Anda Raja Elf?”
“Maksudmu
Lord Heo? Bukan, namaku adalah Jibin, penasehat kerajaan sekaligus orang
kepercayaan Lord Heo. Beliau sedang mengecek keadaan gerbang akibat kerusuhan
yang kau timbulkan minggu lalu. Berang-berang masih marah kau menyentuh air
suci mereka tanpa ijin.”
Hyun
Joong mendengus sebal. Merasa menyesal telah membungkuk pada elf yang ternyata
bukan raja ini. Hajiman, jamkkanman..
“Anda
bilang tadi, minggu lalu?”
“Yah,
kau sudah terbaring di sini seminggu.”
Mendadak
pusing kembali menyerangnya gara-gara mendengar pernyataan elf barusan. Ini
berarti waktu dan kesempatannya semakin
sempit. Hyun Joong harus bergegas!
Tiba-tiba
suasana di ruangan ini menjadi sunyi. Para elf yang semula beraktivitas
langsung berhenti di tempat dan menunduk 90 derajat. Yah, semuanya, kecuali
Jibin dan Hyun Joong yang terheran-heran. Dari pintu utama muncul selusin elf
yang terbang beriringan. Salah satu elf terlihat paling menonjol, mengenakan
jubah sutra panjang bergradasi biru, hijau, dan putih. Rambutnya hitam, tidak
seperti elf kebanyakan yang mempunyai rambut pirang atau au-abu. Kepalanya
dihiasi mahkota dari jalinan daun yang sangat indah dan berkilau, bermatakan
permata besar berwarna biru. Elf itu menyandang busur dan beberapa anak panah
berkilau. Dari radius beberapa meter Hyun Joong bisa merasakan aura yang…wah,
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata serta wangi yang sangat menyenangkan.
Hyun Joong langsung mengetahui kalau dia adalah Lord Heo, penguasa Negeri Elf.
Saking
takjubnya, Hyun Joong hanya mematung, padahal elf itu sudah sampai persis di
depannya. Jibin membungkuk sekali lalu memelototi Hyun Joong yang hanya diam
saja.
“Mára
aurë!(hello)” kata Lord Heo sambil tersenyum. Hyun Joong tertegun, elf ini
adalah elf tertampan di antara seluruh elf yang ia lihat. Atau hanya auranya
yag sangat kuat. Dari parasnya, Hyun Joong menebak ia masih seumuran dengannya.
Namun elf adalah mekhluk elemental abadi, jadi ada kemungkinan elf di depannya
ini sudah berumur ratusan tahun.
“Suilaid!”
balas Hyun Joong menirukan kata-kata Jibin tadi. Hanya itu bahasa elf yang ia
tahu.
“Pedich Edhellen?(Do you speak Elvish?)”
Hyun
Joong melirik Jibin, meminta bantuan menterjemahkan, namun yang didapatkannya
hanya senyuman jahil. “Mianhae, ak-aku tidak bisa bahasa elf.”
“Arraseo,
aku kira kau bisa. Jarang-jarang manusia mempelajari Bahasa Elf,” raja elf itu
tersenyum lagi, menampakkan lesung pipit yang membuat bekas luka berbentuk silang
di pipinya semakin dalam. “Aku adalah elf yang berwenang mengatur pemerintahan
di sini. Apakah kau manusia dari Human Mainland? Apa tujuanmu?”
“Namaku
Kim Hyun Joong, putra Kim Seon Joong. Aku kemari untuk meminta bantuan para
elf.”
Lord
Heo mengamati Hyun Joong saksama, meneliti apakah namja di depannya ini
benar-benar keturunan Raja Agung. Gara-gara perang, Lord Heo memutuskan untuk
menyembunyikan kerajaan Elf demi membangun kekuatan dan melindungi rakyat,
sehingga kerjasamanya dengan Kerajaan Manusia terhenti dan ia tidak bisa
mengikuti perkembangannya.
“Mari,
ikut aku,” Lord Heo mengisyaratkan pengawalnya untuk tidak mengikuti.
Sampailah
mereka berdua di taman hutan Kerajaan Elf. Pohon-pohon elf berjajar sangat indah
dan rapi. Hyun Joong masih terkagum-kagum karena pemandangan yang ia lihat saat
perjalanan tadi. Benar-benar pemandangan alam yang sangat asli, alami, dan
indah tentunya. Dari taman ini pun Hyun Joong masih bisa mendengar
nyanyi-nyanyian para peri dan nymph sungai yang sangat merdu dan menghanyutkan.
Semua elf dan makhluk elemental udara yang melihat mereka langsung menunduk
dalam. Hyun Joong jadi merasa tidak enak berjalan di samping raja mereka dengan
santainya. Namun Lord Heo berkali-kali hanya tersenyum dan mengatakan tidak
apa-apa.
“Jadi,
apa benar kau keturunan Raja Kim Seon?” Lord Heo yang semula hanya
tersenyum-senyum langsung mengubah ekspresinya menjadi sangat serius sambil
menatap Hyun Joong tajam. Iris matanya yang semula berwarna hijau langsung
berubah menjadi kecoklatan.
“Tentu
saja, Lord. Nan kojitmal aniya.”
“Dan,
apa yang kau minta?”
“Begini
ceritanya. Kerajaan manusia sedang
dirundung perselisihan pergantian tahta, yah, aku dan kakakku, Young Joong,
saling berebut tahta. Raja Kim Seo sebelum wafat memintaku untuk menjadi
penerusnya tapi Hyungku tidak terima. Dia menuntut balas dendam dan perang saat
awal musim panas. Sekarang ini dia sudah sampai di kerajaan Orc untuk meminta
bantuan pada mereka. Oracleku mendapat penglihatan mengenai misiku, salah
satunya aku harus meminta bantuan dari kerajaan Elf,” Hyun Joong mengeluarkan
Hwagolgeom lalu menancapkannya keras ke tanah. Dia berlutut sambil menunduk dan
kedua tangannya memegang pangkal hwagolgeom, symbol pengabdian sekaligus
permohonan. “Bersediakah Anda membatu kami? Ini demi kejayaan Negeri Green Peas
juga.”
Lord
Heo menatap Hyun Joong sendu. “Apa yang akan diberikan manusia pada elf?”
“Manusia
bersedia ikut menjaga dan melestarikan hutan. Tidak akan mengeksploitasi hutan
berlebihan dan akan minta ijin pada elf terlebih dulu jika ingin memanfaatkan
sumber daya hutan,” hanya itu yang terpikir di benak Hyun Joong. Tapi nampaknya
Lord Heo cukup puas mendengarnya.
“Dan
jika melanggar?”
“Kami
bersedia dihukum.”
“Alam
yang akan menghukum. Hm…hajiman, aku masih ragu-ragu dengan satu hal.”
Hyun
Joong berdiri dan kembali menyarungkan hwagolgeom. “Apa itu Lord Heo? Katakan
saja apa yang harus kuperbuat agar Anda bisa yakin.”
“Aku
lihat kamu memiliki hwagolgeom. Itu pedang khusus yag terbuat dari emas putih
dan logam elf. Jika kau benar-benar keturunan Kim Seon, maka kau pasti bisa
menggunakan pedang itu dengan baik, bahkan bisa menangkis panah sekalipun.”
“Ne,
aku pernah berlatih menangkis panah.”
“Tapi,
kau pasti belum pernah belajar menangkis panah elf,” Lord Heo tersenyum simpul
pada Hyun Joong membuatnya sedikit was-was. “Hanya keturunan Kim Seon yang bisa
mendengar desing panah elf.”
Selesai berkata seperti itu,Lord Heo
melesat pergi entah kemana. Saking cepatnya, Hyun Joong tidak tahu kemana
perginya elf itu. Ini pasti sebuah ujian. Hyun Joong mensiagakan hwagolgeom dan
memfokuskan pendengaran. Firasatnya mengatakan akan ada sesuatu yang mendekat. Benar
saja, dari arah belakang Hyun Joong mendengar suara desingan panah yang melaju
sangat cepat. Reflek bagus Hyun Joong membuat hwagolgeom mampu menangkis panah
perak itu dengan sempurna sebelum sempat menancap di kepalanya.
Lagi! Kali ini dua panah datang dari
sisi kanan Hyun Joong. Sepertinya elf itu ingin membunuhnya. Namun dengan
semangat ia mengayun-ayunkan hwagolgeom, membelokkan arah anak panah agar tidak
mengenai dirinya. Akhirnya 17 anak panah sudah bertebaran di mana-mana,
sebagian besar menancap di pohon atau tanah. Hyun Joong terengah lelah, namun
lega dan sangat senang. Ujiannya sudah berakhir dan dia berhasil lolos dari
maut.
“Daebak!” Lord Heo muncul dari
pohon-pohon elf yang berjajar. Dia tersenyum senang namun wajahnya menampakkan
kesan murung. “Sekarang aku percaya kau putra Kim Seon,” lanjutnya sambil
membungkuk.
“Jadi, Anda bersedia membantuku?”
“Aku takut aku tidak bisa
membantumu, walaupun aku sangat ingin melakukannya demi membalas budi Kim
Seon,” sekarang Lord Heo benar-benar muram.
“Balas budi?”
“Saat Bangsa Orc berusaha
menghancurkan kedamaian Negeri Green Peas, semua makhluk Green Peas yang
tersisa bersatu untuk memeranginya. Elf dan manusia sebenarnya sangat akrab.
Bisa dikatakan aku adalah sahabat baik Kim Seon,” Hyun Joong hanya diam, “Tak
kusangka dia pergi secepat ini. Yah, manusia bukan makhluk immortal.
Masih
kuingat dengan jelas semangat Kim Seon yang ingin merebut kedamaian Green Peas.
Dia sangat hebat dalam memainkan pedang. Semangatnya membuat semangatku ikut
tersulut. Kami berdua membabi buta melawan orc-orc yang menghadang. Namun
karena kelalaianku, salah satu orc menghantamku dengan pemukul, membuat busur
dan panahku berserakan. Kim Seon dengan berani menyelamatkanku dari orc hijau
yang menyeramkan. Dia membunuh pemimpin orc yang ingin menikamku. Walau aku
mendapat luka permanen, tapi aku selamat,” Lord Heo menunjuk bekas luka silang
di pipinya.
“Dan sejak itu Anda merasa berhutan
budi?”
“Tentu saja, aku bersedia melakukan
apapun untuk Kim Seon, namun dia berkata ‘Berikan saja bantuanmu itu pada
anakku kelak.’”
“Nah, inilah saatnya bagi Anda untuk
membantu kami.”
“Pangeran, mianhae. Aku bisa saja
mengirim ribuan pasukan ke Human Mainland. Tapi, sebagai raja sekaligus
jenderal perang, aku tidak bisa pergi untuk memimpin mereka dalam perang."
“Apakah ada syarat lain?”
“Ini bukan tentang syarat. Ini
tentang istriku. Yah, sudah 2 bulan ini istriku hanya terbaring di ranjang.
