Posted by : Zusli zuSaeng Triple'S Tuesday, August 19, 2014


Details:
-          Title                 : Green Peas Land (Ketika makhluk fana dan makhluk elemental bersatu)
-          Genre              : fantasy, Adventure, Brothership
-          Category         : 15+, Chapter
-          Author            : Zusli a.k.a Shin Sung Young
-          Casts :
·         Kim Hyun Joong aka Prince Kim HJ
·         Heo Young Saeng aka Lord Heo
·         Kim Kyu Jong aka KyuKyu
·         Park Jung Min aka Prince Jung
·         Kim Hyung Jun aka Junnie
·         Kim Young Joong as Hyun’s brother
·         Shin Hyun Gi as Oracle
·         Others…

Thanks to God, Casts, and Readers^^
Happy Reading~

©2013 zuSaeng501



*501*

            Ternyata bar yang tergabung dengan penginapan ini jauh lebih besar jika dilihat dari dalam. Jika saja penghuninya tidak seliar dan seberantakan itu, tempat ini sudah pasti sangat indah. Dinding, atap, dan lantainya terbuat dari kayu hutan terbaik. Desain arsitekturnya begitu mengagumkan. Banyak sekali hiasan-hiasan berupa lukisan atau ukiran di setiap sudut, hanya saja benda-benda itu sekarang penuh noda-noda akibat pesta.
            Bangunan itu bertingkat tiga. Lantai dasar merupakan bar dan aula besar yang digunakan untuk berpesta sementara lantai 2 dan tiga adalah kamar-kamar. Menurut perhitungan Young Saeng, kamar yang ada di sini jumlahnya sekitar 55.
            “Wow, kamar kuda yang bagus,” kagum Hyun Joong begitu masuk ke kamar terakhir, kamar mereka.
            Yah, kamar ini tidak seperti kandang kuda pada umumnya. Kamar ini kurang lebih seperti kamar di kerajaan Hyun Joong tapi luas ruangannya hanya sepertiga kamarnya dan cat hijau dindingnya sudah memudar. Bahkan beberapa barang-barang yang diyakini pernah berada di suatu tempat di situ sudah lenyap entah kemana. Mungkin pengunjung-pengunjung yang tidak bertanggung jawablah yang mengambilnya.
            “Kyu! Kembalikan uangku!” serang Hyun Joong langsung.
            “Igeo. Tenang saja aku hanya meminjam 5 koin.”
            “Huh, menyebalkan sekali,” Hyun Joong membuka kantong uangnya dan kembali menghitung koin emas yang masih dimilikinya.”Yaa! kau mengambil 7 koin!”
            “Hm, berarti aku salah menghitung. Ne, aku meminjam 7, gomawo chingu,” Hyun Joong sudah bersiap memukul kepala Kyu dengan botol anggur yang tadi dibelinya, tapi Young Saeng buru-buru menenangkan.
            “Lebih baik kalian tidur saja daripada bertengkar terus di hotel centaurus.”
            “Aku menyesal telah mengajaknya. Apa untungnya dia? Belum 24 saja dia sudah menguras kantong uangku,” Kyu tidak merasa tersinggung dengan perkataan Hyun Joong. Dia justru hanya meringis, umm..atau mungkin karena dia sudah terpengaruh dengan anggur yang diminumnya
            “Sudahlah, gwaenchanayo. Kau juga tidak mungkin mengirimnya kembali.”
            “Haahhh…Oiya, saat berbicara dengan centaurus tadi, kenapa kita tidak memberitahu identitas yang sebenarnya saja? Aku yakin mereka akan menyambut kita dengan baik.”    
            “Kau tidak mengerti. Bukankah aku sudah bilang kalau mereka itu netral dan sama gila hartanya seperti kurcaci? Mereka tidak akan menyambutmu walau kau sudah menjadi raja sekalipun um..kecuali jika kau pernah membuat mereka merasa berhutang budi. Sementara itu, kita sekarang sudah sangat dekat dengan Gunung Gelap Orc, tinggal beberapa kilo saja. Apakah kau tidak ingat dengan para warg? Mungkin saja para Orc sudah menyebarkan berita mengenai siapa saja yang bisa menangkap dan membunuh pangeran manusia akan diberi imbalan yang pantas. Mereka semua memburumu!”
            “Berarti kita tidak boleh berlama-lama di sini sebelum ketahuan.”  
            “Tepat sekali. Untuk itu, beristirahatlah. Pagi-pagi sekali kita harus sudah keluar dari sini sebelum semua orang sadar dengan keberadaan kita.”
            “Kalau begitu, apa yang begitu membuatmu yakin mengenai misi yang mengharuskan pergi ke Gua Sunyi untuk mengajak para manusia serigala agar mau bergabung dengan kita? Bukankah Gunung Sunyi letaknya sangat dekat dengan daerah orc?”
            “Itu urusan lain, Hyun. Yah, walau aku belum pernah melihat mereka tapi percayalah, walau para werewolf itu sangat kejam, kau harus yakin bahwa mereka juga membenci Orc.”
            “Um, kau tidak mengerti.”
            Young Saeng tidak bisa berkata lagi. Dia ingin bertanya, tapi Hyun Joong terlihat murung dan langsung menempatkan diri di kasur empuk bersiap untuk tidur atau entahlah, apakah mereka bertiga masih bisa tidur nyenyak sementara perang besar menanti di musim panas yang tinggal beberapa hari lagi?

*501*

            Seperti  biasa, Young Saeng bangun paling awal di antara mereka bertiga. Matahari sudah mulai muncul dari ufuk timur sana. Kemeriahan pesta di lantai dasar sudah tidak terdengar lagi. Mungkin saat ini para centaurus tengah tertidur nyenyak dalam keadaan mabuk. Sebelum semua centaurus tersadar mereka harus segera pergi dari sini, maka Young Saeng membangunkan Hyun Joong dan Kyu dengan sedikit memaksa.
            “Irreona! Ppali ppali! Kita harus segera pergi!”
            KyuKyu yang ternyata sangat mudah dibangunkan itu langsung bersiap-siap. Sementara Hyun Joong, dia harus dibangunkan 3x terlebih dahulu. Setelah semua selesai sarapan dan berkemas, perlahan-perlahan tanpa suara mencoba melangkahkan kaki sepanjang koridor penginapan yang sepi. Sayup-sayup mereka mendengar suara dengkuran dari kamar-kamar di sepanjang koridor. Mereka cukup lega, sejauh ini tidak ada yang terjadi.
            Tapi kelegaan mereka tidak lama. Begitu menginjak tangga terakhir, lebih tepatnya saat mereka sampai di lantai dasar, para centaurus pesta sudah menghadang, terlihat begitu segar dan bugar, tidak seperti makhluk teler karena kebanyakan minum. Mata centaurus-centurus itu menyorot tajam kearah Hyun Joong.  Mereka bertiga langsung merapat, siaga. Sepertinya ketakutan mereka benar-benar terjadi.
            “Itu dia manusianya!” teriak centaurs bertubuh kuda hitam. Dilihat dari fisiknya, dia seperti pemimpin di perkumpulan ini.
            “Sebenarnya ada apa ini?” Hyun Joong mencoba terlihat santai.
            “Tidak ada apa-apa, kita hanya ingin menangkap kalian,” seru pemimpin centaurus tadi, diikuti sorak-sorai dari yang lainnya.
            “Hah, ini pasti suruhan orc-orc jelek itu, kan?! Kalian hanya menginginkan imbalannya. Apakah kalian bodoh? Mana mau orc-orc busuk itu memberi kalian imbalan!” protes Kyu.
            “Tidak ada salahnya mencoba! Hey, kurcaci, mengapa tidak kau tangkap saja teman-temanmu itu agar mendapat imbalan? Bukankah bangsamu sama gila hartanya seperti kami.”
            “Enak saja, jangan samakan bangsaku dengan bangsa aneh sepertimu! Mwoya? Bokong kuda?”
            Tiga lusin centaurus marah itu menjadi semakin marah mendengar ejekan Kyu. Langsung saja mereka menyerbu berbekal tali dan macam-macam pisau. Hyun Joong dengan gesit menghindar sebelum sebuah pisau menusuk lehernya. Dengan tangan kosong, Hyun Joong mencoba melawan sebisanya. Kadang-kadang ia menggunakan pisau centaurus yang berhasil dikalahkan untuk menusuk centaurus lain. Di tengah kesibukannya, ia melihat sebuah pedang megkilap yang sangat familiar tengah dipegang oleh salah satu centaurus. Itu hwagolgeom! Ternyata senjata-senjata mereka diambil alih.
            Young Saeng tidak kalah gesit dengan Hyun Joong. Ia berlompatan dari kursi ke meja atau ke manapun yang bisa digunakan untuk berpijak. Tangan Young Saeng sedari tadi meraba-raba belakang tubuhnya sendiri, tapi ia langsung tersadar bahwa panah dan busurnya tidak ada di sana, maka Young Saeng memutuskan untuk mengambil mainan lempar panah yang masih tertancap di dinding target. Begitu mendapatkan, dia bergegas melayang untuk membidik beberapa centaurus. Yah, tidak mematikan memang, tapi sudah cukup membuat mereka merasa perih.
            “Yuhu! Tepat sasaran.”
            Sementara  KyuKyu merasa beruntung karena membawa pisaunya. Dia terlihat asik bertarung, menerobos para centaurus tinggi.  Badan kurcaci yang kecil dan langkahnya yang gesit memudahkan Kyu berlarian di bawah tubuh centaurus. Tak lupa ia menyayatkan pisaunya ke tubuh yang dilewati.
            Namun lama-kelamaan mereka kualahan juga. Tentu saja, jumlahnya tidak sebanding. Setelah mendapatkan hwagolgeom, Hyun Joong memberi isyarat pada teman-temannya untuk keluar dari bar yang sudah seperti kapal pecah itu. Saat akan melesat, untungnya Young Saeng melihat panah dan busurnya tergeletak di atas meja. Segera diambilnya senjata itu kemudian terbang cepat melewati jendela.
            Kyu dan Hyun Joong sudah lebih dulu sampai di tempat penitipan. Untung Galsaeg dan griffin tidak kenapa-kenapa. Dari bar, mereka mendengar teriakan dan derap-derap sepatu kuda yang sangat keras. Para centaurus satu per satu keluar dari bar.
            “Ppali ppali!” seru Young Saeng panik. Ia membidik kaki centaurus terdepan, mencoba memperlambat.
            Tidak lama kemudian akhirnya mereka berhasil menjauh. Walau begitu, para centaurus masih tidak mau menyerah. Dengan langkah kudanya mereka mengejar begitu cepat. Untung saja Galsaeg lebih cepat. Young Saeng dan KyuKyu yang terbang sudah jauh di depan.
            Pada akhirnya sampailah mereka di tepi sungai. Ini bukanlah sungai yang mereka lewati sebelumnya. Galsaeg berhenti begitu mendadak. Gawat sekali, sungai di sisi ini tidak ada jembatannya. Young Saeng dan Kyu sudah lebih dulu menyebrang tentu saja, mereka kan terbang. Hyun Joong tidak mungkin menyuruh Galsaeg untuk berenang, arusnya terlalu deras. Di belakang sana, para cetaurus semakin mendekat.
            “Hyun Joong-ah! Galsaeg-ah! Kalian pasti bisa!” teriak Young Saeng dari seberang.
            “Geurae Galsaeg, kita harus bisa melompati sungai ini.”
            Hyung Joong mengelus Galsaeg sejenak lalu bersiap mengambil ancang-ancang. Dengan satu hentakan dari tali kekang, Galsaeg berlari bergitu cepat dan melompat sejauh lebar sungai. Hyun Joong yang semula menutup mata langsung membuka mata sambil berteriak kegirangan. Keberuntungan benar-benar berada dipihaknya. Galsaeg mendarat di seberang dengan sempurna.
            “Daebak!!” seru Kyu dan Young Saeng bersamaan.
            Para centaurus sudah sampai di tepi sungai, tapi mereka tidak berani melompati sungai. Akhirnya mereka hanya menggerutu sambil memaki-maki.
            “Kau adalah kudaku yang sangat hebat!” kata Hyun Joong dan hanya dibalas dengan dengusan oleh Galsaeg.
            “Kkaja! Kita harus segera pergi dari sini,” ucap Young Saeng sambil menenangkan Kyu yang sedang membalas sumpah-serapah para centaurus. Kurcaci itu benar-benar tidak bisa tenang dan menjaga mulutnya.
           
            Separuh  perjalanan yang tersisa harus segera dilalui minimal satu hari, mereka sudah harus sampai di Silent Cave atau Gua Sunyi sebelum malam besok harinya. Suhu udara di sekeliling perlahan mulai meningkat,  yang berarti musim panas akan segera tiba. Ini semua membuat Hyun Joong hampir frustasi mengingat masih ada 2 makhluk elemental yang harus diajak. Jika beruntung, mereka bisa mencapai di Gunung tertinggi tempat para naga kira-kira dalam waktu satu minggu sebelum musim panas. Walau begitu, bagaimana cara mereka melakukan perjalanan pulang tepat waktu tanpa dihadang musibah? Musuh semakin hari semakin kuat dan jeli saja. Apalagi, pegunungan di sekeliling Draque Volcano adalah daerah kekuasaan goblin.
            Pikiran Hyun Joong yang sempat kacau langsung menguap begitu KyuKyu dan Young Saeng membuat beberapa lelucon atau teka-teki sepanjang perjalanan yang membosankan. Saat sore sudah tiba, mereka meningkatkan kecepatan perjalanan sampai tidak ada waktu untuk mengobrol. Mereka harus mencari tempat berteduh yang aman.
           
            “Wow, ini dia, Old Ruins. Dulu adalah kota suci para penyihir. Sayang sekali sudah dihancurkan semenjak perang,”kagum Kyu.
            Akhirnya, tepat setelah matahari benar-benar sudah tenggelam mereka sampai di reruntuhan kota keramat. Yah, Old Ruins dulunya bernama Holicit, kota yang dibangun untuk para penyihir  Negeri Green Peas. Namun sayang sekali, saat para penyihir mulai musnah satu per satu, kota ini turut runtuh, menyisakan puing-puing kehitaman dan lumutan yang sudah tidak berarti layaknya kota yang baru saja diterpa gempa bumi besar. Hanya tembok-tembok besar saja yang masih berdiri kokoh walau sudah tidak utuh.
            Selain bangunan-bangunan, ada pula reruntuhan patung para penyihir. Miris sekali, para penyihir yang dulu sangat diagungkan sekarang tinggal puing-puing. Di tengah kekacauan itu, masih berdiri separuh badan patung sosok penyihir besar Negeri Green Peas, siapa lagi kalau bukan Green Witch, pemimpin para penyihir.
            “Apakah kita akan istirahat di sini?” Hyun Joong nampak asik mengamati kepala patung yang ia yakini sebagai White Witch.
            “Mau di mana lagi? Ini sudah malam. Mungkin bangunan tembok besar itu cocok,” Young Saeng menunjuk ke sebuah tembok bekas kuil yang masih berdiri tegak.
            Ne, tidak ada pilihan lain. Mereka segera menuju tembok yang dimaksud. Tubuh Young Saeng yang berkilau membantu penerangan mereka. Setelah sampai, Kyu bergegas membuat api dari ranting-ranting kayu di dekat mereka. Tidak banyak percakapan malam itu karena mereka sedang berada di alam terbuka dan kelelahan. Hey, walaupun mereka hanya duduk saja selama perjalan, tapi bayangkan saja dirimu duduk di tempat yg keras, berjalan di bawah matahari menjelang musim panas selama 12 jam. Betapa membosankan dan sangat pegal.