Tidak membuka mata sama sekali, walaupun belum mati. Aku sangat khawatir, dia
bahkan tidak makan ataupun minum. Untuk itulah, aku tidak bisa pergi,
jeosonghamnida,” Lord Heo membungkuk lalu melayang pelan, menuju istana.
“Jamkkanman! Bolehkah aku melihat
istri Anda?”
Akhirnya Hyun Joong dan Lord Heo bersama-sama
menuju istana. Sesampainya di istana, mereka dikejutkan dengan kabar dari salah
satu elf pembantu bahwa istri Lord Heo yang bernama Young-wen sudah membuka
mata alias sudah sadar. Kemurungan Lord Heo menguap begitu saja. Ia dengan
semangat melesat menuju kamar Young-wen, meninggalkan Hyun Joong yang hanya
berjalan kaki. Ditemani Jibin, akhirnya Hyun Joong sampai di kamar Young-wen
yang luar biasa luas dan…mengagumkan.
“Herves, herves!(wife) Aku sangat senang
kau sadar kembali,” seru Lord Heo dengan Bahasa Elf sambil memeluk sosok yang
duduk di ranjang.
“Herven(husband), aku juga senang
bisa melihat wajah tampanmu lagi.”
Mereka melepas pelukan saat
mengetahui Hyun Joong dan Jibin sudah sampai di ambang pintu. Hyun Joong ikut
tersenyum melihat kebahagiaan dan kelegaan yang dirasakan Lord Heo. Pasti
sangat berat menanggung kekhawatiran dan ketakutan selama 2 bulan. Namun
akhirnya, cobaan itu sudah diangkat. Istri yang sangat dicintai sudah sadar
kembali.
Hyun Joong mengamati Young-wen
saksama, merasa familiar. Dia semakin terkejut dan yakin saat mata Young-wen
bertemu pandang dengannya.
“Shin Sung Young?!”
“Ommo, Hyun Joong Oppa?!” yeoja itu
juga sama terkejutnya.
Jibin melotot pada Hyun Joong,”Kau
tidak sopan sekali, memanggil ratu kami dengan nama aslinya.”
“Jamkkanman, kalian berdua saling kenal?”
tanya Lord Heo heran.
Sung Young tersenyum sambil membelai
rambut panjang suaminya,”Dialah Oppa yang pernah aku ceritakan. Apakah suamiku
ini sudah pikun? Ah, benar, Lord Heo kan sudah berumur 117 tahun.”
“Geurae, aku sudah mengingat kembali
cerita-ceritamu, tapi kau tidak perlu mengejekku,” Lord Heo mempoutkan bibirnya,
membuat Sung Young terpingkal. Hyun Joong yang melihat kebahagiaan mereka hanya
tersenyum. Ternyata sosok raja elf yang berwibawa dan formal bisa sebebas,
sesantai, bahkan bermanja-manja seperti itu. Walau begitu, Hyun Joong tidak
tahu apa yang mereka bicarakan karena bahasa yang digunakan adalah bahasa elf.
“Mereka sebenernya membicarakan
apa?” bisik Hyun Joong pada Jibin.
“Kau tidak perlu tahu.”
“Nah, Herves, kau pasti sangat lapar
setelah tertidur cukup lama. Kkaja! Para elf pasti sudah menyiapkan jamuan
makan. Kau harus makan banyak,” Lord Heo membantu Sung Young berdiri,”Kau juga
ikut,” lanjutnya sambil menepuk pundak Hyun Joong.
Perut Hyun Joong langsung keroncongan
melihat pemandangan menggiurkan di ruang makan. Meja hijau panjang nan besar
yang berada di tengah ruangan sudah dipenuhi oleh bermacam-macam hidangan. Hyun
Joong tidak yakin bisa menghabiskan semua itu walaupun sangat ingin karena
beberapa hari ini dia hanya makan roti kerajaan.
Lord Heo duduk di kursi paling
ujung, sementara Hyun Joong dan Sung Young duduk bersebrangan di dekat Lord
Heo. Mereka makan dalam diam. Hyun Joong baru menyadari semua hidangan ini
terbuat dari tumbuh-tumbuhan, tidak ada daging ataupun unsur-unsur binatang
secuil pun. Nampaknya para elf benar-benar melindungi binatang. Walau begitu,
rasa makanan ini sangat lezat, tidak kalah dengan daging asap atau steak
sekalipun.
“Hyun Joong Oppa, aku sangat
berterimakasih padamu karena sudah menyelamatkanku,” kata Sung Young setelah
selesai dengan makanannya. Para elf
pembantu melayang-layang, mengambil semua piring kosong dan dibawa pergi
entah kemana.
“Na? Apa yang sudah aku perbuat
padamu?”
“Tujuh belas bulan yang lalu,
tepatnya saat aku memutuskan untuk pergi dari Human Mainland, aku melakukan
perjalanan ke Timur menuju Green Wood. Di sana aku bertemu penyihir jahat
bernama Black Witch. Dia menangkapku, mengurungku, dan ingin membunuhku.
Namun
Dewi keberuntungan masih menyertaiku sehingga aku berhasil kabur dari sana.
Walau begitu, Balck Witch berhasil melukaiku dengan sihirnya saat aku berusaha
kabur. Beberapa hari kemudian aku berhasil sampai di sini, ditolong oleh Lord
Heo, dan pada akhirnya kami saling jatuh cinta. Tapi sejak Black Witch
melukaiku, keadaanku semakin memburuk dari bulan ke bulan. Ternyata sihir hitam
telah bersarang di tubuhku. Puncaknya adalah saat aku jatuh tak sadarkan diri.”
Lord
Heo melanjutkan,” Berbagai cara sudah kami, para elf usahakan untuk menolong
Sung Young, tapi semua usaha itu sia-sia. Kami baru menyadari kalau sihir hitam
itu akan terangkat begitu Black Witch mati.”
“Selama
ini tidak ada seorang pun yang bisa membunuh penyihir keji itu,” kata Sung
Young.
“Kecuali
jika Sang Pangeran berhasil mengetahui rahasianya.”
Lord
Heo dan Young-wen menatap Hyun Joong penuh semangat sekaligus penasaran. Dia
berdeham sejenak, lalu menceritakan semua yang dialaminya saat bersama Black
Witch. Tak lupa ia menceritakan apa yang telah dilakukannya untuk membunuh
Black Witch.
Tiba-tiba
Lord Heo berdiri dari kursinya. Dia menyibakkan jubah panjangnya lalu berlutut
dengan satu kaki di samping Hyun Joong membuat Sang Pangeran terkejut dan salah
tingkah.
“Demi
memenuhi sumpahku, kuputuskan untuk membalas
budi Raja Kim Seon dengan membantu Sang Pangeran Kim Hyun Joong terlebih
Kerajaan Manusia dalam menghadapi perang saudara. Kami, para elf bersedia membentuk
pasukan perang. Ijinkan kami membantu. Dan aku sangat berterimakasih karena
sudah menyelamatkan Young-wen, ratu Elf Kingdom.”
Hyun
Joong berdiri dari kursinya lalu menepuk pundak Lord Heo pelan. “Bantulah para manusia
dengan kekuatan dan kecerdikan para elf.”
“Geurae,
aku akan menyiapkan pasukanku,” selanjutnya Lord Heo melesat pergi entah
kemana.
Harapan
dan kelegaan perlahan menyesaki dada Hyun Joong. Sang pangeran berhasil
menyelesaikan tugas pertama dalam ramalan. Di
lembah tersembunyi kan selamatkan manusia abadi. Ternyata manusia abadi yang dimaksud ramalan
adalah Sung Young. Menurut legenda yang diingatnya, jika sesosok makhluk fana melakukan
hubungan fisik dengan sosok makhluk abadi, maka makhluk fana itu akan berubah
menjadi makhluk abadi atau setengah abadi. Ini masuk akal mengingat Sung Young sudah
menikah dengan raja elf itu. Hyun Joong kembali duduk lalu menatap yeoja di
depannya lekat. Jujur, dia sangat merindukan dongsaengnya itu.
“Kau
harus menjelaskan semuanya padaku, Nyonya Heo. Jahat sekali kau tidak
mengundang Oppamu ke pesta pernikahan.”
“Hehe,
mianhae Oppa. Hajiman, suamiku itu benar-benar melarangku untuk mengundang
orang-orang luar.”
“Tapi
aku keluargamu.”
Sung
Young berdiri dan berjalan perlahan ke tempat Hyun Joong duduk. Yeoja itu
benar-benar berbeda dengan Sung Young yang pernah diingatnya terakhir kali. Dia
dulu sangat tomboy dengan rambut pendeknya, tapi sekarang sangat cantik dan
anggung dengan rambut panjang dan gaun sutranya. Sung Young merangkul leher
Hyun Joong.
“Oppa
merestuiku, kan?” Hyun Joong membalas dengan mengelus pelan tangan Sung Young.
“Hah,
aku tidak bisa menolak. Ne ne, aku merestuimu, tapi jika kalian mengadakan
pesta lagi, jangan lupa mengundangku.”
“Haha,
tentu saja,” kata Sung Young kegirangan sambil mengacak-acak rambut Hyun Joong.
“Yaa!
Kau ini,” Hyun Joong bangkit, mengikuti
Sung Young yang berjalan cepat menjauhinya. Mereka berdua sampai di balkon
istana yang mengarah langsung ke sungai
dan hutan elf. Pemandangannya begitu menakjubkan.
“Oppa,
aku sangat merindukan Appa dan Young Joong Oppa. Apakah mereka baik-baik saja?”
Hyun
Joong tertegun sejenak. Sung Young sudah pasti tidak tahu tentang kematian Raja
Kim Seon mengingat dia tak sadarkan diri cukup lama. “Abeoji sudah…sudah
meninggal dan Young Joong Hyung..”
Tidak
ada pilihan lain, Sung Young harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sesingkat
mungkin Hyun Joong menceritakan tentang berpulangnya Sang Raja serta
perselisihannya dengan Pangeran Young Joong alias Hyungnya. Hyun Joong cukup
khawatir melihat ekspresi Sung Young yang sulit dideskripsikan. Dia tidak mau
membuat Sung Young menangis. Tapi
ternyata yeoja itu terlihat tenang-tenang saja dan hanya merespon dengan
menganggukkan kepala seolah sudah mengerti cerita Hyun Joong.
“Ini
akan menjadi tugas yang berat untuk Oppa. Berhati-hatilah dan pastikan Oppa
kembali dengan selamat demi menyelamatkan Negeri Green Peas,” Sung Young meraih
kedua tangan Hyun Joong lalu menggenggamnya lembut. “Oppa harus membuktikan
pada Raja Kim Seon bahwa beliau tidak salah telah memilih Oppa sebagai
penerusnya. Mian, aku tidak bisa memberikan apa-apa untuk membantu Oppa, aku
hanya akan memberikan restu padamu.”
Hyun
Joong hanya diam saat Sung Young mencium
keningnya lembut. Perlahan kehangatan dan semangat kembali meluap-luap pada
dirinya. Hyun Joong pernah diberitahu bahwa restu sesosok elf bisa berfungsi
sebagai pelindung dan sedikit keberuntungan. Tapi setahunya Sung Young hanyalah
manusia, sama seperti dirinya, yah, walaupun sekarang dongsaengnya ini sudah
benar-benar berbeda. Dia bukanlah sosok manusia biasa.
“Semoga
restuku bisa melindungimu dalam perjalanan.”
“Apa
Sang Pangeran perlu restu dariku juga?” Lord Heo sudah berdiri di samping
mereka. Hyun Joong sempat merasa tidak enak karena dicium Sung Young, namun
melihat Lord Heo yang hanya tersenyum membuatnya cukup tenang.
“Kalau
maksudnya.. Anda harus menciumku, aku rasa tidak perlu,” jawab Hyun Joong
sekenanya.
“Hahaha,
geurae. Perjalananmu akan berlanjut besok. Sebaiknya kau istirahat sekarang.
Herves, kita juga harus istirahat,” Sung Young alias Young-wen menerima uluran
tangan Lord Heo dan segera melesat ke lantai atas meninggalkan Hyun Joong di
balkon.
Sang
Pangeran masih menikmati pemandangan di bawahnya sambil bersandar di pembatas
balkon. “Semoga para kurcaci bisa seramah para elf.”
*501*
Keesokan
harinya Hyun Joong sudah mengemasi barang-barangnya. Beberapa elf bahkan sudah
menyediakan perbekalan makanan dan baju sutra ringan. Hyun Joong benar-benar
bersyukur bisa menginjakkan kaki di kerajaan ini. Hyun Gi benar, para elf
sangat ramah dan baik. Rasanya dia tidak ingin meninggalkan Elf Kingdom, tapi
apa boleh buat. Waktu yang tersedia semakin sempit, dia harus bergegas, masih
ada 3 makhluk elemental yang harus diajaknya demi memenuhi ramalan.
“Aku
sudah mengirimkan 5017 pasukan ke Human Mainland. Jika tidak ada halangan,
mereka akan sampai dalam waktu 2 hari,” Hyun Joong sedikit terkejut mendapati
Lord Heo hanya menggunakan jubah sutra biasa bukannya baju perang.
“Jeongmal
gamsahamnida atas semua bantuan para elf.”
“Senang
bisa membantu. Nah, semalam aku sudah berunding dengan Young-wen. Aku
memutuskan untuk ikut berpetualang dan membantu tugas-tugasmu terlebih dahulu
sebelum memimpin pasukanku untuk berperang.”
“Mwo?
Anda akan ikut? Ha..hajiman, ramalan itu mengatakan bahwa aku harus berjalan
seorang diri.”
“Hm,
sepertinya kau harus memahami 3 hal. Yang pertama, kau pasti membutuhkan
bantuanku agar bisa keluar dari Green Wood. Asal kau tahu saja, Green Wood sisi
timur lebih berbahaya dari sisi barat. Yang kedua, aku bukan orang alias
manusia, jadi kau tidak akan menyimpang dari ramalan. Yang terakhir, aku tidak
berjalan, aku bisa melayang.”
“Um..itu
benar. Tapi tetap saja, ini tugasku. Aku akan menyelesaikan masalahku seorang diri.”
“Kalau
begitu, kau ingin aku menarik pasukanku kembali, hm? Dan, aku punya penawaran
bagus.”
Lord
Heo bersiul pelan bermaksud mengundang sesuatu. Dari kejauhan, mereka bisa melihat
seekor kuda cantik berwarna abu-abu tengah berlari menjawab panggilan.
“Galsaeg!
Oh, ommona, aku melupakannya.”
Galsaeg
menghampiri Hyun Joong yang langsung disambut dengan pelukan dan elusan sayang
dari pemiliknya. Kuda itu nampak sangat sehat, bahkan luka di kakinya tidak
berbekas. Hyun Joong sangat merindukan Galsaeg terutama ringkikannya.
“Eottokhae?”
tanya Lord Heo meminta kepastian.
“Jika
Anda bersedia, silakan ikut saya dalam perjalanan,” kata Hyun Joong diselipi
senyuman senang. Yah, tentu saja ia sangat senang karena perjalannya tidak akan
terasa sepi dan ketakutan atau kecemasannya bisa sedikit hilang.
“Herves,
aku harus pergi sekarang. Goheno nin (forgive me), padahal baru sehari kita
bisa merasakan kebersamaan kembali, tapi aku malah harus pergi untuk waktu yang
cukup lama,” ucap Lord Heo sambil menggenggam tangan istrinya lembut. Hyun
Joong berusaha tidak mempedulikan Lord Heo dan Young-wen toh dia tidak mengerti
dengan apa yang mereka katakan. Diam-diam Hyun Joong merasa kagum pada Sung
Young yang begitu fasih berbahasa elf.
“Ú-moe edhored
(There is nothing to forgive). No diriel! (be careful). Berjanjilah untuk
kembali dengan selamat demi Elf Kingdom, aku, dan anak kita.”
“Maksudmu,
kau hamil?”
“Yahhhh,
begitulah.”
Hyun
Joong langsung membuang muka sambil berpura-pura mengelus surai Galsaeg saat
pasangan suami istri itu berciuman. Tidak habis pikir, dia kira elf cukup
pemalu untuk berciuman di depan orang lain. Atau mungkin mereka benar-benar menganggap
Hyun Joong tidak ada.
“Ommo
Galsaeg, itu pasti restu yang sangat
ampuh,” walau begitu, di saat-saat seperti ini Hyun Joong justru teringat Hyun
Gi.
“Sung
Young-ah, aku berjanji akan kembali. Jaga diri kalian baik-baik. Mára mesta(goodbye),”
walau kesedihan dan kecemasan menyelimuti mereka, Hyun Joong masih bisa melihat
secercah kebahagiaan. “Le hannon (thanks),” kata Lord Heo pada Hyun Joong.
“Mwoya?”
“Ah,
lebih baik kita beragkat sekarang, pangeran. Kkaja!”
Lord
Heo lebih dulu melesat pergi. Hyun Joong segera menempatkan diri di atas
Galsaeg dan memacunya cepat, berusaha mengikuti raja elf yang terbang begitu
gesit menghindari pohon-pohon yang tumbuh berjajar di tanah Elf Kingdom.
Hyun
Joong baru menyadari, ternyata gerbang Elf Kingdom adalah air terun Otter
Valley. Pantas saja orang-orang tidak ada yang tahu dimana pintu masuknya. Para
elf benar-benar pintar menyembunyikan kerajaan. Para penjaga membukakan gerbang
luar biasa itu agar bisa dilewati Hyun Joong. Kali ini dia tidak perlu takut
tercebur, karena secara ajaib ia bisa berjalan di atas air sungai dengan mudah.
Begitu keluar, Hyun Joong sempat mendapat tatapan horror dari para
berang-berang. Tapi ia tidak peduli,
perhatiannya lebih tertuju pada pemandangan di depannya.
“Selamat
datang kembali di Green Wood, hutan mimpi buruk yang dipenuhi serangga aneh.”
Masih
teringat olehnya perkataan Lord Heo mengenai sisi Timur Green Wood yang lebih
berbahaya. Dia tidak mau membayangkan makhluk apa yang tinggal di sana. Hyun
Joong hanya bisa berdoa dan merutuki dirinya yang phobia akan serangga.
“Kenapa
berhenti? Kkaja! Kita harus berhasil menyebrangi Green Wood Timur sebelum
gelap,” seru Lord Heo yang sudah cukup jauh di depan.
Hyun
Joong menghela nafas sejenak dan menatap tajam seolah menantang Green Wood
beserta makhluk yang menghuninya. Dipacunya Galsaeg dengan cepat. Keberadaan
Lord Heo di sampingnya benar-benar membantu. Raja Elf itu sudah seperti
petunjuk arah atau guide. Tentu saja, dia sudah benar-benar hafal seluk-beluk
Green Wood. Selain itu, aura kekuasaan Lord Heo benar-benar memancar sehingga
tidak ada satu binatangpun yang berani mendekat ke arah mereka. Padahal Hyun
Joong sudah begitu tercekat saat melihat sekumpulan capung bertaring sebesar
burung elang menghalangi jalan. Tapi begitu Lord Heo lewat, capung-capung itu
segera pergi seperti seekor lalat yang kebingungan. Sekali lagi Hyun Joong
begitu bersyukur.
“Jika
aku menjadi raja kelak, pasti semua rakyat akan mentertawakanku karena takut
pada serangga,” gumam Hyun Joong pelan.
“Pangeran,
kita sudah hampir sampai di tepi Green Wood. Lebih baik kita istirahat dulu di
sini.”
Lord
Heo mengeluarkan busur dan panahnya lalu memanah sebuah pohon yang cukup besar.
Tempat itulah yang akan digunakan untuk istirahat.
“Panggil
saja aku Hyun Joong, Lord Heo.”
Mereka
berdua kini duduk di bawah pohon. Sinar elf yang ada pada diri Lord Heo
benar-benar membantu penerangan. Hyun Joong jadi teringat suasana mencekam saat
ia menyebrang Green Wood beberapa hari yang lalu. Benar-benar mengerikan.
“Hm,
kalau begitu, kau juga bisa memanggilku Young Saeng. Nampaknya, jika aku
menjadi manusia, umurku sama dengan umurmu.”
“Young
Saeng? Ah, begitu canggung.”
“Santai
saja. Sebenarnya hanya 3 orang yang memanggilku dengan nama itu. Raja Kim Seon,
Sung Young, dan kau. Ah, kau benar-benar
mengingatkanku pada Kim Seon.”
Hyun
Joong mengobrak-abrik tasnya, berusaha mengambil apa saja yang bisa ia makan.
“Kau
mau roti?”
“Aku
bawa bekalku sendiri, tapi, apakah itu roti dari kerajaanmu?”
“Yups,
rasanya tak kalah dengan rotimu.”
“Hm,
sudah lama aku tidak merasakannya. Le hannon, um maksudku gomawo.”
Hyun
Joong sebenarnya merasa sangat lelah. Tapi keberadaan Young Saeng di sampingnya
membuatnya ingin bertanya ini itu. Baru disadarinya kalau selama ini ia begitu
tidak tahu apa-apa. Young Saeng memberitahu semua yang ingin ia ketahui. Hyun
Joong begitu antusias menanyakan hubungan Young Saeng dengan Raja Kim Seon,
juga mengenai hubungannya dengan Sung Young.
Mereka
mengobrol cukup lama. Keakraban itu membuat keformalan di antara mereka sedikit
menghilang. Mereka sudah seperti sahabat lama saja. Rasanya, Hyun Joong sudah
lama tidak merasakan yang seperti ini semenjak Young Joong berubah menjadi
musuh yang sangat membencinya. Sampai pada akhirnya Hyun Joong maupun Young Saeng
merasa sangat mengantuk. Dan mereka pun tertidur.