            Tidak membutuhkan waktu lama, mereka bertiga langsung terlelap. Suasana begitu sepi, hanya suara percikan dari api unggun dan suara-suara binatang malam yang terdengar. Tapi satu yang tidak mereka ketahui. Begitu sampai di Old Ruins, gerak-gerik mereka sudah diamati oleh sosok-sosok yang sekarang sedang bersembunyi di semak-semak tak jauh dari mereka. Entah makhluk apa, yang jelas 3 pemimpin itu tidak menyadari kehadiran mereka.
            Setelah diyakini 3 orang asing plus 2 binatang itu terlelap, setengah lusin sosok berbulu dan berkaki empat itu muncul dari persembunyian, melihat dari dekat sekaligus mengepung. Young Saeng yang peka terhadap sekitarnyalah yang pertama kali menyadari bahwa mereka bertiga dalam bahaya. Dengan sigap Young Saeng mensiagakan panahnya. Binatang menyeramkan yang mengepung meraung tak suka ditodong panah.Kebisingan itu membangunkan Hyun Joong dan Kyu yang memang belum terlalu lelap.
            “Gawat! Para Warg menemukan kita!” seru Young Saeng, berusaha menyadarkan Hyun Joong dan Kyu yang masih linglung.
            “Mwo? Hiyaa!! Warg jahat!” Kyu mengeluarkan dua pisau emasnya tergesa-gesa.
            Binatang-binatang buas itu semakin tak suka, mereka melolong keras dan terlihat sangat marah karena diancam dengan 2 senjata. Entah kenapa Hyun Joong hanya diam saja. Dia seperti sedang berpikir.
            Dua makhluk terdepan menampakkan gigi-gigi tajamnya, berniat menakut-nakuti. Belum sempat Hyun Joong mencegah, Kyu sudah berlari, menerjang makhluk paling depan. Serangan itu memacu serangan-serangan lain. Binatang mengerikan lain langsung mengerubuti KyuKyu yang sedang mengayun-ayunkan pedangnya sembarangan.
            “Tahan!!” teriak Hyun Joong tapi tidak ada yang menggubris. Young Saeng bahkan sudah melesatkan anak panahnya tapi dia hanya melongo saat anak panahnya berhasil dihindari oleh musuh. Young Saeng menjadi geram dan semakin membabi buta menyerang. Perkelahian semakin kacau.
            Hyun Joong terus berusaha menghentikan penyerangan dari chingunya. Perlahan dua ekor serigala yang tidak sibuk mendekatinya. Awalnya Hyun Joong berpikir untuk tidak menyerang, namun makhluk itu menerjang lebih dulu. Tidak ada pilihan lain, Hyun Joong harus mempertahankan nyawanya.
            “Jamkkanman!! Kami tidak ada maksud jahat pada kalian!” teriak Hyun Joong di sela-sela perkelahiannya. Hebat sekali makhluk menyeramkan itu bisa menghindari sabetan hwagolgeom. “Kyu Jong-ah! Young Saeng-ah! Jebal, hentikan serangan. Mereka….”
            BRUK! Hyun Joong berhasil diterjang oleh seekor di antara mereka.  Tubuhnya terbanting ke tanah, sangat sakit. Young Saeng dan Kyu pun berhasil dibuat tidak berdaya. Kyu yang kecil dengan mudah dirubuhkan sementara Young Saeng justru pingsan. Ternyata saat Young Saeng asik melayang sambil membidik, salah seekor serigala melompat sangat tinggi dan berhasil menjatuhkan Young Saeng. Makhluk-makhluk itu benar-benar mengerikan, lebih hebat daripada warg. Bahkan mereka juga bisa menghindari serangan griffin Kyu dan Galsaeg.
            Hyun Joong merintih tertahan saat kedua tangannya diinjak, padahal tidak diinjak pun Hyun Joong sebenarnya tidak mempunyai niat untuk melawan.
            “Kyu Jong-ah, mereka bukan warg, mereka adalah werewolf.”
            “Werewolf?”
            KyuKyu mengamati lebih saksama makhluk di depannya itu. Yah, makhluk ini seklias memang sangat mirip dengan warg karena wujudnya sama-sama seperti serigala, memilik tubuh besar, gigi taring yang tajam, dan aura membunuh yang kuat. Namun jika diperhatikan lebih jeli, werewolf atau manusia serigala lebih terlihat manusiawi. Yah, karena mereka adalah jelmaan dari manusia. Bulu mereka tidak lebat dan mengembang seperti warg. Sorotan matanya yang dingin tidak terlalu mengerikan.
            “Kami tidak tahu kalau daerah ini sudah menjadi daerah kekuasaan kalian. Kami memang ingin menuju Gua Sunyi untuk meminta bantuan pada kalian sekaligus…minta maaf,” Hyun Joong hanya memejamkan mata saat werewolf yang menjatuhkannya sedang mengendusnya.
            “Maaf? Apa maksudmu dengan meminta maaf, pangeran? Mereka sudah menjyerangku, menjatuhkanku, dan meneteskan air liur menjijikkan mereka di rambut indahku!”
            “Oh, shiggeureot Kyu! Kau tidak mengerti, aku memang harus minta maaf dan jangan dendam, jebal, kau tahu kita membutuhkan bantuan mereka. Tujuan kita memang meminta bantuan.”
            “Meminta bantuan? Setelah semua yang dilakukan para manusia ‘normal’ pada kami?” Tiba-tiba seorang manusia muncul dari semak-semak tempat di mana para werewolf tadi muncul.
            Dia adalah namja yang sangat tampan walau pakaiannya compang-camping dan tubuhnya kotor. Rambut pirangnya dipangkas sembarang, terkesan acak-acakan tapi tetap keren. Kedua lengannya dipenuhi tato. Dia memakai cincin-cincin emas yang sangat mencolok dan sedikit tidak cocok dengan keseluruhan penampilannya. Hm, kesimpulannya, namja itu seperti gembel tapi gembel yang sangat keren dan tampan dengan sedikit perhiasan norak. Saat bicara, terlihat jelas namja itu mempunyai taring yang sangat tajam.
            Hyun Joong melebarkan matanya. Entah kenapa dia terlihat begitu senang dan lega melihat namja di depannya itu.
            “Kim Jung…”
            “HA! Jangan pernah menyebut namaku dengan marga itu. Aku bukan keluarga Kim lagi. Joneun Park Jung Min imnida. P-A-R-K! ingat itu, mantan sepupu!”
            “Mwoya? Sepupu?!”pekik Kyu.
            “Apa kabarmu? Kau jauh lebih tampan dari terakhir kali aku melihatmu.”
“Cih, jangan sok akrab Hyun!”
“Apa yang akan kita lakukan pada mereka, Pangeran Jung?” tanya seorang namja bertelanjang dada yang…sepertinya merupakan salah satu dari werewolf yang mengepung tadi. Tiga serigala sudah bertransformasi menjadi manusia lagi rupanya. Sementara tiga lainnya masih mengunci gerak Hyun Joong dan Kyu. Bagaimana dengan Young Saeng? Yah, elf itu masih pingsan dan sudah berada di punggung werewolf paling besar.
            “Lepaskaaaannn,” Kyu tidak bisa tenang sedari tadi.
            “Hm, bawa saja mereka ke gua,” kata namja yang dipanggil Pangeran Jung tadi. Dia mengeluarkan smirk sekilas pada Hyun Joong kemudian berubah wujud menjadi serigala dan pergi mendahului.

            Hyun Joong, Kyu Jong, dan Young Saeng yang mulai sadar dikawal oleh 3 orang namja bertubuh kekar. Masing-masig di jaga oleh satu orang. Hyun Joong dan teman menyeramkannya bergegas naik di atas werewolf yang belum bertransformasi, begitu juga dengan Kyu Jong dan Young Saeng. Sementara Griffin dan Galsaeg? Entahlah, dua makhluk itu justru hanya memperhatikan dalam diam. Mungkin mereka belum pernah bertemu werewolf sebelumnya, jadi mereka hanya diam mengamati, berusaha mengidentifikasi.  Bahkan saat rombongan itu memacu langkah menuju gua sunyi, Griffin dan Galsaeg masih diam, tidak mengikuti tuannya.
Sebenarnya jarak dari Old Ruins ke Gua Sunyi sekitar perjalanan selama 6 jam. Hanya saja werewolf memiliki rute tersendiri untuk mempersingkat waktu. Selain larinya yang sangat cepat, para werewolf membangun jalan pintas bawah tanah. Pintu masuk bawah tanah rahasia berada di belakang patung White Witch.
Jalan bawah tanah yang mereka lewati kini terasa begitu sunyi. Hanya langkah-langkah para werewolf yang terdengar. Penerangan pun sangat minim, hanya ada beberapa lentera yang masih menyala di setiap dinding-dinding tanah tidak rata pada jarak 10 m. Seperrti kebanyakan ruang bawah tanah yang pengap, tempat ini juga pengap dicampur bau tanah dan bau-bauan aneh yang tidak dikenal. Hyun Joong duga, itu bau mayat.
Walau begitu, mau tidak mau Hyun Joong tetap merasa kagum. Jalan ini lumayan luas untuk ukuran jalan yang dibuat secara manual. Tingginya sekitar 2,5 meter sementara lebarnya hanya cukup dilewati 1 werewolf atau 3 orang yang berjajar. Namun 3 werewolf ini tidak kesulitan berlari. Bahkan semakin mempercepat larinya.
“Bagaimana caranya para werewolf membangun jalan bawah tanah ini?” tanya Hyun Joong masih sambil terkagum-kagum, namun tidak ada yang menjawab pertanyaannya.
Kyu Jong seperti biasa tidak pernah bisa diam. Ia terus menggeliat dan memaki-maki sepuasnya pada namja kekar di belakangnya. Tapi seperti yang lainnya, namja itu tidak mau mengatakan satu patah kata pun walau telinganya sudah memerah akibat menahan amarah. Huh, Kyu  makin memperburuk keadaan saja. Sementara Young Saeng, dia hanya diam, mungkin berusaha memikirkan cara untuk mengalahkan werewolf karena setaunya tadi werewolf-werewolf ini bisa menghindari panah perak elfnya.

Dua jam kemudian mereka sudah sampai di tumpukan batu raksasa yang diyakini Hyun Joong sebagai jalan masuk ke Gua Sunyi. Seharusnya dia merasa lega karena sudah sampai di tujuan ketiganya, namun dia justru merasa sedih dan bersalah. Di pikiran Hyun Joong hanya ada Jung Min, tidak pernah ia membayangkan tempat terpencil dan gelap seperti Gua Sunyi adalah rumah bagi sepupunya selama ini. Padahal Jung Min dulu tinggal di kawasan kerajaan milik abeojinya mengingat eomma Jung Min adalah adik Raja Kim Seon.
Bagian luar Gua Sunyi nampaknya bukanlah hal yang buruk jika dibandingkan dengan bagian dalamnya. Begitu rombongan itu masuk, kobaran api langsung menyambut. Lorong pertama ini hampir sama dengan jalan pintas tadi hanya saja lebih pengap dan hangat. Kyu Jong terus terbatuk sedari tadi sementara Young Saeng dan Hyun Joong berusaha menghirup udara segar ke sana kemari namun tidak bisa.
Lorong kedua jauh lebih buruk. Kali ini bau busuk lebih mendominasi. Banyak tulang dan darah berceceran di setiap lantai dan dinding batu hitam, seolah darah itu mengeluarkan sinar merah di tengah kegelapan. Mungkin semua ini adalah hasil tangkapan para werewolf. Hyun Joong berharap mereka bertiga tidak menjadi santapan bagi manusia serigala itu.
Akhirnya sampailah mereka di ruang utama gua. Ruangan ini sangat besar dan luas, mengingatkan Hyun Joong pada ruang utama di Glory Mountain. Hanya saja, alih –alih dipenuhi emas, ruangan ini justru dipenuhi werewolf yang sedang asik berjaga. Sebagian nampak sedang merebahkan diri di setiap sudut gua
“Aigoo..” gumam Young Saeng, merasa terkejut dengan banyaknya werewolf di tempat ini.
“1..2..3..” Kyu Jong berusaha menghitung.
“Ternyata para werewolf sudah terkumpul sebanyak ini,” kata Hyun Joong.
“Mwo? Terkumpul sebanyak ini?” Jung Min yang sedari tadi sudah menunggu di kursi batunya bergegas menghampiri tiga tawanannya. “Apa kau tidak tahu, Pangeran Kim? Dari dulu jumlah kami tidak bertambah, bahkan tidak sedikit yang berkurang. Sebanyak ini lah penduduk Human Mainland yang diusir, memang apa yang kau harapkan, hah?”
Hyun Joong semakin tertegun. Kesedihannya akan kematian eommanya membuat ia tidak megetahui berapa banyak masyarakat Human Mainland yang menjadi korban werewolf.
Namja ini, namja bernama Jung Min ini sudah berubah 180 derajat dari yang pernah diingatnya. Mungkin Gua Sunyi, jiwa serigala, dan tekanan lah yang telah merubah namja pemalu nan rendah hati ini menjadi namja dingin angkuh dan penuh dendam. Hyun Joong tidak menyalahkannya. Seharusnya Raja Kim Seon menyadari lebih cepat bahwa Jung Min dan yang lainnya tidak bersalah, justru merekalah korban dari insiden itu.
“Sebenarnya apa masalahnya?” tanya Kyu penasaran.
“Tanyakan saja pada pemimpinmu ini!” seru Jung Min diikuti dengan lolongan para werewolf. Suara gemeretak dari tanah yang mereka bertiga pijak perlahan semakin jelas. Tiga buah kerangkeng dari batu dan tanah yang mengeras terbentuk dengan cepat di sekeliling Hyun Joong, Young Saeng, dan KyuKyu. Ommo, mereka benar-benar menjadi tawanan dan tengah dikurung di penjara batu.

Selanjutnya semua werewolf yang ada bergegas meninggalkan ruangan. Jung Min pun bertransformasi menjadi serigala dan ikut meninggalkan ruangan, mungkin saatnya untuk mencari makan malam. Beruntung sekali bukan mereka bertiga yang dijadikan makan malam. Sebelum pergi, Jung Min sempat memamerkan gigi-gigi tajamnya pada Hyun Joong, seolah memperingatkan untuk tidak kabur atau akan merasakan keganasan werewolf. Um, atau mungkin Jung Min memang sengaja menunjukkan pada Hyun Joong bahwa dia bukanlah manusia normal lagi.
Sebenarnya werewolf hanya bisa bertransformasi dari manusia ke serigala pada saat bulan purnama. Tapi kutukan Green Peas berkata lain. Werewolf-werewolf ini bisa bertransformasi kapanpun mereka mau. Namun pada saat bulan purnama, mereka tidak bisa bertransformasi menjadi manusia. Kutukan ini diberikan oleh Penyihir besar Green Peas pada sosok manusia yang secara sengaja membunuh Lupa, induk dari semua serigala.

“Biar kutebak, para werewolf tadi dulunya adalah manusia yang tinggal di Human Mainland dan tanpa sengaja terkena virus werewolf asli lalu pada akhirnya diusir oleh Raja Kim Seon?” tanya Young Saeng yang berada tidak jauh dari kurungan batu Hyun Joong.
            “Dan para werewolf, terutama namja Jung Min yang notabenenya adalah sepupumu itu menyimpan dendam?” Kyu langsung mendapat tatapan penuh tanya dari Young Saeng. Yah, elf itu pastinya tidak tahu apa-apa selama pingsan.
            “Aku khawatir kalian benar, dan Young Saeng-ah, seperti yang dikatakan KyuKyu, Jung Min itu sepupuku. Eommanya adalah dongsaeng nae abeoji. Jung Min nampaknya sangat membenci para manusia, terlebih diriku yang statusnya adalah anak Raja Kim Seon.  Mianhae membuat kalian terlibat dalam masalah yang dibuat oleh manusia.”
            “Kenapa harus minta maaf Hyun Joong-ah? Bukankah kita satu tim dalam sebuah misi penting? Sudah sepantasnya kita terlibat masalah bersama dan harus bisa mencari jalan keluar bersama-sama. Lagi pula kami yang mengajukan diri untuk mengikutimu, membantumu. Ayolah, bersemangatlah,” perkataan Young Saeng membuat Hyun Joong kembali bersemangat.
            “Mungkin maksud dari misi ini selain untuk menggalang bantuan, kau juga harus memperbaiki semua keadaan dan hubungan dengan semua makhluk Green Peas. Lihatllah, kau diminta untuk bekerjasama dengan werewolf, padahal hubungan kalian tidak berjalan baik. Nah, dengan misi ini sekaligus kau bisa menyelesaikan semua masalah. Tinggal kau memikirkan bagaimana caranya,”
            “Kyu Jong-ah, tumben kau mengatakan sesuatu yang berguna selain umpatan-umpatanmu,” kata Hyun Joong sambil tersenyum.
            “Tidak bisakah Anda mengatakan ‘gamsahamnida’ saja?”
            “Ah, gamsahamnida KyuKyu, semua perkataanmu memang benar. Tinggal kupikirkan bagaimana caranya membujuk Jung Min.”
          “Mungkin kami bisa membantu? Hanya saja, jika kau menceritakan apa yang terjadi di masa lalu,”  Hyun Joong mengangguk sekilas. Kyu dan Young Saeng menempelkan wajahnya di kurungan batu, mencoba mendengarkan lebih baik cerita Hyun Joong.
            “Di malam itu, aku masih terlalu kecil untuk kehilangan seorang eomma. Aku yang masih 7 tahun hanya bisa menangis melihat eomma yang tengah diserang oleh seekor serigala yang ternyata adalah werewolf. Sebenarnya serigala itu ingin mengincarku, dia masuk ke kamarku saat aku sedang tidur. Namun eomma langsung berlari ke kamarku begitu mendengar teriakanku, dan pada akhirnya eomma lah yang terkena serangan werewolf karena berusaha melindungimu.”
            “Ternyata werewolf lah yang membunuh sang ratu. Raja Kim Seon memang pernah bercerita padaku mengenai kematian Ratu Kim. Tapi dia tidak menyebut werewolf, hanya menyebut makhluk kejam terkutuk. Kupikir itu orc atau goblin,” kata Young Saeng.
            “Diamlah, elf. Biarkan Hyun Joong melanjutkan cerita. Aku masih belum paham mengapa werewolf membenci manusia, bukankah seharusnya manusia yang membenci werewolf?”       
            “Kau yang seharusnya diam, kurcaci! Tidakkah kau melihat bahwa cerita menyedihkan itu membuat Hyun Joong teringat masa lalu pahitnya? Kau benar-benar bebal.”
            “Sssttt, kalian berdua tenanglah. Nan gwaenchana, aku akan melanjutkan,” Kyu dan Young Saeng serentak diam. “Karena kematian eommalah, Raja Kim Seon menjadi sangat sedih sekaligus marah. Abeoji mengerahkan banyak pasukan untuk memburu werewolf yang ada di Human Mainland. Beliau yakin bahwa banyak werewolf bersembunyi di Human Mainland, termasuk  werewolf yang membunuh eomma.
            Pada akhirnya terkumpullah banyak manusia setengah serigala di Human Mainland, kecuali Jung Min. Mereka diusir dengan keji dan tidak boleh menapakkan kaki di Human Mainland lagi walau mereka memohon-mohon sampai menangis darah. Semua alasan apapun tidak diterima.
Namja kecil bernama Jung Min akhirnya ketahuan saat kami sedang bermain, secara tidak sengaja ia bertransformasi menjadi serigala. Kebetulan ada penjaga di sekeliling  kami. Raja Kim Seon awalnya sangat berat mengusir Jung Min karena dia masih berdarah kerajaan, dan juga dia tidak tega memisahkan Jung Min dengan abeojinya. Tapi tekad Raja Kim Seon sudah bulat. Dia akhirnya mengusir Jung Min. Namja itu sempat menangis dan meminta pertolonganku, namun aku masih shock waktu itu. Jung Min, sahabat sekaligus sepupuku ternyata sesosok werewolf. Saat pergi, dia menatap kami dengan penuh kebencian.”
“Aku masih tidak mengerti,” sela Kyu.
“Beberapa minggu setelah insiden itu. Young Joong Hyung berhasil menemukan fakta bahwa di malam-malam sebelum insiden, sudah ada werewolf dari luar yang menyusup ke Human Mainland. Para werewolf dari luar itulah yang menggigiti para penduduk Human Mainland yang masih muda. Dari situlah virus werewolf tersebar.
Dengan kata lain, penduduk Human Mainland adalah korban juga. Mereka, termasuk Jung Min adalah korban werewolf jahat dari luar. Raja Kim Seon akhirnya menyadari kesalahannya. Beliau berusaha mencari penduduk yang telah diusirnya ke pelosok negeri untuk meminta maaf sekaligus mengajak kembali serta mengembalikan kehidupan sebelumnya. Namun nihil, para pencari tidak menemukan tempat keberadaan mereka.”
“Nah, sekarang aku sudah paham,” kata Kyu.

“Hm, ternyata seperti itu kejadiannya. Kalau begitu, mumpung kita sudah menemukan para werewolf, sebaiknya kamu segera melanjutkan niat Raja Kim Seon. Minta maaf, dan ajaklah mereka kembali.”
“Itu usul yang bagus, Lord Heo. Hajiman, para werewolf kan sudah membenci manusia selama bertahun-tahun. Apakah mereka bisa menerima begitu saja?”
“KyuKyu-ah, tidak bisakah kamu memberi semangat dan optimisme pada Hyun Joong? Bukannya menjatuhkan seperti itu,”
“Mwoya? Aku hanya berpendapat.”
Hyun Joong hanya mengembang-kempiskan hidungnya mendengar adu mulut Kyu dan Young Saeng, lagi?
“KyuKyu benar, tapi Young Saeng juga benar. Aku harus mencoba. Itulah tujuanku sejak perjalanan menuju Gua Sunyi. Aku harus bisa minta maaf dan mengajak mereka atau semua misi ini akan sia-sia.”

*501*

            Mereka bertiga terus menunggu kepulangan para werewolf. Ketegangan perlahan menjalari Hyun Joong, tapi dia harus bisa setenang mungkin. KyuKyu bisa-bisanya malah tidur di saat-saat seperti ini. Young Saeng hanya duduk di kurungannya sambil menghitung anak panah yang tersisa. Bahkan para werewolf tidak mau repot-repot melucuti senjata mereka karena mungkin merasa lebih kuat.
            Tidak lama kemudian Jung Min muncul dari lorong diikuti lusinan namja dan yeoja.  Tidak ada satupun dari mereka yang berpenampilan serigala. Semuanya mengubah diri layaknya sesosok manusia dan terlihat cukup senang. Mungkin santapan malam kali ini begitu memuaskan.
            “Jung Min-ah, apakah kau benar-benar tidak mau memaafkan kami?” sembur Hyun Joong langsung saat Jung Min melewati kurungannya. Namja itu berhenti dan raut senangnya berganti dengan tatapan sengit.
            “Mian?”
            “Aku benar-benar minta maaf Jung Min-ah. Waktu kau diusir, aku tidak bisa menolongmu karena masih shock dengan kematian eomma. Raja Kim Seon pun sudah benar-benar menyesali perbuatannya. Dia mengaku salah telah mengusir rakyatnya. Seharusnya kami tahu lebih awal bahwa kalian adalah korban yang patut dilindungi, bukannya diusir. Tapi kematian Ratu Kim benar-benar sebuah pukulan telak bagi beliau, aku, dan keluarga. Aku mohon mengertilah.”
            Semua orang yang ada di situ hanya terdiam. Sebagian nampak luluh dengan perkataan Hyun Joong, sebagian pula nampak masih menyimpan dendam. Jung Min hanya mengangkat sebelah alisya, seolah meremehkan keseriusan perkataan Hyun Joong.
            Tiba-tiba kurungan Hyun Joong pecah. Bukan, tapi kurungan itu melebur kembali ke tanah. Suara gemuruh yang dihasilkan membuat KyuKyu terbangun dari tidurnya.
            “Apa yang aku lewatkan?” tanyanya linglung.
            “Kenapa juga kau yang harus minta maaf. Harusnya Raja Kim Seon yang memohon-mohon. Cih, dia sudah membuatku terpisah dengan abeoji selama hampir 18 tahun. Aku bahkan tidak tahu bagaimana keadaan Abeoji sekarang. Menginjakkan kaki di Human Mainland pun aku tidak bisa.”
            “Mengenai neon abeoji Jung Min-ah, dia memang sedih kehilanganmu tapi dia sehat. Untuk itu maukah kamu memaafkanku, umm, maukah kalian semua memaafkan kami? Selanjutnya aku akan memastikan kalian bisa kembali lagi ke Human Mainland, mendapatkan keluarga dan kehidupan kalian lagi.”
            “Tapi aku sudah tidak punya keluarga! Mereka semua sudah meninggal selama aku pergi!” celetuk salah seorang yeoja yang tengah terisak.
            “Kami benar-benar minta maaf, tapi akan kupastikan kalian mempunyai kehidupan dan diterima baik-baik di Human Mainland. Aku percaya kalian semua orang-orang baik yang rindu akan tempat kelahiran kalian,” Hyun Joong sudah menekuk salah satu kakinya. Entah kenapa dia tidak pernah merasa sebersalah ini walaupun semua ini bukan sepenuhnya salahnya. Tapi kelak dia akan menjadi raja dan harus bisa meyakinkan rakyatnya dan melakukan apa yang sudah sepantasnya dilakukan. “Jebal, maukah kalian kembali?” Hyun Joong menatap penuh harap kearah Jung Min, tapi namja itu justru memalingkan wajah.
            “Kami hanya mengikuti Pangeran Jung. Selama ini dialah pemimpin kami,”  kata seorang namja.
            “Jebal, Jung Min-ah?”
            “Hah, seperti yang mereka bilang, akulah pemimpin mereka sekarang. Jika kau ingin memerintah dan memimpin orang-orangku, maka kau harus membunuhku terlebih dulu.”
            “Jung Min-ah! Itu tidak mungkin!”
            “Kalau begitu, aku yang akan membunuhmu.”
            Hyun Joong, Young Saeng, dan KyuKyu hanya bisa membulatkan mata saat melihat Jung Min bertransformasi menjadi serigala. Langsung saja dia menerjang Hyun Joong yang masih berlutut. Sang pangeran terjatuh, tapi tidak begitu antusias untuk bangun dan melawan. Bahkan dia tidak mau repot-repot menyentuh hwagolgeom yang tergantung di pinggangnya.
            Jung Min terus menerjang sambil menggoreskan cakarnya pada tubuh Hyun Joong. Namun sekali lagi tidak ada perlawanan. Dia justru kembali berlutut dengan salah satu kakinya, berusaha meyakinkan bahwa dia memang serius meminta maaf. Kadang kala ia memang tidak harus menyerang dan ada kalanya dia harus mengalah  untuk mengungkapkan kesungguhannya. Hyun Joong tidak peduli pada lengannya yang mengeluarkan darah. Harga diri? Baginya menyesali kesalahan, meminta maaf, dan melakukan kewajibannya adalah sesuatu yang lebih berharga. Dia tidak merasa dilecehkan karena semua yang dilakukannya ini benar.
            “Jebal, Jung Min-ah, kembalilah ke Human Mainland demi neon abeoji, bukan demi aku.”
            Jung Min hanya mengerang keras, memamerkan gigi-giginya yang seperti gergaji. Selanjutnya dia masih asik menyiksa Hyun Joong. KyuKyu yang menyaksikan dari kurungan hanya bisa mengepalkan tangan erat-erat. Begitupula Young Saeng yang tentu  saja sangat sedih melihat adegan itu. Sejujurnya dia merasa kasihan dan khawatir pada keselamatan Hyun Joong, tapi tidak ada yang bisa dilakukan. Dia percaya dengan rencana dan resiko yang diambil pangeran manusia itu.
            “Kau pasti sudah mendengar mengenai perang yang akan terjadi di awal musim panas. Awalnya aku mencarimu untuk meminta bantuan. Tapi setelah kupikir-pikir aku hanya memerlukan maaf darimu. Atas nama Raja Kim Seon aku meminta……”
            Pada akhirnya Jung Min menerjang Hyun Joong, berdiri di atasnya, berniat mengakhiri semuanya karena sudah bosan melihat Hyun Joong yang tidak melawan. Dia memamerkan cakarnya di muka sang pangeran, bersiap menebas lehernya.
            “Ohok! Minta..maaf.”
            “Pangeran Jung tidak akan mendengarkan. Sudah bertahun-tahun dia menunggu Raja Kim Seon meminta maaf dan memohon padanya seorang diri,” ucap salah satu namja di ruangan itu. Jung Min yang masih menjadi serigala hanya melolong dan bersiap menggoreskan cakarnya.
            “Geumanhae!! Tidakkah kau tahu, Jung Min-ah?! Raja Kim Seon sudah meninggal! Untuk itulah Hyun Joong mewakilinya mencarimu, meminta maaf, bahkan berlutut sedemikian rupa! Tidakkah kau menerima saja permintaan maafnya!? Hyun Joong dan semua yang pernah mengusir kalian sudah mengerti dan menyesal! Maafkanlah! Jika memang kau tidak mau kembali ke Human Mainland, ya sudah!” Young Saeng terengah setelah mengatakan itu. Iris matanya yang berwarna abu-abu tanda sedih langsung berubah menjadi merah, semerah mata werewolf. Jung Min hanya menggantungkan tangannya di udara, mematung.
            “Pangeran Hyun Joong sudah mendapatkan banyak masalah! Dia sedang berada dalam sebuah misi untuk menyelamatkan Negeri Green Peas dari perang melawan Orc dan Goblin! Syukur-syukur kalian, para werewolf yang agung bisa membantu perang. Jika memang ingin membunuh, bukan Hyun Joong yang harus dibunuh, tapi orc dan goblin jahat,” Kyu ikutan membara. Hyun Joong yang masih berada dalam tekanan Jung Min hanya bisa terengah dan menahan perih di tubuhnya yang terkena cakaran.
            Beruntung sekali. Sisi kemanusiaan dan kebaikan Jung Min berhasil disentuh. Dia mengurungkan niatnya untuk membunuh Hyun Joong. Dia turun dari atas Hyun Joong dan perlahan berubah lagi menjadi manusia.
            “Raja Kim Seon sudah meninggal?” nada bicara Jung Min sudah tidak sedingin tadi.
            “Ne, belum..lama ini..” jawab Hyun Joong sambil berusaha duduk.
            “Dan apa yang kalian bilang tadi? Perang?”
            Karena Hyun Joong masih mengatur nafas dan menahan sakit, akhirnya Young Saeng dan Kyu yang bergantian menceritakan awal mula penyataan perang dari Young Joong dan semua hal yang mereka ketahui dari Hyun Joong mengenai perselisihan itu. Jung Min menjadi sedikit tenang. Tidak tahu benar atau salah, tapi guratan entah kekhawatiran atau penyesalan sedikit terlihat di wajahnya. Namun ekspresi itu dengan cepat digantikan dengan ekspresi dingin dan sengit seperti semula.
            Perlahan kurungan KyuKyu dan Young Saeng melebur ke tanah. Buru-buru mereka membantu Hyun Joong yang masih terduduk lemah dan dipenuhi luka. Jung Min menatap mereka sekilas lalu memalingkan wajah.
            “Pergilah kalian!”
            “Kau membebaskan kami?” Jung Min tidak menjawab pertanyaan Hyun Joong. “Kau memaafkan kami? Kau mau kembali ke Human Mainland?”
            Jung Min menatap Hyun Joong tajam.”Pergi.”
            “Gamsahamnida Jung Min-ah,” kata Hyun Joong berseri-seri. Rasa sakit di tubuhnya seolah menguap. Dia merasa Jung Min sudah memaafkan semuanya.
            “Tidak bisakah kalian membantu kami dalam perang?” tanya Kyu Jong hati-hati.
            “KUBILANG PERGI!”
            Sebelum namja serigala itu berubah pikiran, Young dan Kyu cepa-cepat membantu Hyun Joong berdiri dan segera pergi dari Gua Sunyi. Mereka berjalan tertatih sepanjang kegelapan lorong. Tapi nampaknya di luar matahari sudah hampir muncul.

            Hyun Joong sekarang sudah nampak baikan setelah istirahat di depan pintu Gua sambil diobati lukanya oleh Young Saeng dengan tumbuhan. Mereka bertiga tidak banyak bicara setelah keluar dari Gua Sunyi. Kyu yang biasanya banyak bicara pun hanya terdiam. Mungkin mereka memang sudah menyimpulkan bahwa misi ini gagal. Hyun Joong telah gagal menuntaskan misi ketiga untuk mengajak werewolf bergabung.
            “Aku gagal,” ratapnya sedikit frustasi. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa dia merasa cukup lega.
            “Gwaenchana, paling tidak kita masih hidup sampai perang tiba,” hibur Young Saeng sekenanya sambil menepuk pundak Hyun Joong.
            “Lihatlah!!” pekik Kyu tiba-tiba sambil menunjuk ke sebuah pohon rindang.
            Di bawah pohon besar itu sudah berdiri seekor kuda berwarna abu-abu, lengkap dengan semua tas dan keperluan perjalanan. Galsaeg! Ommona, kuda itu benar-benar berhasil melacak tuannya.
            “Bagaimana bisa kau mengetahui keberadaanku, heum?” kata Hyun Joong sambil mengelus sayang surai Galsaeg,”Jeongmal daebak.”
            Mereka bertiga serentak mendongak saat mendengar pekikan nyaring dan kepakan sayap. Ternyata Galsaeg tidak sendiri. Griffin Kyu Jong juga berhasil menemukan mereka. Hm, mungkin sudah terjalin ikatan persahabatan antara griffin dan Galsaeg.
            “Aku mengerti sekarang. Mungkin Griffin Kyu telah menggunakan kemampuannya untuk melacak emas sehingga ia berhasil menemukan KyuKyu yang memang selalu membawa emas. Yah, kupikir begitulah cara mereka menemukan kita.”
            “Um, pemikiran yang bagus pangeran,” tanggap Young Saeng.