Keesokannya
Young Saeng bangun lebih dulu. Dia berkeliling di Green Wood sejenak lalu
membangunkan Hyun Joong yang masih terlelap.
“Hyun
Joong, irreona! Kita harus melanjutkan perjalanan.”
Setelah
mengumpulkan nyawa dan membasuh muka dengan air minum, Hyun Joong segera
menunggangi Galsaeg. Dia tidak pernah merasa senyaman dan selelap itu tidur di
tengah hutan.
“Jadi,
kemana tujuanmu selanjutnya?”
“Kita
harus menuju Glory Mountain untuk mengajak para kurcaci,” Hyun Joong merogoh-rogoh
saku jubahnya tempat di mana seharusnya peta buatan Hyun Gi berada. Tapi yang
ditemukannya justru bubur kertas. Ommo, nampaknya peta itu sudah melebur
gara—gara ia tercebur di sungai.
“Hmm,
kurcaci, ne?”
“Memangnya
kenapa? Ah, ini tidak bagus, aku kehilangan petaku.”
“Haha,
gwaenchanayo, lihat saja nanti. Kau tidak memerlukan peta itu lagi, Hyun. Aku
adalah petamu sekarang.”
Perasaan
Hyun Joong kembali lega. Beruntung sekali Young Saeng ikut dengannya.
Selanjutnya mereka kembali mengerahkan tenaga agar bisa sampai di tepi Green
Wood. Ternyata tidak lama, mereka hanya memerlukan waktu 3 jam untuk
menyeberanginya.
Akhirnya
mereka bisa melihat sinar matahari lagi. Hyun Joong memicingkan matanya merasa
silau. Udara lembab yang ia hirup
perlahan tergantikan dengan udara kering. Tapi mereka tidak berhenti di situ,
mereka belum sampai, bahkan mereka baru menempuh separuh perjalanan. Mereka
terus memacu langkah, menyebrangi padang kering itu. Young Saeng yang tidak
begitu suka sinar matahari yang begitu terik dan lahan kering memutuskan untuk
membonceng di kuda Hyun Joong.
“Apa
kau sekarang merasa menyesal telah keluar dari Green Wood hanya karena ingin
membantuku?” ledek Hyun Joong.
“Hm,
baiklah aku akan pulang saja kalau aku hanya merepotkanmu. Tapi kau harus ingat
bahwa kau tidak punya peta.”
“Oke,
Lord Heo. Aku tarik kata-kataku kembali.”
Walau matahari begitu menyengat,
mereka tetap tidak mengurangi kecepatan. Galsaeg justru lebih senang berada di
padang seperti ini daripada harus berada di Green Wood yang lembab. Mereka
istriahat sekali di bawah perdu, lalu kembali melanjutkan perjalanan. Dari
kejauhan, mereka bisa melihat gunung berkilau yang semakin dekat.
“Wow, Glory Mountain. Gunung yang
terbuat dari emas,” gumam Hyun Joong.
“Kau terlalu berlebihan, itu hanya
gunung yang mengandung emas.”
“Tapi, emas itu tetap ada kan?
Walaupun ditambang terus oleh kurcaci.”
“Yah, kau benar. Lihat, kita
benar-benar sudah dekat. Kita tinggal menuruni tebing curam itu, tapi lebih
baik kita melewati hutan saja daripada memaksa Galsaeg melakukan seluncur.”
Tiba-tiba mereka mendengar lolongan
yang memekakkan telinga. Young Saeng maupun Hyun Joong terkesiap dan segera
mensiagakan senjata masing-masing. Young Saeng bahkan menarik 2 anak panah
sekaligus. Hwagolgeom di tangan Hyun Joong mengkilap-kilap siap menebas apapun.
Tak jauh dari mereka, Young Saeng yang sedang melayang melihat selusin Warg
yang siap menyerang. Warg adalah makhluk sejenis serigala namun lebih besar, mengerikan,
dan lebih buas tentunya.
“Lari!!” seru Young Saeng.
Sebenarnya bisa saja mereka melawan,
namun mereka tidak mau menyia-nyiakan tenaga dan keselamatan. Para warg yang
mengetahui mangsanya kabur segera menyusul dengan cepat.
“Apakah warg itu anak buah orc?”
“Bukan sekedar anak buah! Mereka
peliharaan. Ppali ppali! Mereka sudah begitu dekat.”
Warg-warg mengerikan meraung-raung
tepat di belakang mereka. Untuk memperlambat laju mereka, Young Saeng melayang
dan melepaskan beberapa anak panah. Beruntung sekali, 2 warg langsung
tumbang. Tapi masih ada 10 lagi yang
seperti itu.
Terlambat. Para warg sudah
menghadang jalan mereka. Tidak ada
pilihan lain, Hyun Joong segera mengayunkan hwagolgeom kesana-kemari, menangkis
serangan warg mengerikan. Tidak jarang ia nyaris terkena gigitan atau cakaran,
namun keberuntungan benar-benar sedang di pihaknya. Galsaeg tidak mau kalah,
dengan gesit ia menghindari serangan dan menyepak warg yang berada di
belakangnya. Hal itu sempat membuat Hyun Joong hampir terjatuh. Tapi kerjasama
antara galsaeg dan Hyun Joong begitu bagus. Yah, pada akhirnya pertempuran
kecil tak dapat dihindari lagi.
Young Saeng terbang semakin tinggi
agar bisa membidik warg. Lima warg berhasil ia tumbangkan dengan panah. Empat warg lainya sudah ditumbangkan Hyun
Joong dengan hwagolgeom. Satu warg yang tersisa sedang mengejar Galsaeg
kesana-kemari. Degan sekali bidikan, panah perak Young Saeng berhasil menembus
tubuh warg dengan mulus. Ternyata warg itu masih bisa berdiri, maka Young Saeng
melepaskan satu anak panah lagi.
Setelah kekacauan itu berhenti dan
semua warg tumbang, Young Saeng baru menyadari kalau Hyun Joong tidak ada.
Galsaeg meringkuk di tanah merasakan sakit di bokongnya yang berdarah karena
terkena cakaran.
“Hyun Joong-ah!”
Young Saeng membalik semua warg-warg
yang telah mati berharap menemukan Hyun Joong. Namun hasilnya nihil. Yang
ditemukannya hanyalah hwagolgeom yang tertancam pada tubuh warg. Ommo, ini
tidak bagus. Young Saeng menjadi semakin panik.
Sebenarnya apa yang terjadi pada Hyun
Joong?
Geurae, sekarang kita coba untuk
kembali ke kejadian beberapa saat lalu. Sementara Young Saeng asik melayang
sambil membidik warg-warg mengerikan itu, Hyun Joong tengah bergulat dengan
sengit di atas galsaeg sambil mengibaskan hwagolgeom kesana-kemari berharap
mengenai warg yang menyerangnya. Warg-warg besar itu berusaha menjangkau Hyun
Joong dengan cakarnya yang tajam serta gigitan mematikannya. Namun satu per
satu warg berhasil ditikam oleh Hyun Joong tepat di perut atau dada. Tinggal 2
warg yang mengerubungi Hyun Joong dan galsaeg.
Tiba-tiba salah satu warg melompat
sangat tinggi dari depan, membuat Hyun Joong terkejut. Reflek dia menghujamkan
hwagolgeom keras-keras di tubuh warg itu sehingga membuatnya ambruk ke samping.
Melegakan, Hyun Joong berhasil lolos dari cakarannya. Tapi, hwagolgeom Hyun
Joong masih tertancap kuat di tubuh warg tadi. Tidak ada waktu untuk
mencabutnya, warg terakhir sudah bersiap menerkamnya.
Hyun Joong akhirnya memacu galsaeg,
berusaha menghindari terkaman warg. Sang pangeran berniat meminta bantuan Young
Saeng, tapi elf itu terlalu jauh di atas dan sedang sibuk. Tidak ada pilihan
lain, Hyun Joong terus memacu galsaeg sampai akhirnya dia sampai di tebing
Glory Mountain. Galsaeg berhenti begitu mendadak membuat Hyun Joong hampir
jatuh.
“Bagus sekali. Jalan buntu.”
Hyun Joong mencengkram kekang
galsaeg erat-erat sambil memikirkan sesuatu agar dirinya selamat. Warg yang
mengejar sudah sampai persis di depan mereka. Sang pangeran berniat mengambil
ranting kayu sebagai senjatanya, namun warg tadi melolong begitu keras membuat
galsaeg meringkik terkejut sambil mengangkat dua kaki depannya. Hyun Joong yang
sedang berusaha mengambil ranting otomatis tidak memegang kekang kudanya sehingga
ia jatuh ke belakang, terus meluncur sepanjang tebing itu membawanya. Dia
berusaha menggenggam sesuatu agar tubuhnya tidak terus meluncur, tapi usahanya
sia-sia.
Akhirnya Hyun Joong jatuh tengkurap tepat di kubangan lumpur yang
berwarna keemasan atau memang lumpur itu terbuat dari emas? Tubuhnya terasa
begitu sakit dan sangat kotor. Untungnya Hyun Joong mengenakan baju pelindung
sehingga luka yang dideritanya tidak begitu parah, tapi lumpur yang mengotori baju
dan seluruh wajahnya tidak bisa dihindari.
“Agh..”
Dengan
susah payah ia berusaha bangkit. Tangannya meraba-meraba kesekeliling berusaha
menggapai sesuatu yang bisa digunakan untuk membantu berdiri. Hanya saja
tangannya malah menangkap sesuatu yang sangat keras. Pikirnya, itu hanyalah
batu biasa, tapi setelah dicermati, ternyata itu sebuah batu permata besar
berwarna hijau. Benda itu berkilau sangat terang di tangannya. Hyun Joong belum
pernah melihat permata seindah ini. Dengan melihatnya saja, dia bisa tahu harga
batu ini tidak sebanding dengan seluruh harta yang dimilikinya di kerajaan.
Setelah
beberapa lama terpesona dengan batu itu, Hyun Joong baru bangkit dengan
tergesa-gesa saat merasakan bajunya seperti ditarik-tarik dan tubuhnya dipatuki
oleh semacam burung raksasa. Benar saja, dua ekor burung elang berbadan singa
sebesar galsaeg sudah menjulang di sampingnya. Itu griffin! Yang nampaknya
sedang kelaparan. Ini tidak bagus, griffin sangat suka memangsa daging dan saat
ini Hyun Joong sedang berada di antara mereka. Cepat-cepat dimasukkannya batu itu ke kantong jubah.
“Terlepas dari mulut singa, masuk ke
mulut buaya. Terlepas dari warg, masuk ke kandang griffin.”