            Setelah memberi makanan pada Galsaeg dan Griffin, mereka segera melanjutkan perjalanan ke tujuan terakhir mereka yaitu Draque Volcano alias gunung berapi tertinggi di Negeri Green Peas. Perjalanan ke sana akan sangat melelahkan dan membosankan mengingat jarak antara Gua Sunyi ke Draque Volcano lebih dari luas Green Field. KyuKyu nampak tidak begitu semangat karena sudah membayangkan semembosankan apa perjalanannya nanti. Young Saeng juga begitu, dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk bersantai di atas Galsaeg daripada melayang-layang dengan kemampuan terbangnya.

            “Oh, pangeran, kita sudah berjalan selama berjam-jam. Sangat panas di sini. Bisakah kita istirahat?” Kyu menyuruh Griffin untuk turun, memaksanya berjalan kaki saja.
            “Kau pikir hanya kau saja yang merasa kepanasan, Kyu? Nado. Tapi di sini tidak ada tempat untuk berteduh. Semuanya hanya padang dan padang gersang,” Young Saeng lah yang menjawab keluhan Kyu karena Hyun Joong hanya diam saja. Yah, dia memang lebih banyak diam sepeninggal dari Gua Sunyi. Mungkin dia masih memikirkan kejadian itu.
            Entah karena kepanasan atau lelah, tiba-tiba griffin yang ditunggangi KyuKyu berkaok-kaok  sambil mengepak-ngepakkan sayapnya. Kyu sempat kehilangan kendali karena griffinnya berlarian tak tentu arah.
            “Hiya! Hiya! Berhenti kau burung!”

            Sekuat tenaga Kyu berusaha mengendalikan, tetap saja Griffin itu berlari-larian. Kyu terguncang-guncang kesana-kemari seperti sedang menunggangi banteng mengamuk. Lalu Griffin itu merentangkan sayapnya dan terbang entah mau kemana.
            “Dowajuseyo! Griffin ini gila!” pekik Kyu dari atas punggung Griffin. Suara minta tolongnya perlahan memelan seiring griffin yang semakin terbang menjauh.
            “Hyun Joong-ah, aku akan menyusul Kyu. Tunggu di sini, ne?”
            “Tenang saja, aku bukan anak kecil.”
            Seanjutnya Young Saeng terbang menyusul KyuKyu.  Untungnya elf itu masih bisa melacak arah terbang griffin. Hyun Joong dan Galsaeg tetap melanjutkan perjalanan pelan-pelan. Padang ini sangat luas dan kosong, tidak mungkin Young Saeng tidak melihat keberadaan mereka.
            Tiba-tiba Hyun Joong mendengar lolongan dari arah belakang. Ia sempat berharap bahwa itu lolongan werewolf Jung Min. Namun setelah didengarkan lebih saksama, lolongan itu tidak hanya satu melainkan ada sekitar 6. Perlahan wujud makhluk yang tengah berlari ke arah Hyun Joong semakin jelas. Wujud itu nampak tidak asing lagi. Yah, serigala dengan bulu yang mengembang dan ggigi taring yang mencuat keluar. WARG!
            Menyadari bahwa makhluk-makhluk itu ternyata warg yang ditunggangi orc, Hyun Joong segera memacu Galsaeg. Sepertinya mereka adalah warg dan orc yang mengintai di hutan sekaligu pelacak yang ditugasi menyebarkan berita mengenai penangkapan Hyun Joong, persis seperti pemaparan Young Saeng tempo hari.
            Ini tidak bagus. Warg-warg itu sangat cepat walaupun ditunggangi orc berat. Sebentar saja mereka sudah berada tepat di belakang Hyun Joong. Mungkin Galsaeg sudah lelah akibat perjalanan-perjalanan panjang ini sehingga kecepatan larinya tidak begitu maksimal. Dalam keadaan seperti ini Hyun Joong hanya bisa merutuki Young Saeng dan KyuKyu yang sedang pergi entah kemana. Tapi dia juga sangat khawatir pada Kyu mengingat griffin tadi bertingkah aneh.
            Tiba-tiba salah satu warg terdepan melompat begitu tinggi, bermaksud menjatuhkan Hyun Joong. Orc di atasnya mengeluarkan tombak, bersiap menusuk Hyun Joong ataupun Galsaeg. Untungnya Hyun Joong sudah berlatih untuk serangan ini. Ia berhasil menangkis tombak dengan Hwagolgeom yang ditariknya dari sarung tepat waktu. Serangan itu membuat lari Galsaeg terhenti, akibatnya wag-warg lain saling berlomba untuk menerjang Hyun Joong.
Bagi sang pangeran, serangan ini bukanlah masalah. Dia sudah berlatih bertahun-tahun untuk perang. Enam warg dan orc seharusnya tidak menjadi masalah, hanya saja luka yang didapatnya dari Jung Min membuatnya kurang maksimal dalam memainkan hwagolgeom. Hal itu menyebabkannya sedikit lengah dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh salah seekor warg untuk menerjang.
“Arrghhh!”
Hyun Joong akhirnya jatuh saat seekor warg berhasil menerjang Galsaeg. Kuda itu ambruk, terlihat kesakitan. Terdapat luka cakaran berbentuk 8 goresan di sisi tubuhnya. Hyun Joong menjadi sangat marah melihat kuda kesayangannya terluka. Ia sekuat tenaga melupakan sakit di tubuhnya dan bergegas bangun untuk menyerang musuh yang terus menyerbu. Dengan hwagolgeom, ia menangkis senjata, menusuk orc, dan menyayat warg. Semangat dan amarahnya seperti berkumpul menjadi satu. Ia seperti tidak sadar saat menggerakan tubuhnya. Terus diayunkannya hwagolgeom pada musuh.
Tanpa sepengetahuan Hyun Joong, ternyata salah satu orc mengendap di belakangnya. Dia mengambil tombak yang tergeletak di tanah, bersiap menusuk Hyun Joong dari belakang. Pangeran itu belum menyadari karena sedang asik adu pedang dengan orc lain.
BRAK! Tiba-tiba orc itu tumbang.  Bukan dengan sendirinya, melainkan karena diterjang oleh seekor serigala. Bukan serigala warg, tapi manusia serigala. Hyun Joong baru menyadari akan keberadaan seseorang di belakangnya begitu orc yang dilawannya tadi tumbang. Saat ia menengok, sosok namja yang baru saja ditemuinya beberapa waktu lalu sudah berdiri di hadapannya.
“Jung Min-ah!”
“Apa kau benar-benar petarung? Musuh di belakang kepalamu saja tidak tahu.”
Hyun Joong terlalu senang untuk menanggapi ledekan Jung Min,”Jung Min-ah, aku tahu kau akan…akan membantuku. Jeongmal gamsahamnida.”
Hyun Joong hendak memeluk sepupunya itu, tapi Jung Min buru-buru berubah menjadi serigala dan mengerang keras, memberi isyarat pada Hyun Joong untuk tidak mendekat sekaligus untuk menakut-nakuti. Namun Hyun Joong tidak takut, dia tetap memeluk Jung Min yang berbulu.

“Yaa! Apa-apaan ini?” Kyu bersama griffinnya perlahan mendarat di antara musuh yang sudah tidak bernyawa.
“Hyun Joong-ah! Menyingkir dari situ!” Young Saeng buru-buru mengambil busur dan panahnya, bersiap membidik Jung Min yang sekarang masih menjadi serigala.
“Anio! Geumanhae! Apakah kau masih belum bisa membedakan antara warg dengan werewolf, Young Saeng-ah?”
Young Saeng menurunkan busurnya, “Jung Min?”
Jung Min akhirnya mengubah dirinya menjadi manusia lagi. Ia masih bersikap angkuh tapi sudah tidak ada tatapan sengit di matanya dan tidak ada raut dingin di wajah tampannya.
            “Woah, akhirnya anjing ini mau bekerja sama,” seru KyuKyu, membuat Jung Min menggeretakkan giginya seperti ingin menggigit tapi Young Saeng buru-buru memanah Kyu. Tentu saja Young Saeng tidak membunuh Kyu, panahnya hanya menusuk jubahnya, hitung-hitung sebagai peringatan agar Kyu tutup mulut, “ELF GILA!!” pekik Kyu nyaring.
            “Oiya, kau tadi kenapa?” tanya Hyun Joong.
            “Nampaknya tadi griffinku mencium bau bangkai. Dia begitu bersemangat mengingat selama beberapa hari ini tidak memakan bangkai. Karena terlalu bersemangat, entah kenapa dia menjadi bingung sendiri. Eh, ternyata bangkai yang dimaksud adalah kumpulan orc yang sedang menuju ke utara. Akhirnya, sampailah kami di sini,” yah, sekarang Griffin Kyu nampak sedang mematuki bangkai orc dan warg. Sedikit menjijikkan sebenarnya.
           
            “Hey, Hyun Joong-ah! Apakah ini Galsaeg? Ommo, apa yang terjadi? Dia sekarat,” seru Young Saeng sambil mengeluarkan obat yang selama ini digunakan untuk meredakan luka Hyun Joong.
            Hyun Joong tersadar. Ia bergegas menghampiri tempat  di mana ia terjatuh tadi. Galsaeg mendengus-dengus seperti menahan sakit saat Young Saeng mulai mengobati. Hyun Joong mengelus surai kudanya penuh sayang. Galsaeg harus bertahan.
            “Lukanya sangat parah. Dengan menyesal kukatakan bahwa Galsaeg tidak bisa melanjutkan perjalanan, Hyun Joong-ah. Eottokhae?” ucap Young Saeng sedih.
            “Tapi  kita tidak bisa membiarkannya terbaring di sini. Dia masih hidup, Young Saeng-ah.”
            “Arraseo, tapi kita juga tidak mungkin membawanya.”
            “Bagaimana kalau Galsaeg dibawa ke Gua Sunyi? Orang-orangku akan merawatnya sebelum mereka berangkat ke Human Mainland,” kata Jung Min yang sempat diacuhkan beberapa saat. Antara percaya dan tidak, Hyun Joong mencoba mencerna perkataan Jung Min. namja itu bilang orang-orangnya akan berangkat ke Human Mainland? Berarti werewolf sudah setuju untuk kembali dan membantu perang. “Eottae?”
            “Ah..Ne, ide bagus. Kkaja kita bawa Galsaeg ke Gua Sunyi,” kata Hyun Joong.
            “Bagaimana caranya? Kuda ini lumayan,” ujar Young Saeng masih sambil mengobati Galsaeg.
            “Tenang saja, kan ada burung ini. Griffinku lebih besar dari Galsaeg, tentu dia bisa membawanya dengan mudah. Lihat, cakarnya cukup lebar untuk mencengkram Galsaeg. Lagi pula dia kan sering berburu binatang-binatang besar.” usul Kyu bangga sambil mengelus-elus bulu Griffin.
            “Kalau begitu tunggu apa lagi. Young Saeng-ah, Kyu-ah, perintahkan dia untuk membawa Galsaeg, tapi beritahu burung itu bahwa Galsaeg bukan mangsa. Dia harus mencengkramnya dengan hati-hati, jangan membuat lukanya semakin parah,” Hyun Joong tampak tidak tenang. Tentu saja, dia tidak mau melihat kuda kesayangannya bertambah parah. Walaupun hanya kuda,  tapi dia sangat menyayanginya karena Galsaeg sudah mengabdi padanya cukup lama. Kuda yang sangat setia.
            “Aku punya ide lain, bagaimana kalau kita tetap melanjutkan perjalanan? Bukankah waktu kita tidak banyak lagi? Serahkan saja Galsaeg pada Griffin.”
            “Kyu Jong benar, eottokhae Hyun Joong-ah?”
            Hyun Joong terdiam sejenak. Ada benarnya juga perkataan mereka. “Tapi jika Galsaeg dan Griffin pergi, apa yang akan kita kendarai?” tanya Hyun Joong pada Kyu. Sejauh ini Kyu tidak memikirkan hal itu. Dia mendengus kesal.
            “Oh, ayolah, jangan memancingku untuk membantu lebih banyak,” omel Jung Min. Kemudian ia bertransformasi menjadi serigala lagi. Awalnya Hyun Joong tidak mengerti maksudnya, tapi setelah mengamati Jung Min lebih lekat ia mulai mengerti. Jung Min cukup kuat untuk ditunggangi seorang manusia dan kurcaci sekaligus karena tubuhnya pun hampir sebesar griffin jika menjadi serigala.
            “Gomawo lagi, Jung Min-ah,”

*501*

            Setelah melepas kepergian Galsaeg dan Griffin, rombongan pengelana itu melanjutkan perjalanan menuju tujuan terakhir, Draque Volcano. Hyun Joong dan KyuKyu sebisa mungkin menyamankan diri duduk di atas Jung Min (dalam bentuk werewolf) selama perjalanan panjang yang akan ditempuh. Rasanya memang canggung mengingat belum lama ini mereka menjadi tawanan Jung Min dan hampir dibunuh, terlebih Hyun Joong. Tapi yah, mereka harus yakin bahwa Jung Min melakukan ini benar-benar karena niat baik.
            Di gua sunyi kan pastikan auman pertemanan mengikuti. Semua sudah jelas sekarang. Beruntung sekali aku berhasil pada misi ini walau awalnya sempat tersendat. Semoga misi terakhir bisa berjalan lancar,” gumam Hyun Joong sepanjang perjalanan sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapinya di Draque Volcano. Naga pastinya lebih berbahaya dari werewolf.
            “Pangeran daritadi berbicara sendiri,” protes Kyu yang duduk di belakang Hyun Joong.
            “Setidaknya perkataanku tidak untuk memaki, jadi jangan protes. Aku juga sedang memikirkan sesuatu,” Kyu hanya berdecak tapi tidak mengatakan apapun.
            Di siang yang panas ini, Hyun Joong kembali berkutat pada pikirannya. Saat ini dia sedang memikirkan Hyun Gi dan Human Mainland yang sudah ditinggalnya begitu lama. Rindu dan cemas tentu silih berganti hinggap di benaknya. Bagaimana keadaan di Human Mainland sekarang? Apakah para elf dan kurcaci sudah di sana? Namun pastinya dia juga memikirkan keadaannya sendiri beserta rombongan.
Di samping itu Hyun Joong juga melakukan perhitungan pada waktunya yang masih tersisa sebelum musim panas. Merasakan angin dan hawa di padang ini, Hyun Joong mengetahui bahwa musim panas akan tiba kurang dari 10 hari. Padahal perjalanan yang dibutuhkan untuk sampai ke Draque Volcano minimal 3 hari jika tidak ada halangan. Lalu bagaimana Hyun Joong dan rombongannya bisa kembali ke Human Mainland tepat waktu sebelum pasukan Young Joong tiba.
“Sebaiknya aku memikirkan rencana untuk menghadapi naga terlebih dahulu. Urusan pulang, hm semoga ada keajaiban,” gumam Hyun Joong sekali lagi.

Padang yang sangat luas dan membosankan ini membuat mereka cepat lelah daripada biasanya. Terlebih mereka tidak tahan dengan panas matahari bulan Mei. Biasanya mereka istirahat 10 jam sekali, tapi mengingat keadaan seperti ini mereka berhenti sekedar untuk berteduh di bawah perdu-perdu rendah setiap 6 jam sekali. Namun Hyun Joong sangat membatasi istirahat karena sadar akan waktu yang semakin sempit.
“Oh, ayolah pangeran, 10 menit lagi,” rengek Kyu.
“Kau ini kan hanya duduk saja sepanjang perjalanan ini. Kenapa masih saja mengeluh? Seharusnya yang mengeluh sepeti itu aku! Mengingat selama berjam-jam aku yag terus berjalan,” balas Jung Min dengan tatapan mengerikan ala serigala.  Biasanya Kyu akan suka mendebat siapapun, tapi nampaknya dia tidak ingin atau tidak berani mendebat Jung Min. Apalagi saat werewolf itu menunjukkan ekspresi menyeramkan.
“Kalau kau tidak segera beranjak dari situ, kami akan meninggalmu,” Hyun Joong sudah mengepak barang-barangnya dan segera naik ke punggung Jung Min yang sudah bertransformasi menjadi serigala.

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan selama 3 hari melewati padang dan bukit-bukt kecil, sampailah mereka di wilayah gunung berapi. Semangat mereka kembali tersulut saat melihat pemandangan lain selain pohon-pohon, bukit, dan batu-batuan besar. Mereka sudah sampai di Green Lake, danau dengan air melimpah nan jernih berwarna hijau. Di sekeliling danau berdiri berbagai rumah yang sangat lucu, rumah para nymph danau. Rumah-rumah  itu terbuat dari jalinan pohon-pohon dan tumbuhan hijau. Unik sekaligus sangat kreatif.
Nymph danau hampir sama dengan nymph sungai. Mereka sama-sama cantik, menawan, dan bersih. Kebanyakan nymph tentu saja yeoja, walau ada namjanya tapi jumlahnya sangat sedikit. Begitu rombongan pengelana itu lewat, tentu saja mereka langsung disambut dengan ramah dan sedikit meriah. Semua nymph serentak menghentikan  segala aktivitas. Beberapa langsung membuat sambutan dengan menyebar bunga atau membuat gelembung-gelembung dari air danau. Semua itu pastinya karena keberadaan Young Saeng aka Lord Heo sang elf, raja dari makhluk elemental air dan angin.
Hampir semua nymph menggumamkan nama elf itu. Tapi ada juga beberapa nymph yang menggumamkan nama Hyun Joong. Mungkin mereka tahu bahwa manusia tampan itu adalah keturunan Raja utama Negeri Green Peas. Sang pangeran merasa senang karena sejauh ini ada sebagian makhluk yang langsung mengetahui statusnya sebagai keturunan Kim Seon. Padahal sebelumnya dia harus berusaha mati-matian untuk membuktikan hal itu.
            “Daebak! Sayang kita tidak bisa tinggal lama di sini,” gumam KyuKyu sambil melambaikan tangannya dengan percaya diri pada nymph-nymph yeoja yang berjajar sepanjang jalan.
            Mereka benar-benar menjadi tontonan sepanjang jalan desa. Pasti desa itu jarang dikunjungi bangsawan, terlebih 2 raja mereka. Hyun Joong sedari tadi hanya tersenyum saat beberapa nymph melambaikan tangan padanya. Dia agak canggung karena nymph-nymph yeoja itu sangat cantik dan memukau. Berbeda dengan Young Saeng, dia bahkan menyalami beberapa yang berani mendekat. Young Saeng juga bersikap lebih ramah dengan mengucapkan sapaan dalam bahasa Elf.
           
            Yah, sayang sekali mereka tidak bisa singgah alias hanya lewat saja. Namun para nymph sempat memberikan beberapa bingkisan berupa makanan dan obat-obatan setelah Young Saeng berbicara pada pemimpin di kelompok itu.
            “Le Hannon!(thanks) aku akan sering-sering mampir ke sini,” seru Young Saeng saat sampai di jalan desa terakhir.
            “Oh, ppali, Young Saeng-ah!” panggil Hyun Joong yang sudah jauh di depan. Nampaknya Young Saeng masih betah berada di sana karena pasti mengingatkannya pada Elf Kingdom, pada rakyatnya, dan semua hal yang berkaitan dengan elf, nymph, atau peri.
            “Mereka mengingatkanku pada rumah,” akhirnya Young Saeng rela meninggalkan desa itu. “Nymph-nymph Green Lake benar-benar yang terbaik. Neomu yeppeo,”
            “Apakah mereka yang memberi semua itu?” tanya Kyu iri melihat tubuh Young Saeng dihiasi berbagai macam bunga, sampai-sampai dia seperti memakai jubah bunga. Padahal Hyun Joong, Kyu, dan Jung Min hanya diberi setangkai bunga lily.
            “Yah, mau bagaimana lagi, aku tidak bisa menolak.”
            “Tentu saja kau tidak bisa menolak pemberian gadis cantik,” cibir Kyu.
            “Bukan seperti itu.”
            “Tunggu sampai aku menceritakannya pada Sung Young,” kata Hyun Joong tak acuh.
            “Ya!! Kelak kau juga akan disambut seperti ini jika sudah benar-benar menjadi raja, Hyun Joong-ah, bahkan lebih meriah. Asal kau tidak bermulut banyak alias banyak bicara,” timpal Young Saeng sambil melirik Kyu. Kurcaci itu hendak  menimpali tapi Young Saeng lebih dulu terbang untuk memimpin perjalanan ke Draque Volcano yang tinggal sebentar lagi.
           
           Rombongan itu sampai di kota kaki gunung keesokan harinya. Dra Town alias Kota Dra namanya. Satu-satunya kota yang bisa dihuni oleh beragam jenis makhluk sekaligus, entah itu fana atau elemental. Yah, banyak sekali makhluk-makhluk berbeda tinggal di sini. Bisa dibilang kota ini adalah kota yang sangat heterogen. Walau tidak hidup dalam kelompok yang sejenis, mereka tetap menghargai dan menghormati satu sama lain.
            Kebanyakan penduduk Dra Town adalah binatang yang bisa bicara, yah seperti kucing yang baru saja ditemui rombongan Hyun Joong begitu sampai di gerbang kota. Kucing itu tidak seperti ‘binatang’ kucing pada umumnya. Dia lebih banyak menggunakan dua kaki belakang untuk berjalan daripada keempat kakinya. Dia juga berpakaian layaknya manusia.
            “Makhluk-makhluk di sini mengerikan,” gumam Kyu sambil menatap horror ke penduduk yang lalu-lalang di sepanjang jalan. Kyu makin shock saat melihat 2 ekor rusa berbadan seperti manusia melintas di depan.
            “Anieyo, mereka sangat mengagumkan,” kata Hyun Joong.
            Berbeda dengan penduduk pada umumnya, makhluk-makhluk di Dra Town terkesan lebih cuek pada rombongan. Mereka tetap asik pada aktivitas walau ada manusia, werewolf, kurcaci, dan elf berjalan di sepanjang jalan setapak. Mungkin mereka sudah terbiasa dengan keaneragaman ini sehingga tidak heran atau terkejut melihat makhluk asing yang bukan berasal dari jenisnya.
            Hal itu juga tidak dipedulikan oleh rombongan. Mereka tetap melanjutkan perjalanan, terus berjalan mengikuti jalan setapak yang mengarah langsung ke Draque Volcano. Walaupun mereka tergoda untuk mampir di kedai-kedai terdekat, tapi tekad mereka untuk segera menemui naga lebih besar.
Matahari semakin tinggi saja. Untungnya mereka sudah sampai di ujung kota. Semakin dekat dengan gunung, pepohonan semakin sedikit saja. Bangunan-bangunan dan rumah juga semakin jarang. Yang ada hanya hamparan tanah terjal dan batu-batuan yang cukup tajam di depan sana. Mereka cukup lega karena sejauh ini tidak ada rintangan berarti yang menghambat perjalanan. Mungkin gunung inilah tantangannya mengingat mereka harus terus mendaki dan mencari naga peludah api yang entah di mana keberadaanya.
“Siapkan diri kalian untuk bertemu makhluk elemental hebat,” ucap Hyun Joong tertegun sambil mengamati sekeliling.
“Sudah lama aku tidak melihat naga yang agung,” walau Young Saeng berkata seperti itu, dia tetap waspada dengan panah-panahnya.
“Aku sudah tidak sabar untuk melihatnya!” Seperti biasa Kyu nampak antusias.
Pada sebuah papan rapuh yang sudah berjamur tertulis ‘Draque Volcano. Kerajaan Naga’. Young Saeng menemukan sebuah papan jatuh lalu memungutnya dan ditunjukkannya pada Hyun Joong, berbunyi ‘Bahaya! Kembalilah selagi kalian bisa!’ Nampaknya peringatan-peringatan itu  sudah tidak berpengaruh apa-apa pada mereka berempat terutama Hyun Joong. Tekad untuk menemukan naga dan menyelesaikan misi sudah mengalahkan ketakutannya.
“Geurae, ayo kita berburu naga!” seu Hyun Joong penuh semangat.

“Kalian pikir, kalian mau kemana?”
Hyun Joong, Young Saeng, KyuKyu, dan Jung Min serentak menengok ke sumber suara. Seorang namja berpakaian lusuh tengah duduk santai di kursi depan kedai sambil minum anggur. Hyun Joong tidak ingat sama sekali kalau namja itu daritadi duduk di situ, atau memang dia tidak melihatnya?
Mereka berempat serentak mendekati namja yang santai itu. Dia sama sekali tidak merasa takut dikerubungi 4 makhluk bersenjata. “Dan siapakah Anda ini? Jangan mencampuri urusan kami!” seperti biasa lagi, Kyu langsung menimpali.
“Apakah kamu manusia?” tanya Hyun Joong.
“Ah, mianhae, tuan-tuan yang baik,” namja itu sekarang nampak sedikit takut. Dia berdiri dari kursinya,”Ne, seperti yang bisa kalian lihat, aku manusia. Aku sudah lama tinggal di sini dan mengetahui seberbahaya apa Draque Volcano.”
“Kalau begitu, bisakah kamu memandu kami mendaki Draque Volcano? Aku yakin kamu tahu di mana para naga berada,” kata Young Saeng santai.
“Naga? Hahaha, mereka sudah lama pergi dari Draque Volcano. Mereka sudah tidak ada di Negeri Green Peas.”
“Mwo? Kojitmal!” kaget Hyun Joong.
“Nan kojitmal anieyo. Jika ada naga, Dra Town tidak akan berkembang begitu sempurna seperti sekarang ini. Dengan menyesal kukatakan perburuan naga kalian selesai sampai di sini.”
“Kalau tidak ada naga, kenapa kamu mengatakan bahwa Draque Volcano berbahaya?” protes Kyu.
“Karena jalan terjal itu bisa membunuhmu!”
Semangat Hyun Joong yang menggebu-gebu langsung jatuh begitu saja. Dia tidak mau memikirkan bahwa misi terakhirnya itu salah. Di puncak tertinggi kan selamatkan naga cacat. Hyun Joong yakin bahwa larik itu menunjuk Draque Volcano dan Hyun Joong yakin bahwa masih ada naga di gunung ini.
Tiba-tiba Hyun Joong dan Kyu jatuh ke tanah cukup keras. Tanpa peringatan, Jung Min bertransformasi menjadi manusia. Kyu langsung mengucapkan sumpah-serapahnya, tapi Jung Min tidak peduli, dia justru menatap namja berkulit putih di depannya yang sekarang nampak semakin ketakutan.
“Werewolf!” pekiknya.
“Sebaiknya kau menceritakan yang sebenarnya pada kami. Bisa saja kami tidak mempercayai informasi yang kau ucapkan tadi. Tapi aku mencium ada yang tidak beres di sini,” kata Jung Min sambil memamerkan gigi taringnya yang semakin membuat namja asing itu gemetar.
“Geurae, Tuan Serigala yang baik, aku akan bercerita. Aku tidak akan bohong pada kalian. Kkaja! Masuk dulu ke kedaiku! Nampaknya perjalanan panjang kalian benar-benar sangat melelahkan,” tawaran itu sebenarnya sulit untuk ditolak, namun Hyun Joong segera menyadari tenggat waktu yang terisa.
“Anieyo, gomawo, kami sudah istirahat tadi. Jebal, waktu kami tidak banyak. Bantulah kami mendaki Draque Volcano, bantu kami memilih jalan yang tidak berbahaya,” desak Hyun Joong.
“Mwo? Untuk apa lagi? Sudah kukatakan tidak ada naga di sana,”
“Sebaiknya kau turuti perintahnya!” Jung Min ikutan mendesak dengan caranya yang biasa.
“Sulit bagi Pangeran Hyun untuk mempercayai bahwa tidak ada naga lagi di Draque Volcano,” Young Saeng angkat bicara.
“Geurae geurae geurae, aku mengalah. Kalian berempat adalah pengembara yang sangat memaksa. Aku akan membawa kalian ke sarang mereka dan jangan berharap terlalu banyak bahwa kalian akan menemukan satu dari naga-naga agung itu,” Hyun Joong sudah cukup puas dengan jawaban itu.

Selanjutnya mereka belima menjawab tantangan Draque Volcano dengan menjajaki tanah terjal dan tandusnya. Hyun Joong dan Kyu tidak menunggang Jung Min lagi karena akan sangat berat bagi werewolf itu jika mendaki sambil membawa beban. Young Saeng yang seharusnya bisa terbang dengan mudah justru ikut-ikutan tertatih mendaki gunung karena udara di tempat ini tidak cocok untuknya saat terbang. Dengan bantuan namja asing tadi, mereka berhasil berjalan sejauh 2 mil tanpa halangan yang berarti. Namja tadi benar-benar tahu seluk-beluk gunung itu. Dia sangat ahli dalam mendaki, bahkan tanpa alas kaki.
“Sebenarnya siapa kamu?” tanya Hyun Joong.
“Oiya, sampai lupa memperkenalkan diri pada sang pangeran. Joneun Hyung Jun imnida. Bisa dibilang aku juru kunci Draque Volcano.”
“Kau tahu siapa aku?”
“Tentu saja, Anda adalah keturunan Kim Seon. Terlihat jelas,”
“Apa kau tahu tujuanku untuk apa mencari-cari naga?”
Namja bernama Hyung Jun itu terdiam cukup lama, “Kurasa aku tahu,” terlihat raut kekhawatiran di wajahnya. Hyun Joong hendak bertanya lagi tapi keluhan Kyu menyelanya.
“Aish, walau aku tinggal di gunung, tapi aku sangat benci mendaki gunung ini! Bagaimana bisa kau mengetahui dan tahan dengan jalanan ini?”
            “Ah, sudah kubilang kan. Hm, dari kecil aku sudah terbiasa berkeliaran di tempat ini, jadi aku hafal bertul jalan-jalan ini,”
            “Oiya, apa yang terjadi pada para naga memangnya? Katamu, mereka sudah tidak ada,” ucap Young Saeng. Elf itu sepertinya tidak punya rasa lelah. Dia dan Hyung Jun terlihat lebih baik daripada tiga lainnya.
            “Yang kudengar, setelah perang besar di masa lalu, mereka langsung pergi meninggalkan Negeri Green Peas, pindah entah ke mana, mungkin ke Narnia. Aku pun sudah mencari ke semua tempat di Draque Volcano, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan naga.”

            Perkataan Hyung Jun mengakhiri percakapan. Hyun Joong sudah tidak mau bicara karena dia tidak mau mempercayai perkataan Hyung Jun mengenai ketiadaan naga. Dia harus tetap yakin bahwa misinya masih bisa diselesaikan. Selain itu dia juga memfokuskan tenaganya untuk berjalan daripada berbicara. Semuanya nampaknya juga begitu.
            Akhirnya, bertepatan dengan terbenamnya cahaya matahari, mereka sudah sampai di sebuah cerukan lebar seperti gua yang diyakini Hyung Jun sebagai tempat tinggal naga dulu. Hal itu dibuktikan dengan adanya emas dan banyak perhiasan lain tersebar di sana. Hyun Joong bahkan menemukan sisik naga berwarna hijau yang menunjukkan bahwa keberadaannya di situ sudah sangat lama. Semangat dan harapan Hyun Joong sudah benar-benar padam. Ternyata perkataan Hyung Jun benar bahwa sudah tidak ada naga di tempat ini.
            “Mianhae, pangeran, tapi aku sudah mengatakannya sejak awal,” Hyung Jun ikut sedih dengan kekecewaan yang dirasakan Hyun Joong.
            “Bersemangatlah! Kita masih bisa berperang tanpa naga,” hibur Jung Min. “Setidaknya kau sudah berusaha dalam misi ini.”
            “Kita gagal. Musim panas kurang dari seminggu dan kita masih berada di ujung Green Peas, sangat jauh dari Human Mainland,” entah kenapa Hyun Joong menjadi pesimis seperti itu.
            “Pangeran, lebih baik kita istirahat dulu di sini. Kau butuh tidur. Hyung Jun akan berjaga, jadi kau tidak perlu khawatir dulu malam ini. Untuk perjalanan pulang, kita pikirkan besok,” nada bicara Young Saeng yang lembut membuat Hyun Joong luluh. Mau tak mau dia menurut untuk istirahat walaupun dalam pikirannya terus terbayang Human Mainland dan perang, dan juga naga.

*501*

            “Pangeran Hyun? Pangeran?”
            “Eh? Hyun Gi?!”
            “Akhirnya aku bisa menghubungimu lewat mimpi. Dan  untungnya Pangeran selamat.”
“Ommo, Hyun Gi, jeongmal bogoshipo.”
“Tidak ada waktu lagi, pangeran, ini tidak akan bertahan lama. Sekarang  pangeran sudah di mana?”
“A..aku masih di Draque Volcano. Aku gagal, Hyun, tidak ada naga di sini.”
“Untuk urusan naga, kau harus lebih jeli pada sekitarmu. Sebenarnya masih ada satu naga di Draque Volcano.”
“Tapi tidak ada waktu lagi! Aku harus segera kembali ke Human Mainland!”
“Anieyo, jika mau mendengar saranku, lebih baik temukan dulu naga itu, yakinkan dia untuk bergabung, dan kuyakin kau akan sampai di sini tepat waktu bahkan sebelum perang. Fighting!”