Griffin-griffin
itu berkaok-kaok tidak sabar untuk memangsa Hyun Joong. Sang pangeran hanya
menelan ludah, berusaha tenang. Sekeras apapun usahanya untuk tenang, tetap
saja tidak bisa karena selusin griffin lain tengah berlari ke arahnya. Hyun
Joong segera melesat tepat saat seekor griffin mematuk tempat ia berdiri tadi.
Semakin Hyun Joong berlari ke tengah area, semakin banyak pula griffin-griffin
yang dijumpai. Lumpur lengket yang dipijak membuatnya sulit berlari cepat.
Sebisa mungkin dia menghindari patukan, cakaran, ataupun bulu tajam dari sayap
burung elemental itu.
Tidak
lama kemudian Hyun Joong sudah terkepung. Dia mendengus kesal karena pada
saat-saat seperti ini hwagolgeom tidak berada di genggamannya. Dia sempat
mengharapkan bantuan Young Saeng, tapi pastinya elf itu tidak tahu
keberadaannya. Akhirnya Hyun Joong bertekad melakukan tindakan yang sangat
berani tapi bodoh. Dinaikinya seekor griffin terdekat. Griffin itu
mengepak-ngepakkan sayapnya sambil berkaok tidak suka dengan keberadaan Hyun
Joong di punggungnya. Dia berlarian
kesana-kemari berusaha menjatuhkan Hyun Joong. Sebisa mungkin Hyun Joong
mengendalikan si griffin dan bertahan agar tidak terjatuh.
“Ommo,
ini lebih buruk dari menaiki seekor banteng.”
Karena
griffin itu begitu panik, tangan Hyun Joong tidak sengaja mengenai sayap
tajamnya. Darah mengalir cukup banyak dari luka yang didapatnya. Pertahanan
Hyun Joong pun terlepas. Dia jatuh di lumpur lagi. Pandangannya sedikit
berkunang-kunang akibat benturan.
Hyun
Joong terlambat menyadari keberadaan 5 orang..umm kerdil? tengah berdiri mengelilinginya dengan
tatapan ingin tahu. Para griffin perlahan menjauhinya. Para prajurit kecil itu
bergegas memegangi Hyun Joong, mengikat tangannya, lalu menuntunnya entah
kemana. Hyun Joong cukup lega karena sudah terlepas dari griffin-griffin lapar,
tapi lagi-lagi ia tetap waspada. Makhluk-makhluk kerdil yang lucu ini belum bisa
membuatnya tenang. Apalagi posisinya saat ini sudah seperti seorang tawanan.
“Cepat
jalan!” perintah seorang diantaranya sambil menyodokkan tongkatnya ke Hyun
Joong.
“Apakah
kalian ini kurcaci?”
“Yeah,
kurcaci terbaik di Green Peas Land.”
“Ini
dia, tujuan dan tugas keduaku sudah di depan mata. Aku tidak boleh
mengacaukannya,” gumam Hyun Joong.
“Kau
bicara apa?”
“Ah,
anio.”
Hyun
Joong dan 5 kurcaci itu terus berjalan menuju pintu gerbang besar di gunung
yang terbuat dari emas. Hyun Joong hanya menganga saat mereka masuk. Ruangan
ini tidak gelap dan pengap serta tidak seperti bayangan Hyun Joong mengenai
sebuah ruangan di dalam gunung. Mungkin kurcaci memang makhluk paling kaya di
Green Peas Land. Bayangkan saja, ruangan utama yang sangat luas ini dilapisi
emas pada setiap dinding dan perabotnya. Atau jangan-jangan perabot itu memang
terbuat dari emas murni? Mata Hyun Joong benar-benar silau menerima pantulan
cahaya dari emas berkilauan itu. Sebenarnya tidak hanya emas, permata-permata
dan jenis batu berharga lainnya ikut dipajang di sana, seolah para kurcaci
ingin memamerkan seluruh hasil tambang.
“Apa kau begitu mengagumi hasil kekayaan Glory
Mountain?” Hyun Joong tersadar dari kekagumannya begitu seorang kurcaci yang
diduga sebagai pemimpin di sini menegurnya.
Kurcaci
itu lebih tinggi dibanding 5 kurcaci yang menggiringnya tadi. Pakaiannya lebih
sederhana, bukan baju zirah dan tidak berwarna emas seperti yang lainnya,
melainkan jubah berwarna hijau yang melambangkan Negeri Green Peas. Rambut panjangnya
dipangkas rapi, memberikan kesan tampan dan ia memiliki karisma seorang pemimpin.
Hyun Joong belum pernah bertemu dengan kurcaci sebelumnya. Dia membayangkan para
kurcaci memiliki tubuh pendek, gempal, berjanggut panjang, dan memiliki hidung
besar yang aneh. Namun makhluk-makhluk Green Peas benar-benar sempurna, bahkan
untuk ukuran kurcaci sekalipun. Mungkin hanya orc dan goblin yang masuk dalam
kategori makhluk jelek.
“Apakah
Anda pemimpin para kurcaci?”
“Pintar
sekali. Yeah, Kyu Jong imnida, tapi orang-orangku sering memanggilku Kyu Kyu.
Ireumi mwoyo? Jarang-jarang sekali manusia mampir kesini.”
“Joneun
Hyun Joong imnida, putra Raja Kim Seon Joong.”
Sejenak
para kurcaci yang ada di situ saling
memandang, menganggap perkataan Hyun Joong barusan hanyalah lawakan garing.
“Jamkkanman,
kau tadi bilang apa? Putra Raja Kim Seon? Apa yang membuatmu berpikir aku harus
mempercayai kata-katamu?” seulas senyum meremehkan terlukis di sana.
“Apakah
para kurcaci tidak pernah keluar dari Glory Mountain atau sesekali mengunjungi
Human Mainland?” entah kenapa Hyun Joong merasa begitu marah saat seseorang
tidak mempercayainya sebagai keturunan Kim Seon.
“Tenang,
nak. Kami memang jarang main kesana.
Banyak hal yang harus diurusi di sini. Yah, terutama sejak ‘yang berharga’ hilang
entah kemana. Para kurcai sudah sibuk mencarinya selama bertahun-tahun.”
Hyun
Joong merasa begitu aneh dipanggil dengan sebutan ‘nak’ oleh makhluk yang
tingginya hanya setengah badannya. Dia juga merasa bahwa kurcaci ini tidak lebih tua darinya.
“Walau
begitu, kalian harus percaya bahwa aku keturunan Kim Seon. Aku kesini mempunyai
tujuan.”
“Apa
tujuanmu?”
“Aku
kesini untuk meminta bantuan para kurcaci,” dalam keadaan terikat, Hyun Joong
memutuskan untuk menceritakan semua alasan yang mengharuskan para kurcaci
membantunya. Semua yang ada di ruangan itu terdiam, berusaha fokus mendengarkan
semua cerita Hyun Joong. “Jadi, bersediakah para kurcaci membantu para
manusia?”
“Perang
dan orc. Kami benar-benar menyukai keduanya. Para kurcaci sangat hebat dalam hal-hal
berbau perang terutama perang melawan orc. Hajiman, kau meminta bantuan perang
kepada kami seperti meminta permen saja. Kami juga belum meutuskan untuk
mempercayaimu sebagai putra Kim Seon.”
“Jadi,
apa yang harus aku lakukan?”
Nampaknya
Hyun Joong harus melakukan ujian di setiap tugasnya. Waktu itu saat di Elf
Kingdom, dia harus benar-benar meyakinkan Young Saeng mengenai statusnya. Young
Saeng bahkan berniat membunuhnya dengan melimpahkan sebuah ujian padanya.
Kemarin Hyun Joong bisa percaya diri, tapi sekarang, tanpa hwagolgeom dan dalam
keadaan seperti ini, dia tidak yakin bisa menghadapi ujian para kurcaci. Walau
begitu, siap tidak siap Hyun Joong harus menerimanya.
“Hm,
jika memang begitu, buktikanlah kepada kami bahwa kau pantas untuk diikuti. Kami,
para kurcaci tidak mau mengikuti atau dipimpin dalam perang oleh seseorang yang
lemah. Keturunan Kim Seon sudah pasti pintar bermain pedang,” Kyu mengambil dua
pisau panjang..umm atau pedang kecil? yang sangat tajam dan terbuat dari emas
dari sarung di pinggangnya.
“Hajiman,
aku kehilangan pedangku.”
Serentak
para kurcaci tertawa, mengejek,”Hahaha, kau meminta bantuan perang kepada kami,
tapi pedang saja kamu tidak punya. Bagaimana bisa kami mengikuti pembual
sepertimu.”
Wajah
Hyun Joong sudah merah padam antara kesal dan malu ditertawakan oleh
makhluk-makhluk pendek di sekitarnya. Tiba-tiba sebuah pedang melesat melewati
kepalanya dan menancap di lantai emas tepat di depannya. Itu hwagolgeom! Para
kurcaci melongo melihat pedang emas putih itu menancap di lantai emas yang
keras. Hyun Joong tak kalah terkejutnya. Dia menengok kebelakang dan kelegaan
mengalirinya. Di pintu gerbang, berdiri galsaeg yang sedang ditunggangi Young
Saeng. Elf itu hanya tersenyum sambil mengangguk mengisyaratkan Hyun Joong
untuk segera menjawab tantangan Kyu. Kemudian Young Saeng dan galsaeg pergi,
mungkin untuk meletakkan galsaeg di tempat kuda karena kurcaci penjaga gerbang
terus mengomel.
Sementara
itu, prajurit kurcaci yang mengikatnya tadi bergegas melepas ikatan Hyun Joong.
Walau sang pangeran kesakitan dan kotor, dia tetap semangat menghadapi Kyu.
Dengan hwagolgeom, dia yakin bisa meyakinkan para kurcaci. Kyu masih terbengong
saat Hyun Joong mencabut hwagolgeom dari lantai.
“Pe..pedang
itu terbuat dari emas?”
“Yups,
emas putih,” para kurcaci semakin terkagum-kagum.”Apakah kalian belum pernah
melihat emas putih? Ini salah satu hasil karya manusia. Manusia yang cerdas
tidak hanya menggunakan emas secara murni, tapi mereka mencampurinya dengan beberapa
logam sehingga terbentuk logam mulia ini. Selain menghemat penggunaan emas,
logam ini tak kalah indah dan berkilau dari perabotan kalian.”
Hyun
Joong berkata seperti itu sambil memainkan hwagolgeom di tangannya, seolah-olah
dia sedang mempromosikan barang.
“Tapi
sepertinya itu buatan elf,” celetuk kurcaci di ujung ruangan.
“Pedang
ini memang dibuat dengan bantuan elf. Tapi bahan dasarnya, dengan kata lain
emas putih ini asli buatan manusia itu sendiri. Tunggu sampai kalian melihat
kehebatan hwagolgeom, pedang hebat dari Kim Seon.”
Hyun
Joong mengayunkan pedangnya, menyerang Kyu yang masih terkagum. Trang! Kyu
ternyata memiliki reflek yang sangat bagus. Dia bisa menangkis serangan Hyun
Joong. Sang pangeran mengeluarkan smirknya, begitu juga dengan KyuKyu.
Selanjutnya mereka asik bertarung di ruangan utama. Kurcaci-kurcaci lain terus
mundur, menghindari medan tempur si tawanan dengan pemimpin mereka. Kyu sempat
menaiki beberapa meja dan melompat begitu tinggi untuk mengenai bagian atas
Hyun Joong. Tapi Hyun Joong berhasil menangkis.
Cukup
lama mereka saling adu pedang. Young Saeng yang sudah masuk ke ruang utama
hanya melihat sambil bersedekap. Beberapa kali Hyun Joong hampir terkena
tusukan Kyu. Baju dan jubah Hyun Joong berhasil disayat. Beberapa bagian di
kulitnya juga terkena sayatan, walaupun tidak dalam. Ternyata kurcaci memanglah
prajurit perang yang hebat. Mereka begitu gesit dan lincah. Musuh pasti
kesulitan menikam makhluk kecil itu. Tapi kurcaci-kurcaci bisa melihat
kelemahan lawan dengan tepat.
Hyun
Joong sudah merasa kelelahan meladeni Kyu. Tangannya yang terluka akibat
sayatan bulu griffin terasa semakin perih Akhirnya dia mengeluarkan seluruh
tenaganya dan dengan sekali hentakan ia menebas pedang emas Kyu. Masing-masing
pedang yang dipegang Kyu terpotong menjadi dua. Kurcaci itu hanya memelototi
pedangnya. Sementara Hyun Joong merasakan tangannya memerah dan sangat sakit
setelah melakukan aksi itu.
“Ommo,
kau memotong stabber,” pekik Kyu.
“Stabber?”
“Ne,
pedang-pedangku. Ah, sudahlah, para kurcaci bisa memperbaikinya,” dua kurcaci
berbaju zirah mendekat dan memunguti potongan pedang KyuKyu lalu dibawa entah
kemana.
Young
Saeng yang sedari tadi hanya bersandar sambil menonton bergegas mendekati
mereka sambil bertepuk tangan.
“Hullo,
Kyu Kyu sang pemimpin kurcaci. Apakah sekarang kau percaya bahwa temanku ini
keturunan Kim Seon?”
“Lord
Heo? Woah, suatu kehormatan bagi kami bisa dikunjungi oleh penguasa hutan dari
Elf Kingdom,” KyuKyu meletakkan salah satu tangannya di dada lalu membungkuk
hikmat. Lord Heo tidak merespon, dia malah berdeham. “Ah, iyaa…Geurae, aku
percaya padamu. Selamat datang di Glory Mountain, Pangeran Hyun Joong putra Kim
Seon,” dia juga membungkuk pada Hyun Joong.
“Jadi,
kalian bersedia membantuku?”
“Kkaja!
Kita membicarakan ini di ruang makan saja, dan lebih baik Pangeran Hyun Joong
membersihkan diri terlebih dahulu. Baumu seperti kotoran griffin,” Kyu
mendahului berjalan ke ruangan lain.
“Kurcaci
memang makhluk yang menyebalkan dan gila harta. Tapi, mereka begitu hebat,”
bisik Young Saeng.
“Kuharap
ramalan itu tidak salah menyuruhku meminta bantuan pada para kurcaci.”
*501*
Setelah Hyun Joong mengobati lukanya
dan yakin bahwa dirinya sudah benar-benar bersih serta terbebas dari kotoran
griffin, ia segera menempatkan diri di ruang perjamuan. Nampaknya semua ruangan
di dalam gunung ini terbuat dari emas, buktinya kemana pun Hyun Joong
melangkah, kilauan emas terus menyertainya. Jamuan makan malam yang disediakan
ternyata tidak sebanding dengan kekayaan yang dimiliki para kurcaci. Mereka
menyediakan makanan ala kadarnya, berupa daging asap dan sedikit salad buah untuk Young Saeng. Mereka benar-benar
menghemat pengeluaran agar harta yang dimiliki tidak cepat habis. Walau begitu,
Hyun Joong dan Young Saeng tetap menikmati makanan yang ada. Hyun Joong tidak
mau repot-repot protes atau semua tugas ini akan sia-sia.
“Ah, makanan yang sangat enak,” ucap
Young Saeng setengah hati begitu selesai menyantap saladnya. Hyun Joong dan Kyu
nampaknya juga sudah selesai.
“Lord Heo, apakah para elf
memutuskan untuk membantu para manusia?”
“Ne, tentu saja. Para elf tidak
semudah itu melupakan jasa-jasa yang pernah dilakukan oleh para manusia terdahulu,
terutama raja kita, Kim Seon.”
Kyu Jong sedikit getir mendengar
jawaban itu,”Yeah, kau benar. Manusia telah banyak berjasa untuk Negeri ini.”
“Jadi, Kyu-ssi, apa kau sudah
memikirkan bantuan yang akan diberikan oleh para kurcaci?”
“Kami akan sangat senang membantu
manusia dalam perang melawan orc. Seperti yang aku bilang sebelumnya,
kurcaci-kurcaci sangat suka menumpas orc dan nampaknya tangan kami sudah gatal,
ingin segera melakukannya. Tapi sebelumnya…”
“Ne?”
“Apa yang bisa diberikan manusia sebagai
imbalan atas bantuan kami?” Kyu mengeluarkan smirk sambil menopangkan kepala
pada tangannya. Hyun Joong dan Young Saeng hanya saling pandang, seolah berdiskusi
tanpa suara mengenai imbalan apa yang pantas diberikan pada kurcaci yang
memiliki gunung emas.
“Bukankah kau sudah memiliki banyak
harta, bahkan melebihi harta yang kumiliki. Apa lagi yang kau inginkan?”
“Hahaha, tepat sekali. Yaah, kalau
begitu sayang sekali. Kalian boleh menginap di sini satu malam,” Kyu hendak
bangkit dari kursinya. Hyun Joong hanya tercengang mendengar penolakan bantuan
secara tidak langsung ini.
“Mwo? Sudah selesai? Hyun Joong-ah,
pikirkan sesuatu.”
Tanpa disuruh pun Hyun Joong sudah
mengusahakan dan memikirkan apa saja yang bisa digunakan untuk membujuk kurcaci
ini. Beruntung sekali, sebuah ide melintas di benaknya.
“Bagaimana kalau imbalannya adalah
para manusia mengajarkan para kurcaci cara membuat emas putih?”
Kyu yang akan meninggalkan ruangan
itu mengurungkan niatnya dan kembali duduk di tempatnya. Hyun Joong dan Lord
Heo sempat berharap ini akan berhasil.
“Menarik. Tapi itu belum cukup
karena aku akan mengirim 5501 prajurit terbaik,” Kyu kembali berdiri.
“Bolehkah aku memanahnya?” Lord Heo
sudah memegangi busur dan panahnya. Iris matanya yang semula normal berwarna
hijau, perlahan berubah menjadi merah. Yah, iris mata elf memang bisa berubah
warna sesuai suasana hati, dan warna merah menunjukkan bahwa elf itu sedang
kesal atau marah.
“Andwae! Aku rasa, aku tahu apa yang diinginkannya. Umm, jamkkanman, di gunung emas kan temukan cahaya yang
hilang. Cahaya yang hilang? Apa itu?”
“Mungkin sesuatu yang berharga bagi
para kurcaci?”
Kepala Hyun Joong langsung disinari
bohlam lampu dalam arti sebuah pemahaman melintas di otaknya. Dia sudah
memahami semuanya, semua peristiwa dan perkataan itu. Kyu pernah mengatakan
bahwa para kurcaci sedang sibuk mencari sesuatu yang berharga. Dia yakin iniah
jawabannya, maka dirogohnya kantong jubahnya yang terasa berat.
“Kyu-ssi, jamkkanman! Bagaimana
kalau kuberikan ini padamu?”
Permata hijau di tangan Hyun Joong
itu langsung berkilauan, bersinar sangat terang. Kyu dan semua kurcaci yang ada
di situ terperangah, tidak mempercayai apa yang mereka lihat. Young Saeng
bahkan hanya terbengong.
“Darimana kau mendapatkannya? Apakah
selama ini kau yang mencurinya?!” hardik Kyu.
“Luminous Green Jewel,” gumam
kerumunan kurcaci yang ternyata semakin banyak. Para kurcaci berdatangan dari
segala arah.
“Anio! Aku menemukan ini di kubangan
lumpur kandang griffin saat aku terjatuh tadi.”
“Sudah bertahun-tahun lamanya para
kurcaci kehilangan cahaya hijau itu, sekarang pada akhirnya ditemukan kembali
oleh seorang keturunan Kim Seon. Maukah kau mengembalikannya pada kami? Agar
benda itu bisa dipasang di tempat yang semestinya,” mata KyuKyu berbinar-binar.
“Tentu saja, asal para kurcai mau
membantu.”
“Hm, setuju!” mereka berdua
tersenyum. Kyu sangat senang menerima permata bercahaya itu, sementara Hyun
Joong merasa lega tugas kedua ini berhasil, namun di sisi lain ia merasa tidak
rela menyerahkan benda hijau itu. Daya tarik Luminous Green Jewel benar-benar
sangat hebat.
KyuKyu membawa permata itu dengan
hati-hati. Dia menerobos kerumunan para kurcaci dan berjalan menuju ruang
utama. Diletakkannya permata itu di sebuah tempat kosong pada dinding emas.
Begitu diletakkan, luminous green jewel mengeluarkan cahaya yang lebih terang
sehingga mampu menyinari seluruh ruangan. Semua emas yang ada di ruangan itu
langsung menjadi hijau karena memantulkan cahaya permata. Keren sekali. Simbol
warna Negeri Green Peas akhirnya bersinar largi di gunung itu.
Kyu mendekati Hyun Joong dan
berlutut dengan sebelah kakinya,”Kami sangat berterimakasih karena Sang Pangeran
berhasil menemukan ‘yang berharga’, untuk itu aku akan segera mengirimkan 5501
pasukan ke Human Mainland, dan aku akan mengikuti kemanapun Pangeran pergi. Aku
menebak, kalian masih harus melakukan perjalanan?”
“Kami juga sangat berterimakasih
padamu Kyu-ssi, kurcaci baik hati dan materialistis. Hanya saja…”
“Kami akan sangat senang jika kamu
ikut dalam perjalanan kami,” sela Young Saeng, membuat Hyun Joong menatapnya
tajam karena elf itu juga memutuskan sesuatu secara sepihak. “Lebih banyak,
lebih baik kan? Lagipula, kurcaci bukan
manusia, sehingga kamu tidak perlu takut menyalahi ramalan, dan Kyukyu, jika
kau ingin ikut dalam perjalanan, kendaraan apa yang akan kau gunakan?”