Hyun Joong terbangun dengan terkejut begitu komunikasi itu hilang. Hari masih sangat gelap rupanya. Ketiga kawannya masih terlelap di sampingnya. Setelah mengumpulkan nyawanya, Hyun Joong kembali memikirkan perkataan Hyun Gi tadi. Oh, betapa ia merindukan yeoja itu. Sejenak ia mengamati pantulan cahaya api yang hidup mati di sisi gua. Mungkin itu Hyung Jun. Ia berniat ke sana sekaligus menghangatkan diri.
Hyun Joong berhenti di balik bebatuan saat melihat ada yang aneh pada Hyung Jun. Ia mengamatinya saksama dalam keremangan. Dikerjap-kerjapkannya kedua matanya untuk meyakinkan apa yang dilihatnya. Tidak salah lagi, dengan sedikit melotot Hyun Joong melihat Hyung Jun berusaha membuat api. Bukan dengan menggesekkan kayu atau batu, tapi dia berusaha mengeluarkan api dari mulutnya.
Sekarang Hyun Joong mengerti. Dia merasa beruntung Hyun Gi menghubunginya tadi. Benar-benar oracle yang hebat. Perkataan Hyun Gi benar, dia harus lebih jeli pada sekelilingnya. Ternyata Hyung Jun lah naga yang dicari Hyun Joong. Pantas saja tadi pagi Jung Min mencium kecurigaan pada namja itu. Walau sepenuhnya Hyun Joong belum mengerti bagaimana mungkin Hyung Jun adalah naga, tapi semangat yang semula padam kembali tersulut. Bahkan menyala lebih terang. Dengan perlahan Hyun Joong kembali ke tempatnya tidur, menunggu hari esok untuk mengungkap semuanya.

Keesokan harinya, mereka secepat mungkin sarapan dan mengemasi barang-barang. Young Saeng dan Kyu sudah merapikan barang-barangnya, tapi mereka heran melihat Hyun Joong masih duduk santai setengah melamun di sebuah batu besar di depan gua.
“Kkaja pangeran! Kita harus bergegas kembali ke Barat,” Young Saeng mendekati Hyun Joong perlahan.
“Anieyo, kita tidak akan  kembali hari ini, karena kita sudah menemukan naganya,” Young Saeng hanya mengernyit heran. Kyu dan Jung Min yang sedang mengobrol atau lebih tepatnya berdebat ikut-ikutan menatap Hyun Joong heran.
“Naga? Eoddi?” tanya Kyu.
Hyun Joong membalikkan badannya dan mendapati Hyung Jun yang hanya berdiri mematung. Tampak jelas di wajahnya raut kekhawatiran dan ketakutan yang sudah lama ia pendam. Tapi Hyung Jun berusaha bersikap biasa saja, seolah dia tidak terlibat apapun.
“Hyung Jun-ah, jebal beritahu kami. Di awal kau sudah berjanji tidak akan bohong pada kami,” kata Hyun Joong dengan lembut.
Hyung Jun menelan ludah berat, “M..mwo? Sudah kubilang aku tidak tahu keberadaan mereka,”
“Kami tidak perlu tahu keberadaan mereka. Kami hanya ingin bertemu dengan satu naga yang sudah lama tinggal di daerah ini. Sang naga pasti telah mengetahui kedatangan kami dan tujuan kami. Kami sangat berharap sang naga mau membantu kami dalam perang,” sorot mata Hyun Joong benar-benar tajam dan meyakinkan. Hyung Jun hampir terlena tapi masih teguh pada pendiriannya.
Tiga lainnya hanya melongo mendengar perkataan Hyun Joong, tidak mengerti maksudnya. Namun tiba-tiba Jung Min terkesiap.

“DRAKEN! Kutukan naga! Hyung Jun, jika aku benar, kaulah naga itu. Jika werewolf adalah manusia yang dikutuk menjadi serigala, maka kau adalah naga yang dikutuk menjadi manusia! Pantas saja, selama ini aku mencium bau yang aneh dari dirimu,” Jung Min menatap Hyung Jun tajam. Yang ditatap justru semakin mengkerut karena takut. Terbongkar sudah.
“Apa itu kutukan naga?” tanya Kyu.
“Ini legenda kuno. Aku ingat sekarang. Kutukan naga diberikan oleh Penyihir naga pada sosok naga yang tidak bisa menjalankan perannya,” Young Saeng berusaha memikirkan kelanjutan buku yang pernah ia baca.
“Hyung Jun-ah, apa itu benar?” Hyun Joong tetap menggunakan nada lembutnya.
Tiba-tiba iris mata Hyung Jun berubah dari coklat menjadi hijau cerah layaknya mata seekor naga dengan 2 kelopak mata. Dari lubang hidung dan telinganya keluar asap. Sosok Hyung Jun perlahan membesar sampai merobek baju yang dikenakannya dan berubah menjadi naga setinggi 8 meter, ukuran yang sangat kecil untuk ukuran naga dewasa. Sisik-sisiknya berwarna emas mengkilap dengan sayap merah yang terbentang lebar.
Hyun Joong, Young Saeng, Kyu, dan Jung Min hanya melongo tapi tidak berusaha kabur. Bahkan saat Hyung Jun menyemburkan api, berusaha menakut-nakuti, tetap saja mereka masih berdiri di tempat.
“Kau tidak akan membunuh kami. Itulah alasannya mengapa kau diberi kutukan itu karena tidak sampai hati untuk membunuh. Naga yang baik, Namun disisi lain kau hanya sibuk menumpulkan emas. Hanya harta yang kau pikirkan selama menjadi naga,” kata Young Saeng sambil mengamati emas-emas yang berserakan di gua. Sejenak Young Saeng mengernyit karena setahunya emas di gua ini lebih banyak saat mereka datang. Ah,kurcaci itu.
Perlahan naga besar itu menyusut lagi menjadi sosok manusia tampan bernama Hyung Jun. Dia bertelanjang dada dan masih memakai celana panjangnya untungnya. Rambutnya yang kelabu masih berasap. Di lengannya terukir sebuah tanda atau tato rumit yang menandai kutukan itu. Kedua mata Hyung Jun pun perlahan berubah kecoklatan seperti semula dengan sorotan mata yang hangat.
“Jadi, apa yang kalian harapkan? Aku naga yang tidak bisa membunuh. Untuk apa kalian memintaku bergabung dalam perang? Percuma,” dia berniat pergi dari situ.
“Jamkkanman! Untuk itulah kami di sini, dengan sebuah misi yang bisa membantumu, membangun peranmu, melatihmu dalam menghadapi musuh, dan memberikan semangat padamu. Dengan kemampuanmu menyemburkan api dan sisik emas yang kuat tiada tanding itu kami yakin naga cacat akan berubah menjadi naga terkuat di Green Peas Land. Apa kau mau?” tawar Hyun Joong dengan penuh semangat. Keoptimisannya sudah mencapai batas maksimal sekarang.

            Mereka berempat bersorak gembira saat Hyung Jun menyatakan kesediaannya. Tentu saja Hyung Jun ingin menjadi naga yang hebat dan tangguh, walau di dalam dirinya masih tertanam ketakutan. Tapi Hyun Joong dan yang lainnya terus memberikan motivasi dan semangat padanya sampai membuat Hyung Jun yakin akan kemampuan dirinya.
            Berhari-hari mereka melatih Hyung Jun ini itu. Memang tidak mudah melatih seekor naga yang mengalami masalah mental. Mereka berempat tidak putus asa, begitu pula Hyung Jun. Dia justru semakin semangat dari hari ke hari. Kekuatannya pun semakin terlihat.
            Hyung Jun dilatih strategi perang dan berbagai hal. Hyun Joong dengan hwagolgeomnya melatih Hyung Jun adu senjata. Awalnya naga itu memang kesulitan menangkis atau menghindar, namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa memanfaatkan cakar, tanduk, gigi, serta sayap tajamnya untuk melawan. Bahkan Hyung Jun sudah bisa memanfaatkan ekor tajamnya untuk melukai musuh. Hampir saja Hyun Joong terkena sabetan ekor saat latihan terakhir.
            Kyu dengan kelincahan dan kegesitannya dalam berlari membuat Hyung Jun sedikit kualahan. Dia harus bisa memfokuskan pandangannya pada sosok kurcaci kecil itu. Mata naga memang diciptakan untuk mebuat sesuatu yang kecil menjadi tampak besar, sehingga setelah beberapa kali berlatih, Hyung Jun sudah bisa  menguasai matanya. Dia berhasil megenai Kyu dan membuat kurcaci itu terlempar sejauh 10 meter. Seperti biasa Kyu langsung menyumpah-nyumpah tapi dia tidak terluka sedikit pun.
            Young Saeng dengan senjata andalannya, busur serta panah perak elfnya melatih pendengaran sekaligus kegesitan sang naga. Awalnya tubuh Hyung Jun terkena panah itu berkali-kali. Untung saja naga itu punya sisik sekuat baja sehingga tubuhnya tidak terluka parah. Memang sangat sulit melukai naga berpelindung seperti itu. Hanya logam terbaik seperti hwagolgeom yang bisa menembus perisai naga. Setelah melewati banyak latihan dan percobaan, akhirnya Hyung Jun bisa menghindari panah elf dengan mudah meskipun tubuhnya begitu besar,
            Kemudian Jung Min membantu melatih Hyung Jun dengan berlari. Yah, Jung Min berlari dan melompat kesana-kemari begitu cepat dengan maksud melatih Hyung Jun dalam menangkap musuh saat terbang. Di awal tentu sangat sulit menangkap Jung Min yang cepat, tapi lama-kelamaan sang naga berhasil fokus dan dengan mudah menangkap sang werewolf menggunakan cakar tajamnya.
            Selain dilatih dengan ketrampilan masing-masing, Hyung Jun juga dilatih membunuh dan menghancurkan musuh. Hyun Joong, Young Saeng, KyuKyu, dan Jung Min menata batu-batu besar sebagai media penghancuran. Mereka berempat sekali lagi hanya melongo saat melihat Hyung Jun berhasil menghancurkan batu keras sebesar truk dengan sekali tebas. Dan juga, Hyung Jun berhasil menghanguskan 3 batu besar yang sama dengan semburan apinya. Tidak diragukan lagi, Hyung Jun adalah naga paling kuat di Green Peas Land. Beruntung sekali Hyun Joong mendapat bantuan senjata yang begitu hebat seperti ini. Hyun Joong yakin sisi baik Green Peas Land bisa menang dalam perang.

            “Sudah 3 hari kita berlatih dan mengejutkan sekali Hyung Jun telah berubah menjadi sosok yang berbeda, sosok yang begitu hebat dan penuh semangat,” kata Hyun Joong puas. Malam itu mereka berlima duduk melingkar di api unggun yang dibuat dari api Hyung Jun.
            “Gamsahamnida, aku sekarang bisa merasakan sesuatu yang berbeda dalam diriku. Aku sepertinya tidak takut apapun lagi. Satu-satunya yang kutakutkan hanya perintah sang pangeran.”
            “Aku harap kekutanmu tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak benar, Hyung Jun-ah,”
            “Siap, pangeran!”
            “Sekarang kita benar-benar kehabisan waktu, pangeran. Kalau tidak salah lusa sudah mulai musim panas. Apakah aku benar, Jung Min-ah? Bagaimana dengan insting binatangmu?”
            “Ne, lusa sudah mulai musim panas,” jawab Jung Min kalem, tapi tangannya dengan semangat menarik rambut panjang Kyu.
            “Jadi, apa pangeran punya rencana kembali ke Human Mainland dalam waktu sehari?” tanya Young Saeng berusaha tidak memperhatikan Kyu dan Jung Min.
            “Tenang saja, kita kan punya naga yang super hebat dan super cepat,” Hyun Joong menyenggol Hyung Jun penuh semangat.
            “Arraseo, aku bahkan hanya butuh 5 jam untuk sampai di Human Mainland.”

*501*

            Keesokan harinya mereka berlima bangun lebih pagi daripada biasanya. Mungkin mereka sudah tidak sabar untuk segera sampai di Human Mainland dan menanti perang yang akan dimulai esok. Semua barang-barang sudah selesai dikemas. Hyung Jun sudah menanti keempat kawannya dengan wujudnya sebagai naga perang yang perkasa.
            “Jadi, kita benar-benar naik naga?” tanya Jung Min sedikit tidak suka atau sedikit takut. Sekarang posisinya terbalik. Di awal Hyung Jun begitu takut pada Jung Min tapi sekarang Jung Min yang enggan dekat-dekat Hyung Jun.
            “Ini akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Kkaja!” Hyun Joong nampak begitu bersemangat dan segar, tidak seperti seseorang yang telah menempuh berminggu-minggu perjalanan.
            “Apakah naga cacat ini bisa mengantar kita ke Human Mainland dengan selamat?” tanya Kyu. Sebenarnya hanya bercanda, tapi Hyung Jun langsung menyemburkan api sampai membuat topi Kyu terbakar. Mungkin sebagai peringatan untuk tutup mulut sekaligus meyakinkan sang kurcaci akan kemampuan sang naga.
            “Apa itu sudah cukup untuk meyakinkanmu, Kyu?” ujar Young Saeng sambil terkekeh.
            “Geurae, geurae,” walau tidak berani memaki-maki, tetap saja Kyu mengomel sendiri sepanjang perjalanan.
            Setelah semua menempatkan posisi di atas punggung naga yang keras, tanpa banyak cakap lagi sang naga segera mengepakkan sayapnya, terbang menembus awan dan kabut tebal, menyeberangi hijau dan luasnya Negeri Green Peas, menempuh perjalanan dari Timur ke Barat, dari Draque Volcano ke Human Mainland.
Sekarang selesai sudah 4 misi Hyun Joong. Empat makhluk elemental dan satu manusia fana telah bersatu. Tinggal bagaimana Hyun Joong menghadapi misi utama yaitu perang melawan Hyungnya sendiri.

Langit tampak begitu kelabu, seolah mengetahui akan adanya kesedihan, perjuangan, dan pertumpahan darah di Negeri Green Peas. Saat ini rombongan masih dalam perjalanan pulang. Hyun Joong sedari tadi menengok ke bawah sambil mengingat perjalanan panjang yang sudah di tempuhnya hampir sebulan ini. Dia bisa melihat Silent Cave atau Gua Sunyi tempat ia menemukan para werewolf. Lalu ia melihat Glory Mountain milik kurcaci yang nampak berkilauan saking banyaknya emas di sana. Tak lama kemudian dia melihat Otter Valley, tapi ia heran tidak melihat kerajaan elf dari atas sini. Para elf benar-benar menyembuyikan kerajaannya dengan sangat baik.
Sejenak Hyun Joong dan yang lainnya menahan nafas saat melihat arak-arakan musuh yang begitu banyak tengah melintasi hutan Green Wood. Arak-arakan itu terlihat seperti lautan hitam yang mengerikan. Young Saeng merasa tidak tenang karena setahunya para orc dan goblin yang tergabung dalam arak-arakan itu tidak ramah terhadap tumbuh-tumbuhan hutan. Young Saeng memejamkan mata sejenak, seperti sedang berkonsentrasi. Saat Young Saeng membuka mata lagi, mereka bisa melihat kegaduhan kecil di bawah sana. Pohon-pohon seperti sedang mengamuk.
“Apa yang terjadi?” tanya Hyun Joong  masih sambil melihat ke bawah.
“Nampaknya pohon-pohon Green Wood tidak menyukai kedatangan prajurit hitam,” jawab Young Saeng dengan seulas senyum di bibirnya.
Tidak lama kemudian mereka telah sampai di atas Green Field. Mereka semakin menahan nafas dan tertegun melihat pemandangan mengerikan yang terhampar di bawah sana. Green Field yang begitu luas sepertiganya sudah terisi oleh prajurit hitam, banyak sekali. Tak disangka, pasukan orc dan goblin sudah terkumpul sebanyak itu selama seperempat abad. Itu saja belum semua yang berkumpul, masih ada ribuan pasukan di belakang. Harapan yang ada pada diri mereka hampir menguap melihat kerumunan musuh itu..
            Untung saja mereka kembali bersemangat dan kembali mempunyai harapan saat melihat berbagai tenda warna-warni berdiri di lingkungan Human Mainland, bahkan sampai keluar benteng. Itu dia, pasukan Elf, kurcaci, dan manusia yang siap bertempur sudah berkumpul. Walau jumlah mereka hanya separuh jumlah musuh, tapi mereka tetap optimis dengan kemenangan yang bisa diraih. Selama ini Hyun Joong sudah berusaha mengumpulkan pasukan yang berpihak padanya, dan dia harus optimis akan kemenangan.
            Perlahan-lahan Hyung Jun alias sang naga terbang rendah dan mendarat di halaman istana yang kosong. Awalnya orang-orang yang melihat Hyung Jun mendarat lagsung berhamburan melarikan diri karena tentu saja mereka tidak terbiasa melihat seekor naga besar. Namun begitu melihat Pangeran Hyun Joong, Pemimpin Kurcaci, Lord Heo, dan Pangeran Jung duduk di punggung naga, mereka bergegas kembali secepat mereka kabur tadi. Human Mainland langsung dipenuhi sorakan kegembiraan karena pemimpin-pemimpin mereka sudah kembali dengan selamat, sambil menunggang naga pula. Sinar mata penuh harap dari masyarakat dan prajurit langsung menyala begitu terang.
            “Pangeran Hyun!” teriak semua rakyat Human Mainland.
            “Aran! (King)” gumam para elf yang begitu memukau sambil membungkuk rendah begitu Young Saeng turun dari punggung Hyung Jun.
            Para kurcaci dan werewolf tidak tampak di kerumunan itu. Mungkin sedang di luar benteng atau sedang di gua-gua bawah tanah Human Mainland. Rakyat Human Mainland sejenak berbisik-bisik melihat Jung Min.
Begitu semua sudah turun, secara tiba-tiba Hyung Jun bertransformasi menjadi manusia. Tentu saja semua yang ada di situ (kecuali rombongan) memekik terkejut. Mereka setengah takut setengah kagum.
“Annyeong hasseyo!”  sapa Hyung Jun sambil tersenyum. Wajahnya yang tampan dan sorot mata ramah langsung menghipnotis manusia-manusia di situ. Sebentar saja dia sudah disukai di sana.
Hyun Joong tersenyum senang melihat seorang yeoja muncul dari dalam istana. Yeoja yang sangat dia rindukan, siapa lagi kalau bukan Hyun Gi, oraclenya. Yeoja berbaju hijau muda itu berlari-lari kecil ke arah Hyun Joong. Dia sempat ingin memeluk Hyun Joong tapi cepat diurungkan.
“Aku tahu Pangeran akan berhasil!” tentu saja Hyun Gi sangat gembira.
Tanpa diduga justru Hyun Joong yang memeluk Hyun Gi,”Hah,betapa aku merindukanmu,” perkataan Hyun Joong membuat yeoja itu tersipu. Sang pangeran melepas pelukannya,”Semua ini berkatmu juga, gomawo.”
“Kalian tiba tepat sehari sebelum perang di mulai. Pasukan hitam Young Joong sudah sampai di Green Field, banyak sekali Pangeran.”
“Ne, aku melihatnya saat terbang tadi. Tapi aku yakin kita pasti bisa mengalahkan mereka.”
“Aku sudah tidak sabar menusuk mereka dengan pedang emasku!” kata Kyu penuh semangat.
“Yah, aku ingin cepat-cepat menggigit leher mereka sampai putus,” gumam Jung Min, membuat orang-orang yang berdiri di sekitarnya mundur selangkah.
“Haha, ne kalian pasti sudah tidak sabar. Hajiman, lebih baik kita mempersiapkan diri, mengisi tenaga, dan istirahat cukup. Aku yakin para pengelana sangat lelah. Aku sudah menyiapkan semua, Pangeran,” ujar Hyun Gi.
“Geurae, kkaja masuk ke rumahku, chingudeul!” kata Hyun Joong penuh semangat kepada keempat temannya. Orang-orang yang berkumpul masih bersorak-sorai saat kelima pengelana memasuki istana.

*501*

            Akhirnya hari yang akan terukir dalam sejarah Negeri Green Peas datang juga. Sepanjang malam Hyun Joong tidak tidur. Dia terus memikirkan perang dan hyungnya. Sempat terpikir olehnya untuk berunding kembali dengan Young Joong mengenai perselisihan ini. Namun ia kembali teringat dengan keputusan bulat yang sudah diucapkan Young Joong mengenai perang perebutan tahta, akan sulit baginya membuka hati Young Joong yang sudah dipenuhi amarah dan hasratnya akan kekuasaan.  Walau begitu Hyun Joong tetap tidak bisa membayangkan akan mengorbankan rakyat-rakyatnya serta masayarakat lain dalam perang atau yang kebih buruk lagi ia harus membunuh Hyungnya sendiri. Hatinya begitu resah dan tidak tenang, namun semangat yang meluap tetap ada pada dirinya.
           Matahari musim panas pertama sudah tinggi saat semua pasukan Human Mainland baik manusia, elf, kurcaci, ataupun werewolf mulai mempersiapkan diri dengan perlengkapan seperti baju zirah dan senjata. Mereka pun telah menempatkan posisi di tempat yang sudah disusun oleh Hyun Joog bersama keempat kawannya tadi malam. Yeoja-yeoja dan anak-anak Human Mainland sudah diamankan di gua-gua bawah tanah. Perang akan dimulai begitu matahari mulai terbenam karena para orc dan goblin lebih suka berperang dalam gelap.
            Hyun Joong berjalan di benteng, mengecek posisi dan pertahanan terakhir. benteng putih Human Mainland sudah diisi banyak elf yang mengagumkan, bersenjatakan busur dan panah perak panjang yang sangat runcing. Ribuan elf yang tersebar di benteng itu telah berdiri dengan siaga di setiap sudut benteng. Sebagian ada yang melayang di atas benteng, meninjau ke depan dengan mata elf yang tajam sekaligus membidik musuk dalam jarak jauh. Young Saeng selaku pemimpin pasukan itu langsung turun menemui Hyun Joong. Aura kuat yang tidak dipahami Hyun Joong terpancar dari elf itu.
            “Pasukan pemanah sudah siap, Pangeran,” katanya penuh hormat.
            “Lakukan saja apa yang perlu dilakukan. Kau sudah tahu strategi kita,” Young Saeng membungkuk sekilas lalu kembali terbang. “No diriel!(Be  careful),” teriak Hyun Joong dalam bahasa elf membuat Young Saeng tersenyum.
            Hyun Joong terus berjalan sepanjang benteng lengkung itu sampai ia tiba di menara utama. Di sana berdiri salah satu kawan hebatnya, Hyung Jun. Dia tampak lebih santai dengan hanya menggunakan kaos. Mata naganya sibuk menerawang ke depan, kearah musuh-musuh hitam di kejauhan yang sudah siap menyerang.
            “Musuh semakin banyak saja, Pangeran.”
            “Kau tidak takut, kan?”
            “Tentu saja tidak! Aku akan membuktikan pada masayarakat Human Mainland terutama keluargaku bahwa aku adalah naga perang yang sangat hebat,”
Hyun Joong tersenyum,”Ngomong-ngomong, sebenarnya di mana keluargamu?”
            “Seperti yang pernah kubilang sebelumnya, mereka pergi ke negeri lain setelah perang besar itu. Naga umunya senang berperang jadi mereka mencari negeri lain yang sedang berperang seperti Narnia atau membantu Gondor di Middle Earth,”
            “Kenapa kau tidak ikut?”
            “Bukankah sudah jelas? Mereka mengaggap aku hanyalah aib, anggota keluarga yang termasuk dalam jenis hebat tapi tidak bisa berperang. Mereka semua meninggalkanku.”
            “Berarti ini adalah kesempatanmu untuk membuktikan bahwa mereka salah menilaimu,”
            “Yups! Ah, cepatlah pangeran, segeralah bersiap! Musuh semakin dekat,”
            “Geurae, berhati-hatilah, Hyung Jun-ah.”
            “Neodo, Pangeran. Ngomong-omong, Anda terlihat sangat mengagumkan. Aku merasa seperti orang yang sangat lemah jika berada di samping Pangeran, calon Raja Green Peas yang Agung!”  Hyung Jun membungkuk rendah. Hyun Joong hanya tersenyum lalu pergi dari menara.
Setelah memastikan pertahanan benteng oke, Sang Pangeran turun dan berjalan menuju pasukannya sendiri yang sudah bersiap di halaman dalam. Dia sendiri tergabung dalam pasukan berkuda dengan Galsaeg sebagai partnernya. Tentu saja, kuda kelabu itu sudah sembuh total berkat pengobatan para werewolf. Hyun Joong sangat senang melihat kudanya sudah kembali. Bahkan Galsaeg terlihat begitu mengagumkan dengan baju besinya.
“Kau siap, Galsaeg?” kuda itu hanya mendengus sambil mengibarkan surainya.
Sang Pangeran memakai pelindung kepala bajanya lalu naik di atas Galsaeg. Tangan kirinya memegang kekang kuda, sementara tangan kanannya menghunus hwagolgeom. Sosok Hyun Joong yang tinggi dan gagah menjulang di depan ribuan pasukan kudanya. Orang-orang menatapnya kagum karena Hyun Joong mengingatkan mereka pada Raja Kim Seon yang Agung. Bedanya, sorot mata Hyun Joong lebih memancarkan kesedihan dan kelembutan hati daripada kemarahan dan kebengisan. Tentu saja, perang pertamanya ini sangat berat mengingat dirinya harus berhadapan dengan orang yang sangat disayangi.
Pasukan berkuda itu berderap keluar benteng begitu Hyun Joong memberi aba-aba, bersiap menunggu musuh di luar. Mereka menghunus tombak-tombak panjang sebagai senjata penyerangan awal dan menyimpan pedang panjang sebagai senjata kedua. Beberapa orang dalam pasukan itu juga membawa panji-panji Human Mainland dan panji Negeri Green Peas.
Di belakang pasukan berkuda itu ada pasukan kurcaci gagah berani yang memancarkan aura perang yang sangat kuat. Tentu KyuKyu yang memimpin pasukan itu. Dia nampak sangat mengagumkan dan gagah dengan baju zirah emas sambil menghunus dua pedang kesayangannya, stabber. Pasukan-pasukannya menyandang berbagai senjata mengerikan, seperti kapak bermata besar, pedang, pisau tajam, dan lainnya. Sebagian dari mereka juga membawa perisai bundar.
Di halaman luar ternyata sudah diisi oleh pasukan werewolf yang sudah siaga. Para werewolf memang diposisikan paling depan karena lari mereka sangat cepat. Bahkan mereka tidak dibekali baju besi ataupun senjata karena hanya akan memperlambat lari, dan bukankah werewolf sudah mempunyai gigi dan cakar mematikan? Jung Min yang sudah bertransformasi sempurna menjadi serigala hanya melirik sekilas saat melihat pasukan berkuda Hyun Joong menghambur keluar dan berdiri di belakang barisan pasukannya.

Beberapa saat kemudian Hyun Joong dan pasukannya mendengar bunyi genderang, langkah kaki berat, dan detingan besi yang semakin lama semakin keras. Dari kejauhan mereka bisa melihat makhluk-makhluk berpakaian hitam bejalan menuju Human Mainland. Itu dia, musuh sudah datang, tepat ketika matahari terbenam sempurna. Malam begitu pekat tapi untung saja ada bulan yang bersinar redup di atas sana.
Hyun Joong menghela nafas saat musuh-musuh dalam jumlah besar itu berhenti beberapa meter di depan sana. Hyun Joong beserta Galsaeg maju perlahan di barisan paling depan, di samping Jung Min. Dari situ dia bisa melihat lebih jelas musuh-musuhnya. Di barisan depan ada banyak orc yang menunggang warg bersenjatakan tombak panjang dan pedang. Mereka tampak begitu bengis dan tidak sabar untuk segera membunuh. Namun sejauh mata Hyun Joong memandang, ia tidak melihat Young Joong.
“Kim Young Joong!” teriak Hyun Joong, bermaksud memanggil Hyungnya agar keluar dari kerumunan.
Sosok warg yang sangat besar muncul dari kerumunan. Di atasnya menjulang sosok namja tampan mirip Hyun Joong namun terlihat sangat dingin dan sedikit lelah. Sorot mata membunuhnya begitu mengerikan. Dia memakai baju besi hitam bergerigi tajam dan menyandang pedang besar yang ditempa dari emas putih. Hyun Joong tampak begitu senang bisa melihat hyungnya lagi, tapi sepertinya Young Joong justru tampak marah saat melihat dongsaengnya.
“Kau tidak menganggapku sebagai ‘HYUNG’ lagi rupanya,” katanya dingin.
“Hyung,” kata Hyun Joong lemah, seolah semngatnya menguap begitu saja karena saking merindukan namja satu itu.
“Ah, tapi aku tidak peduli, toh kamu sudah tidak kuanggap sebagai dongsaeng. Dongsaengku akan lebih membela hyungnya daripada abeojinya,”
“Tidak bisakah kita merundingkan ini? Aku akan memaafkan penghianatan Hyung,”
“Jangan percaya dia!” teriak sosok orc paling besar berwarna hijau yang mengerikan.
“Hahahaha, aku tidak butuh itu. Dengar, dongsaeng, kita pernah membicarakan ini sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan. Kau sangat bersikeras jadi aku terpaksa membawa makhluk-makhluk hebat ini,” sorot matanya semakin tajam.
“Itu orc hijau! Dia bangkit lagi! Hyung, kau hanya dimanfaatkan olehnya!”
“Cih, akulah yang memanfaatkan mereka. Mereka dengan patuh menurutiku, menjadi anak buahku, membantuku membentuk pasukan besar.”
“Ya, benar, tuan Young Joong akan menjadi pemimpin kami yang hebat,” kata orc hijau itu lagi sambil menyeringai pada Hyun Joong.
“Anieyo! Dia memanfaatkan Hyung untuk membunuhku, lalu dia akan membunuh Hyung karena sebenarnya dialah yang menginginkan kekuasaan mutlak Green Peas, bahkan sejak zaman Raja Kim Seon dulu,”
“Jangan sebut-sebut nama itu!”
Lalu Young Joong beserta warg tunggangannya berbalik menembus kerumunan, menuju barisan belakang. Orc hijau itu menyeringai senang pada Hyun Joong seolah-olah telah menang. Hyun Joong menjadi geram sendiri dan dalam satu aba-aba pasukannya maju untuk menyerang. Semangat perang Hyun Joong kali ini membara begitu panas, sudah tidak sabar untuk menebas orc hijau besar itu. Yah, tujuannya sekarang bukanlah Young Joong tapi orc hijau itu. Ternyata kekhawatirannya selama ini benar, kelemahan  dan ketergesaan hyungnya hanya dimanfaatkan oleh musuh.
Musuh juga memberi aba-aba dan pertempuran pun di mulai. Para werewolf saling berbeturan dengan warg-warg musuh. Dengan ganas para werewolf mencakar serta menggigit sampai putus leher musuh. Jung Min tampak sangat membabi buta menerjang orc-orc yang bisa dijangkaunya.
Akhirnya pasukan Hyun Joong sampai di kerumunan. Mereka saling adu pedang dengan para orc dan goblin. Tombak-tombak para penunggang kuda banyak yang mengenai tubuh orc tapi banyak pula yang terkena tusukan tombak musuh. Hyun Joong menebas sana-sini meggunakan hwagolgeom yang tampak bersinar-sinar dalam gelap, membuat mata musuh silau, dengan begitu Hyun Joong bisa menebas dengan mudah. Puluhan orc sudah berhasil ditumbangkannya. Hyun Joong terus maju, menyibak musuh yang menghalanginya dengan pedang. Dia bermaksud mencari orc hijau itu, tapi yang didapatnya justru Young Joong yang duduk tenang di atas warg sambil menghunus pedang berkilau, sama seperti miliknya. Sejenak mereka berhenti dan saling menatap. Young Joong menyeringai lalu menyerang Hyun Joong penuh semangat. Awalnya Hyun Joong merasa tidak enak hati, tidak mau menyerang orang yang disayanginya, tapi hyungnya itu terus berusaha menebasnya. Akhirnya Hyun Joong mendapat lawan yang seimbang karena mereka berdua sama-sama bersenjatakan pedang putih yang ditempa oleh orang yang sama bahkan waktu dan tempatnya pun sama.
Di benteng, para elf sudah dari tadi meluncurkan panah-panah mereka. Bidikan mereka tidak ada yang salah sasaran, semuanya tepat mengenai kepala musuh. Mengetahui serangan itu para orc tidak tinggal diam. Mereka meladeni para elf dengan menyerang benteng menggunakan ketapel kayu raksasa dan batu raksasa membara sebagai pelurunya. Seketika benteng Human Mainland dihantam batu-batu besar itu, membuat kerusakan di sana-sini dan kebakaran di menara-menara penjagaan. Elf-elf yang tidak siap pun berjatuhan. Young Saeng sangat marah melihat pasukannya berguguran, ia dengan berani terbang tepat di atas medan perang dan membidik orc yang melontarkan ketapel itu.
Dari atas sana Young Saeng bisa melihat KyuKyu yang sedang sibuk menusuk goblin-goblin dengan emas mematikannya. Kyu sangat gesit, lincah, dan cepat sampai-sampai pasukannya sendiri tertinggal jauh di belakang. Young Saeng sesekali juga membantu Kyu dengan membidiki goblin yang mengerubungi Kyu.
Young Saeng, Kyu, Jung Min, dan pasukannya serta para manusia sudah berhasil menggugurkan sepertiga musuh. Bahkan para goblin sudah semuanya mati akibat serangan liar kurcaci. Tiba-tiba genderang-genderang musuh berbunyi lagi dan muncullah sosok-sosok besar di kegelapan. Setelah diperhatikan dengan jelas, sosok itu terlihat sangat mengerikan. Tingginya 5 meter dengan kulit kasar berbonggol warna abu-abu kehijauan. Wajahnya sama buruk dengan goblin ataupun orc. Tangannya yang lebar menggenggam pentungan kayu super besar.
“Troll!!!” Teriak Kyu setengah antusias setengah takut. Jelas saja, tubuhnya hanya sebesar ibu jari troll.
“Ini di luar dugaan,” kata Young Saeng sambil mendarat perlahan di samping Kyu. Jung Min menghampiri mereka dan ikut menatap shock ke arah para troll yang berdatangan, “Musuh punya kejutan mengerikan, tapi kita juga punya kejutan dahsyat untuk mereka,” Young Saeng memejamkan mata, berusaha berkomunikasi dengan seseorang.
Benar saja, dari benteng muncul sosok besar yang bersinar sangat terang. Hyung Jun menerima aba-aba Young Saeng dan dia sudah bertransformasi sempurna menjadi naga emas yang sangat mengagumkan. Sang naga bertengger di menara sambil menyemburkan api mengerikan bermaksud menarik perhatian musuh sekaligus pamer.  Berhasil, musuh-musuh berhenti sejenak karena terkejut melihat naga itu. Mereka gemetar dan sempat berpikiran untuk mundur tapi segera diurungkan. Setelah puas pamer, Hyung Jun langsung terbang ke medan perang, menghanguskan ketapel-ketapel kayu dan membuat troll panggang dengan apinya. Dalam sekejap pun sepertiga musuh sudah dilenyapkannya seorang diri.  Sayang sekali orc-orc tangguh dari lembah hitam membentuk strategi penyerangan Hyung Jun dan pada akhirnya naga itu berhasil dibuat tidak berkutik dengan jeratan tali serta rantai-rantai besar. Mengetahui itu Young Saeng, KyuKyu, dan Jung Min menjadi semakin membabi buta menerjangi musuh di sekelilingnya. Mereka membuat rencana untuk menyelamatkan Hyung Jun.