Kyu berpikir sejenak,”Kurcaci
sebenarnya sangat senang berjalan kaki. Tapi, jika itu hanya memperlambat
perjalanan aku bisa menaiki griffin peliharaan kami. Mereka binatang terbang
yang sangat mengagumkan, bukan?”
“Nah,sempurna.”
*501*
Malam berlalu begitu cepat. Tidak
terasa matahari suah bersinar kembali. Hyun Joong yang sempat merasa lega kembali
dilanda kecemasan. Selama ini dia lupa menghitung waktu yang masih tersisa,
tapi dia yakin waktunya tidak banyak. Dia baru melaksanakan separuh perjalan,
masih ada 2 makhluk elemental lagi yang harus dibujuk sedemikian rupa dan
perang akan segera menantinya. Perang yang mengharuskan Hyun Joong melawan
hyungnya sendiri.
Hyun Joong dan Young Saeng yang
sudah selesai mengemasi barang segera menghampiri KyuKyu di kandang Griffin.
Sebenarnya Hyun Joong sedikit trauma dengan makhluk separuh elang separuh singa
itu karena peristiwa buruk yang dialaminya. Bahkan luka di tangannya masih
berdenyut nyeri walaupun sudah diobati Young Saeng. Tapi kandang galsaeg berada
di sebelahnya, jadi dia harus mendekat. Para griffin yang melihat Hyun Joong
langsung berkaok-kaok, masih mengingat kejadian kemarin rupanya.
“Burung menyebalkan, bagaimana bisa
kau mendapatkan griffin-griffin itu?” tanya Hyun Joong pada Kyu yang sedang
mengeluarkan salah satu griffin.
“Mereka nampaknya tidak suka
denganmu, haha. Aku tidak mendapatkannya, merekalah yang mendatangi tempat ini.
Griffin sebenarnya adalah makhluk penjaga barang-barang berharga seperti harta
karun, atau emas. Yah, seperti yang kau ketahui, tempat ini dipenuhi emas
sehingga para griffin berdatangan. Karena kami pikir menguntungkan, maka para
kurcaci membuat kandang istimewa ini.”
“Bukankah griffin bisa terbang?
Lagipula ini kandnag terbuka. Mengapa mereka tidak kabur?”
“Seperti yang aku katakan tadi.
Mereka tertarik dengan benda berharga dan kandang ini sangat istimewa.
Lumpurnya terbuat dari lelehan emas yang lengket sementara kandangnya terbuat
dari emas dan perunggu. Berkat bantuan Gold Witch, para griffin tidak bisa
lepas dari tempat ini kecuali dilepaskan oleh para kurcaci.”
“Gold Witch? Maksudmu penyihir gila
harta itu?” tanya Young Saeng.
“Hust, dia adalah penyihirnya para
kurcaci. Kalian, makhluk-makhluk Green Peas pastinya punya penyihir kan? Sayang
sekali, tak lama setelah Green Witch yang agung tewas, penyihir kami juga
tewas.”
Mendengar itu, Hyun Joong jadi
teringat akan cerita abeojinya mengenai kepunahan para penyihir di masa lalu.
Hal itu sangat menyedihkan. Padahal Hyun Joong sangat ingin melihat penyihir pelindung
manusia, White Witch.
“Ah, aku juga jadi merindukan Blue
Witch,” gumam Young Saeng.
“Lord Heo, kudengar Anda pernah
berhubungan dengan penyihir itu, apakah benar?”
“Mwo? Aniyo!” Hyun Joong langsung
menatap Young Saeng tajam.
“Apa Sung Young tahu hal itu?”
“Mwo? Heh, dengar. Geurae, dulu kami
memang sangat akrab, yah, aku sempat menyukainya tapi tidak berhubungan lebih
jauh karena dia lebih dulu pergi dari dunia ini, dan, yah, Sung Young sudah
tahu.”
“Jinja?” Hyun Joong terus
menggodanya.
“Lihat, iris mata Lord Heo berubah
menjadi merah muda,” KyuKyu tak mau kalah.
“Aku belum pernah melihat elf merasa
malu sebelumnya,”
“Waktumu tinggal sedikit, Hyun.”
Tidak
tahan dengan dua makhluk itu, akhirnya Young Saeng memutuskan untuk
melayang pergi. Kyu dan Hyun Joong berhenti tertawa lalu segera menunggangi
binatang masing-masing, berniat menyusul sang elf. Mau tidak mau Hyun Joong
merasa kagum dengan griffin yang sekarang di tunggangi Kyu. Makhluk itu
benar-benar mengagumkan dan sangat gagah. Dia sedikit iri pada Kyu yang bisa
menungganginya tanpa terluka.
“Kita akan kemana setelah ini?” tanya
Kyukyu.
“Ke Silent Cave.”
“Mwo? Tapi di sana daerah kekuasaan
werewolf. Apa kau yakin? Mereka tidak begitu ramah.”
Hyun Joong langsung mematung. Jadi,
werewolf lah makhluk yang mendiami Silent Cave. Setahunya, manusia serigala
sangat membenci manusia karena peristiwa masa lalu yang…tidak menyenangkan.
Apalagi peristiwa itu melibatkan Raja Kim Seon. Ini akan menjadi tugas yang
sulit.
“Yah, aku yakin.”
“Geurae, tapi, kenapa elf itu pergi
ke arah sungai? Bukankah akan lebih cepat melalui hutan?”
Hyun Joong dan Kyu segera menyusul
Young Saeng yang sudah cukup jauh di depan. Begitu mendekat, Young Saeng malah
menatap mereka tajam. Iris matanya sudah berubah menjadi merah.
“Ommo, apa kau benar-benar marah
pada kami? Mianhae Young Saeng, kau tahu kan kami tadi hanya bercanda,” kata
Hyun Joong.
“Kau in bicara apa. Tentu saja aku
tahu kalian hanya bercanda. Itu bagus, mengingat kau selalu serius akhir-akhir
ini. Anio, aku tidak marah pada kalian. Aku marah pada sekumpulan warg di hutan
yang tengah menunggu kita. Untuk itulah aku membawa kalian mengikuti arus
sungai saja, jangan melewati hutan.”
“Warg? Mereka masih mengejar kita?
Bagaimana kau tahu mereka ada di sana?”
“Hey, apakah sang pangeran sudah
pikun? Aku adalah elf penguasa hutan, hutan adalah bagian dari diriku.”
“Ah, mian…”
“Sssttt! Ppali! Sembunyi di bebatuan
itu. Kyu! Jangan terbang terlalu tinggi.”
“Bukan aku yang terbang, griffin ini
yang..”
Perkataan Kyu langsung terhenti. Di
antara mereka bertiga tidak ada yang berani bicara saat sekumpulan orc melintas
di depan mereka. Untung mereka sudah bersembunyi di balik batu. Orc yang lewat
semakin banyak saja. Tampang mereka benar-benar buruk, seperti wajah yang
terbentur trotoar lalu dilindas truk. Orc-orc itu berpakaian zirah lengkap
dengan senjata tajam beraneka ragam. Setelah itu disusul beberapa goblin.
Goblin berukuran lebih kecil dari orc, tapi tidak kalah menyeramkan. Tubuh
mereka gempal, berwarna hijau dan berlendir. Lari mereka begitu cepat.
Lima belas menit mereka bertiga
menunggu, akhirnya semua orc dan goblin sudah lewat. Benar-benar banyak. Hyun
Joong tertegun, itu pasti sebagian pasukan yang dikirim untuk membinasakan
Human Mainland.
“Kita kehabisan waktu,” ucap Hyun
Joong.
“Belum, mereka hanya pelacak.
Pemimpin perjalanan,” kata Young Saeng datar.
“MWO? Pemimpin perjalanan? Tapi
jumlah mereka ada 2000an!” seru KyuKyu
“Ini akan menjadi mimpi buruk,
pasukan yang sebenarnya pasti 10x lipat lebih banyak. Nampaknya Young Joong
berhasil mengumpulkan seluruh makhluk kelam di Negeri Green Peas.”
Hyun Joong tidak bisa berkata
apa-apa lagi. Dia masih tertegun dan sulit mempercayai apa yang baru saja
dilihatnya. Young Joong benar-benar serius akan membinasakan seluruhnya. Sampai
saat ini dia masih belum mempercayai hyungnya itu berniat membunuh dongsanegnya
sendiri dan menghancurkan tanah kelahiran demi kekuasaan mutlak. Manusia benar-benar
mengerikan.
Setiap manusia pastilah mempunyai
sisi terang dan gelap dalam dirinya. Seseorang yang biasanya bersikap jahat
suatu saat pasti bisa menjadi baik. Begitu sebaliknya, orang baik tidak akan
selamanya bersikap baik. Hyun Joong terus memikirkan Young Joong. Setelah
melihat kawanan orc dan goblin beberapa saat lalu, pikirannya tidak pernah
lepas dari hyungnya itu. Hyung yang dulu selalu
menjaga dan membuatnya tertawa. Hyung yang mau mengalah dan memberikan
apapun yang Hyun Joong mau. Walau Young Joong mengancam akan membunuhnya dengan
menyatakan perang, tidak bisa dipungkiri bahwa Hyun Joong juga merasa khawatir
pada Young Joong. Orc adalah makhluk yang licik dan kejam serta haus kekuasaan.
Dia takut kalau Young Joong hanya dimanfaatkan oleh mereka.
“Hyun Joong-ah, gwaenchanayo? Dari
tadi kamu hanya melamun,” Young Saeng terbang rendah di samping Hyun Joong.
Sejenak ia duduk di bokong Galsaeg.
“Gwaenchana aniya, tentu saja.”
“Arraseo, pasti karena perang yang
akan terjadi nanti. Yah, semua makhluk Green Peas sudah sepantasnya
mengkhawatirkan hal itu.”
“Ne. Ngomong-ngomong, bagaimana bisa
kau menemukanku saat aku sedang berada di Glory Mountain?”
Young Saeng mengeluarkan busurnya
dan menggosok-gosoknya dengan sehelai kain dari saku jubahnya,”ah, itu hal
mudah. Kau harus berterimakasih pada kudamu yang pintar ini.”
“Maksudmu, Galsaeg yang memberitahumu?”
“Hmm, terkadang aku bisa bicara
dengan mereka, eh bukan berarti bicara dengan bahasa seperti kita ini,
maksudnya aku bisa memahami ataupun menyuruh para binatang untuk melakukan
sesuatu. Jadi, waktu itu Galsaeg memahami kecemasanku dan dia langsung
menunjukkan keberadaanmu terakhir kali,” kali ini Young Saeng menghitung jumlah
panahnya yang tersisa,”Galsaeg membawaku ke tebing itu, dan aku langsung yakin
bahwa kau berada di daerah kekuasaan kurcaci karena tebing itu hanya mengarah
ke satu-satunya tempat yaitu Glory Mountain. Fuh, untung panahku masih banyak.
Semoga cukup untuk perjalanan selanjutnya.”
“Ha? Panah?”
“Ah, ini, aku sedang menghitung
senjataku.”
Selanjutnya Hyun Joong hanya
tersenyum sambil mengelus-elus kepala Galsaeg yang dipenuhi rambut surainya.
Dia sangat senang kuda abu-abu kesayangannya ini ikut dalam perjalanan.
Mendengar cerita Young Saeng, dia menjadi sedikit berharap bisa berbicara pada
Galsaeg juga.
“Apakah semua elf bisa bicara dengan
binatang?”
“Yah, sebagian besar. Para elf
memang ditakdirkan untuk dekat dengan alam termasuk makhluk-makhluk hidup di
dalamnya.”
Setelah menyusun semua anak panah
yang tadi dihitung ke dalam wadahnya, Young Saeng memutuskan untuk kembali
terbang, menemani Kyu Jong yang tengah terkantuk-kantuk di atas punggung
Griffin karena tidak ada yang mengajaknya mengobrol dan juga akibat perjalanan
panjang. Sayang sekali mereka harus memutar, perjalanan menjadi lebih lama.
Saat matahari sudah mulai tenggelam,
mereka baru menyeberangi sungai dalam arti perjalanan mereka baru ditempuh
setengahnya. Hyun Joong maupun Kyu Jong benar-benar sudah merasa pegal karena
terus duduk sepanjang hari ini. Untung saja, tidak jauh dari jembatan, Kyu
melihat kerlap-kerlip lampu yang mulai bermunculan satu per satu.
“Apakah itu kota? Ayo kita istirahat
di sana! Karena kita sudah dekat dengan daerah kekuasaan Orc, alangkah lebih
baik bagi kita untuk tidak tidur di alam liar.” serunya kegirangan. Matanya
yang tinggal 5 watt mendadak menjadi 501 watt.
“KyuKyu benar, tapi apakah kalian yakin?
Itu Centaur City, kotanya para Centaurus.”
“Para Centaurus itu baik, kan?”
Hyun Joong mencoba mengingat-ingat semua makhluk-makhluk Green Peas
beserta karakteristiknya.
“Dulunya sangat baik. Bahkan mereka
berada di pihak kita saat perang besar di masa lalu. Tapi semenjak perang itu,
kau tahu sendiri kan banyak makhluk Green Peas yang berubah. Para Centaurus
kini menjadi sangat netral, bangsa mereka tinggal sedikit, semua yang hebat dan
berani terbunuh, mereka tidak mau terlibat
hal-hal berbau perang lagi,” jelas Young Saeng sedikit antusias. Dia
sekarang nampak seperti guru yang tahu segalanya di mata Hyun Joong.
Benar-benar guide yang hebat.
“Jamkkanman! Mereka bukan Centaurus
penggila harta, pesta, dan judi kan?” tanya Kyu cepat. Semangatnya yang semula
menggebu perlahan merosost.
“Sayangnya iya. Untuk melupakan masa
lalu dan menikmati masa-masa sekarang, para Centaurus memutuskan untuk
menenggelamkan diri dalam kesenangan dan foya-foya. Sayang sekali, padahal
centaurus yang terlatih bisa menjadi makhluk hebat dan kuat.”
“Gawat, satu lagi makhluk gila
harta,” Hyun Joong langsung mendapat tatapan tajam dari Kyu,”Ehm, kalau para
Centaurus itu netral, berarti mereka masih bisa menolong, kan? Kita hanya akan
menginap semalam saja.”
“Mungkin. Kalau begitu, kkaja!”
Dengan sedikit paksaan, akhirnya Kyu
Jong mau dibujuk untuk melanjutkan perjalanan ke Kota Centaur yang tinggal
beberapa meter. Bagi yang tidak tahu Centaurus, bayangkan saja mereka adalah
hasil perkawinan antara manusia dan kuda. Mian, Centaurus benar-benar sosok
yang unik, mengagumkan, dan menyeramkan. Dari kepala sampai setengah badannya
benar-benar terlihat seperti manusia normal, namun dari perut sampai kakinya
berwujud Galsaeg um,,maksudnya kuda. Yah, kuda sungguhan yang memilik ekor!
Mereka adalah makhluk elemental yang cukup panjang umur, walaupun tidak abadi.
Kota Centaur adalah kota yang sunyi
di siang hari dan ramai di malam hari. Penghuninya selalu mengadakan pesta
malam. Bahkan bar besar yang menjadi pusat penyelenggaraan pesta tidak pernah
sepi setiap harinya. Hyun Joong, Young Saeng, dan Kyukyu sudah sampai di
gerbang kota. Beberapa pasang mata menatap dan mengikuti gerak-gerik mereka
sejenak lalu bergegas melanjutkan kesibukan masing-masing. Mereka bertiga sempat
kebingungan akan singgah di mana, namun sebuah papan bertuliskan ‘Bar & Penginapan’ langsung menarik
perhatian.
Tempat itu tampak begitu besar dari
luar. Kerlap-kerlip lampu dan keramaian centaurus-centaurus yang sedang
berpesta terdengar begitu keras. Pasti di dalam sana sedang terjadi pesta
rutin. Seorang penjaga pintu langsung menghentikan dan mengamati mereka dari atas ke bawah. Tentu saja dia
heran melihat manusia, elf, dan kurcaci jalan bersama dengan membawa senjata
dan hewan-hewan aneh. Centaurus itu berjanggut dan berambut panjang, sementara
wajahnya terlihat begitu tua tapi matanya menyorot tajam, tegas, dan penuh
semangat. Tubuh kudanya berwarna abu-abu, sama seperti Galsaeg hanya saja
terkesan lebih kotor, padahal Galsaeg sudah melakukan perjalanan panjang selama
beberapa hari ini.
Hyun joong langsung turun dari
kudanya begitu Young Saeng berbincang dengan si penjaga. Berbeda dengan Kyu,
dia justru masih asik duduk di atas Griffin sambil memandang kesekeliling
dengan tatapan horror.
“Silehamnida, kami ingin menginap di
sini, ijinkanlah kami masuk.”
“Dan siapakah kalian-kalian ini?”
pandangan centaurus itu tidak lepas dari si griffin dan Kyu.
“Kau tidak tahu…” Young Saeng
langsung menyikut Hyun Joong yang hendak memberitahu identitas mereka yang
sebenarnya,”Ah, kami hanyalah pengembara biasa. Kami butuh tempat untuk tidur
barang semalam saja, jebal.”
“Kota ini adalah kota damai yang
jarang dikunjungi orang asing. Geurae, kalian aku ijinkan masuk, tapi
tinggalkan senjata dan hewan-hewan mengerikan kalian di tempat penitip di
sebalah sana,” centaurus setengah mabuk itu menunjuk tenda kecil di samping
bar.
“Shireo!” bantah Kyu cepat
membuatnya langsung mendapat tatapan horror dari Young Saeng dan Hyun Joong.
“Ne, kami akan menitipkannya di sana.”
Sekali lagi Hyun Joong dan Young
Saeng harus memaksa Kyu agar mau menitipkan senjatanya. Sebenarnya mereka
berdua juga khawatir, namun tidak ada pilihan lain. Mereka sudah sampai di
sini, mereka harus bisa istirahat dengan tenang.
“Mungkin tidak ada salahnya jika kita membawa senjata kecil untuk
berjaga-jaga. Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang akan terjadi.”
“Terimakasih atas semangatnya
pangeran, nah, KyuKyu mungkin kita bisa membawa pisau kecil emasmu itu untuk
berjaga-jaga? Kurasa tidak sulit untuk disembunyikan.”
“Ah, ide bagus.”
Setelah menyerahkan barang-barang
mereka pada centaurs penjaga, mereka bergegas masuk ke bar sekaligus penginapan
itu. Hyun Joong dan KyuKyu sudah merasa begitu lapar sementara Young Saeng
ingin segara tidur di kasur yang empuk. Begitu masuk, bau anggur dan kuda
langsung menyengat hidung. Kekacauan dan kebisingan tumpah ruah menjadi satu,
tapi nampaknya semua centaurus menyukai itu. Hyun Joong mengernyit melihat
semua itu dan hendak keluar lagi tapi Young Saeng buru-buru mencegahnya. Dari
sekian banyak centaurus, tidak ada satu pun yang memperhatikan kedatangan
mereka karena sedang sibuk dengan pesta masing-masing, ada yang tengah berjudi
dengan kartu, bola-bola, ataupun lempar panah kecil. Bahkan tidak sedikit
centaurus terlihat sedang asik minum-minum, berjoget liar dengan tapal kudanya
yang berderap keras, atau bermain-main dengan centaurus yeoja yang
penampilannya tidak kalah mengerikan.
“Bisakah kita mendapat makanan atau
minuman dulu?” Kyu sudah menatap berbotol-botol anggur dengan antusias sedari
tadi.
“Ah, aku langsung tidur saja,” kata
Young Saeng sambil berlalu untuk memesan kamar.
“Aku setuju dengan Young Saeng.
Bukankah kita masih mempunyai makanan? Kita makan itu saja, dan juga aku tidak
begitu yakin dengan kebersihan dan kelezatan makanan di tempat ini.”
“Oh, ayolaah, paling tidak ijinkan
aku membeli beberapa anggur merah itu.”
“Pergilah.”
KyuKyu yang sudah melangkah ke meja
bartender mendadak kembali lagi ke hadapan Hyun Joong,”Bolehkah aku meminjam
uang?”
“Anio.”
“Sekali ini saja, bukankah aku sudah
mengirim pasukanku?”
“Dan kau sudah kuijinkan ikut dalam
perjalananku.”
“Ah, gomawo, sahabatku,” KyuKyu
langsung lari lagi ke arah meja bartender. Hyun Joong terlambat menyadari,
ternyata Kyu sudah mengambil kantong uang miliknya.
“Argh, pencuri kerdil!”
Begitu Kyu kembali dengan dua botol
anggurnya, Hyun Joong langsung menjambak rambut panjangnya kuat-kuat. Tentu
saja Kyu berteriak-teriak kesakitan. Tapi untungnya kebisingan pesta menutupi
keributan mereka.
“Apa yang sedang kalian lakukan?”
Young Saeng nampak heran dengan kedekatan mereka yang tidak biasa. Dengan
enggan Hyun Joong melepaskan cengkramannya.
“Apa kau mendapat kamar?”
“Ne, kabar buruknya kamar yang tersisa
tinggal satu tapi kabar baiknya kamar yang kupesan punya 3 ranjang, hehe.”
“Joha, kita langsung kesana saja,”
kata Hyun Joong sambil berlalu mendahului, yah, padahal dia tidak tahu di mana
kamarnya.
*TBC*
[Green Peas Land Map]
Related Posts :
- Back to Home »
- 15+ , Adventure , Brothership , Green Peas , Heo Young Saeng , Kim Hyun Joong , Kim Hyung Jun , Kim Kyu Jong , OC , Park Jung Min , Part , SS501 »
- zuSaeng501 | GREEN PEAS LAND | When The Mortal and The Elementals being United (PART 1)