*501*

            Perang masih berlanjut di sekitar Hyun Joong saat ia sedang sibuk beradu pedang dengan Young Joong. Hwagolgeom yang beradu dengan Beugolgeom (pedang Young Joong) menghasilkan semacam percikan-percikan kecil. Kedua pedang pemberian Raja Kim Seon itu seharusnya tidak digunakan untuk saling beradu, namun untuk memberantas musuh-musuh jahat. Mereka berdua sudah tidak berada di atas kuda ataupun warg karena mereka sudah berhasil menjatuhkan satu sama lain. Warg yang ditunggangi Young Joong mati sementara Galsaeg cedera tapi masih hidup.
            Young Joong tampak begitu bersemangat mengayunkan pedangnya, berharap bisa menebas Hyun Joong. Berbeda dengan hyungnya, Hyun Joong jutru hanya setengah hati saat memainkan hwagolgeom. Dia lebih banyak menangkis dan mempertahankan diri daripada menyerang. Di sela-sela pertempuran itu, Hyun Joong selalu berusaha mengajak Young Joong bicara. Namun namja itu tidak pernah menggubris dan terus saja mengayunkan pedangnya semangat.
            “Troll? Bagaimana bisa hyung mengumpulkan mereka?” Hyun Joong tampak shock melihat kedatangan para troll di kegelapan, walau begitu ia tetap berusaha fokus pada serangan Young Joong.
            “Hahaha, tentu saja bisa! Kau dan pasukanmu benar-benar akan binasa!”
            Trang! Sekali lagi pedang mereka berbenturan dengan keras.  Tiba-tiba dari kejauhan mereka melihat semburan api di benteng Human Mainland, membuat mereka menghentikan aktivitas sejenak. Young Joong tampak pucat melihat sosok naga mengerikan terbang di langit mala. Namun semangat berperang dan membunuh kembali merasuki dirinya. Dia masih saja berusaha menebas Hyun Joong.
            Sebenarnya Hyun Joong bisa mengalahkan hyungnya karena dia sudah menemukan titik kelemahan Young Joong selama beradu tadi. Walau begitu ia tidak berniat membunuh hyungnya. Seharusnya Young Joong juga bisa mengetahui kelemahan Hyun Joong, tapi akibat tergesa-gesa dan kemarahan yang suah meluap membuatnya tidak memperhatikan dengan jeli.
            Sosok orc hijau sedari tadi mengawasi pertempuran dua manusia itu dari kejauhan. Karena sudah tidak sabar, dia mengambil senjatanya dan membidik Hyun Joong. Panah berbulu hitam melesat begitu cepat dan menancap di lengan kanan Hyun Joong.
            “Argh!”
            Kesempatan itu tidak disia-siakan Young Joong. Dengan sekali ayunan dia berhasil membuat pedang Hyun Joong terbelah menjadi dua dan terlempar cukup jauh. Hyun Joong jatuh dengan posisi berlutut sambil berusaha mencabut pedang di lengannya. Young Joong berdiri angkuh di depannya sambil menempatkan beugolgeom ke leher Hyun Joong.
            “Hyung, kau tidak akan melakukan ini,” kata Hyun Joong lirih. Harapannya kali ini diserahkan pada kebaikan hati hyungnya yang entah masih tersisa berapa persen.
            “Oh, tentu aku bisa,” leher Hyun Joong berdarah terkena sayatan kecil beugolgeom.
            “Geurae, bunuh aku. Kau adalah hyungku yang sangat hebat, kuat, dan tak terkalahkan. Gomawo karena selama ini hyung telah mengajariku bermain senjata, membimbingku jika aku melakukan kesalahan, melindungiku dari segala bahaya, dan menghiburku jika aku sedih. Mianhae jika aku punya banyak kesalahan pada hyung. Saranghaeyo,”
            Young Joong tampak getir ditatap seperti itu oleh Hyun Joong. Perkataan dongsaengnya membuat pikirannya berkecamuk, marah, menyesal, dan bingung. Tangannya yang menggenggam pedang gemetar, tangan yang satunya mengepal erat. Tatapan matanya yang menyorot tajam tidak sedingin sebelumnya. 
            Tiba-tiba panah berbulu hitam melesat sekali lagi. Kali ini justru Young Joong sasarannya. Panah itu tepat menembus dada kiri Young Joong. Cengkramannya di beugolgeom terlepas begitu saja saat tubuhnya ambruk.
            “Young Joong Hyung!” teriak Hyun Joong sambil mendekati hyungnya. Tanpa disadarinya air mata sudah membasahi pipinya. Hyun Joong berusaha mencabut panah itu tapi Young Joong yang sedang berada di ambang kematian melarangnya.   Dia menatap Hyun Joong dengan sorot hangat.
            “Mianhae,” katanya lirih lalu terpejam.
            Air mata Hyun Joong mengalir semakin deras. Kedua tangannya mengepal sangat erat begitu mendengar suara tawa memuakkan di dekatnya. Sosok orc hijau besar berdiri di belakangnya sambil tertawa keras. Tangan kirinya membawa busur dan tangan kanannya menggenggam panah berbulu hitam. Kemarahan Hyun Joong sudah tak terbendung lagi. Dengan tangan kirinya ia mengambil beugolgeom dan langsung meyerang orc jelek itu.
            Orc hijau nampak tekejut dengan serangan itu, tapi dia berhasil menangkis dengan busurnya. Tentu saja busurnya langsung terbelah menjadi dua. Orc hijau yang semula tertawa langsung geram dan segera mengambil pedang lengkung yang tergantung di pinggangnya.
            Akhirnya pertempuran kedua Hyun Joong dimulai. Dengan kemarahan yang meluap ia mengayunkan beugolgeom dengan tangan kiri. Walau susah, tapi Hyun Joong bisa mengontrol pedang itu dengan sangat baik. Kali ini Hyun Joong tidak mau berbelas kasih, dia lebih banyak menyerang. Luka pada lengan kanannya tidak dipedulikan walau terasa sangat nyeri.
            “Selama ini kau memang hanya memanfaatkan hyungku, orc busuk!”
            “Tentu saja! Hahaha, manusia terlalu lemah. Dia bahkan tidak sampai hati membunuh adiknya sendiri, cih,”
            Orc itu berhasil menyayat kaki Hyun Joong cukup dalam. Sang pangeran ambruk tapi tetap berusaha menyerang. Hyun Joong sadar, kemarahannya yang berlebihan membuatnya lemah dalam pertahanan. Dia diam sejenak, membiarkan orc hijau itu tertawa puas melihatnya jatuh.
            Langsung saja dengan sekali sentakan Hyun Joong berhasil menusuk perut gempal orc itu selagi tertawa. Orc hijau itu ternyata sangat gigih, dia masih berusaha mengayunkan pedangnya. Hyun Joong mencabut pedangnya yang tertancap di perut orc lalu menebas tangan kanan orc sampai putus. Pedang besar orc jatuh berkelontangan di tanah. Sebagai puncaknya, Hyun Joong menusuk jantung orc hijau dan berakhirlah sudah pertempurannya. Hyun Joong sudah tidak memperhatikan pertempuran di sekelilingnya. Tenaganya habis dan luka pada tubuhnya berusaha merenggutnya dari kesadaran.

*501*
           
            Pertempuran benar-benar berakhir saat matahari mulai terbit di ufuk timur sana.  Hyun Joong mengerjap sekali saat merasakan cahaya matahari yang menyilaukan menimpa wajah lusuhnya. Dia sudah membuka mata sepenuhnya dan yang dilihatnya pertama kali adalah langit biru musim panas yang sangat cerah tanpa awan menggantung di atasnya. Hyun Joong berusaha bangkit, tapi kedua kaki dan tangannya tidak bisa digerakkan. Hyun Joong baru menyadari kalau dia masih berada di medan perang. Di sekelilingnya terhirup aroma busuk kematian bahkan orc hijau yang dibunuhnya masih tergelatak di dekatnya. Hyun Joong sempat khawatir dirinya adalah satu-satunya orang yang selamat dalam pertempuran.
            Akhirnya dengan usaha yang luar biasa, Sang Pangeran berhasil berdiri walaupun tidak tegak. Hatinya mencelos melihat pemandangan di sekitarnya. Sejauh mata memandang yang dilihatnya hanya tubuh tak bernyawa yang sangat banyak. Tidak hanya orc ataupun goblin, tapi juga  orang-orang yang dikenalnya. Banyak elf, kurcaci, dan manusia juga tergeletak di sana. Yang lebih menyedihkan, dia melihat lagi tubuh Young Joong yang terbaring pucat dan kuda kelabu kesayangnnya tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan. Hyun Joong menangkupkan kedua tangannya, membendung air matanya yang mengalir lagi.
            “Itu dia! Hyun Joong masih hidup!” teriak sosok elf dari atas yang tak lain adalah Young Saeng. Dia mendarat di samping Hyun Joong dan langsung memeluknya, “Aku pikir kau sudah mati,”
            Hyun Joong balas memeluk Young Saeng. Dia tidak mengatakan apapun. Young Saeng hanya mengelus punggung Hyun Joong setelah melihat Young Joong dan Galsaeg tergeletak tak bernyawa di dekatnya.
            “Raja Hyun!” suara cempreng Kyu menyadarkan Hyun Joong dari kesedihan. Dia menatap kurcaci yang tengah menunggang werewolf itu dengan seulas senyum tipis.
            “Aku senang kalian selamat,”
            “Kami juga sangat senang mengetahui raja kami selamat dalam pertempuran. Kkaja! Kau terlihat sangat payah, Hyun. Lukamu harus segera diobati,” Young Saeng menawarkan punggungnya dan Hyun Joong dengan senang hati digendong Young Saeng. Mereka melayang cepat menuju Human Mainland.
            “Lalu, di mana Hyung Jun? Dia sudah pasti selamat, kan?”
            “Tentu saja. Walau dia sempat dilumpuhkan musuh, tapi aku, Kyu, dan Jung Min berhasil menyelamatkannya. Hyung Jun saat ini sedang terbaring di rumah peristirahatan karena tulangnya patah,”
            “Kasihan sekali,”
            “Tapi Hyung Jun sangat hebat. Dia mengalahkan sepertiga musuh seorang diri,”
            “Ah, tidak diragukan lagi,”

            Akhirnya mereka sampai di Human Mainland. Hyun Joong langsung mendapat sambutan dari seluruh rakyatnya. Tidak hanya manusia, tapi juga elf dan kurcaci yang masih selamat dalam pertempuran. Hyun Joong segera dibawa ke rumah peristirahatan untuk menjalani pengobatan. Dalam 3 hari saja luka di tubuhnya sudah sempuh total.
            Kehilangan yang dirasakan oleh orang-orang terutama Hyun Joong benar-benar luar bisa. Dia kehilangan separuh prajurit berkudanya, sepertiga elf, ratusan kurcaci, dan setengah werewolf. Terutama yang membuatnya sangat terpukul adalah kehilangan Young Joong dan galsaeg. Jasad Young Joong dikuburkan di pemakaman Human Mainland berdampingan dengan makam Raja Kim Seon. Awalnya masayarakat tidak menerima jika Young Joong di makamkan di keluarga raja, namun bagi Hyun Joong, Young Joong tetaplah hyungnya, bukan seorang penghianat. Sementara Galsaeg juga di makamkan di antara keluarga raja berkat jasa-jasa yang sudah dilakukannya.
Walau sangat sedih, di sisi lain Hyun Joong juga merasa sangat lega dan senang karena sisi baik Negeri Green Peas sekali lagi telah memenangkan pertempuran luar biasa. Dia merasa usahanya dari awal pencarian sampai perang tidak terlalu mengecewakan. Dia berhasil mempertahankan sahabat-sahabatnya walau tidak semua. Dia berhasil menjalin hubungan baik dengan seluruh makhluk Green Peas. Dia berhasil memusnahkan makhluk gelap dalam jumlah besar. Dia berhasil dinobatkan menjadi Raja Utama Green Peas Land menggantikan Raja Kim Seon, abeojinya.
Akhir cerita, keempat pengelana  kembali menjalani kehidupan masing-masing dengan sedikit perubahan. Young Saeng alias Lord Heo memutuskan untuk tidak menyembunyikan keberadaan Elf Kingdom lagi. KyuKyu dengan senang hati membuka bisnis perdangangan batu dan logam mulia ke seluruh penjuru negeri. Kejayaan Glory Mountain semakin besar setelah para kurcaci mengetahui teknik pembuatan emas putih. Jung Min dan kelompoknya tidak kembali ke Silent Cave, mereka diterima dengan senang hati di Human Mainland sebagai prajurit dan pahlawan kebanggan Raja. Hyung Jun pun tidak kembali ke Draque Volcano, dia lebih nyaman tinggal di Human Mainland sebagai manusia. Awalnya dia ingin pergi mencari keluarganya namun dia sadar keluarganya saat ini ada di Human Mainland. Dia tidak bisa meninggalkan Hyun Joong begitu saja. Sementara Raja Hyun Joong, dia sudah bisa hidup tenang bersama rakyat dan sahabat-sahabatnya. Dia menjadi raja yang berani, baik, rendah hati, perhatian, dan pintar sehingga disenangi oleh seluruh rakyatnya. Dan pada akhirnya Hyun Joong berhasil menikah dengan Shin Hyun Gi, oracle yang sudah dicintainya sejak dulu.

*THE END*

Jadi, kalian suka karakter yang mana nih? kk~
kalau aku jelas Lord Heo <3

DON'T FORGET TO RCL!
NO PLAGIATOR!! NO SILENT READER!!



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog
©2014 FF501. Powered by Blogger.

Newest Updates

Popular Posts

- Copyright © Fanfiction for SS501 -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -